Anda di halaman 1dari 15

ilmu keperawatan

Sabtu, 07 Januari 2012

APLIKASI TEORI MADELEINE LEININGER

Konsep Awal

Ø Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan untuk keperawatan.

Ø Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam keperawatan yang
mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai
prilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan
perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang
universal dalam keperawatan.

Ø Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan
kultur.

Ø Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya ukuran dari totalitas kehidupan
manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai cultural, konteks
lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem professional.

Paradigma Keperawatan Teori Keperawatan Leininger

a. Manusia / pasien

Ø Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini yang
berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan

Ø Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun
dia berada.

b. Kesehatan

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki pasien dalam mengisi kehidupannnya

c. Lingkungan

Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana pasien dengan budayanya saling
berinteraksi, baik lingkungan fisik, sosial dan simbolik.

d. Keperawatan

Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada pasien dengan berfokus
pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan atau pemulihan
dari sakit.
Konsep Utama Teori Transkultural

1. Culture Care

Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan serta diasumsikan yang
dapat membantu mempertahankan kesejahteraan dan kesehatan serta meningkatkan kondisi dan cara
hidupnya.

2. World View

Cara pandang individu atau kelompok dalam memandang kehidupannya sehingga menimbulkan
keyakinan dan nilai.

3. Culture and Social Structure Dimention

Pengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup religius, kekeluargaan, politik
dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai budaya yang saling berhubungan dan berfungsi
untuk mempengaruhi perilaku dalam konteks lingkungan yang berbeda

4. Generic Care System

Budaya tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung, memperoleh kondisi kesehatan,
memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi kecacatan dan kematiannya.

5. Profesional system

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dari
proses pembelajaran di institusi pendidikan formal serta melakukan pelayanan kesehatan secara
professional.

6. Culture Care Preservation

Upaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi tindakan professional untuk mengambil keputusan
dalam memelihara dan menjaga nilai-nilai pada individu atau kelompok sehingga dapat
mempertahankan kesejahteraan.

7. Culture Care Acomodation

Teknik negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya tertentu untuk
beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan pengambilan kesehatan.

8. Cultural Care Repattering.

Menyusun kembali dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan keputusan professional yang dapat
membawa perubahan cara hidup seseorang.

9. Culture Congruent / Nursing Care

Suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara hidup individu/ golongan
atau institusi dalam upaya memberikan asukan keperawatan yang bermanfaat.

Transkultural Care Dengan Proses Keperawatan


Model konseptual asuhan keperawatan transkultural dapat dilihat pada gambar berikut.

Penerapan teori Leineger (Sunrise Model) pada proses keperawatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Proses Keperawatan

Sunrise Model

Pengkajian dan Diagnosis

Pengkajian terhadap Level satu, dua dan tiga yang meliputi :

Level satu : World view and Social system level

Level dua : Individual, Families, Groups communities and

Institution in diverse health system

Level tiga : Folk system, professional system and nursing

Perencanaan dan Implementasi

Level empat : Nursing care Decition and Action

Culture Care Preservation/maintanance

Culture Care Accomodation/negotiations

Culture Care Repatterning/restructuring

Evaluasi

Analisis Teori Transcultural Nursing

1. Kemampuan teori menghubungkan konsep dalam melihat penomena

Teori Transcultural Nursing yang digambarkan dalam Sunrise Model menunjukan bahwa level satu dan
dua dari teori memilki banyak kesamaan dengan beberapa teori keperawatan lainnya sedangkan pada
level ketiga dan keempat memiliki perbedaan spesifik dan bersifat unik jika dibandingkan dengan teori
lainnya.
2. Tingkat Generalisasi Teori

Teori dan model yang dikemukan oleh Leininger relatif tidak sederhana, namun demikian teori ini dapat
didemontrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat diberikan justifikasi dan pembenaran bagaimana
konsep-konsep yang dikemukakan saling berhubungan.

3. Tingkat Kelogisan Teori

Kelogisan teori Leininger adalah pada fokus dari pandangganya dengan melihat bahwa latar belakang
budaya pasien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) yang berbeda sebagai bagian penting dalam
rangka pemberian asuhan keperawatan.

4. Testabilitas teori

Teori Cultural care diversity and Universality dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif dan
kuantitatif.

5. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge

Beberapa penelitian tentang konsep perawatan dengan memperhatikan budaya telah memberikan arti
akan pentingnya pengetahuan dan pemahaman tentang perbedaan dan persamaan budaya dalam
praktek keperawatan.

6. Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek Keperawatan

Teori ini sangat relevan dan dapat diterapkan secara nyata dalam praktek keperawatan, karena teori ini
mengemukakan adanya pengaruh perbedaan budaya terhadap perilaku hidup sehat. Dan dalam
aplikasinya teori ini sangat relevan dengan penerapan praktek keperawatan komunitas.

7. Konsistensi Teori

Leininger menyampaikan pentingnya pemahaman budaya dalam rangka hubungan perawat pasien yang
juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Imoge King yang menekankan pentingnya persamaan
persepsi perawat pasien untuk pencapaian tujuan.

Analisis Fenomena Keperawatan

Gambaran Kasus :

Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri pelvic dan
pengeluaran cairan pervagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear didapatkan menderita Ca Cerviks stadium
II dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan bilateral salpingo-oophorectomy.

Riwayat kesehatan masa lalu : jarang melakukan pemeriksaan fisik secara teratur. Ny D mengatakan
bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Tinggi badan 5 kaki 4 inci dan BB 89
pound. Biasanya dia memiliki BB 110 pound. Dia seorang perokok dan menghabiskan kurang lebih 2 pak
sehari dan berlangsung selama 16 tahun. Dia sudah memiliki 2 orang anak. Kehamilan pertama ketika
dia berusia 16 tahun dan kehamilan yang kedua saat berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia menggunakan
kontrasepsi oral secara teratur. Dia menikah dan tinggal dengan suaminya bersama 2 orang anaknya
dirumah ibunya, dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Suaminya seorang pengangguran. Dia
menggambarkan suaminya seorang yang emosional dan kasar.

Ny D telah mengikuti pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu mengosongkan
kandung kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post operasi. Hal itu mengharuskan dia untuk
menggunakan kateter intermitten di rumah. Obat yang digunakan adalah antibiotic, analgetik untuk
nyeri dan antiemetic untuk mualnya. Sebagai tambahan, dia akan mendapatkan terapi radiasi sebagai
pengobatan rawat jalan.

Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap masa depannya dan kedua
anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah sebuah hukuman akibat masa lalunya.

Penerapan Asuhan Keperawatan Berdasarkan teori Leininger.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk memenuhi kebutuhan dasar yang
tepat sesuai dengan latar belakang budayanya. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang
ada pada “ Leininger’s Sunrise models” dalam teori keperawatan transkultural Leininger yaitu :

1. Faktor teknologi (technological factors)

Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu mengkaji berupa : persepsi
pasien tentang penggunaaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat
ini, alasan mencari bantuan kesehatan.

2. Faktor Agama dan Falsafah Hidup (religious and Philosophical factors)

Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak
positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri
yang utuh, status pernikahan, persepsi dan cara pandang pasien terhadap kesehatan atau penyebab
penyakit.

3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan ( Kinship & Social factors)

Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama panggilan
di dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan pasien dengan kepala keluarga, kebiasaan
yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya arisan keluarga, kegiatan yang dilakukan bersama
masyarakat misalnya : ikut kelompok olah raga atau pengajian.

4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural values & Lifeways)

Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah : posisi dan jabatan
misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa non verbal yang ditunjukkan pasien,
kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana
hiburan yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, misalnya
sakit apabila sudah tergeletak dan tidak dapat pergi ke sekolah atau ke kantor.

5. Faktor kebijakan dan peraturan Rumah Sakit (Political and Legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural (Andrew & Boyle, 1995), seperti jam
berkunjung, pasien harus memakai baju seragam, jumlah keluarga yang boleh menunggu, hak dan
kewajiban pasien, cara pembayaran untuk pasien yang dirawat.

6. Faktor ekonomi (economical factors)

Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan pasien, sumber biaya
pengobatan , kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan

7. Faktor pendidikan (educational factors)

Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan pasien meliputi tingkat pendidikan pasien dan
keluarga, serta jenis pendidikannnya.

