PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
CHINTIA SUCI MAWARNI
3444035151023
3C
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
Jalan Pasir Gede Raya No 19, Bojong Herang Kec. Cianjur, Kode Pos 43216
2017 – 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Proposal penelitian ini
berisikan tentang Aplikasi Tindakan MRP Terhadap Peningkatan Keseimbangan
Berdiri Dengan Diagnosa Stroke.
Saya menyadari bahwa proposan penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
saya harapkan demi kesempurnaan proposal penelitian ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
i
ii
DAFTAR ISI
1
2
bulannya yang berarti kehilangan darah secara rutin dalam jumlah cukup banyak,
juga kebutuhan Fe meningkat karena untuk pertumbuhan fisik, mental dan
intelektual, dan kurang mengkonsumsi sumber makanan hewani yang merupakan
sumber Fe yang mudah diserap. Kelompok remaja putri mempunyai risiko paling
tinggi untuk menderita anemia karena pada masa itu terjadi peningkatan
kebutuhan Fe. Peningkatankebutuhan ini terutama disebabkan
karenapertumbuhan pesat yang sedang dialami danterjadinya kehilangan darah
akibatmenstruasi. Kelompok ini juga memilikikebiasaan makan tidak teratur,
mengkonsumsimakanan berisiko seperti fast food, snackdan soft drink dan
tingginya keinginanmereka untuk berdiet agar tampak langsingyang
mempengaruhi asupan zat gizi termasuksumber Fe yang adekuat.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan pendidikan
kesehatan tentang tentang pentingnya zat besi pada penyakit anemia di daerah
Puskesmas cijedil., Cianjur dangan judul : “APLIKASI PENKES ASUPAN ZAT
BESI PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA”.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah yang bisa kita bahas
adalah : bagaimana mengaplikasikan pendidikan kesehatan asupan zat besi pada
remaja putri dengan anemia
C. Tujuan penelitian
1. Tujuanumum
Melaksanakan aplikasi penkes asupan zat besi pada remaja putri dengan
anemia di puskesma cijedil.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komperhensif dalam proses
keperawatan melalui bio-psiko-sosial-spiritual, pengumpulan data
terhadap pasien anemia
b. Mampu membuat diagnosa keperawatan dan mampu
memprioritaskan masalah keperawatan pada pasien dengananemia
c. Mampu membuat perencanaan asuhan keperawatan pada pasien
dengan anemia
3
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teori
Sebagai pengembangan peneliti ilmu pengetahuan keperawatan komunitas
mengenai aplikasi penerapan penkes asupan zat besi remaja puti dengan
anemia di Puskesmas cijedil Cianjur.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi pasien
Menambah wawasan bagi pasien tentang pentingnya zat besi bagi
penderita anemia
b. Manfaat bagi perawat
Memberikan konstribusi dalam pengembangan profesi keperawatan
khususnya dalam bidang keperawatan komunitas.
c. Manfaat bagi Pusat pelayanan kesehatan
Sebagai satu upaya peningkatan mutu pelayanan, yaitu dalam
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif terurtama pada
pasien yang mengalami anemia
d. Manfaat bagi pendidikan
Sebagai salah satu referensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan
khusunya dalam studi kasus pasien remaja putri dengan anemia.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep penyakit
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari
normal anemia mereflesikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal
di dalam sirkulasi . Akibatnya jumlah oksigen yang dihantarkan ke
jaringan tubuh juga berkurang. Anemia bukan merupakan penyakit
khusus melainkan suatu tanda adanya gangguan yg mendasari.
Anemia merupakan kondisi kurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam tubuh seseorang. Anemia dapat terjadi karena kurangnya
haemoglobin yang berarti juga minimnya oksigen ke seluruh tubuh.
Apabila oksigen dalam tubuh berkurang maka orang tersebut akan
menjadi lemah, lesu dan tidak bergairah.
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (hb) .hematocrit atau
hitung eritrosit berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan
oksigen oleh darah.
