Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ETIKA DALAM KONSELING KESEHATAN MENTAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kesehatan mental

Dosen pengampu: Asna, S. Sos. M. Pd.

Disusun oleh:

Agus Hariyanto: 2244510254

Bunga Salsa Anindya: 2244510268

Diah Oktaviani: 2244510272

FAKULTAS TARBIYYAH

PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS AL-FALAH ASSUNNIYYAH

KENCONG-JEMBER

2023

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia, hidayah, dan nikmat-Nya. Penulis dapat
menyelesaikan Tugas Makalah. Tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Kesehatan Mental. Makalah ini ditulis dari hasil
pemikiran kelompok kami sendiri yang bersumber dari internet dan buku sebagai referensi.
Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar Mata Kuliah ini atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini. Penulis berharap, dengan membaca makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua, sebagai hal ini menambah wawasan kita mengenai
Kesehatan Mental semoga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian
tugas makalah ini sebagai manfaat baik bagi penulis serta bagi pembacanya sehingga
menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini.

Aaamiiinnn

Kencong, 27 oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. .............................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. .............................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... .............................. 1


B. Rumusan Masalah............................................................................. .............................. 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................ .............................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Etika Konseling ................................................................... ............................ 2


B. Etika dalam Konseling Kesehatan Mental ......................................... ............................ 2
C. Etika Konselor dalam Menyikapi Konseli Gangguan Mental ............. ............................ 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... ........................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. ........................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan mental atau kesehatan jiwa merupakan aspek penting dalam
mewujudkan kesehatan diri secara keseluruhan. Kesehatan mental sama pentingnya
dengan Kesehatan fisik yang sama-sama harus diperhatikan. There is no health
without mental health, sebagaimana definisi sehat yang dikemukakan oleh World
Health Organization bahwa “health as a state of complete physical, mental and social
well-being and not merely the absence of disease or infirmity” (WHO, 2017)
Kesehatan mental merupakan komponen mendasar dari definisi kesehatan. Kesehatan
mental yang baik memungkinkan orang untuk menyadari potensi mereka, mengatasi
tekanan kehidupan yang normal, bekerja secara produktif, dan berkontribusi pada
komunitas mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi etika bimbingan konseling?
2. Bagaimana etika konseling kesehatan mental?
3. Bagaimana konselor dalam menyikapi konseli gangguan kesehatan mental?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi konseling kesehatan mental.
2. Mengetahui etika konseling kesehatan mental.
3. Mengetahui konselor dalam menyikapi konseli gangguan mental.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Etika Konseling


Etika berasal dari bahasa Yunani yakni “Ethos”, yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.
Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu sudah benar, buruk atau baik. Etika atau
etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang
baik.dalam sistematika filsafat, etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia yang dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditemukan oleh
akal.
Sedangkan konseling menurut Ahmad Juntika Nurihsan (2006:10) yaitu upaya
membantu individu melakkukan proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor
dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat
keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli
merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Jadi, etika konseling berarti suatu aturan yang harus dilakukan oleh seorang
konselor dan hak-hak konseli yang harus dilindungi oleh seseorang konselor. Oleh
karena itu, kode etik sangatlah diperlukan guna menunjang profesionalitas seorang
konselor dalam melakukan konseling. Karena kode etik dibutuhkan ketika konselor
hendak membimbing konseli kearah pengembangan pribadinya. Selama proses
konseling berlangsung, seorang konselor harus bertanggung jawab terhadap konselinya
dan diri sendiri. Pada dasarnya, peran kode e tik ini adalah sebagai acuan dan tuntunan
dalam memeberikan masukan-masukan kepada konseli agar masukan yang diberikan
konselor tidak menyeleweng atau keluar dari aturan-aturan dan norma-norma yang
berlaku dimasyarakat maupun dikalangan konselor sendiri.
B. Etika dalam Konseling kesehatan mental
Etika dalam konseling kesehatan mental sangat penting untuk memastikan
bahwa klien menerima perawatan yang baik dan bermanfaat, dan agar profesional
kesehatan mental menjalankan praktik-praktik yang benar dan etis. Berikut adalah
beberapa prinsip etika yang penting dalam konseling kesehatan mental:

2
1. Kerahasiaan: Profesional harus menjaga kerahasiaan semua informasi yang diperoleh dari
klien. Ini menciptakan kepercayaan dan membantu klien merasa nyaman berbicara
tentang masalah pribadi mereka.
2. Kompetensi: Profesional kesehatan mental harus memiliki pelatihan, pendidikan, dan
keahlian yang sesuai untuk memberikan perawatan yang efektif. Mereka harus terus
meningkatkan pengetahuan mereka.
3. Kepentingan Klien: Kepentingan kesejahteraan klien harus selalu menjadi prioritas
utama. Profesional harus menghindari konflik kepentingan dan fokus pada kebaikan
klien.
4. Persetujuan dan Informed Consent: Sebelum memulai konseling, klien harus diberi
informasi yang memadai tentang proses konseling, metode yang akan digunakan, dan hak
mereka. Mereka harus memberikan persetujuan yang sadar.
5. Batasan Profesional: Profesional kesehatan mental harus menjaga batasan yang jelas
antara hubungan konseling dan hubungan pribadi atau profesional lainnya.
6. Toleransi dan Keanekaragaman: Profesional harus menghormati keanekaragaman budaya,
agama, dan latar belakang klien serta mencegah diskriminasi.
7. Evaluasi Risiko: Profesional harus mampu mengevaluasi risiko yang mungkin dihadapi
oleh klien, termasuk risiko keamanan diri atau orang lain, dan bertindak sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
8. Supervisi dan Konsultasi: Profesional harus mencari supervisi dan konsultasi dari sesama
profesional atau pengawas untuk memastikan perawatan yang berkualitas dan untuk
membantu dalam pengambilan keputusan etis. Prinsip-prinsip ini membantu menciptakan
lingkungan konseling yang aman, etis, dan bermanfaat bagi klien

3
C. Etika Konselor dalam menyikapi Konseli gangguan mental
Konselor memiliki tujuan umum yang direfkeksikan selama proses konseling
berlangsung, pada saat observasi terhadap klien serta pada saat intervensi.hendaknya
terapi dimulai dengan mengekplorasi harapan klien dan tujuannya. Umumnya tujuan
mereka mencari solusi dari masalah yang mereka hadapi, dan mungkin ingin berhenti
melakukan sesuatu yang menyakitinya, ingin melakukan perubahan. Ketika seorang
konselor menyikapi konseling gangguan mental, mereka harus mematuhi prinsip etika
yang kuat untuk memberikan bantuan yang efektif dan aman kepada klien. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menyikapi konseling gangguan mental termasuk:
1. Kerahasiaan: Konselor harus menjaga kerahasiaan semua informasi yang
diperoleh dari klien, terutama dalam konteks gangguan mental yang sensitif. Hal
ini menciptakan kepercayaan dan memungkinkan klien merasa nyaman berbicara
tentang masalah pribadi mereka.
2. Pertimbangan Keamanan: Konselor perlu menilai risiko keamanan klien, terutama
jika ada potensi bahaya diri atau orang lain. Mereka harus mengambil langkah-
langkah yang diperlukan untuk melindungi klien atau orang lain dalam situasi
berbahaya.
3. Kompetensi: Konselor harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pelatihan
yang sesuai dalam penanganan gangguan mental. Mereka harus tahu kapan
merujuk klien ke spesialis yang lebih berkualifikasi jika diperlukan.
4. Persetujuan dan Informed Consent: Sebelum memulai konseling, konselor harus
memberikan informasi yang memadai tentang proses konseling, metode yang akan
digunakan, dan hak klien. Klien harus memberikan persetujuan yang sadar.
5. Batasan Profesional: Konselor harus menjaga batasan yang jelas dalam hubungan
dengan klien, menghindari konflik kepentingan, dan tidak terlibat dalam
hubungan ganda.
6. Toleransi dan Keanekaragaman: Konselor harus menghormati keanekaragaman
budaya, agama, dan latar belakang klien serta memahami cara gangguan mental
mungkin berbeda dalam berbagai kelompok.
7. Supervisi dan Konsultasi: Konselor perlu mencari supervisi dan konsultasi dari
sesama profesional atau pengawas untuk memastikan perawatan yang berkualitas
dan etis.

4
8. Perkembangan Profesional: Konselor harus terus meningkatkan pengetahuan
mereka tentang perkembangan dalam bidang kesehatan mental dan praktik-praktik
yang efektif.
Dengan mematuhi prinsip-prinsip etika ini, konselor dapat memberikan konseling
yang efektif, aman, dan etis kepada individu dengan gangguan mental. Hal ini
membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pemulihan klien.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika berasal dari bahasa Yunani yakni “Ethos”, yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.
Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu sudah benar, buruk atau baik. Etika
atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai
yang baik. Etika dalam konseling kesehatan mental sangat penting untuk memastikan
bahwa klien menerima perawatan yang baik dan bermanfaat, dan agar profesional
kesehatan mental menjalankan praktik-praktik yang benar dan etis. Ketika seorang
konselor menyikapi konseling gangguan mental, mereka harus mematuhi prinsip etika
yang kuat untuk memberikan bantuan yang efektif dan aman kepada klien.

6
DAFTAR PUSAKA

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Standar


kompetensi konselor, Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

Juntika Nurihsan, Acmad. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama

Holik Maftu, “Reviiew Buku:Ethical Reasoning In The Mental Health Proffessions” Jurnal
Bimbingan Konseling Vol 5(2) 2016: hal 204-205

Anda mungkin juga menyukai