Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOKIMIA

Enzim dalam diagnostic, terapeutik, dan metabolisme

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Enzim dalam diagnostic, terapeutik, dan
metabolisme”. Untuk kedua kalinya sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi
Muhamad SAW semoga selalu terlimpahkan. Amien.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah biokomia
yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi siswa siswa atau bagi pembacanya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak maupun bagi pembaca makalah ini.

Malang, 23 Februari 2019

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang Penulisan........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 6
BAB II..................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 7
2.1 Enzim dalam Diagnostik ......................................................................................................... 7
2.2 Enzim sebagai Terapeutik ....................................................................................................... 8
2.3 Enzim sebagai metabolisme .................................................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 11
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubahan-
perubahan kimia dalam system biologi. Zat ini dihasilkam oleh organ-organ hewan dan
tanaman, yang secara katalik menjalankan berbagai rekasi , seperti pemecahan hidrolisis,
oksidasi, reduksi, isomerisasi, adisi, transfer radikal dan kadang-kadang pemutusan ikatan
karbon. Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, di mana hampir semua
enzim adalah protein. Pada reaksi-reaksi enzimatik, molekul yang mengawali reaksi disebut
substrat, sedangkan hasilnya disebut produk.Cara kerja enzim dalam mengkatalisis reaksi
kimia substansi lain tidak merubah atau merusak reaksi ini.Enzim terdapat di dalam sel,
adanya peningkatan jumlah suatu enzim dalam serum atau plasma umumnya merupakan
konsikuensi dari cedera sel sehingga molekul-molekul intrasel dapat lolos keluar. Dengan
demikian, jumlah enzim yang sangat berlimpah dalam serum digunakan secara klinis sebagai
bukti adanya kerusakan organ. Enzim-enzim yang dibebaskan ke dalam sirkulasi tidak
memiliki fisiologik di sana dan secara bertahap dibersihkan melalui rute ekskresi normal.
Enzim berperan penting dalam mendiagnostik suatu penyakit dalam tubuh. Analisis
enzim dalam serum dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, seperti: infarktus otot
jantung, prostat, hepatitis, dan lain-lain. Ditemukannya suatu enzim dalam darah dengan
tingkat berlebihan seringkali menunjukkan adanya kerusakan sel di dalam organ yang sakit.
Penyakit tertentu seperti hepatitis terinfeksi menyebabkan jaringan hati mengalami kerusakan
akibat infeksi, sehingga terjadi pelepasan enzim hati ke dalam darah.
Enzim sebagai terapeutik dalam tubuh juga befungsi sebagai terapi atau pengobatan
dari penyakit tertentu. Protein terapeutik yang dihasilkan dapat berguna untuk penyakit
seperti Alzheimer, kanker, COPD (chronic obstructive pulmonary disease), Crohn, cystic
fibrosis, diabetes, penyakit jantung, penyakit ginjal, multiple sclerosis, obesitas, rheumatoid
arthritis, cedera sumsum tulang belakang dan sebagainya.
Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh
enzim. Jika tidak ada enzim atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel
akan terhambat sehingga pertumbuhan sel juga terganggu. Enzim mengatur kecepatan dan

4
kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Secara umum, enzim
memiliki fungsi sebagai biokatalisator yaitu berfungsi mempengaruhi dan mempercepat
berlangsungnya sebuah reaksi kimia di dalam tubuh organism, baik itu reaksi penguraian
ataupun reaksi pembentukan.

Sifat-Sifat Enzim
Enzim memiliki beberapa sifat, diantaranya yaitu :
1. Enzim sebagai biokatalisator.
Enzim sebagai biokatalisator berguna untuk merubah kecepatan reaksi dengan cara
menurunkan energi aktivasinya. Meskipun dalam jumlah sedikit, enzim bisa
mempercepat reaksi ribuan kali lipat.