2. Etiologi
a. Kurang gizi/malnutrisi.
b. Kurang zat besi dalam zat makanan.
c. Malabsorpsi.
d. Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, haid,
dan
e. Penyakit kronik: TBC, paru, cacing usus, malaria, dan lain-
lain.
Kurangnya zat besi dalam tubuh orang dewasa maupun anak-anak
dapat disebabkan oleh beberapa factor.Penyebab utamanya adalah
karena faktor nutrisi.
5
3. Klasifikasi
a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat
kosongnya cadangan besi tubuh, sehingga penyediaan besi
untuk eritropoesis berkurang yang pada akhirnya pembentukan
hemoglobin berkurang. Anemia defisiensi besi dapat
disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi
serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun. Anemia jenis
ini merupakan anemia yang paling sering terjadi.
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan besi,
sehingga cadangan besi makin menurun. Apabila cadangan
kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state. Jika
kekurangan besi berlanjut terus maka penyediaan besi untuk
eritropoesis berkurang sehingga dapat menimbulkan anemia.
Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta pada
beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku,
epitel mulut dan faring serta berbagai gejala lainnya.
Gejala yang khas pada anemia jenis ini adalah kuku
menjadi rapuh dan menjadi cekung sehingga mirip seperti
sendok, gejala seperti ini disebut koilorika. Selain itu, anemia
jenis ini juga mengakibatkan permukaan lidah menjadi licin,
adanya peradangan pada sudut mulut dan nyeri pada saat
menelan.Selain gejala khas tersebut pada anemia defisiensi besi
juga terjadi gejala umum anemia seperti lesu, cepat lelah serta
mata berkunang-kunang.
b. Anemia hipoplastik
Anemia hipoplastik disebabkan karena sumsum tulang kurang
mampu membuat sel-sel darah baru. Penyebabnya belum
6
d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan oleh proses hemolisis.
Hemolisis adalah penghancuran atau pemecahan sel darah
merah sebelum waktunya. Hemolisis berbeda dengan proses
penuaan yaitu pemecahan eritrosit karena memang sudah cukup
umurnya. Pada dasarnya anemia hemolitik dapat dibagi
menjadi dua golongan besar yaitu anemia hemolitik karena
faktor di dalam eritrosit sendiri (intrakorpuskular) yang
sebagian besar bersifat herediter dan anemia hemolitik karena
faktor di luar eritrosit (ekstrakorpuskular) yang sebagian besar
bersifat didapatkan seperti malaria dan transfusi darah.
Proses hemolisis akan mengakibatkan penurunan kadar
hemoglobin yang akan mengakibatkan anemia. Hemolisis
dapat terjadi perlahan-lahan, sehingga dapat diatasi oleh
mekanisme kompensasi tubuh tetapi dapat juga terjadi tiba-tiba
sehingga segera menurunkan kadar hemoglobin.
8
4. Manisfestasi klinis
Selain anemia itu sendiri , beberapa faktor turut memengaruhi
perkembangan gejalayang terkait dengan anemia : kecepatan
terbentuknya anemia, durasi anemia (yi, kronistasinya) kebutuhan
metabolic pasien , penyakit lain atau disabilitas yang menyertai anemia
(mis., penyakit jantung atau paru ) dan komplikasi atau manisfestasi
kondisi penyerta yang menimbulkan anmia , biasanya semakin cepat
anemia terbentuk, semakin berat gejalanya. Gejala yang menonjol dari
anemia mencakup :
a. Pusing
b. Rasa mengantuk
c. Susah konsentrasi
d. Dipsnea , nyeri dada, nyeri otot atau kram , takikardi
e. Kelemahan, keletihan, malaise umum.
f. Pucat paada kulit dan membrane mukosa
(konjungtiva,mukosa,oral)
g. Ikterik (anemia megaloblastik hemolitik)
h. Lidah halus dan berwarna merah (anemia defisiensi besi )
i. Lidah luka seperti daging merah (anemia megaloblastik)
j. Keilosis angular (ulserasi pada tepi/sudut mulut).
k. Kuku rapuh,melengkung /membungbung , berbentuk, cekung
dan pika (secara tidak lazim lapar tepung, tanah, es) pada
pasien defisiensi besi.
