Anda di halaman 1dari 9

Kelompok

Menghadapi kondisi gawat darurat dan kematian menurut


agama Islam

Kelompok :
• Muhamad Riesaldi Noveryan 1714201011
“Etika Melayani Pasien dalam kondisi gawat darurat
dan kematian dalam agama islam “

Semua orang pasti akan mati. Bagi muslim, mati


dalam keadaan Islam adalah tujuan terpenting akhir
hidup karena hal itu diperintahkan oleh Allah SWT
dalam Al-Quran. Sakaratul maut merupakan saat
kritis peralihan dari kehidupan ke kematian. Saat
tersebut sangat penting bagi pasien muslim dan
keluarganya. Bila pada saat terakhir kehidupan,
seseorang mengucapkan kalimat tauhid
‘Laailahailallah’ maka terbuka peluang masuk surga.
Sepanjang kehidupan manusia di dunia, ada
3 titik penting yang sangat bermakna yaitu
kelahiran, pernikahan dan kematian. Yang
kedua, tidak semua orang mengalaminya,
namun yang pertama dan ketiga semua
orang pasti mengalaminya.
QS 03. Ali Imran 185. “Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati . …”
QS 21. Al-Anbiya 35.“Tiap yang berjiwa
akan merasakan mati. Kami akan menguji
kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kamulah kami
dikembalikan.”
Etika juga mempunyai hubungan terhadap
perawatan pasien yang menjelang ajal.
Sikap mencerminkan bagaimana seseorang
merasakan sesuatu yang bisa diperoleh dari
orang tua, guru atau rekan kerja maupun
lingkungan sekitar. Etika juga merupakan
tanggapan atau reaksi seseorang terhadap
obyek ternetntu yang bersifat positif
maupun negatif
Tingkat pengetahuan dan sikap perawat
mutlak di perlukan dalam melakukan
perawatan pasien menjelang azal. Peran
spiritual ini sangat penting terutama
untuk pasien yang diagnosa harapan
untuk sembuhnya sangat tipis dan
mendekati sakaratul maut
Orang yang mengalami penyakit keritis
dan menjelang sakaratul maul lebih
banyak mengalami penyakit kejiwaan
sehingga pembinaan kerohanian saat
pesien menjelang ajal perlu mendapat
perhatian khusus
Pasien biasanya di hinggapi rasa depresi
yang berat, perasaan marah akibat
ketidak berdayaan dan keputusasaan.
Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien
tersebut selalu berada di samping perawat
oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan
sepiritual dapat meningkatkan semangat
hidup pasien yang di diagnosa harapan
sembuhnya tipis dan dapat
mempersiapkan diri pasien untuk
menghadapi alam yang kekal
Dalam keadaan pasien menjelang ajal,
peran perawat di samping memenuhi
kebutuhan spiritual pasien muslim agar
meninggal dalam keadaan khusnul
khatimah. Perawat bimbing pasien dengan
meyakinkan (dengan melafatkan dengan
secara berulang-ulang) kalimat “
laailahaillah”, sebagaimana sabda
Rasulullah:
“ talkinkanlah olehmu orang yang mati
diantara kamu dengan kalimat
laailahaillah, karena sesungguhnya
seseorang yang mengakhiri ucapannya
dengan itu ketika matinya maka itulah
bekalnya sesungguhnya seseorang yang
mengakhiri ucapannya dengan itu ketika
matinya maka itulah bekalnya menuju
surga “ ( HR Muslim)
Referensi
-
https://www.researchgate.net/publication/3
31381579_Etika_Melayani_Pasien_Muslim_
pada_Stadium_Terminal

 http://
digilib.unisayogya.ac.id/847/1/Naskah%2
0Publikasi_MUHAMMAD%20KUNTADI%20
WICAKSONO.pdf

 http
://repository.radenintan.ac.id/5263/1/SK
RIPSI.pdf

Anda mungkin juga menyukai