2. Enzim berupa koloid.


Enzim merupakan senyawa protein yang membentuk suatu koloid di dalam larutan
enzim yang berguna untuk menambah luas bidang permukaan pada enzim sehingga
energi aktivitasnya menjadi lebih besar.
3. Enzim bekerja secara spesifik.
Enzim bekerja secara spesifik yang berarti enzim hanya bekerja pada substrat
tertentu saja. Contoh: enzim katalase hanya dapat menghidrolisis H2O2 menjadi
H2O dan O2.

4. Enzim bersifat termolabil.


Cara kerja enzim dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu tinggi, maka cara kerja enzim
akan cepat. Sebaliknya jika suhu rendah, maka cara kerja enzim semakin lambat.
Akan tetapi jika suhu terlalu tinggi, maka enzim akan mengalami denaturasi.
5. Enzim bisa bereaksi dengan substrat basa maupun asam.
Hal ini dikarenakan bagian sisi aktif enzim memiliki gugus R residu asam amino
spesifik yang berperan sebagai penerima atau pemberi protein yang sesuai.

6. Kerja enzim bersifat reversibel (bolak-balik).


Pada dasarnya, kerja enzim yaitu hanya mempercepat laju reaksi kimia untuk
mencapai kesetimbangan. Enzim tidak bisa menentukan arah reaksi. Tetapi, suatu
enzim bisa melakukan reaksi dua arah yaitu dari produk menjadi substrat atau
substrat menjadi produk. Contoh: enzim lipase bisa merubah lemak menjadi gliserol
dan asam lemak. Sebaliknya, enzim lipase juga bisa menyatukan asam lemak dan
gliserol menjadi lemak.
7. Enzim yang Menyerupai Protein.
Beberapa sifat enzim ada yang menyerupai sifat dari protein, seperti bekerja pada
suhu optimum, dapat mengalami denaturasi pada suhu terlalu tinggi, kinerja
menurun pada pelarut organik dan ketika dalam kondisi basa kuat atau asam kuat,
serta dipengaruhi oleh inhibitor (penghambat), aktivator (pemicu), dan konsentrasi
substrat.

5
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana peran enzim dalam diagnostik ?
2. Bagaimaa peran enzim dalam terapeutik ?
3. Bagaimana peran enzim terhadap proses metabolisme?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan, yaitu :
1. Untuk mengetahui peran enzim dalam diagnostik
2. Untuk mengetahui peran enzim dalam terapeutik
3. Untuk mengetahui peran enzim dalam proses metabolisme

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Enzim dalam Diagnostik


A. Macam- macam enzim
1. Serum Glutamic Oxaloacetic Transferase (SGOT) / Aminotransferase Asparat
(AST).
Untuk mendeteksi peningkatan Ast serum, enzim yang ditemukan, terutama dalam otot
jantung dan hati, yang meningkat selama MI akut dan kerusakan hati.Untuk
membandingkan temuan AST dengan kadar CK dan LDH dalam mendiagnosis MI akut.
2. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) / Aminotransferase Alanin (ALT).
Untuk mendeteksi penyakit hati.
3. Amilase dengan isoenzim (serum)
Untuk membantu dalam mendiagnosis pankreatitis akut dan masalah kesehatan lainnya
4. Lipase (serum)
Untuk mengetahui keberadaan pankreatitis akut atau gangguan pankreatik lainnya (lihat
masalah klinis).
5. Fosfatase asam
Untuk membandingkan uji ACP dengan hasil laboratorium lainnya, untuk mendiagnosis
kanker prostat atau BPH.
6. Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) dengan isoenzim (serum) ·
Untuk menemukan apakah terjadi gangguan hati atau tulang.Untuk membandingkan hasil
pengujian ALP dengan pengujian laboratorium lain, guna memastikan apakah terjadi
gangguan hati atau tulang.

