Anda di halaman 1dari 9

APLIKASI BERPIKIR KRITIS DAN BERTINDAK DALAM PROSES

KEPERAWATAN

DIBETRIYANA HAREFA

181101119

Email : dibetharefa14@gmail.com

FAKULTAS KEPERAWATAN SUMATERA UTARA

Abstrak

Bertindak dan berpikir adalah hal yang tidak dapat di pisahkan dalam proses keperawatan yang hebat
berpikir kritis adalah proses keperwatan . Berpikir kritis adalah sebuah sebuah komponen esensial
dalam tanggung gugat professional dan asuhan keperawatan yang bermutu. Bertindak dalam proses
adalah dapt di observasi bagian yang lebih mudah di kenali , orang dapat di beri lebel pada tindakan
tersebut. Misalnya perwat dapat dilihat sedang memberikan obat , merapikan tempat tidur ,
memperbaiki jalur intranvensi , mengajarkan pasien tentang cara mengganti balutan dan seterusnya.
Bertindak merupakn hasil akhir dari berpikir dalam keperawatan. Berpikir dan bertindak sangat terkait
sehingga hampir tidak mungkin memisahkan kedua hal tersebut. Perpaduan antara berpikir dan
bertindak dalm keperwatan adalah proses keperawatan. Proses ini merupakan intisari praktik
keperawatan professional . Proses keperawatan adalah suatu alat yang di gunakan perwat untuk
mengidentifikasi kekuatan dan respons pasti terhadap kondisi sehat dan sakit. Merancang beberapa
cara untuk membaantu pasien menghadapi situasi tersebut , mengimplementasikan asuhan
keperawatan yang di butuhkan , dan menentukan efektif asuhan dengan memerhatikan adanya
perubahan dalam perilaku pasien. Sekali lagi, proses keperawatn sering kali merupakn proses
penyelesaian masalah .

Keywords : bertindak, berpikir dan proses.

1. Latar Belakang interverensi. Baik secara mendiri maupun


kolaborasi. Kita belum dapat mencapai
Perawatan sekarang ini merupakan tenaga
kolaborasi, kita belum dapat partisipasi penuh
kesehatan profesional yang bertanggung gugat
dalam area pembuatan kebijakanpelayanan
dan membuat diagonis sertaa memberikan
kesehatan, tetapi kita sudah hampir kita dapat mengumpulkan data dari seluruh
mencapainya. Tujuan ini akan tercapai apa bila pasien yang sama dengan mempelajari baik
kita memiliki data yang memperlihatkan biaya maupun keefektifan asuhan perawat.
bahwa kita berharga; data tersebut bersal dari
dokumentasi asuhan yang di berikan oleh
perawat yang berpikir.

Berpikir kritis dalam keperawatan 2. Tujuan


memberikan awal yang baik bagi perwat yang
Menggambarkan proses ketika
harus belajar bagaimana bertindak dan bagai
merenung apa bila menjelaskan mode berpikir
mana berpikir dalam dunia pelayanan
kritis dalam keperawata yang menggali
kesehatan yang kompleks saat ini. Buku ini
rintangan terhadap pemikiran dan juga
membawa mahasiswa baru melewati labirin
megindentifikasi apa yang membuat pemikiran
pemikiran yang membingungkan dan rumit
unik, seperti memeriksa dampak dan berpikir
tentang apa yang diklakukan perwat. Di setiap
pada pembelajaran dan juga pratek
tahap proses keperwatan , penulis membantu
keperawatan yang mendapatkan cara merpikir
perwat membantu pemula perawat untuk
yang baru mengenai pemikiran perawat.
berfokus pada keputusan yang perlu di buat .
Menjelaskan tindakan perawat dan mengkaji
Penulisan buku ini jelas, teksnya juga sangat
faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan
kompleks dan komprenhensif, memiliki
dalam memulai bagaimana berpikir dan
referensi dan kaya akan ilmu terkait. Apa bila
bertindak saling berpaut dan menelusuri alur
terdapat kebingungan dalam provesi, hal itu di
berpikir mahasiswa keperawatan . Menelusuri
terima di hadapi sebaik mungkin .
alur berpikir mahasiswa keperawatan dalam
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah dalam menggunakan proses keperawatan
tentang membuat keputusan klinis yang baik. ketika merwat pasien dan juga menghargai
Apakah diagonis keperwatan? Apakah criteria keragaman gaya berpikir yang di guanakan
hasil yang di harapkan? Apakah interverensi dengan proses keperawatan.
yang harus diguanakan untuk mencapai
3. Metode
criteria hasil? Apakah kriteria hasil dicapai?
Metode yang saya lakukan menggunakan
Keputusan atau penilaian area diagonis,
dalam kajian ini adalah dengan melakuakn
interverensi , dan criteria hasil
analisis data sekunder yaitu dengan kajian
didokumentasikan dengan menggunakan
pustaka terhadap beberapa jurnal dan buku
bahasa yang distandardisasi (diagonis
NANDA, intervesinsi NIC, dan criteria hasil
4. Hasil
NOC). Ketika kita menggunakn bahasa yang
A. Aplikasi Berpikir Kritis Dalam
distandardisasi untuk mendokumentasikan
Keperawatan
keputusan asuhan keperawatan kita, kemudian
1. Interpentensi memperbaiki performan anda. Apa yang
Lakukan pengumpulan data secara membuat anda merasa telah secses?
setematis cari pola lalu buat kategori
(contoh;diaknosis keperawatan),
klarifikasi semua data yang belum jelas

B. Perilaku Pemikiran Kritis dan


2. Analisis Aplikasi Dalam praktik
Berfikirlah terbuka dalm melihat data keperawatan
informasi klein jangan membuat asumsi
yang ceroboh. Apkah data tidak tidak 1. Percaya diri
sesuai dengan anda ketahui? Belajar bagaiman memperkenalkan
diri kepada klien, berbicara secara
3. Kesimpulan meyakinkan saat memulai terapi atau
Lihat arti data yang anda punnya dan prosedur dengan membuat klien
apakah siknifikan? Apakah data anda mengira anda tidak dapat melakukan
tersebut dapt membantu anda untuk peratan yang aman. Selalu
mengetahui adanya masalah klien? mempersiapkan segal sesuatu
sebeblum melakukan tindakan
4. Evaluasi keperawatan yang mendorong klien
Lihatlah setuasi secara objektif, gunakan untuk bertanya.
criteria (contoh; hasil yang di harapkan
karakteristik nyeri, tujuan pembelajaran) 2. Berpikir indenpenden
untuk menentukan hasil atau tindakan Baca literature tentang keperawatan
keperawatan. Evaluasi pada tindakan terutama jika terdapat pendapat
yang sudah anda lakukan sendiri. mengenai suatu subjek yang sama,
berbicaralah dengan perawat lain dan
5. Penjelasan berbagai ide mengenai rindakan
Jelaskan penemuan yang anda buat, keperawatan.
gunakan semua pengetahuan dan
bagaimana anda menentukan cara yang 3. Tanggung jawab Dan otoritas
tepat dalam merawat klien. Mintalah bantuan jika anda tidak
yakinbagaimana melakukan
6. Pengetrolan diri keterampilan keperawatn selalu
Liat kejadian yang telah anda alami , merujuk pada aturan dan prosedur
temukan cara bagaimana anda manual untuk mengulang langakah
suatu keterampilan, laporkan semua
masalh secepat mungkin, ikutin lihatlah polanya dan carilah
semua standar pratikum keperawatan penyelesaian bersama
yang anda miliki.

4. Mau mengambil Resiko 7. Kreatif


Jika pengetahuan yang anda punya Lihatlah pendekatan lainya jika
membuat anda mengenai perith dari tindakan yang ada berikan tidak
klinik anda bertanya mengenai berhasil pada klien, sebagai contoh,
perintah dari klinik anda, maka klien yang sedang mengalami rasa
lekukanlah persediaan untunk nyeri mungkin memerlukan posisi
merekomondasikan pendekatan yang berbeda atau teknik distraksi jika
alternatif dan perawatan, jika teman mungkin libatkanlah anggota keluarga
anda hanya mendapat sedikit klien dalam beradaptasi terhadap
keberhasilan dalam merawat pendekatan keperawatan yang anda
kliennya. lakukan agar dapat di lakukan di
rumah.
5. Displin
Selalu sistematis dalam setiap hal 8. Rasa ingin tahu
yang anda lakukan, gunakan kriteria Selalu bertanya mengapa tanda klinis
berdesakan ilmu dan bukti yang di atau gejala sering merupakan indikasi
kenal untuk aktivitas seperti dari berbagai masalah, eksplorasi dan
pengkajian dan evaluasi, luangkan belajar lagi segala hal yang mengenai
waktu untuk lebih sistematis dan klien agar dapat membuat keputusan
gunakn waktu anda yang sefektif klinis yang tepat.
mungkin.
9. Intergritas
6. Persisten Kenali saat dimana pendanpat anda
Hati-hati dengan jawaban mudah jika beretentangan dengan pendapat lain,
teman anda memberikan informasi lihat kembali posisi anda dan putuskan
yang tidak lengkap tentang klien, bagaimana cara terbaik yang tepat
maka perjelaslah informasi tersebut memutuskan semua orang, jangan
dan bicaralah dengan klien secara melanggar standart keperawatan dan
langsung , jika masalah yanb kejujuran dalam memberikan
berlangsung di divisi keperawatan, perawatan kepada klien.
makalah ajak teman kerja anda,
10. Rendah hati menjelaskan bagaimana kita berpikir , kita
Kenali situsi di mana anda tidak memiliki kosakata untuk
memerlukan informsi lebih untuk menjelaskan proses tersebut . Oleh karena
membuat suatu keputusan, jika anda itu , setiap modelberpikir kritis yang di
meruoakan orang baru di suatu divisi mulai dengan menghargai
maka mintlah untuk di orientasikan Kemampuan berpikir yang telah ada pada
pada area divisi tersebut. Mintalh pembaca / mahasiswa akan memerlukan
perawat yang telah bekerja divisi suatu metode agar mahasiswa dapat
tersebut untuk membibing anda menjelaskan apa yang telah merka miliki.
secara teratur. Asumsi keenam adalah bahwa berpikir
kritis dalam keperawatan merupakan
5. Pembahasan panduan dari beberapa aktivitas berpikir
A. ASUMSI T.H.I.N.K. yang terkait dengan konteks setusi ketika
Asumsi pertama adalah bahwa berpikir, proses berpikir tersebut terjadi.
merasa dan bertindak merupakan semua
komponen esensial dan keahlian A. Rintangan Terhadap Pemikiran
keperawatan yang bekerja sama-sama Bermutu Tinggi
secara sinergis.
Asumsi kedua adalah walaupun berpikir, 1. Kebiasaan dan rutinitas
meras , dan bertindak tidak terpisah dalam Salah satu rintangan terbesar dalm
praktik keperawatan yang nyata, tetapi berpikir dalam berpikir adalah terjebak dalam
dapat terpisah untuk pembahasan dalam rutinitas dan cara tersering yang membuat
teks dan ruangan kelas. kita terjebak dalam rutinitas adalah
Asumsi ketiga aadalah bahwa perawat dan penggunaan model KEBIASAAN yang
mahasiswa keperwatan bukanlah selembar berlebihan. Pemula tidak memiliki banyak
kertas kosong; mereka masuk dalam kebiasaan keperwatan tetapi mereka
keperawatan dengan berbagai mengembangkan kebiasaan tersebut dengan
keterampilan berpikir. sangat cepat , perawat memerlukan
Asumsi ke lima adalah sebagian kebiasaan. Pada awalnya, perawat pemula
besar mahasiswa dan perawat mengalami perlu mengikuti panduan untuk memberikan
kesulitan menjelaskan keterampilan asuhan keperawatan dasar yang aman ; jika
berpikir mereka. Sebagian besar orang mereka tidak mengikuti panduan tersebut,
jarang di minta untuk menjelaskan mereka adalah ancaman dari klien.
bagaimana meraka berpikir. Biasanya Namun, masalah terjadi ketika perawat
mereka di tanya tentang apa yang mereka berhenti berpikir setelah mengembangkan
pikirkan . Dua hal di atas tdaklah sama. kebiasaan yang nyaman, terjamin, dan aman
Karena kita jarang di minta untuk dalam memberikan asuhan ke pada pasien.
Kebiasaan tidak hanya membuat kita merasa sirkulasi kepunggung bawah sejunder akibat
baik, tetapi kebiasaan juga menghambat imobilisasi, bukti untuk mendukung diagonis
penggunaan penyelidikan dan ide baru. keperwatannya (sebuah kesimpulan
Seseorang perlu mengambil resiko untuk pengkajian) adalah;
berpikir di luar kebiasaan. Kulit punggung bawah Tn.steinberg
2. Penerapan Proses Keperawatan, berwarna merah-merahkemudaan,
Berpikir, Dan Bertindak
ini bukanlah warna kulit normal untuk
punggung bwah pasien ini , pasien telah
Tampak seperti proses keperwatan ini
terbaring terlentang tanpa perubahan posisi
ketika di terapkan ke pada pasien
dalam waktu yang lama karena ia terbaring di
individunya? Baca contoh berikut, dan coba
tempat tidur (imobilitas) .
identifikasi komponen-komponen proses
keperawatan serta berpikir dan bertindak Imobilitas menyebabkan peningkatan
yang di lakukan oleh mahasisiwa perawat tekanan dan penurunan sirkulasi ke areah
bernama Nn.calli Mooradian tubuh , tekanan dan penurunan sirkulasi
Nn.calli Mooradian, SN, ditugaskan menyebabkan pembentukan ulkus dekubitis ,
untuk merawat Tn.Steinberg terbaring di ulkus dekubitis adalah kondisi yang tidak baik
tempat tidur dengan tungkai yang tidak dapat
Nn.Mooradian menyusun sebuah
menahan berat badannya. Kedua
rencana asuhan keperawatan untuk
tungkaiannya patah ketika ia di tabrak oleh
meningkatkan sirkulasi dan mobilisasi yang
sebuah mobil 1 minggu yang lalu. Saat
akan membuat warna kulit kembali normal . Ia
Nn.calli Mooradian membantu Tn .Steiberg
segera mengimplementasikan
mandi di tempat tidur, ia mengobsevasi (
(melaksanakan) rencananya yang
pengkajian) area merah-kemerahmudaan
jugamenyertakan pemberian penjelasan
dan punggung bawah Tn.Steinberg , ia
kepada pasien tentang pentingnya
berpikir , “ini tidak moral, kulit punggung
memindahkan posisi punggungnya setiap
bawah seharusnya berwarna memiliki warna
beberapa waktu secra teratur. Ia menuliskan
yang sama dengan kulit di area mereka itu
rencana tersebut dalam catatan pasien
berarti; (1) terbakar matahari; (2) warna kulit
sehingga perawat dapat mengikuti
normal pasien ini walaupu bukan warna kulit
rencananya.
normal pada sebagian besar pasien; (3) awal
ulkus dekubitus.” Diakhiri tugas jaganya , ia memeriksa
Setelah memberikan beberapa pernyataan (evaluasi ) untuk melihat apakah terhadap
(pengkajian) . Ia menarik kesimpulan bahwa perubahan warana kulit di punggung
ini adalah awal ulkus dekubitus dan membuat Tn.Stenberg dan apakah Tn.Stenberg
diagonis keperawatan. Kerusakan integritas memindahkan posisi tubuhnya setiap 2 jam
kulit berhubungan dengan penurunan ketika di tanya . Tn.Stenberg mengatakan
bahwa ia telah benar-benar memindahkan Keperwatan telah melewati masa yang
posisi punggungnya, dan warna merah- panjang selam 30 tahun , tetapi masih banyak
merahmudaan pada kulit punggung bawahnya saja yang harus di lakukan . Beberapa orang
telah berkurang , ia berpikir bahwa bahwa lainya menjadi bersemangat karena
terdapat bukti yang baik untuk memvalidasi tantangannya . Bagian yang membuat
bahwa telah secara akurat mengidentifikasi bersemangat adalah pemimpin keperawatan,
masalah keperawatan dan memilih intervensi yang akan abad ke 21 adalah perawat pemula
yang tepat. Ia akan melanjutkan untuk masa kini. Teruslah berpikir dan jagalah
memantau kulit Tn.Stenberg selama beberapa profesi serta rawat pasien dengan baik.
hari lagi.

Menurut Anda apakah semua perawat


6. Penutup
telah melakukan proses keperawatan dengan
 Kesimpulan
cara seperti yang di lakuakan Nn.Moordian
Kesimpulan dari kajian ini adalah di mana
dalam situasi ini? Kini, jawabanya mungkin
para perawat klien harus konsisten dalam
“ya” karena penggunaan proses keperawatan
menjalankan keperawatan dan jugan fokus,
seperti itu dalam merawat pasien dan kulitnya
displin, tepat waktu, kreatif. Dan memiliki rasa
telah menjadim praktik standar .
jiwa ingin tahu.
Beberapa orang mengatakan bahwa
selalu ada focus tentang berpikir di dalam 7. Referensi
keperawatan ; bebepa orang lainnya
Alfaro – Lefevre,. R .(2003). Critalcal
mengatakan bahwa hal tersebut telah hilang.
Tinking in Nursing : A pratical Appoach .
Tanpa mengindahkan pandangan yang di
3td Ed. Philadelphia : saunders
ambil , tinjauan ulangan yang singkat tentang
karya awal mengenai proses keperawatan Afora-Lefevre , R. (2014) critical thinking
mengukapakan adanya fokus kuat tentang Judgement : A Pracital Approach 3td.
berpikir sebagai suatu kesatuan dan proses Ed.St.Lois : Sauders
asuhan keperawatan . Dalam edisi kedua The
Deswani. 2019 . Proses keperawatan dan
Nursing Process , Yura dan Walsh
berfikir keras, Jakarta : EGC
menyatakan “keterampilan yang harus di
miliki perawat untuk menggunakn proses Cristens, P.J. and Kenny, J.W. (2019).
keperawatan adalah intelektual , interpersoanal Proses keperawatan, apliksi Model
, dan teknis. Keterampilan intelektual konseptual ( terjemahan dari Nursing
memerlukan penyelasaian masalah , berpikir proses : Aplication of conceptual Model 4th
kritis dan membuat perimbanagan Ed )
keperawatan “ (Yura & Walsh, 1973,)
Gta Bulechat Gtoria M.dtk . 2016 Nursing Toward critical thinking of nursing
int ervenition clasifiction (NIC), vrited Students.Journal of professional nursing,
kingdom: Elsenier global pigks 29, 423-429

Brunt. B.A.(2005) , Models , Siti Maryam R, santum setiawati, Ma fatma


Measurement , And strategies In Ekasari, 2008, buku ajar berfikir kritis
developing critical . Thinking skills. The dalam proses keperawatan cetakan 1 jakarta
journal of continuing Education in nursing EGC

M.Gaie Ruhanfeld . Bahara kscheffer Tim deks RI.1993, pedoman proses


2006 . Rerpikar kritik dalam keperawatan di RI, RS, cetakan ke ti
Jakarta E6c

Potterv pery . 2009 . Fundamental of


nursing fundamental keperawatan. Edisi 7
jakarta sakumba Medika

Nursalam . M. Nur 2014, manajemen


keperawatan aplikasi dalam praktik
keperawatan professional Ed 24 . Jakarta
selatan selamba Media

Simamora , H. Roymond (2013) upaya


pembinaan keperawatan di rumah sakit
ngesti waluyo paraka temanggung jawa
tengah jurnal keperawatan soediman (The
soediman journal of Nursing)

Hajbaghery, M.A., & Sharifi, N.(2016)


Effect of Simulation training on the
Development of nurses and Nursing
Students’ Cricital Thinking: A
Systematic literature review.nurse
Education today, 50, 17-24
Pai, H.C., Eng, C.J., & Ko, H.L. (2013).
Effect of caring Behavior on Disposition

Anda mungkin juga menyukai