Anda di halaman 1dari 16

PROPORAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

ORIENTASI REALITA

Dosen Pembimbing : Teguh Pribadi, Ns., M. Sc

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Nama                     NPM

1. Hanisa Aprilia Putri 21320052


2. Erliana Maharani 21320009
3. Yonathan Marcelino 21320022
4. Pabio Leo Capilo 21320020
5. Alya Lutfia Kalsum 21320045

KELAS A
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Proposal yang berjudul “Orientasi Realita” ini
tepat pada waktunya.
Adapun pembahasan yang kami ambil pada saat ini adalah mengenai Proposal Kegiatan
Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita yang memuat tentang kegiatan
bermain/permainan.
Makalah ini memuat dan memberikan gambaran kepada Mahasiswa/mahasiswi  agar
mampu memahami dan mengetahui cara yang dilakukan untuk memberikan terapi pada
pasien yang mengalami gangguan jiwa. Sehingga dalam pemberian Asuhan keperawatan,
perawat mempunyai pedoman dan kiat yang baik kepada masyarakat.
Kiranya materi ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita sebagai perawat dalam
menjalani proses keperawatan, sehingga dalam memberikan terapi bagi pasien/klien, kita
sudah bisa memahami konsep pemberian terapi yang baik pada klien.
Kami menyadari bahwa makalah ini perlu dikaji dan disempurnakan kembali, dengan
kritik dan saran yang mendukung dan membangun dari berbagai pihak, terlebih bila kita
diskusikan bersama-sama untuk perbaikan yang akan datang.
Akhir kata kami sampaikan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini sehingga bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 3 April 2023

                                                                Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1  Latar Belakang....................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................5
2.1. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas..................................5
2.2. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita.........................................5
2.3.   Masalah Keperawatan.......................................................................................5
2.4. Aktivitas dan indikasi TAK orientasi realitas.....................................................6
2.5.  Penilaian Kegiatan TAK Orientasi Realita......................................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................................14
3.1.   Simpulan.........................................................................................................14
3.2.   Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang
lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan social. Kebutuhan social yang
dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan
orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernytaan diri.
Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu
beradadalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu memerlukan hubungan
timbal balik, hal ini bisa melalaui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif
dalam upaya pencegahan dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan
kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan
bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien/klien, dan
meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptive.
Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas
kelompok melalui dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah,
meningkatkan hubungan internasional dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing)
pada klien dengan gangguan orientasi realitas ( Birckhead, 1989).
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan
dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan
terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.
Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota
kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian
masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam
kelompok.
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality
testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal
ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada
klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus
secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi
stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita?
1.2.2. Apa Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita?
1.2.3. Bagaimana Masalah Keperawatan/ Sasarannya?
1.2.4. Bagaimana Aktivitas dan indikasi TAK orientasi realitas?
1.2.5. Bagaimana Penilaian Pada Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita ?
1.3 Tujuan
       1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mempraktekkan dan memahami terapi aktivitas kelompok orientasi
realita pada pasien gangguan jiwa.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Memahami Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita
1.3.2.2. Memahami Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita
1.3.2.3. Mengetahui Masalah Keperawatan/ Sasarannya
1.3.2.4. Mengerti Aktivitas dan indikasi TAK orientasi realitas
1.3.2.5. Mengerti Cara Penilaian Pada Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas


Gangguan Orientasi Realitas adalah ketidakmampuan membedakan lamunan dan
kenyataan sehingga muncul perilaku yang sukar dimengerti dan menakutkan.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain,saling bergantungan dan mempunyai norma yang sama (struart & laraia, 2001).
Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/tempat, dan waktu.
TAK Orientasi Realita berupaya dalam mengorientasikan keadaan nyata kepada klien
baik diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (waktu, tempat). Dimana Jenis TAK
Orientasi Realita yaitu :
1. Orientasi Realitas pengenalan orang
2. TAK Orientasi Realitas pengenalan tempat
3. TAK Orientasi Realitas pengenalan waktu.