B. Diagnosa Keperawatan

Perawat merumuskan masalah yang dihadapi Pasien dan keluarganya adalah :

Ø Perlunya perlindungan, kebutuhan akan kehadiran orang lain dan rasa ingin berbagi sebagai nilai yang
penting untuk Pasien dan keluarganya.

Ø Perkembangan dari pola ini adalah kesehatan dan kesejahteraan yang bergantung pada ketiga aspek
tersebut.

Ø Hal lain yang ditemukan adalah suatu pola yang dapat membangun kehidupan social dan aspek
penting lainnya yaitu masalah kerohanian, kekeluargaan dan ekonomi yang sangat besar mempengaruhi
kesehatan dan kesejahteraan

C. Perencanaan dan Implementasi

Perencanaan dan implementasi keperawatan transkultural menawarkan tiga strategi sebagai pedoman
Leininger (1984) ; Andrew & Boyle, 1995 yaitu :

Ø Perlindungan/mempertahankan budaya (Cultural care preservation/maintenance) bila budaya pasien


tidak bertentangan dengan kesehatan,

Ø Mengakomodasi/menegosiasi budaya (Cultural care accommodation atau negotiations) apabila


budaya pasien kurang mendukung kesehatan

Ø Mengubah dan mengganti budaya pasien dan keluarganya (Cultural care repartening /
recontruction).

Adapun implementasi yang dilakukan terkait masalah yang telah ditemukan :

1. The goal of culture care preservation or maintenance :

Ø Agama dapat digunakan sebagai mekanisme yang memperkuat dalam merawat pasien. Dipandang
penting untuk konsultasi dengan toko agama seperti ustad di mesjid.
Ø Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negatif yang mengatakan bahwa dosa di masa lalu
mempengaruhi keadaan sakitnya dan mendapatkan pertolongan dari hasil berkonsultasi kepada "
dukun" yang memindahkan beberapa kutukan kepadanya.

Ø Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga pasien dan teman-temannya yang juga
berperan untuk kesembuhan pasien.

2. Culture Care accommodation or Negotiation:

Ø Perawat merencanakan kordinasi dengan tata kota untuk memperbaiki lingkungan yang tidak sehat
dan selokan yang meluap di halaman tetangga pasien.

Ø Perawat lain (yang merawat Pasien) akan mengidentifikasi dan menetapkan obat-obatan untuk
menentukan apakah sesuai dengan metode yang digunakan pada pasien.

3. Culture care Repatterning or restructuring:

Ø Kepedulian akan aspek social budaya perlu untuk dipertimbangkan, seorang ahli diet akan dikirim
untuk menyusun menu pasien dan mengatasi anemia yang dialami.

Ø Perawat juga akan membantu pasien dalam menghentikan kebiasaan merokok, penyuluhan tentang
pengaruh rokok terhadap, dan anjurkan para perokok untuk merokok di luar ruangan.

D. Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap :

Ø keberhasilan pasien mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan

Ø Negosiasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya

Ø Restrukturisasi budaya yan Makalah Teori Keperawatan Yang Dikembangkan oleh Madeleine Leininger
“trans Cultural”.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli keperawatan, dimana teori dan
model konseptual merupakan suatu cara untuk memandang, menilai situasi kerja yang menjadi
petunjuk bagi perawat dalam mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka terhadap apa
yang terjadi dan apa yamg harus dilakukan.

Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam prakti,penelitian dan proses belajar-mengajardalam


bidang keperawatan sehingga perlu deperkenalkan,disaji dan dikembangkan untuk memperkuat profesi
keperawatan. Perawat perlu memiliki latar belakang pengetahuan baik secara teoritis maupun empiris
terhadap teori-teori keperawatan yang ada, sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikan
teori-teori tersebut.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang ada adalah teori keperawatan yang dikembangkan
oleh Madeleine Leininger yang lebih di kenal dengan teori “trans Cultural”.

B. TUJUAN

Tujuan ditulis makalah ini antara lain untuk meningkatkan pengetahuan tentang Teori Model
Keperawatan Madeleine Leiniger serta dapat menaplikasikannya dalam praktik keperawatan,

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Madeleine Leininger (13 Juli 1925 di Sutton , Nebraska, Amerika Serikat ) adalah perintis teori
keperawatan , pertama kali diterbitkan pada tahun 1961 [1] . kontribusi nya untuk teori keperawatan
melibatkan diskusi tentang apa itu peduli. Terutama, ia mengembangkan konsep keperawatan
transkultural , membawa peran faktor budaya dalam praktek keperawatan ke dalam diskusi tentang
bagaimana terbaik hadir untuk mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan .

Dr Madeleine Leininger memegang gelar akademis berikut dan judul:

1) PhD – Doctor of Philosophy (cultural and social Anthropology) PhD – Doctor ofPhilosophy
(Antropologi budaya dan sosial)

2) LHD – Doctor of Human Sciences LHD – Dokter Ilmu Pengetahuan Manusia

3) DS – Doctor of Science DS – Dokter Sains


4) RN – Registered Nurse RN – Perawat Terdaftar

5) CTN – Certified Transcultural Nurse CTN – Perawat Transcultural Bersertifikat

6) FRCNA – Fellow of the Royal College of Nursing in Australia FRCNA – Fellow dari Royal College of
Nursing di Australia

7) FAAN – Fellow American Academy of Nursing FAAN – Fellow American Academy of Nursing

Leininger Madeline adalah seorang antropolog perawat perintis. Menjabat dekan dari University of
Washington, Sekolah Keperawatan pada tahun 1969, dia tetap dalam posisi itu sampai 1974. janji nya
mengikuti perjalanan ke New Guinea pada tahun 1960 yang membuka matanya untuk kebutuhan
perawat untuk memahami ‘pasien dan latar belakang budaya mereka dalam rangka untuk menyediakan
perawatan. Dia dianggap oleh beberapa orang sebagai “Margaret Mead keperawatan” dan diakui di
seluruh dunia sebagai pendiri keperawatan transkultural, sebuah program yang dia menciptakan di
Sekolah pada tahun 1974.

Dia telah menulis atau menyunting 27 buku dan mendirikan Journal of Transcultural Perawatan untuk
mendukung penelitian Transcultural Keperawatan Society, yang ia mulai tahun 1974.

Teman-halaman web Leininger Dr sekarang diletakkan di forum diskusi. Dr Leininger telah menyediakan
download dan jawaban atas berbagai pertanyaan umum. Dewan pengguna didorong untuk mengirim
pertanyaan untuk forum diskusi tentang keperawatan transkultural, teori, dan risetnya. Dr Leininger
senang membantu mahasiswa dan dia menanggapi pertanyaan sebagai izin waktunya. Dewan pengguna
juga didorong untuk merespon satu sama lain

.Dr Leininger telah menyediakan bahan berikut yang dapat didownload pada forum diskusi: Enabler
Sunrise (Sunrise Model), Paket Informasi tentang Dr Leininger, Informasi tentang Leininger’s 2005 Dr
Awards Terobosan dan Beasiswa, Surat Terbuka untuk Perawat dengan Informasi Kontak.

Madeleine Leininger adalah pendiri gerakan Transcultural Keperawatan di seluruh dunia Dia tetap
sebagai salah satu penulis paling produktif keperawatan dan otoritas terkemuka di seluruh dunia dalam
bidang perawatan budaya.

Pendidikan Madeliene M. Leininger :

1) Tahun 1948 lulus dari St. Anthony·s School of Nursing, Denver, CO.

2) Tahun 1950 mendapat BSN dari Benedictine College, Atchison, KS.M.

3) Tahun 1953 memperoleh MSc Keperawatan dari Catholic University, Washington, DC.

4) Tahun 1965 mendapat gelar PhD dalam Antropology dari University of Washington, Seattle.

B. KONSEP TEORI MEDELEINE LEININGER

Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah perawatan yang selaras dengan individu
atau kelompok budaya kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai. Pada tahun 1960-an diamenciptakan budaya
kongruen perawatan jangka panjang, yang merupakan tujuan utama transkultural keperawatan praktek.
Budaya perawatan sebangun adalah mungkin bila tindakan terjadi dalam hubungan perawat-klien
(Leininger, 1981).

Leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini definisi dan prinsip-prinsip
istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di bawah ini adalah ringkasan dasar prinsip yang penting
untuk memahami teori Leininger :

Cara adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau diantisipasi dalam upaya untuk
memperbaiki kondisi manusia yang menjadi perhatian atau untuk menghadapi kematian.

Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.

Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai, keyakinan, norma, dan kehidupan
dari individu tertentu atau kelompok yang membimbing mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara
berpola hidup.v Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi
seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi manusia atau untuk menangani penyakit atau
kematian.

1) Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai, pantas tidaknya
perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok orang yang berbeda.

2) Universalitas peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti serupa yang

jelas di antara banyak budaya.

3) Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus dengan perawatan fenomena.

4) Worldview mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau alam semesta dalam
menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.

5) Budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan dengan agama, struktur
sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola pendidikan-terns, penggunaan teknologi, nilai-nilai budaya,
dan ethnohistory yang di-fluence tanggapan budaya manusia dalam konteks budaya.

6) Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan budaya dan dihargai oleh
budaya yang ditunjuk.

7) Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada kegiatan pelayanan keperawatan
yang membantu orang dari budaya tertentu untuk menyimpan dan menggunakan inti kebudayaan nilai
perawatan terkait dengan masalah kesehatan atau kondisi.

8) Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan keperawatan kreatifyang
membantu orang-orang dari budaya tertentu beradaptasi dengan atau bernegosiasi dengan lain- ers
dalam kesehatan masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama dari hasil kesehatan yang
optimal untuk klien dari budaya yang ditunjuk. Memahami Kerja Theorists Perawat

9) Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi yang diambil oleh budaya
perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini memungkinkan atau sebagai klien untuk mengubah
perilaku kesehatan pribadi terhadap menguntungkan hasil sementara menghormati nilai-nilai budaya
klien.
Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing penilaian asuhan keperawatan,
keputusan, atau tindakan untuk memberikan perawatan yang tepat, bermanfaat, dan bermakna yaitu :

1) pelestarian dan / atau pemeliharaan

2) akomodasi dan / atau negosiasi

3) re-pola dan / atau restrukturisasi

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care dipengaruhi oleh elemen-elemen
berikut yaitu : Struktur sosial seperti teknologi, kepercayaan dan factor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai
cultural, politik dan factor-faktor legal, factor-faktor ekonomi, dan factor-faktor pendidikan. Faktor sosial
ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini
merupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat; pelayanan kesehatan, pola-pola
yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek. Yang merupakan bagian integral dari aspek-aspek
struktur sosial (Leininger dan MC Farland 2002). Dalam model Sunrisenya Leininger menampilkan
visualisasi hubungan antara beberapa konsep yang disignifikan.

Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan
inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai prilaku yang mendukung.

Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya
pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan
budaya.

Beberapa inti dari model teorinya :

Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yang memiliki kebutuhan
nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.

Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok tertentu.

Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma dan nilai-nilai dan cara hidup
budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan dukungan dengan tujuan untuk membantu
individu mempertahankan tingkat kesejahteraanya.

Diversitas asuhan cultural, Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya variasi dan rentang
kemungkinan tindakan dalam hal memberikan bantuan dan dukungan.

Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal, dalam hal
memberikan bantuan dan dukungan

C. HUBUNGAN MODEL DAN PARADIGMA KEPERAWATAN


1. MANUSIA

Manusia adalah individu atau kelompok yamg memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan
berguna untuk menentukan pilihan serta melakukan tindakan. Menurut Leininger, manusia memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun ia berada.

2. KESEHATAN

Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural memiliki nilai dan
praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan
budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup.

3. LINGKUNGAN

Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-pengalaman yang
memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi,
sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.

4. KEPERAWATAN

Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta disiplin yang
difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan untuk membantu,
memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu maupun kelompok untuk
memperoleh kesehatan mereka dalam cara yang menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan
atau untuk menolong orang-orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.

D. HUBUNGAN TEORI MODEL LEININGER DENGAN KONSEP CARING

Caring adalah bentuk perhatian kepada orang lain, berpusat kepada orang lain, menghargai harga diri
dan kemanusiaan , berusaha mencegah terjadi suatu yang buruk, serta memberi perhatian dan cinta.
Caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara
utuh,. Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi dengan
klien, staf dan kelompok lain.

Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa ”care” adalah cocok dan masuk akal terhadap kebutuhan
klien dan realita yang ada.Leininger meyakini bahwa “ perilaku caring dan praktiknya secara unik
membedakan keperawatan terhadap kontribusi dari disiplin ilmu yang lain.”

Alasan utama untuk mempelajari caring adalah :

1) Konsep ”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia, perkembangan manusia, dan
kemampuan bertahan pada makhluk hidup.

2) Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi pelayanan dan
penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pelayanan secara kultural.

3) ”Care” adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses penyembuhan,
perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan kelompok sepanjang waktu.
4) Profesi keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi secara sistematis dari
persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek epistemology dan ontology yg berlandaskan pada
pengetahuan keperawatan.

Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan yang berbasis pada
kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam
mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan
yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada
kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan dunia,
struktur sosial dan keyakinan kultur ( orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan ,
sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini
saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan
kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi
kesejahteraan dan kondisi sakit.

E. HUBUNGAN TEORI MODEL LEININGER DENGAN KONSEP HOLISM

Holistic artinya menyeluruh. Perawat perlu melakukan asuhan keperawatan secara menyeluruh/ holistic
care, hal ini dikarenakan objek keperawatan adalah manusia yang merupakan indivcidu yang utuh
sehingga dengan asuhan keperawatan terhadap individu harus dilakukan secara menyeluruh dan
holistic.

Pada asuhan holistic maupun menyeluruh individu diperlakukan secara utuh sebagai individu/ manusia,
perbedaan asuhan keperawatan menyeluruh berfokus memadukan berbagai praktek dan ilmu
pengetahuan kedalam satu kesatuan asuhan. Sedangkan asuhan holistic berfokus pada memadukan
sentiment kepedulian ( sentiment of care) dan praktek perawatan ke dalam hubungan personal-
profesional antara perawat dan pasien yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan pasien sebagai
individu yang utuh.

Leininger dengan teori modelnya telah dengan jelas memaparkan bahwa asuhan keperawatan yang
diberikan pada klien atau kelompok harus mengikutsertakan individu/kelompok secara keseluruhan
termasuk aspek bio-psiko-sosio-spiritual dengan menitikberatkan konsep terapi pada kondisi kultural
klien.

F. HUBUNGAN TEORI MODEL LEININGER DENGAN KONSEP HUMANISM

Filosofi (Watson 1979, 1989, 1988) mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang berhubungan
dengan aspek humanistic dari kehidupan. Tindakan keperawatan mengacu kepada pemahaman
hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Intervensi keperawatan diberikan dengan proses
perawatan manusia.

Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami prilaku dan respon manusia terhadap
masalah kesehatan yang aktual maupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana cara
berespon kepada orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus
pemahaman kepada dirinya sendiri.
Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati kepada klien dan keluarganya,
asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam
pemberian pelayanan keperawatan pada klien (Watson, 1987).

Hubungan dari teori Leininger dan konsep humanism ini bahwa memberikan pelayanan kesehatan pada
klien dengan memandang klien sebagai invidu sebagai personal lengkap dengan fungsinya.

G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI TRANSCULTURAL DARI LEININGER

1) Kelebihan :

a) Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan kepada perawat
dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda.

b) Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan pelaksanaan model-
model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).

c) Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak terhadap
pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.

d) Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang
kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.

e) Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan praktek
keperawatan .

2) Kelemahan :

a) Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan hanya digunakan
sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model lainnya.

b) Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah keperawatan
sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.

Akhirnya, menurut Leininger, tujuan studi praktek pelayanan kesehatan transkultural adalah
meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan kesehatannya. Dengan
mengidentifikasi praktek kesehatan dalam berbagai budaya (kultur) baik dimasa lalu maupun zaman
sekarang, akan terkumpul persamaan-persamaan, sehingga kombinasi pengetahuan tentang pola
praktek transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan
perawatan dan kesehatan orang banyak dari berbagai kultur.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh elemen-elemen
antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai
kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor pendidikan.

Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-masing
sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan,
pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-
aspek struktur sosial.

Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai konsep yang
signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan)
merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari
keperawatan.

Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut Leineinger bantuan
semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan,
dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

C. SARAN

Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu antropologi agar
dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.

Pelaksanaan teori leininger memerlukan pengabungan dari teori keperawatan yang lain yang terkait
seperti teori adaptasi, self care, dllg bertentangan dengan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai