Anda di halaman 1dari 27

REFLEKSI MUTU LAYANAN

KEBIDANAN

dosen: silfia nuzulus sa’idah


 Refleksi adalah proses penting yang
memungkinkan seseorang mengkaji
pengalaman dan tindakan mereka sebagai
tanggapan atas situai tertentu.
 Diperlukan kemampuan untuk menganalisis dan
mengevaluasi kejadian.
 Refleksi membantu untuk melihat kembali
pengalaman mereka dan menentukan apa yang
telah dipelajari dan diterapkan serta apa yang
belum dimengerti.
 Membantu menentukan apa yang akan
dilakukan secara berbeda jika situasi serupa
kembali muncul.
 Refleksi praktik  selalu melihat kembali apa
yang telah ditemukan dan dilakukan pada saat
praktik, digali dan di investigasi mengapa hal itu
terjadi kemudian dinilai efektifitas dan
keuntungan serta kerugiannya. Sehingga
ditemukan cara yang terbaik untuk dilaksanakan
dalam praktek selanjutnya.
 Kemampuan ini akan lebih menambah
kepercayaan diri untuk berkreasi dan
mengembangkan praktek yang terbaik.
 Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
836/2005 telah menetapkan Kebijakan
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik
Perawat dan Bidan, pada keputusan tersebut
proses pembelajaran refleksi merupakan
metoda untuk meningkatkan kinerja Perawat
dan Bidan, khususnya dalam menganalisa dan
mengambil keputusan untuk melakukan
pelayanan kepada pasiennya sesuai standar.
 Dalam upaya peningkatan kualitas asuhan kebidanan
dalam menunjang terciptanya pelayanan PONEK di
Rumah Sakit, pelayanan PONED di Puskesmas dan
pelayanan kebidanan esensial di semua jenjang
pelayanan dasar dan rujukan telah ditetapkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 938/2007
tentang Standar Asuhan Kebidanan, dalam proses
bimbingan teknis yang dilakukan oleh para manajer
kebidanan kepada para bidan pelaksana, menggunakan
proses refleksi kasus dalam rangka meningkatkan
kemampuan analisa dan penerapan standar pada
pelayanan yang diberikan.
 Proses ini sangat membantu meningkatkan kemampuan
dalam pengambilan keputusan dan pemberian
pelayanan kepada klien, sehingga pelayanan yang cepat
dan tepat dapat diberikan.
REFLEKSI PRAKTIK DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
 sebagai bentuk pedoman/acuan yang
merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan, dipengaruhi
oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan
kebidanan) meliputi unsur-unsur yang terdapat
dalam paradigma kesehatan (manusia-perilaku,
lingkungan & pelayanan kesehatan).
MENGAPA REFLEKSI PENTING?
 Meningkatkan praktek dimasa yang akan datang
 Jujur terhadap diri dan penampilan yang dimiliki

 Selalu mencari pertolongan/bantuan kepada teman


(Tim) jika diperlukan
 Meyakini bahwa praktek yang dilakukan berdasarkan
penelitian yang up to date
 Dengan menggunakan critical thinking meningkatkan
diri untuk menghadapi tantangan.
 Meningkatkan kepercayaan

 Selalu berusaha menggali dan mencari pembenaran


yang rasional dari tindakan yang dilakukan
personal
experience
1. Description
 Pengalaman kejadian ini saya alami ketika sedang
melakukan bimbingan praktik di di ruang Bersalin
salah satu RSUD dimana mahasiswa kami melakukan
praktik. Saat itu ada persalinan, dimana ibu bersalin
kurang kooperatif (tidak bisa meneran dengan baik
dan berteriak-teriak).
 Dengan nada yang keras dan sinis bidan tersebut
berkata kepada klien “ orang mau melahirkan itu pasti
merasakan sakit, jangan teriak-teriak dong”.
Kemudian bidan tersebut pertolongan persalinan
dengan gaya dan perlakuan yang kurang professional
dengan dibantu oleh mahasiswa.
2. Feelings
 Sebagai seorang bidan dan juga sebagai
pendidik calon-calon bidan, saya merasa
kecewa dan sedih menyaksikan bagaimana cara
bidan berkomunikasi dan melakukan tindakan
pada klien tersebut.
 Perasaan takut saya pun muncul terhadap cara
komunikasi bidan dan tindakan yang dilakukan
bidan yang disaksikan oleh mahasiwa
kebidanan sebagai calon-calon bidan masa
depan.
3. Evaluation
 Apa yang dilakukan bidan tersebut sangatlah
bertentangan dan tidak sesuai dengan prinsip
komunikasi terapuetik dan prinsip hubungan antar
bidan dan klien.
 Disadari atau tidak, hal semacam ini merupakan
bentuk gambaran dari pada kurangnya pemahaman
bidan tentang bagaimana menjalin hubungan
interpersonal antara bidan dan klien pada saat
melakukan intervensi dan cara bagaimana melakukan
komunikasi terhadap klien.
 Sikap yang dilakukan oleh bidan tersebut pun
menggambarkan ketidak professionalan seorang bidan
dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan.
4. Analysis
 Bidan yang melakukan kesalahan dan ketidaksesuaian
dalam melakukan komunikasi tersebut disebabkan
oleh ketidakpahaman tentang konsep komunikasi
yang seharusnya dilakukan oleh bidan pada saat
membina hubungan dengan klien. Pada kasus diatas
kemungkinan bidan beranggapan bahwa cara
komunikasi tersebut merupakan hal yang biasa dan
wajar atau kemungkinaan sebagai salah satu
eksplorasi diri seorang bidan yang sedang merasakan
lelah pada saat bekerja.
 Padahal secara konsepnya pada saat perawat
melakukan pelayanan asuhan kebidanan kepada
klien sebagai mahluk bio-psiko-sosio dan
spiritual harus disertai dengan komunikasi yang
harus terbina sehingga timbul interaksi yang
nyaman dan harmonis.
 Hal ini akan berdampak positif terhadap aspek
psikologis klien yang sedang membutuhkan
pelayanan kesehatan. Aspek yang tidak kalah
pentingnya juga adalah bercermin dengan
kejadian tersebut akan berdampak kepada
mahasiswa saya yang nantinya akan banyak
mewarisi apa-apa yang dilakukan oleh bidan
yang diperoleh pada saat praktik.
5. Conclusion
 Terhadap kejadian diatas mengambil kesimpulan
bahwa komunikasi yang baik diperlukan dalam
membina hubungan antara bidan dan klien. Gagalnya
komunikasi akan menyebabkan kegagalan dalam
hubungan antara bidan dan klien, sehingga hubungan
bidan dan klien hanya akan menjadi hubungan yang
superficial. Hubungan yang superficial dari bidan
terhadap kliennya akan menyebabkan tujuan asuhan
kebidanan tidak akan tercapai. Kemampuan empati
juga seharusnya menjadi bagian dari hubungan yang
perlu dikembangkan. Hal ini pun menjadi dasar bahwa
mahasiswa perlu belajar dari apa yang diperoleh di
lahan praktik sehingga bisa dapat dijadikan bahan
pembelajaran.
6. Action Plan
 Berangkat dari kejadian tersebut tentunya sebagai
pendidik calon-calon bidan masa depan perlu
menekankan pemahaman dan kemampuan
bagaimana melakukan komunikasi antara bidan dan
klien dengan penekanan tentang sikap dan norma-
norma etik dalam melakukan tindakan kebidanan
terhadap bidan dan juga mahasiswa.
Langkah-langkah yang bisa diambil agar terlaksananya
komunikasi antara bida dan klien diperlukan adanya
SOP mengenai penerapan komunikasi dan banyak
berlatih sedangkan untuk mahasiswa yaitu dengan
diobservasi langsung oleh dosen pembimbing
maupun pembimbing rumah sakit dan tentunya
terlebih dahulu dosen atau CI memberikan contoh
bagaimana melakukan komunikasi sebagai role
model terhadap mahasiswanya, dan intervensi yang
sesuai dengan sikap dan norma, etik dalam
melakukan pelayanan asuhan kebidanan terhadap
bidan dan mahasiswa yang melakukan pelayanan
asuhan kebidanan dimasukan kedalam format
penilaian penampilan sikap klinik yang nantinya
akan dijadikan bahan evaluasi diri.
CARA-CARA UNTUK MENJADI REFLEKTIF
Menurut Somerville & Keeling (2004) cara-cara untuk menjadi
reflektif adalah sebagai berikut:
1. Feedback: feedback berasal dari orang lain, baik
secara verbal maupun nonverbal. Kita
menerima feedback dari orang lain mengenai tingkah
laku, ketrampilan dan nilai-nilai kita, cara kita
berhubungan dengan orang lain, dan juga tentang ciri
khas kita
2. Apa yang sudah saya pelajari: ini merupakan
pendekatan yang positif untuk memproses informasi
dan bisa menjadi cara yang konstruktif ketika
berhadapan dengan suatu kejadian yang mungkin
membingungkan
3. Menilai kekuatan diri: beberapa literatur
tentang refleksi sering berfokus pada identifikasi
kelemahan individu atau kelompok dan
menggunakan refleksi yang ditujukan pada “area
kesempatan”, seperti manajer kadang-kadang
menyebutnya seperti itu (Grant & greene, 2001)
4. Memandang pengalaman secara objektif:
melakukan hal ini dengan melihat kembali sebuah
pengalaman bisa membantu anda pengembangan
refeksi dalam ketrampilan tindakan. Menjadi
peserta observasi terhadap pengalaman sendiri
merupakan ketrampilan yang canggih dan
memungkinkan anda untuk memproses elemen
dasar dari pengalaman pribadi
5. Empati: merupakan cara yang berguna
dalam refleksi di dalam berinteraksi, mungkin
satu hal yang melibatkan anda dalam konflik,
adalah mengadopsi suatu posisi empati untuk
mencoba melihat, mendengar, merasa apa yang
mungkin dialami oleh orang lain
6. Membuat catatan: membuat catatan
pribadi untuk mencatat refleksi anda. Anda
mungkin perlu untuk memilih sebuah buku
dengan halaman tanpa garis bawah sehingga
anda bisa mencatat pemikiran anda dalam
berbagai bentuk
CARA-CARA UNTUK MENJADI REFLEKTIF
7. Apa yang anda lakukan terhadap semua hal ini: tugas
anda selanjutnya adalah membuat hubungan. Tulis, gambar,
atau rekam pemikirana anda dan rasakan setelah setelah hal
tersebut berlalu, coba dan lihat jika terdapat beberapa pola
yang muncul
8. Merencanakan masa depan: membuat hubungan-
hubungan, mengdentifikasi pola-pola dan membuat
pengertian tentang refleksi, anda mungkin bisa merencanakan
dan mengimplementasikan perubaha-perubahan untuk masa
depan. Tetapi jangan terlalu ambisius
9. Ciptakan masa depan anda: suatu bagian penting
dalam proses refleksi adalah merencanakan perubahan
dalam tingkah laku anda. Perencanaan yang efektif dari
pembelajaran personal memerlukan sintesis proses yang
berbeda.
10. Kesimpulan: beberapa tehnik dan pendekatan untuk
praktik refleksi yang didikusikan jauh dari panduan
menyeluruh proses refleksi. Kebanyakan bergantung
kepada faktor seperti motivasi, waktu, komitmen
terhadap pekerjaan dan komitment terhadap pasien dan
keluarganya.
STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN (SPK) ADALAH
RUMUSAN TENTANG PENAMPILAN ATAU NILAI DIINGINKAN
YANG MAMPU DICAPAI, BERKAITAN DENGAN PARAMETER
YANG TELAH DITETAPKAN YAITU STANDAR PELAYANAN
KEBIDANAN YANG MENJADI TANGGUNG JAWAB PROFESI
BIDAN DALAM SISTEM PELAYANAN YANG BERTUJUAN
UNTUK
MENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN KESEHATAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
(DEPKES RI, 2001)
MANFAAT STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
MEMPUNYAI BEBERAPA MANFAAT SEBAGAI BERIKUT :
A. STANDAR PELYANAN BERGUNA DALAM PENERAPAN
NORMA TINGKAT KINERJA YANG DIPERLUKAN UNTUK
MENCAPAI HASIL YANG DIINGINKAN.
B. MELINDUNGI MASYARAKAT
C. SEBAGAI PELAKSANAAN, PEMELIHARAAN, DAN
PENEILITAN KUALITAS PELAYANAN.
D. UNTUK MENENTUKAN KOMPETENSI YANG
DIPERLUKAN
BIDAN DALAM MENJALANKAN PRAKTEK SEHARI-
HARI
E. SEBAGAI DASAR UNTUK MENILAI PELAYANAN,
MENYUSUN RENCANA PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN (DEPKES RI, 2001)
SOP KEBIDANAN
 Standar adalah suatu tingkat mutu yang relevan
terhadap sesuatu
 Standar menjelaskan apa yg harus dicapai, tingkat yang
harus dicapai, persyaratan yang harus dipenuhi agar
dapat disebut bermutu
 Tiga kelompok standar (Donabedian):
 Standar struktur
 Standar proses
 Standar hasil (outcome)

 Prosedur mutu adalah gambaran umum untuk karyawan


tentang cara kerja yang dilakukan yang dapat dipakai
sebagai pegangan dalam bekerja, bermanfaat bila terjadi
perubahan staff dan dapat digunakan untuk menilai
efektifitas suatu sistem pelayanan.
7 SYARAT PROSEDUR
 Prosedur mutu disusun berdasarkan kebutuhan:
 adakah prosedur mutu,

 jika ada apakah masih relevan dan efektif,

 jika tidak ada prosedur apa saja yang perlu disusun sesuai dengan
standar pelayanan
 Prosedur harus ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan, bersama
dengan orang yang memiliki tanggung jawab utama terhadap kegiatan
tersebut.
 Komitmen terhadap prosedurhanya diperoleh dengan adanya
keterlibatan dalam proses penyusunan prosedur.
 Tahapan proses kegiatan dicatat sendiri, dan orang lain diminta untuk
memberi tanggapan
 Prosedur harus jelas, ringkas, dan dapat dilaksanakan
 Prosedur harus disusun berdasar rujukan yang dapat dipertanggung-
jawabkan
 Merupakan alur kegiatan (flow-chart) dari suatu proses pelayanan.
Langkah-langkah penulisan
prosedur mutu:

1. Tentukan proses yang akan disusun prosedurnya


2. Lakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang ada pada
proses tersebut
3. Gambarkan alur kegiatan (flow-chart)
4. Tuliskan prosedur mutu dengan format tertentu
5. Uji coba prosedur
6. Perbaikan prosedur
MONEV MUTU LAYANAN KEBIDANAN
Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk, manusia/ tenaga kerja, proses dan tugas,


serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan (Syafrudin, 2011, hlm. 2).
Mutu pelayanan kebidanan merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk


mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka
tercapainya keluarga yang berkualitas, dan layanan yang
diberikan bidan sesuai kewenangan dengan maksud
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
tercapainya keluarga berkualitas (Estiwidani, et al, 2008,
hlm. 8).

Anda mungkin juga menyukai