5. Pencegahan anemia
a. Pencegahan primer
9
2. Diagnosis
Diagnosis keperawatan
a. Keletihan yang berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan
hilangnya kemmpuan darah membawa oksigen
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan
dengan ketidakadekuatan asupan nutrisi esensial
c. Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan
ketidakadekuat hemoglobindan hematrokrit
d. Ketidakmampuan terhadap terapiyang telah diprogramkan
Masalah kolaboratif / komplikasi potensial
a. Gagal jantung
b. Angina
c. Paresthesia
d. Konfusi/kebingungan
4. Intervensi keperawatan
Menangani keletihan
a. Bantu pasien untuk memprioritaskan aktivitas dan
menyeimbangkan anttara aktivitas dan istirahat
14
5. evaluasi
kriteria hasil yang diharapkan untuk pasien
15
C. Konsep intervensi
Intervensi yang akan dilakukan yaitu dengan melakukan pendidikan
kesehatan :
C. Perencanaan Penyuluhan
1. Waktu :
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 22 Februari 2018
c. Jam : 10.00 WIB
2. Sasaran : Seluruh warga terutama remaja putri
3. Tempat : PUSKESMA CIJEDIL
4. Metode : Ceramah dan tanya jawab
5. Media : Leaflet
16
E. Penyebab Anemia
Anemia zat besi biasanya ditandai dengan menurunnya kadar Hb total di bawah
nilai normal (hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal
(mikrositosis). Tanda-tanda ini biasanya akan menggangu metabolisme energi yang
dapat menurunkan produktivitas. Penyebab anemia gizi besi bisa disebabkan oleh
beberapa hal. Seperti kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,
menderita penyakit ganguan pencernaan sehingga menggangu penyerapan zat besi.
Terjadi luka yang menyebabkan pendarahan besar, persalinan, menstruasi, atau
cacingan serta penyakit kronis seperti kanker, ginjal dan penyakit hati.
F. Tanda-tanda dan Gejala
Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lemah, letih, lesu, nafas
pendek, muka pucat, susah berkonsentrasi serta fatique atau rasa lelah yang
berlebihan. Gejala ini disebabkan karena otak dan jantung mengalami kekurangan
distribusi oksigen dari dalam darah. Denyut jantung penderita anemia biasanya lebih
cepat karena berusaha mengkompensasi kekurangan oksigen dengan memompa
darah lebih cepat. Akibatnya kemampuan kerja dan kebugaran tubuh menurun. Jika
kondisi ini berlangsung lama, kerja jantung menjadi berat dan bisa menyebabkan
gagal jantung kongestif. Anemia zat besi juga bisa menyebabkan menurunya daya
tahan tubuh sehingga tubuh mudah terinfeksi
Gejala anemia defisiensi dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar berikut ini:
Gejala Umum Anemia
18
G. Pencegahan Anemia
1. Diet Tinggi Zat Besi
Anemia dapat dicegah dengan menjalani pola makan sehat dan bervariasi.
Pilih bahan pangan yang tinggi akan zat besi, folat, vitamin B12 dan vitamin C.
Vitamin B12 bermanfaat untuk melepaskan folat sehingga dapat membantu
pembentukan sel darah merah. Sedangkan vitamin C penting dikonsumsi
penderita karena dapat membantu penyerapan zat besi. Selain diet tinggi zat besi,
pemulihan anemia biasanya diperlukan tambahan suplemen folat, vitamin B12
serta zat besi. Pemulihan terapi diet yang disertai pemberian suplemen penderita
anemia biasanya akan pulih setelah 6 bulan menjalani terapi.
2. Meningkatkan Konsumsi Makanan Bergizi.
19
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
(daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna
hijau tua, kacang-kacangan, tempe).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA