Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) HARGA DIRI


RENDAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu : Ns. Maria M. Purba, S.Kep, M. Med. Ed

NIP : 19701212 199803 2 009

DISUSUN OLEH KELOMPOK II

1. Alyanur fadia PO.62.20.1.20.112


2. Andre febrian PO.62.20.1.20.113
3. Annisa berliana rizkya PO.62.20.1.20.114
4. Aprillia angelina PO.62.20.1.20.115
5. Carolin eka setianata PO.62.20.1.20.116
6. Denny kurniawan PO.62.20.1.20.117
7. Edi siswanto PO.62.20.1.20.118
8. Esther magdalema siagian PO.62.20.1.20.119

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

KELAS REGULER ANGKATAN VI SEMESTER IV

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas proposal dengan judul
“Terapi Aktivitas Kelompok Harga Diri Rendah” ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas yang telah diberikan oleh Ibu Dosen Ns. Maria M. Purba, S.Kep,
M. Med. Ed pada mata kuliah keperawatan jiwa.

Penulisan proposal dengan judul “Terapi Aktivitas Kelompok Harga Diri


Rendah” ini dapat diselesaikan. Kami berharap proposal “Terapi Aktivitas
Kelompok Harga Diri Rendah” dapat menjadi referensi bagi masyarakat dan juga
mahasiswa. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan ilmu dan
pengetahuan. Serta isi makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dengan
kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan.
Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan
proposal. Demikian kata pengantar ini kami sampaikan. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terimakasih.

Palangka Raya, 22 Februari 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan Penulisan........................................................................................
D. Manfaat Penulisan......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
A. Konsep Dasar Terapi Aktivitas Kelompok.................................................
1. Pengertian TAK....................................................................................
2. Tujuan TAK..........................................................................................
3. Jenis-jenis TAK....................................................................................
4. ..............................................................................................................
B. Konsep Dasar Harga Diri Rendah .............................................................
1. Pengertian.............................................................................................
2. Jenis Harga Diri Rendah.......................................................................
3. Faktor Penyebab Harga Diri Rendah....................................................
4. Tanda dan Gejala..................................................................................
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TAK HARGA DIRI RENDAH.
A. Pengkajian.................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan..............................................................................
C. Intervensi Keperawatan.............................................................................
D. Implementasi Keperawatan.......................................................................
E. Evaluasi Keperawatan...............................................................................
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................
BAB V PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modaliras
yang dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Terapi aktivitas kelompok sudah sejak
lama dimasukkan dalam program terapi keperawatan di dunia yang
merupakan salah satu dari intervensi keperawatan yang diprogramkan
terhadap pasien (Ningsih, Murtiani & Ilyas, 2013).
Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang
dirinya sendiri. Penghargaan diri yang tinggi mungkin tidak hanya
memandang dirinya sebagai seseorang, tetapi juga sebagai seseorang yang
baik.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan konsep dasar terapi aktivitas kelompok
2. Menjelaskan konsep dasar harga diri rendah
3. Menjelaskan definisi pengkajian
4. Menjelaskan definisi diagnosis keperawatan
5. Menjelaskan intervensi keperawatan
6. Menjelaskan implementasi keperawatan
7. Menjelaskan definisi evaluasi keperawatan
8. Menjelaskan bagaimana pengkajian keperawatan
9. Menjelaskan bagaimana diagnosis keperawatan
10. Menjelaskan bagaimana intervensi keperawatan
11. Menjelaskan bagaimana implementasi keperawatan

i
D. Manfaat Penulisan

ii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Terapi Aktivitas Kelompok


1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah salah satu terapi
modalitas yang dilakukan oleh seorang perawat pada sekelompok klien
dengan masalah keperawatan yang sama (Keliat & Pawirowiyono,
2014).
Terapi aktivitas kelompok (TAK) yang mengupayakan secara
bersama untuk melakukan upaya mengorientasikan klien pada keadaan
nyata tentang diri sendiri, orang lain, lingkungan/tempat dan waktu.

2. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok


a. Mengembangkan stimulasi kognitif
Tipe : bibliotherapy
Aktivitas : menggunakan artikel, sajak, puisi, buku, surat kabar
untuk merangsang dan mengembangkan hubungan
dengan orang lain.

b. Mengembangkan stimulasi sensori


Tipe : musik, seni, menari
Aktivitas : menyediakan kegiatan, mengekspresikan perasaan
Tipe : relaksasi
Aktivitas : belajar teknik relaksasi dengan cara napas dalam,
relaksasi otot, dan imajinasi.

c. Mengembangkan orientasi realitas


Tipe : kelompok orientasi realitas, kelompok validasi.
Aktivitas : fokus pada orientasi waktu, tempat dan orang, benar,

iii
salah bantu memenuhi kebutuhan.

d. Mengembangkan sosialisasi
Tipe : kelompok remitivasi
Aktivitas : mengorientasikan klien yang menarik diri, regresi
Tipe : kelompok mengingatkan
Aktivitas : fokus pada mengingatkan untuk menetapkan arti
positif.

3. Jenis – Jenis Terapi Aktivitas Kelompok


a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Terapi aktivitas kelompok stimulus kognitif/persepsi adalah terapi
yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami
kemunduran orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya
memotivasi proses berfikir dan afektif serta mengurangi perilaku
maladaptif.
1) Tujuan :
- Meningkatkan kemampuan orientasi realita
- Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
- Meningkatkan kemampuan intelektual
- Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain
- Mengemukakan perasaanya
2) Karakteristik :
- Penderita dengan gangguan persepsi yang berhubungan
dengan nilai - nilai
- Menarik diri dari realitas
- Inisiasi atau ide-ide negatif
- Kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif
dan mau mengikuti kegiatan

b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori

iv
Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada
penderita yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik
yang digunakan meliputi fasilitasi penggunaan panca indera dan
kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal maupun
eksternal.
1) Tujuan :
- Meningkatkan kemampuan sensori
- Meningkatkan upaya memusatkan perhatian
- Meningkatkan kesegaran jasmani
- Mengekspresikan perasaan

c. Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas


Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan
untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas).
Umumnya dilaksanakan pada kelompok yang menghalami
gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Teknik yang
digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun
secara didaktik.
1) Tujuan :
- Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran,
perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim,
bunyi, situasi alam sekitar)
- Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
- Pembicaraan penderita sesuai realita
- Penderita mampu mengenali diri sendiri
- Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat
2) Karakteristik :
- Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR) :
(halusinasi, ilusi, waham, dan depresonalisasi) yang sudah
dapat berinteraksi dengan orang lain
- Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat
yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain

v
- Penderita kooperatif
- Dapat berkomunikasi verbal dengan baik
- Kondisi fisik dalam keadaan sehat

d. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi


Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan
klien dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi
psikoterapis untuk :
- Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
- Memberi tanggapan terhadap orang lain
- Mengekspresikan ide dan tukar persepsi
- Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan
1) Tujuan umum :
Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota
kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi
tanggapan terhadap orang lain, mengekpresikan ide serta
menerima stimulus eksternal.
2) Tujuan khusus :
- Penderita mampu menyebutkan identitasnya
- Menyebutkan identitas penderita lain
- Berespon terhadap penderita lain
- Mengikuti aturan main
- Mengemukakan pendapat dan perasaannya
3) Karakteristik :
- Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk
mengikuti kegiatan ruangan
- Penderita sering berada ditempat tidur
- Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
- Penderita dengan harga diri rendah
- Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas

vi
- Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab
seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan
- Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik

e. Penyaluran energi
Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi
secara kontruktif dimana memungkinkan penembanghan pola-pola
penyaluran energi seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin
secara konstruktif dengan tanpa menimbulkan kerugian pada diri
sendiri maupun lingkungan.
1) Tujuan :
- Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif.
- Mengekspresikan perasaan
- Meningkatkan hubungan interpersonal

B. Konsep Dasar Harga Diri Rendah


1. Pengertian
Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat &
Akemat, 2010). Menurut Towsend, gangguan harga diri rendah adalah
evaluasi terhadap diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negative yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung
diekspresikan. Harga dri rendah juga dapat didefinisikan sebagai
perasaan tidak berguna, tidak berarti, dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri dan kemampuan
diri (Fajariyah, 2012).
Harga diri rendah adalah pendapat seseorang tentang dirinya
sendiri. Ketika seseorang memiliki harga diri yang sehat, maka
seseorang akan berpikir positif tentang dirinya sendiri dan optimis
tentang kehidupan secara umum. Orang dengan harga diri yang sehat
tahu bahwa dirinya berharga dan dapat disebut sebagai orang yang

vii
memiliki kualitas positif terhap dirinya. Contohnya seperti “Saya
adalah teman yang baik”, “Saya baik” atau “Saya orang yang jujur”.
Ketika seseorang memiliki harga diri yang rendah maka dia akan
melihat dirinya sendiri dengan berpikir hal yang negatif. Seseorang
yang memiliki harga diri yang rendah mungkin merasa cemas, sedih,
rendah, dan tidak termotivasi. Orang yang memiliki harga diri rendah
tidak mampu menghadapi apapun atau ragu dalam menghadapi
tantangan atau hal. Dan akan berbicara pada dirinya sendiri dengan
kasar dalam pikiran dan negatif. Contohnya seperti, “Kamu bodoh”,
“Kamu tidak akan pernah bosa mengatasi ini”, atau “Aku tidak berarti
apa-apa”.
Maka dapat disimpulkan, bahwa hariga diri rendah merupakan
perasaaan negative terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan baik
secara langsung maupun tidak langsing yang terkait dengan
mekanisme koping tiap individu yang berbeda-beda tergantung dari
efektif atau tidaknya baik dari diri sendiri ataupun dari pihak keluarga.

2. Jenis Harga Diri Rendah


Jenis harga diri rendah menurut Dalami dkk (2009), harga diri rendah
itu dapat terjadi secara :
1) Situasional, yaitu terjadi karena trauma yang tiba-tiba. Misalnya
harus menjalani operasi, kecelakaan, diceraikan oleh suami, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena terjadi
sesuatu (korban pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga rendah diri karena,
berikut seperti ini:
a) Privasi yang kurang diperhatikan, misalnya saat melakukan
pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan (pencukuran rambut pubis, pemasangan kateter,
pemeriksaan perineal).
b) Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat atau sakit.

viii
c) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya
saat berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa suatu penjelasan,
berbagai tindkaan yang dilakukan tanpa adanya persetujuan.
2) Kronik, yaitu perasaan negative terhadap diri sendiri telah
berlangsung lama yaitu sebelum sakit dan dirawat. Klien ini
mempunyai cara berpikir negatif, kejadian sakit, dirawat akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

3. Faktor Penyebab Harga Diri Rendah


KOSONG

4. Tanda dan Gejala


KOSONG

5. Akibat terjadinya harga diri rendah

Menurut Karika (2015) harga diri rendah dapat berisiko terjadinya


iolasi sosial : menarik diri, isolasi soasial menarik diri adalah
gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang
maladaptif mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial. Dan
sering dirtunjukan dengan perilaku antara lain :

Data subyektif :

-Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan atau pembicaraan.

-Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang


lain.

-Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain.

Data obyektif :

-Kurang spontan ketika diajak bicara.

-Apatis.

-Ekspresi wajah kosong.

ix
-Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal.

-Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara.

6. Cara Mengatasi Harga Diri rendah

1. Lakukan hal-hal yang Anda sukai

Baik itu menari, mandi air panas atau membaca. Lakukan sesuatu
yang membuat bahagia untuk mendorong emosi dan perasaan positif.

2.AkuiPencapaian
Ingatkan diri sendiri tentang pencapaian dan akui itu. Catat kekuatan
Anda dan merasa nyaman dengan diri sendiri.

3. Terima kegagalannya

Jika telah gagal dalam sesuatu, terimalah dan lanjutkan. Katakan pada


diri sendiri bahwa setiap orang mengalami penolakan dan kita tidak
sendirian dalam situasi ini.

4. Bicaralah dengan orang yang kita cintai

Kelilingi diri dengan orang-orang yang kita cintai dan beri tahu
mereka tentang kekhawatiran kita alih-alih menahan mereka. Teman
dan lingkungan sosial yang tepat pasti akan membuat kita merasa
lebih baik.

5. Memperbaiki diri sendiri

Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri sendiri. Kerjakan


aspek yang membuatkita merasa tidak berharga dan hadapi serta
ubah kekurangan kita, jika ada.

x
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TERAPI AKTIVITAS


KELOMPOK PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI
RENDAH

A. Pengkajian
KOSONG

B. Diagnosa Keperawatan
KOSONG

C. Intervensi Keperawatan
KOSONG

D. Implementasi Keperawatan
KOSONG

xi
E. Evaluasi Keperawatan
KOSONG

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

xii
BAB V
PENUTUP

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Ensiklopedia Bebas, Wikipedia Bahasa Indonesia. (2020). Harga Diri. Online


(https://id.wikipedia.org/wiki/Harga_diri#:~:text=Harga%20diri%20adalah
%20pandangan%20keseluruhan,juga%20sebagai%20seseorang%20yang
%20baik.) di akses 3 april 2022

Susana Ade, Sarka dkk. (2007). Terapi Modalitas dalam Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jogjakarta. Penerbit Mitra Cendikia Press

Whalley, Matthew & Kaur Hardeep. (2021). Low Self-Esteem. Online


(https://www.psychologytools.com/self-help/low-self-esteem/) di akses 3 april
2022

Pakdosen. (2022). Terapi Aktivitas Kelompok. Online


(https://pakdosen.co.id/terapi-aktivitas-kelompok/ ) di akses 1 april 2022

Yunia Pratiwi. (11 Desember 2020). Cara Meningkatkan Harga Diri dan Bangkit
Kembali dengan Cepat. Online . https://cantik.tempo.co/read/1413708/5-cara-
meningkatkan-harga-diri-dan-bangkit-kembali-dengan-cepat .Diakses 1 april 2022

xiv
xv

Anda mungkin juga menyukai