2.2. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita


2.2.1.   Tujuan Umum
Tujuan umum TAK Orientasi realitas adalah klien mampu mengenali orang, tempat dan
waktu sesuai kenyataan.

2.2.2.   Tujuan Khusus
1.      Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
2.      Klien mengenal waktu dengan tepat
3.      Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya dengan tepat

2.3.   Masalah Keperawatan
Therapi aktivitas kelompok orientasi realita ditujukan pada klien dengan masalah
keperawatan :
1.      Salah mengenal orang lain, tempat dan waktu
2.      Halusinasi
3.      Waham
4.      Dimensia
5.      Kebingungan
6.      Tidak kenal dirinya

2.4. Aktivitas dan indikasi TAK orientasi realitas


Aktivitas TAK orientasi realitas, dimana aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa
aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi TAK
orientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah
mengenal orang lain, tempat dan waktu (Keliat dan Akemat, 2005).
TAK orientasi realitas terdiri dari 3 sesi, yaitu sesi 1: pengenalan orang, sesi 2:
pengenalan tempat dan sesi 3: pengenalan waktu (Keliat dan Akemat, 2005). Selengkapnya
pelaksanaan TAK orientasi realitas, adalah sebagai berikut:

2.4.1.  Sesi 1 Pengenalan Orang


1. Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama-nama perawat.
b. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.

2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang

3. Persiapan
1. Analisa situasi meliputi : waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian tugas
perawat, alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan.
2. Persiapan alat yang biasa digunakan antara lain :
a. Spidol
b. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
c. Bola tenis
d. Tape recorder
e. Gambar-gambar berpasangan
f. Kaset lagu
g. Kalender
h. Jam dinding

4. Setting Posisi TAK Orientasi Realita


L
O
K
F
K
F
K
 

Co
                                                                                         
K
F
K
K
F

Posisi Klien saling berhadapan


Keterangan : 
1.      L          : Leader
2.      Co        : Wakil Leader
3.      K         : Klien
4.      F          : Fasilitator
5.     O          : Observer

5. Uraian tugas perawat (therapist)


1)      Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola
komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisasi
kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok untuk menetapkan tujuan dan
membuat peraturan. Pemimpin dan anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus
dilakukan selanjutnya, memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk
berkembang dan bergerak secara dinamis
2)       Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain agar dapat
mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok
3)      Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas therapi,
peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang drop out (tidak dapat mengikuti
kegiatan sampai selesai)

6. Proses Seleksi
Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
1)      Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan therapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
2)      Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan.
7. Program antisipasi masalah
Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan yang bersifat
darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan kegiatan therapi
aktivitas kelompok.

8. Kegiatan
1) Perkenalan
Kelompok perawat memperkenalkan identitas diri masing-masing dipimpin oleh
leader. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok.
o Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih dulu
menunjukkan tangannnya
o Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat
o Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan identifikasi terhadap
perawat dengan menanyakan nama perawat yang ditunjuk oleh leader.
2) Kerja
Klien mencari pasangan yang tepat, melakukan perkenalan dengan pasangan,
melakukan perkenalan di depan kelompok, melakukan perintah permainan dan
memberikan jawaban atas pertanyaan dari kelompok.

Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas dan duduk
membentuk lingkaran
o Leader memberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan dari alat-yang
setiap hari digunakan : piring dengan sendok, sapu dengan tempat sampah, pensil
dengan buku, sepatu dengan kaus kaki, meja dengan kursi, dan membagikan pada
setiap peserta secara acak.
o Selanjutnya peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan gambar yang
dipegang. Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas selengkapnya : nama,
alamat, hobby, yang disukai tentang dirinya, serta ketrampilan yang dimiliki.
o Selanjutnya masing-masing peserta menerangkan pada kelompok identitas dirinya
dan pasangannya selengkap-lengkapnya.
o Kemudian dilanjutkan sesuai SOP yang telah dibuat.
o Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya acara.
3)      Evaluasi
Setelah mengikuti kegiatan klien dipersilahkan untuk mengemukakanperasaan dan
pendapatnya tentang kegiatan
o Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah memperkenalkan dirinya
o Klien mengemukakan perasaannya setelah disapa oleh klien lain dengan
menyebut nama, alamat, dan ruangan di rumah sakit.
o Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini
4) Terminasi/Penutup
Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat kegiatan, klien menyebutkan
kembali tujuan dan manfaat kegiatan.

2.4.2. Sesi 2 Pengenalan Tempat


1. Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.
b. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat
c. Klien mampu mengenal kamar tidur.
d. Klien mampu mengenal tempat tidur.
e. Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi, dan WC.

2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan tempat perawatan klien
3. Alat
a. Tape recorder
b. Kaset lagu “dangdut”.
c. Bola tenis

4. Metode
a. Diskusi kelompok.
b. Orientasi lapangan

5. Langkah kegiatan
1)      Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien peserta Sesi 1 TAK Orientasi Realitas
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2)      Orientasi
a. Salam terapeutik, salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi dan validasi
c. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
d. Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien lain.
e. Kontrak
f. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat yang biasa dilihat.
g. Menjelaskan aturan main yaitu :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada
terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3)      Tahap kerja
a. (1)   Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit,nama ruangan, klien
diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada klien yang mampu menjawab
dengan   tepat.
b. (2)   Terapis menjelaskan dengan menyalakan tape recorder lagu dangdut,
sedangkan bola tenis diedarkan dari satu peserta ke peserta yang lain searah jarum
jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang sedang memegang bola tenis akan diminta
menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan tempat klien dirawat.
c. (3)   Terapis menyalakan tape recorder, menghentikan lagu,dan meminta klien
yang memegang  bola tenis untuk menyebutkan nama ruangan dan nama rumah
sakit. Kegiatan ini diulang sampai semua peserta mendapat giliran.
d. (4)   Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar.
e. (5)   Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan fungsi
ruangan yang ada. Kantor perawat, kamar mandi, WC, ruang istirahat, ruang
TAK,dan ruangan lainnya.

4)      Tahap terminasi  
1.   Evaluasi
a.       Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b.      Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama tempat.
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati kegiatan yang akan datang, yaitu mengenal waktu.
b. Menyepakati waktu dan tempat.

5) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk Tak
Orientasi Realitas tempat, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal tempat
dirumah sakit.

2.4.3. Sesi 3 : Pengenalan Waktu


1. Tujuan
a. Klien dapat mengenal waktu dan tempat
b. Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat.
c. Klien dapat mengenal hari dengan tepat
d. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat

2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Klien berada di ruangan yang ada kalender dan jam dinding

3.  Alat
a. Kalender
b. Jam dinding
c. Tape recorder
d. Kaset lagu dangdut
e. Bola tenis

4.  Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab

5. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien peserta Sesi 2 TAK orientasi realitas.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2) Orientasi
a. Salam terapeutik, salam dari terapis kepada klien, Terapis dan klien memakai
nama
b. Evaluasi/Validasi
o Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
o Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama ruangan yang sudah
dipelajari
3) Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal waktu.
b. Menjelaskan aturan main yaitu :
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada terapis.
o Lama kegiatan 45 menit
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4) Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Terapis menjelaskan akan menghidupkan tape recorder, sedangkan  bola tenis 
diedarkan dari satu klien ke klien lain. Pada saat musik berhenti, klien yang 
memegang bola menjawab pertanyaan dari terapis.
c. Terapis menghidupkan musik,dan mematikan musik. Klien mengedarkan bola 
tenis secara bergantian searah jarum jam. Saat musik berhenti,    klien yang 
memegang bola siap menjawab pertanyaan terapis tentang tanggal, bulan, tahun,
hari, dan jam saat itu. Kegiatan ini diulang.
d. Sampai semua klien mendapat giliran.
e. Terapis memberikan pujian kepada klien setelah memberi jawaban tepat.
5)  Tahap terminasi
1.   Evaluasi
a.    Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b.   Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2.   Tindak lanjut
Terapis meminta klien memberi tanda/mengganti kalender setiap hari.
3.   Kontrak yang akan datang.
6)      Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK Orientasi Realitas waktu kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal
waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun.
2.5.  Penilaian Kegiatan TAK Orientasi Realita

