Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI SENSORI : MENDENGAR MUSIK

DISUSUN OLEH :

1. Bintoro Nugroho Eko Prastyo ( 2204108 )


2. Endang Setyo Budi ( 2204123 )
3. Ira Prasetyaningsih ( 2204139 )
4. Iswuri Widya Pertiwi ( 2204141 )
5. Retno Lestari ( 2204159 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2023

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa

Program Pendidikan Profesi Ners XIX di Ruang Hudowo

Rumah Sakit Jiwa Aminogondo Semarang

Pada Hari/ Tanggal : Rabu / Mei 2023

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(Titik Suerni M.Kep.Sp.Kep.J) (Diah Pujiastuti,S.Kep.,Ns.,M.Kep)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal “Laporan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori:
Mendengar Musik”. Proses penyusunan laporan ini telah dibantu dan didukung
oleh berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Nurlia
Ikaningtyas,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep MB.,PhD.,Ns selaku ketua dari STIKES
BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada ibu Titik Suerni., M.Kep. Sp.Kep.J dan ibu Reni Puspita. S.S.Kep., Ns.,
MNS yang telah membimbing kami, sehingga kami bisa menyelesaikan analisa
jurnal ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi meningkatkan kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat sebagaimana mestinya. Tuhan memberkati.

Yogyakarta, Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Tujuan..........................................................................................................1

1. Tujuan Umum............................................................................................1

2. Tujuan Khusus...........................................................................................2

C. Manfaat........................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3

A. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Umum....................................3

1. Definisi Terapi Aktivitas Kelompok.........................................................3

2. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok...........................................................3

3. Manfaat Terapi Ativitas Kelompok...........................................................3

4. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok..............................................................4

B. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok Khusus (TAK)....................................7

1. Definisi (TAK): sesi 1 (Mendengarkan musik).........................................7

2. Tujuan........................................................................................................7

3. Indikasi Tindakan......................................................................................7

4. Kontra Indikasi Tindakan..........................................................................7

5. Topik.........................................................................................................8

6. Waktu pelaksanaan....................................................................................8

7. Perorganisasian dan tugas pelaksanaan.....................................................8

8. Setting Tempat..........................................................................................9
v

9. Alat............................................................................................................9

10. Metode...................................................................................................9

11. Sasaran dan Kriteria Hasil.....................................................................9

12. Susunan Kegiatan................................................................................10

13. Evaluasi dan dokumentasi...................................................................11

BAB III PELAKSANAAN TAK...........................................................................13

A. TAK Stimulus Sensori Sesi 1 : Mendengarkan music.............................13

B. Pengorganisasian........................................................................................13

C. Pelaksanaan................................................................................................13

1. Evaluasi Struktur.....................................................................................13

2. Evaluasi Proses........................................................................................14

3. Evaluasi Hasil..........................................................................................15

BAB IV PENUTUP...............................................................................................16

A. Kesimpulan................................................................................................16

B. Saran...........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

LAMPIRAN...........................................................................................................18

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan jiwa merupakan asuhan keperawatan yang bersifat
spesialistik, tetapi asuhan kepada klien harus tetap dilakukan secara holistik.
Pendekatan asuhan keperawatan jiwa selain harus difokuskan pada perilaku
klien, difokuskan juga pada kondisi fisik, sosial, budaya, dan spiritual klien.
Terapi keperawatan yang dikembangkan difokuskan kepada klien secara
individu, kelompok, keluarga, ataupun komunitas (Keliat & Akemat, 2016).

Terapi yang dilakukan secara berkelompok disebut Terapi aktivitas


kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mengalami
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Keliat & Akemat, 2016).

TAK perlu dimasukan dalam rencana tindakan keperawatan pada klien.


Semua kemampuan yang dipelajari klien dalam TAK hendaknya digunakan
sampai klien pulang ke rumah. Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam
proposal sederhana ini, penulis memaparkan Terapi Aktivitas Kelompok:
Sosialisasi Sesi 1A: TAK

B. Tujuan
C. Tujuan Umum
Memahami konsep Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Sensori
Sesi 1: mendengar musik pada klien dengan gangguan jiwa khususnya
pasien isolasi sosial dan mengubah perilaku maladaptif pasien menjadi
2

perilaku adaptif. Sehingga, pasien dapat kembali ke masyarakat lagi dan


melakukan interaksi sosialsesuai perannya.

D. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat memahami konsep Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) Stimulasi Sensori Sesi 1: mendengar musik.
b. Mahasiswa dapat melakukan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) Stimulasi Sensori Sesi 1: mendengar musik pada klien.
c. Mahasiswa dapat mendokumentasikan pelaksankaan kegiatan Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Sensori Sesi 1: mendengar
musik.

E. Manfaat
1. Bagi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Sebagai pedoman pelaksanaan terapi aktivitas kelompok
2. Bagi mahasiswa STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Menambah wawasan khususnya sebagi calon perawat untuk memberikan
terapi modalitas bagi pasien gangguan jiwa.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Umum


1. Definisi Terapi Aktivitas Kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempnyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perlikau lama yang maladaptif (Keliat & Akemat, 2016).

B. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok


Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok menurut Rawlis, Williams, dan Beck
(2015) dalam Keliat & Akemat (2016) adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan Stimulasi Persepsi
b. Mengembangkan Stimulasi Sensori
c. Mengembangkan Orientasi Realitas
d. Mengembangkan Sosialisasi

C. Manfaat Terapi Ativitas Kelompok


a. Berbagi pengalaman dan saling membantu antar anggota kelompok
b. Menemukan cara penyelesaian masalah
c. Meningkatkan komunikasi intrapersonal
d. Mengembangkan perilaku adaptif
e. Menumbuhkan perasaan dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensinya.
4

D. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok


Terapi aktivitas kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu:
E. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
Terapi aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan
atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok
dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. TAK
Stimulasi Persepsi dilaksanakan dengan melatih klien mempersepsikan
stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan
persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini
diharapkan respon klien terhadap stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Aktivitas yang dilaksanakan berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang
disediakan antara lain: membaca artikel/majalah/buku/puisi, menonton acara
TV (merupakan stimulus yang disediakan), stimulus dari pengalaman masa
lalu yang menghasilkan proses persepsi klien yang maladaptif atau destruktif
misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negatif pada
orang lain, dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi klien terhadap stimulus.

Tujuan umum TAK stimulasi persepsi adalah klien memiliki kemampuan


untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus
kepadanya. Sementara tujuan khususnya adalah :
1) Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya
secara tepat.
2) Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus
yang dialami.

Aktivitas dibagi dalam empat bagian, yaitu mempersepsikan stimulus


nyata sehari-hari, stimulus nyata dan respon yang dialami dalam
kehidupan, stimulus yang tidak nyata dan respon yang dialami dalam
kehidupan, serta stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri
rendah.
5

Terapi aktivitas kelompok persepsi terbagi dalam terapi sebagai


berikut:
1) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Umum
2) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Perilaku
Kekerasan
3) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi
4) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Harga Diri Rendah
5) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Defisit Perawatan
Diri

F. Terapi aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori


Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi
semua panca indra (sensori) agar memberi respon yang adekuat. TAK
stimulasi sensori menggunakan aktivitas sebagai stimulus pada sensoris klien.
Tahap berikutnya adalah mengobservasi reaksi sensoris klien terhadap
stimulus yang disediakan, berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi
wajah, gerakan tubuh). Biasanya klien yang tidak mau mengungkapkan
komunikasi verbal akan terstimulasi emosi dan perasaannya, serta
menampilkan respon. Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus adalah:
mendengarkan musik, melukis, menyanyi, menari. Jika hobi klien diketahui
sebelumnya, dapat dipakai sebagai stimulus, misalnya mendengar atau
menyanyi lagu kesukaan klien, dapat digunakan sebagai stimulus.

Tujuan umum TAK stimulasi sensori adalah klien dapat berespon terhadap
stimulus semua pancaindra yang diberikan, sedangkan tujuan khususnya
adalah:
1) Klien mampu berespon terhadap suara yang didengarkan
2) Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
3) Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar

Aktivitas stimulasi sensori dapat berupa stimulasi terhadap


penglihatan, pendengaran, dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian
6

serta nyanyian. Klien yang diindikasi memerlukan TAK stimulasi


sensori adalah klien yang mengalami isolasi sosial dan harga diri
rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.

G. Terapi aktivitas Kelompok Orientasi Realita


Terapi aktivitas kelompok (TAK) orientasi realitas adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain
yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien, dan
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Orientasi waktu
saat ini, waktu yang lalu dan rencana kedepan perlu diorientasikan kepada
klien. Aktivitas dapat berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada
di sekitar dan semua kondisi nyata. Klien yang mengalami gangguan jiwa
psikotik dan demensia mengalami penurunan daya nilai realitas (reality
testing ability): klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di
sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi
pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi ini, perlu ada
aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas
di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan,
yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

Tujuan umum TAK orientasi realita adalah klien mampu mengenali orang,
tempat dan waktu sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya
adalah:
1) Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
2) Klien mengenal waktu secara tepat
3) Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya
secara tepat

Aktivitas yang dilakukan terdiri dari tiga sesi berupa aktivitas


pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang diindikasi
memerlukan TAK orientasi realita adalah klien dengan halusinasi,
7

demensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mengenal orang


lain, salah mengenal tempat dan waktu.

H. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok Khusus (TAK)


1. Definisi (TAK): sesi 1 (Mendengarkan musik)
TAK stimulasi adalah TAK dengan fokus memberikan stimulasi kepada
pasien agar mampu memberikan respon yang adekuat. TAK stimulasi
sensori diindikasikan untuk pasien isolasi sosial, harga diri rendah, dan
kurang komunikasi verbal (Keliat, 2016)

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Klien dapat merespon terhadap stimulus panca indra yang diberikan
b. Tujuan Khusus
1) Klien mampu mengenali musik yang didengar.
2) Klien mampu memberi respon terhadap musik.
3) Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan m
usik.

C. Indikasi Tindakan
Diindikasikan untuk klien gangguan jiwa yang mengalami gangguan pada
stimulasi sensori.

D. Kontra Indikasi Tindakan


a. Pasien gelisah
b. Pasien dengan gangguan pendengaran
c. Psikopat
d. Delusi tidak terkontrol
8

E. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Sesi 1: mendengarkan mus
ik.

F. Waktu pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Rabu, 15 Juni 2022
b. Waktu : 09.00-09.45 (15 menit)
c. Tempat : Ruang Roy

G. Perorganisasian dan tugas pelaksanaan


a. Leader (Jothania)
1) Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
2) Menyampaikan hal – hal yang berhubungan dengan terapi aktivitas
kelompok.
3) Bertanggungjawab pada kelancaran kegiatan terapi aktivitas
kelompok.
b. Co-Leader (Grace)
1) Membantu pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok.
2) Memotivasi peserta agar lebih aktif dalam Terapi Aktivitas
Kelompok
3) Membantu leader mengkondusifkan suasana TAK, bloking:
mengambil alih tugas leader ketika leader pasif diam.
c. Fasilitator (Ivana)
1) Membantu mengkondisikan klien mengikuti TAK
2) Membeli stimulus ketika klien pasif
3) Mengantar dan menjemput pasien keloaan selama TAK
4) Mempertahankan motivasi peserta mengikuti TAK.
d. Observer (Nurrohim)
1) Mencatat hasil pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok
2) Mengevaluasi jalannya Terapi Aktivitas Kelompok
3) Memberi umpan balik pada kelompok
9

H. Setting Tempat
a. Diskusi: klien duduk melingkar.
b. Ruangan nyaman dan ramai karena antusias klien.

Keterangan:

: Leader : Perawat / Fasilitator

: Co-Leader : Observer

: Pasien

I. Alat
a. Tape recorder/cd player
b. Kaset/cd lagu

J. Metode
a. Diskusi
b. Sharing persepsi

K. Sasaran dan Kriteria Hasil


a. Sasaran :

No Nama Pasien Diagnosa Keperawatan


.
10

1 Nn.O Isolasi social: menarik diri.

2 Nn.W Isolasi social: menarik diri.

3 Nn.H Isolasi social: menarik diri.

b. Kriteria Hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari klien
diharapkan:
1) Klien dapat memberi respon terhadap music.
2) Klien dapat mengenali music yang didengar.
3) Klien dapat mengekspresikan perasaan setelah mendengarkan
lagu.

L. Susunan Kegiatan
No Tahap Kegiatan Waktu

1 Persiapan Persiapan alat dan tempat peremuan : Ruang 5 menit


roy

2 Orientasi a. Ucapkan salam 15 menit


b. Tanyakan perasaan klien hari ini
c. Jelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan, waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan kegiatan dan tempat
kegiatan

3 Tahap kerja a. Terapis mengajak klien untuk saling me


mperkelankan diri (nama lengkap dan na
ma panggilan)
b. Setiap kali seorang klien selesai memper
kenalkan diri, terapis mengajak semua kl
ien untuk bertepuk tangan.
c. Diskusikan alat-alat untuk mendengarka
n musik.
11

d. Buat rangkuman alat pemutar musik lalu


tujuk dan jelaskan alat tersebut
e. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar
lagu, klien boleh bertepuk tangan atau be
rjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah
lagu selesai klien menceritakan perasaan
nya setelah mendengarkan lagu.
f. Terapis memutar lagu, klien mendengar,
boleh berjoget atau tepuk tangan ( kira-k
ira 15 menit), musik yang diputar boleh
diulang beberapa kali, terapis mengobser
vasi respon klien terhadap musik.
g. Secara bergiliran klien diminta mencerit
akan perasaannya. Sampai semua klien
mendapat giliran
h. Terapis memberikan pujian setiap kali kl
ien selessai menceritakan perasaannya, d
an mengajak klien lain bertepuk tangan.

M. Evaluasi dan dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
kliensesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori
mendengar musik, kemampuan klien yang diharapkan
adalahmengikuti kegiatan, responsif terhadap musik, memberi
pendapattentang musik yang didengar, dan berbagi perasaan saat
mendengar musik. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Nama pasien
No. Aspek yang dinilai

1 Mengikuti kegiatan dari awal samp


12

ai akhir.
2 Memberi respon (ikut bernyanyi,
menari/joget/menggerakan tangan
kaki sesuai irama.
3 Memberi pendapat tentang musik y
ang didegar.
4 Menjelaskan perasaan setelah men
dengarkan lagu.
Jumlah
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengikuti, memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang
musik yang didengar. Beri tanda [√] jika klien mampu atau tanda
[-] jika klien tidak mampu.

b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1:
TAK stimulasi sensori mendengar musik. Klien mengikuti kegiatan
sampai akhir dan menggerakkan jari sesuai dengan irama musik, tetapi
belum mampu memberi pendapat dan perasaan tentang musik. Latih
klien untuk mendengarkan musik di ruang rawat.
BAB III
PELAKSANAAN TAK

A. TAK Stimulus Sensori Sesi 1 : Mendengarkan music


1. Hari, tanggal : Rabu, 15 Juni 2022
B. Waktu pelaksanaan : 10.00-10.15 WIB
C. Lama pelaksanaan : 15 menit
D. Tempat TAK : Ruang Roy

E. Pengorganisasian
1. Leader : Jothania Eritra
B. Co-leader : Ivana Maylinda
C. Fasilitator : Gracesandra Putri A.Jaha
D. Observer : Nurrohim
E. Pasien 1 (Sdr.D) : Putri Ayu Deka
F. Pasien 2 (Sdri.R) : Regina
G. Pasien 3 (Sdri.C) : Carmen
H. Pasien 4 (Sdri M) : Mia Talenta

I. Pelaksanaan
1. Evaluasi Struktur
Proposal TAK telah dibuat dua hari sebelum pelaksanaan TAK, alat dan
tempat telah dipersiapkan dengan baik. Organisasi kelompok telah dibuat
dapat menjalankan tugas dengan baik dengan uraian tugas sebagai
berikut:

1) Leader
Mampu memimpin pelaksanaan TAK dengan baik sesuai dengan
rencana TAK, mampu menjelaskan peraturan permainan dan tahap
14

kerja yang baik, mampu memerankan sebagai “role model”, dan


mampu memotivasi setiap anggota kelompok sehingga mampu
mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik, leader
telah melakukan kontrak waktu untuk kegiatan TAK selanjutnya.

B. Co-leader
Mampu membantu pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok,
mampu Memotivasi peserta agar lebih aktif dalam Terapi Aktivitas
Kelompok dan mampu membantu leader mengkondusifkan suasana
TAK, bloking: mengambil alih tugas leader ketika leader pasif
diam.

C. Fasilitator
Mampu membantu memfasilitasi pasien untuk dapat berperan aktif
dan memotivasi anggota, mampu memfokuskan pasien pada
kegiatan yang dilakukan, mampu membantu mengkoordinasikan
anggota kelompok.

D. Observer
Mampu mengobservasi semua respons pasien, membantu mencatat
semua proses yang terjadi, mampu melakukan evaluasi pada TAK,
dan mampu menyimpulkan hasil penilaian dari TAK yang
dilakukan.

E. Evaluasi Proses
Kegiatan TAK berjalan sesuai waktu yang direncanakan yaitu 15 menit.
Kegiatan dihadiri oleh empat klien. Semua klien datang tepat waktu dan
mengikuti kegiatan TAK dari awal hingga akhir. TAK stimulus sensori
sesi 1 dapat diikuti oleh semua klien dengan baik sesuai dengan aturan
kegiatan TAK yang telah disepakati. 3 klien mampu mendengarkan dan
menjelaskan makna dari gambar dengan baik dan 1 klien tidak dapat
menjelaskan makna lagu yang didengarkan.
15

F. Evaluasi Hasil
a. Hasil observasi ke empat klien mengikuti kegiatan TAK dari awal
hingga akhir.
1) Pasien D mengatakan senang mengikuti kegiatan TAK.
2) Pasien C mengatakan tidak tahu lagunya.
3) Pasien R mengatakan lagunya dapat menenangkan hati.
4) Pasien M mengatakan dapat memotivasi.

G. Hasil observasi TAK Stimulasi Sensori Sesi 1: Mendengarkan Musik sebagai


berikut:

TAK Stimulasi Sensori sesi 1


Mendengarkan musik

Nama Pasien
No. Aspek yang dinilai
Nn. D Nn. C Nn. R Nn. M

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai


✓ ✓ ✓ ✓
akhir

2. Memberi respon,(ikut bernyanyi,


menari, berjoget, menggerakan ✓ - ✓ ✓
tangan/kaki/kepala sesuai irama)

3. Memberi pendapat tentang music yang


✓ - ✓ ✓
di dengar

4. Menjelaskan perasaan setelah


✓ - ✓ ✓
mendengar lagu

Jumlah 4 1 4 4
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori dengan klien isolasi sosial :
menarik diri dilakukan dengan memberikan stimulus panca indra. Terapi
aktivitas kelompok ini dilakukan agar klien mampu memberikan respon
terhadap stimulus panca indra yang diberikan. Sehingga harapannya setelah
dilakukan kegiatan ini klien lebih berani untuk menyampaikan perasaanya
terhadap orang lain.

Usaha yang dapat dilakukan oleh perawat adalah membantu memotivasi


untuk merubah kebiasaan yang sebelumnya sangat menutup diri dan
cenderung menyendiri menjadi lebih terbuka, mampu bersosialisasi dengan
sekitar, dan berani menyampaikan perasaannya dengan orang lain. Dari
kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa semua klien mempu merespon terhadap
musik dengan anggota tubuh seperti berjoget atau menggelengkan kepala dan
berani menyampaikan perasaannya.

B. Saran
Peran perawat juga menentukan tingkat keberhasilan terapi, sehingga perlu
untuk terus memberikan dukungan dan apresiasi atas usaha yang dilakukan
klien. Rumah Sakit Jiwa juga perlu untuk terus menerapkan Terapi Aktivitas
Kelompok dengan konsisten untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
jiwa.

Keluarga juga perlu diberikan pengetahuan tentang cara mendampingi


dan mendukung dalam proses pemulihan dan mencegah kekambuhan.
Sehingga keluarga mampu memberikan rasa aman dan lingkungan yang baik
untuk proses kesembuhan klien.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna & Akemat,Pawirowiyono. (2016). Keperawatan Jiwa: Terapi


Aktivitas Kelompok, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Fitriya Handayani, dkk. (2020). Modul Praktikum Keperawatan Jiwa. Indramayu:
Penerbit Adab
LAMPIRAN

18
LAMPIRAN LEMBAR OBSERVASI Lampiran 1

19
Lampiran 2
JADWAL KEGIATAN HARIAN

20
Lampiran 3
JADWAL KEGIATAN HARIAN

21
Lampiran 4
JADWAL KEGIATAN HARIAN

22
Lampiran 5
JADWAL KEGIATAN HARIAN

23

Anda mungkin juga menyukai