7
7. Laktat dehidrogenase (LDH)
Untuk mendiagnosis kerusakan otot miokardium atau otot rangka. Untuk membandingkan
temuan uji dengan uji enzim jantung lainnya (mis., CPK, AST). Untuk memeriksa
temuan isoenzim LDH, guna menentukan keterlibatan organ.
8. Kreatin fosfokinase (serum), isoenzim CPK (serum) kreatin kinase (CK)
Untuk memastikan keberadaan penyakit miokardium atau otot rangka. Untuk
membandingkan temuan uji dengan kadar AST/SGOT dan dehidrogenase laktat (lactate
dehydrogenase, LDH). Guna memastikan keberadaan kerusakan miokardium
9. Gamma-Glutamil Transferase (GGT) serum
Untuk mendeteksi keberadaan gangguan hepar. Untuk memantau kadar enzim GGT
selama terjadi gangguan hati dan selama pengobatan yang diberikan. Untuk
membandingkan kadar enzim ini dengan kadar enzim hati yang lain guna mengidentifikasi
disfungsi hati.

2.2 Enzim sebagai Terapeutik


Telah ditemukan beberapa aplikasi enzim sebagai agen terapi. Beberapa contoh yaitu
transfuse darah segar, atau komponen aktifnya dalam pendarahan. pengelolaan secara
langsung dari enzim pencernaan dalam penyakit. (contohnya : cystic vibrosis) pengelolaan
enzim vibrinolitik (contohnya : streptokinase) untuk meneruskan pembuluh darah yang
tersumbat melalui trombi dalam trombombolic (contohnya penyumbatan paru-paru infraksi
miokardial akut). Ancaman kekacauan tertentu dari kesalahan metabolisme sejak lahir.
(contoh: penyakit gaucher), dan terapi kanker. Untuk penggunaan enzim dalam terapi,
seharusnya sumber diambil dari manusia, untuk menghindari masalah imunologica.
Walaupun enzim didapatkan dari darah manusia mudah ditemukan namun enzim dari
jaringan yang mana akan berfungsi semetara dalam ancaman kesalahan metabolisme sejak
lahir. Adalah sulit didapatkan dalam jumlah yang cukup.
Transport enzim spesifik pada jaringan target juga menjadi masalah, tetapi beberapa
kemajuan baru dan aplikasi komersil (contohnya: propagasi kultur jaringan sel manusia,
isolasi dan cloning dari gen spesifik) bepotensial untuk mengatasi kesulitan ini. Beberapa
tekhnik telah digunakan dalam produksi hormone peptide seperti somatostatin dan insulin,
interferon dan aktifator jaringan lasminogen. Dalam perlakuan dengan enzim atau protein,
serangan kofalen dari polimer polietilenaglicol (PEG) tidak aktif atau lamban menyediakan
beberapa keuntungan terapi. Ini termasuk memperlambat pembersihan dan pengurangan

8
imunogenity menghindari degradasi dan pengikatan antibody. Terapi enzim PEG digunakan
dalam perlakuan penyakit imuno deficiensi, disebabkan oleh kekurangan adenosine
diaminasi. dan PEG-interferon Alfa complex, yang digunakan dalam perlakuan infeksi
hepatitis c kronis. Bagaimanapun ketika sebuah gen dikloning tekhnik yang tadi akan
dikembangkan untuk memasukannya kedalam genom dari manusia yang kurang atau
memiliki mutasi gen.

2.3 Enzim sebagai metabolisme


Mempercepat suatu reaksi kimia tanpa ikut bereaksi
Proses metabolisme dengan melibatkan enzim akan mempercepat suatu reaksi
kimia. Sedangkan proses metabolisme dengan tidak melibatkan enzim akan
memperlambat suatu reaksi kimia. Enzim sendiri tidak ikut dalam reaksi. Pada saat
metabolisme melibatkan enzim, substrat akan berikatan dengan enzim. Kemudian
enzim akan merubah substrat menjadi produk. Produk merupakan hasil akhir yang
akan digunakan oleh tubuh. Semakin banyak enzim yang terlibat, maka akan
semakin cepat pula reaksi kimia dalam proses metabolisme, sehingga tubuh dapat
memperoleh energi lebih cepat dan dapat menjalankan aktivitas secara maksimal.
Memperoleh suatu produk yang diinginkan
Meskipun enzim di dalam tubuh memiliki jumlah ribuan, tetapi banyak enzim yang
tidak tertukar. Enzim juga dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk substratnya,
sehingga diperoleh produk yang diinginkan. Misalnya, dari proses pemecahan
amilum dapat diperoleh produk glukosa.

Enzim hanya akan mengikat substrat pada sisi aktifnya


Enzim di dalam tubuh dapat membedakan antara satu jenis enzim dengan jenis
enzim lainnya, meskipun jumlah enzim di dalam tubuh ada ribuan. Pada teori
gembok dan kunci, enzim diumpamakan sebagai gembok yang memiliki bagian kecil
dan bisa mengikat substrat pada sisi aktif enzim. Sedangkan, substrat diumpamakan
sebagai kunci yang bisa berikatan dengan sisi aktif enzim.

Bisa digunakan berkali-kali


Setelah terbentuk produk pada saat proses metabolisme, enzim akan melepaskan
diri dan kembali ke bentuk semula. Kemudian enzim tersebut dapat melakukan
proses kembali. Jadi, enzim memiliki peranan yang lama di dalam tubuh. Enzim
dapat digunakan berkali-kali di dalam tubuh, tetapi ada juga enzim yang tidak dapat
digunakan berkali-kali karena enzim telah rusak yang disebabkan adanya faktor
tertentu, seperti perubahan suhu.
Menurunkan energi dari aktifasi
Proses metabolisme yang sedang berlangsung akan mengurangi energi yang ada
dalam tubuh. Enzim berperan penting dalam proses tersebut untuk menurunkan

9
energi aktifasi. Metabolisme akan berjalan lebih baik dan lebih cepat saat energi
turun. Enzim berperan untuk membantu tubuh menghemat energi. Contoh: pada
saat kita memindahkan air menggunakan ember maka akan lebih cepat daripada
menggunakan kedua tangan. Ember dapat menampung banyak air, sehingga
membutuhkan sedikit energi dan proses lebih cepat. Sedangkan, menggunakan
kedua tangan membutuhkan banyak energi dan proses yang lama untuk
mendapatkan air satu ember. Ember diumpamakan sebagai enzim. Oleh karena itu,
semakin banyak enzim yang bekerja, maka semakin cepat pula proses metabolisme
pada tubuh.

Menjaga Kekebalan Tubuh Kita


Pada tubuh kita terdapat ribuan enzim yang bekerja untuk membantu proses kimiawi
yang mampu membuat tubuh kita tetap bertahan. Enzim berperan penting dalam
proses pembentukan zat kimiawi secara maksimal serta menjaga tubuh tetap sehat
dan melindungi tubuh dari virus penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
Proses kimiawi tersebut membuat tubuh dapat menghasilkan sebuah energi.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peranan enzim sangat besar dalam kehidupan manusia. Antara lain Peran enzim dalam
diagnostik, dalam ini enzim memudahkan mendeteksi gangguan -gangguan yang terdapat dalam
beberapa bagian tubuh guna memastikan kerusakan. Pemanfaatan enzim sebagai alat terapeutik,
enzim merupakan teknik alternatif yang berasal dari manusia dari gen spesifik yang dapat
memudahkan dalam proses terapi. Dan Pemanfaatan enzim terhadap proses metabolisme sebagai
katalisator, dapat bekerja sesuai yang kita inginkan, dapat digunakan berkali-kali walaupun jumlahnya
sedikit, menurunkan energi aktifasi , dan pembentukan zat kimiawi membuat tubuh dapat terlindungi.

3.2 Saran
Kami mengharapkan agar pembaca dapat membaca makalah ini agar lebih memahami materi
tentang enzim, serta pembaca dapat mengembangkan pengetahuannya tentang enzim lebih
dalam lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Heru Santoso Wahito Nugroho, 2008. Protein dan Enzim, www.heruswn.teach-nology.com

Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi 6, EGC,

Jakarta, 2007.

Ronald A. Sacher dan Richard A. McPherson, Tinjauan Klinis Hasil

PemeriksaanLaboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta, 2004.

E.N. Kosasih & A.S. Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Edisi 2,

Karisma Publishing Group, Tangerang, 2008.

12

Anda mungkin juga menyukai