2.5.1. Sesi 1: Pengenalan Orang


Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama-nama perawat.
b. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.

NO Nama Klien
Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan nama klien

2 Menyebutkan nama pangilan klien

3 Menyebutkan nama klien lain

4 Menyebutkan asal klien lain.

5 Menyebutkan hobi klien lain

2.5.2. Sesi 2: Pengenalan Tempat


Tujuan:
a. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.
b. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat.
c. Klien mampu mengenal kamar tidur
d. Klien mampu mengenal tempat tidur
e. Klien mampu mengenal ruan perawata, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi,
dan WC.

NO Nama Klien
Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan nama rumah sakit

2. Menyebutkan nama ruangan

3. Menyebutkan letak kantor


perawat.

4. Menyebutkan letak kamar mandi


dan WC

5. Menyebutkan letak kamar tidur


2.5.3. Sesi 3: Pengenalan Waktu
Tujuan:
a. Klien dapat mengenal waktu dengan tepat
b. Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat
c. Klien dapat mengenal hari dengan tepat
d. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat

NO Nama Klien
Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan jam

2. Menyebutkan hari

3. Menyebutkan tanggal

4. Menyebutkan bulan

5. Menyebutkan tahun

Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui nama, pangilan,
asal dan hobi klien lain. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak
mampu.
BAB III
PENUTUP

3.1.   Simpulan
TAK Orientasi Realita berupaya dalam mengorientasikan keadaan nyata kepada klien
baik diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (waktu, tempat). Dimana Jenis TAK
Orientasi Realita yaitu :
2.1.1. Orientasi Realitas pengenalan orang
2.1.2. TAK Orientasi Realitas pengenalan tempat
2.1.3. TAK Orientasi Realitas pengenalan waktu.
Tujuan umum TAK Orientasi realitas adalah klien mampu mengenali orang, tempat dan
waktu sesuai kenyataan.
TAK orientasi realitas terdiri dari 3 sesi, yaitu sesi 1: pengenalan orang, sesi 2:
pengenalan tempat dan sesi 3: pengenalan waktu (Keliat dan Akemat, 2005).

3.2.   Saran
Diharapkan  makalah ini mampu menjadi pedoman dan dapat kita pahami mengenai
pentingnya kita sebagai perawat memahami adanya terapi yang dapat diberikan pada klien
gangguan jiwa.
Kami selaku kelompok berharap makalah ini dapat kita bahas secara bersama agar
dapat lebih sempurna dan proses penyusunannya kedepan kami harapakan lebih dapat
sempurna dengan mencari buku–buku mengenai Keperawatan Komunitas serta referensi lain.
Karena kami menyadari dalam proses penyusunan makalah ini kami masih belum
sepenuhnya lengkap mengumpulkan referensi yang ada dan terlebih yang terbaru.
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kritik dan saran  selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah kami. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan maupun pemaparan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin…
DAFTAR PUSTAKA

Keliat dan Akemat, 2005. Terapi Aktivitas Kelompok : Terapi Klien Gangguan Jiwa.
Jakarta: EGC

Isaacs, Ann. 2004. Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Edisi 3.
Jakarta: EGC.

Mallapiang.2003.Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC.

Niven, Neil. 2000. Psikologi Kesehatan. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai