Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
Lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia
ialah lipid. Untuk memberikan defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar,
sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa
atau mirip. Para ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang
mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan kedalam satu kelompok yang
disebut lipid. Di dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid yaitu kolestrol,
trigliserida dan fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang susah larut dalam lemak ,
maka perlu dibuat bentuk yang terlarut. Untuk itu butuh suatu zat pelarut yaitu
suatu protein yang dikenal dengan nama apolipoprotein yang sering diberi nama
secara alfabetis yaitu Apo A, Apo B, Apo C dan Apo E. Senyawa lipid dengan
apoprotein ini sering disebut sebagai lipoprotein. Setiap lipoprotein terdiri atas
Kolestrol (bebas/ester), Trigliserid, Fosfolipid dan Apoprotein. Lipoprotein
berbentuk sferik (bentuk bulat agak melonjong) dan mempunyai inti trigliserid
dan kolestrol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolestrol bebas.
Apoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein (lihat gambar).
Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak, dan
komposisi lipoprotein. Dengan menggunakan ultrasentrifusi, pada manusia
dibedakan enam jenis lipoprotein, yaitu:
1. HDL (High Density Lipoprotein) : lipoprotein yang terlibat dalam
metabolisme VLDL, LDL dan IDL. HDL disintesis oleh usus dan hati.
2. LDL (Low Density Lipoprotein) : adalah stadium akhir dari katabolisme
VLDL. VLDL yang dikeluarkan oleh hati akan berubah menjadi LDL di
dalam sirkulasi darah. LDL banyak mengandung kolesterol dibandingkan
bentuk VLDL.
3. IDL (Intermediate Density Lipoprotein) : bentuk peralihan dari VLDL ke
LDL, biasanya terbentuk singkat dalam pembuluh darah.
4. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) : adalah lemak yang diangkut dari hati
(dari metabolisme hati).
5. Kilomikron : adalah lemak yang diangkut mukosa usus.
6. FFA (Free Fatty Acid) : adalah asam lemak bebas yang dijumpai dalam
plasma darah sebagai produk lipolisis dari pembuluh darah dan jaringan
adipose/lemak.
Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah:
1. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut
organik misalnya ester, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut
pelarut organik.
2. Ada hubungan dengan asam lemak atau esternya.

3. Mempunyai kemungkinan digunakan oleh mahluk hidup. Jadi berdasarkan


sifat fisika tersebut, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan
cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut lemak tersebut. Jaringan bawah
kulit di sekitar perut, jaringan sekitar ginjal mengandung banyak lipid
terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur
terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30% (Poedjiadi,2006).
Salah satu Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita
terutama karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A,
D, E, dan K. Manusia dapatdigolongkan mahluk omnivora, artinya
makanannya terdiri dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat
menerima minyak dan lemak dari berbagai sumber maupun tanaman. Minyak
merupakan jenis makanan yang paling padat energi, yaitu mengandung 9 kkal
per gram atau 37 kilojoule per gram. (Winarno, 1992).
Penggolongan Senyawa Lipid :
Senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan.
Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga
golongan besar, yakni:
1. Lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya:
lemak atau gliserida dan lilin (waxes).
2. Lipid gabungan/kompleks yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan, contohnya: fosfolipid.
3. Derivate lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid,
contohnya: asam lemak, gliserol, dan sterol.
Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi
dalam dua golongan yang besar, yakni:
1. Lipid yang dapat disabunkan yaitu dapat dihidrolisis dengan basa,
contohnya lemak.
2. Lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid.
Dan beberapa golongan lipid berdasarkan kemiripan struktur kimianya,
yaitu:
1. Asam lemak
2. Lemak
3. Lilin
4. Fosfolipid
5. Stingolipid
6. Terpen
7. Steroid
8. Lipid kompleks

BAB II
PEMBAHASAN
A. Dislipidemia
A.1 Definisi
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida
serta penurunan kadar kolesterol HDL (Sunita, 2004). Dislipidemia adalah
keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah atau
trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol
(Andry Hartono, 2000). Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis
semuanya memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang
lain, sehingga tidak mungkin dibahas sendiri-sendiri.
Ketiganya dikenal sebagai trias lipid, yaitu:
a. Kolesterol total
Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol
total darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat kuat, konsisten,
dan tidak bergantung pada faktor resiko lain. Penelitian genetik, eksperimental,
epidemiologis, dan klinis menunjukkan dengan jelas bahwa peningkatan kadar
kolesterol total mempunyai peran penting pada patogenesis penyakit jantung
koroner (PJK).
b. Kolesterol HDL dan kolesterol LDL
Bukti epidemiologis dan klinis menunjang hubungan negatif antara kadar
kolesterol HDL dengan penyakit jantung koroner. Intervensi obat atau diet dapat
menaikan kadar kolesterol HDL dan dapat mengurangi penyakit jantung koroner
c.

Trigliserida
Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungan dengan
penyakit jantung koroner apabila disertai adanya penurunan kadar kolesterol
HDL.
Kadar lemak darah dalam
tubuh
Kolesterol Total

Kisaran Ideal
(mg/dl)
120-200

LDL

60-160

HDL

35-65

Perbandingan LDL/HDL

<3,5

Trigliserida

<200

A.2 Klasifikasi Dislipidemia


Klasifikasi dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit adalah sebagai
berikut:
a) Dislipidemia Primer Yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat
menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah.
b) Dislipidemia Sekunder Yaitu disebabkan oleh suatu keadaan seperti
hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik syndroma,
kehamilan, anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif. Hipertrigliserida
disebabkan oleh DM, konsumsi alkohol, gagal ginjal kronik, miokard infark,
dan kehamilan. Dan dislipidemia dapat disebabkan oleh gagal ginjal akut,
penyakit hati, dan akromegali.
A.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kadar lipid :
Dalam batasan ilmiah, dislipidemia terjadi adanya akumulasi kolestrol dan
lipid pada dinding pembuluh darah. Dislipidemia merupakan masalah yang cukup
penting karena termasuk faktor resiko utama penyakit jantung koroner. Penelitian
mendukung bahawa dislipidemia memiliki lebih dari asatu penyebab. Faktor
genetic, pola makan, gaya hidup, obesitas dan faktor lain.
a. Faktor genetik
Dislipidemia cenderung terjadi dalam keluarga, mendukung bahwa hal itu
mungkin memiliki suatu penyebab genetic. Dalam dunia medis dislipidemia yang
diturunkan familial dislipidemia (FD). FD ini merupakan penyakit genetic yang
diturunkan secara dominan autosomal (kromosom yang bukan untuk produksi)
dalam sel manusia. Penyebab penyakit ini adalah adanya mutasi yang terjadi pada
reseptor kolestrol LDL. Reseptor LDL merupakan reseptor sel perukaan yang
berfungsi untuk mempertahankan homeostasis kolestrol. Cara sederhana untuk
menerangkan bahwa penyebab dislipidemia dari faktor genetik yiatu sebesar 80%
dari kolestrol di dalam darah di produksi oleh tubuh sendiri ada sebagian orang
yang memproduksi kolestrol lebih banyak dibandingkan yang lain. Ini disebabkan
karena factor keturunan. Pada orang tersebut meskipun hanya mengkonsumsi
makanan yang mengandung kolestrol atau lemak jenuh tetapi tubuh tetap saja
memproduksi kolestrerol lebih banyak.

b. Faktor pola makan


Terjadi penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri koroner tersebut
disebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak ( kolesterol, trigliserida) di bawah
lapiasan terdalam (endothelium) dan dinding pembuluh nadi. Salah satu factor
yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak
ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Penyakit jantung kerap diidentikan
dengan penyakit akibat hidup enak, yaitu terlalu banyak mengkonsumsi
makanan mengandung lemak dan kolestrol. Hal ini semakin menjadi dengan kian
membudayanya konsumsi makanan siap saji junk food aktu dalam kurun waktu
satu decade ini. Junk food telah menjadi bagian dari gaya hidup sebagai
masyarakat di Indonesia , diberbagai tempat yang selalu penuh oleh pengunjung

dengan berbagai usia, dari kalangan annak-anak hingga dewasa. Padahal jun food
banyak mengandung sodium. Lemak jenuh dan kolestrol. Lemak jenuh berbahaya
bagictubuh karena merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol yang
juga berperan akan muncul penyakit jantung. Karena kolestrol yang mengendap
lama-lama akan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga mengganggu
metabolisme otot jantung. Cara terbaik untuk menjaga tubuh dari serangan
jantung adalah mengubah gaya hidup dengan menjalankan diet seimbang. Untuk
menghindari penimbunan lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing, makananan
bersantan dan gorengan kerena dapat meningkatkan kadar kolestrol darah. Lemak
jenuh tunggal mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatan kadar kolestrol
darah, terdapat pada minyak jaitun, minyak biji kapas, minyak wijen.
c.

Faktor obesitas
Obesitas digunakan untuk memahami batasan sederhana dari kelebihan
berat badan yang dihasilkan dari makan terlalu banyak dan aktifitas terlalu sedikit.
Obesitas merupakan hasil interaksi kompleks antara factor-faktor genetic,
pertilaku dan lingkungan menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan
pengeluaran energy. Peningkatan berat badan 20% atau lebih diatas berat badan
normal adalah titik dimana kelebihan berat badan berkembang menjadi gangguan
kesehatan. Tingkat kelebihan berat badan yang rendah dapat berkaitan dengan
resiko kesehatan, terutama timbulnya gangguan kesehatan lain seperti diabetes,
hipertensi dan penyakit jantung.
Orang dengan obesitas maka didalam tubuhnya cenderung akan banyak timbunan
lemak yang berlebih, dan timbulnya lemak yang ada dalam tubuh ini akan
menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah
ini kemudian akan dapat meningkatkan kadar kolestrol total dan LDL kolestrol.
Obesitas telah berkembang sebagai faktor resiko diabetes. Hipertensi, penyakit
kardiovaskuler dan beberapa kanker pada pria dan wanita. Kondisi lain yang
terjadi, termasuk kesulitan bernafas waktu tidur, osteoarthritis, kemandulan,
hipertensi intracranial idiopati, penyakit statis vena pada anggota gerak
bawah,getaran gastro-esofageal dan gangguan perkemihan.

d. Faktor kebiasan merokok


Masyarakat awam sudah banyak mengetahui bahwa merokok bisa
merusak paru-paru karena asap yang dihisap langsung masuk ke paru-paru
namun banyak orang tidak tahu bahwa rokok ternyata juga bisa meningkatkan
kolestrol dalam tubuh manusia. Beberapa situs kesehatan disebutkan bahwa zatzat kimia yang terkandung dalam rokok, terutama nikotin dapat menurunkan
kadar kolestrol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolestrol buruk (LDL) dalam
darah. Pada kebanyakan orang yang merokok ditemukan bahwa kadar HDLnya
rendah. Berarti kadar pembentukan kolestrol baik yang bertugas membawa lemak
dari jaringan ke hati menjadi terganggu, sementara kebalikannya justru terjadi
pada kadar LDL nya. Pada orang merokok ditemukan kadar LDL nya tinggi ,

berarti lemak daru justru dibawa kembali ke jaringan tubuh. Bahan dasar rokok
mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam satu batang
rokok terdapat kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, 40% diantaranya beracun.
Bahan kimia yang berbahaya terutama nikotin, tar, hidrokarbon, karbon
monoksida, dan logam berat dalam asap rokok. Nikotin dalam rokok dapat
mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah.
Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner,
yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Selain mempurburuk profil lemak
atau kolestrol darah, rokok juga dapat meningkatkan tekanan darah dan nadi.
e.

Kurang keteraturan berolahraga.


Aktifitas yang efektif dapat menurunkan kadar kolestrol yaitu berupa
olahraga teratur yang dilakukan minimal tiga kali seminggu masing-masing
dengan lama waktu antara kurang lebih 45 menit. Olahraga yang dianjurkan
adalah olahraga yang melibatkan otot-otot besar tubuh seperti paha, lengan atas
serta pinggul,seperti senam, aerobic, jalan kaki, berenang, jogging, atau
bersepeda. Olahraga merupakan bagian dari aktifitas fisik yang dilakukan untuk
tujuan memperoleh manfaat kesehatan. Aktifitas fisik adalah gerakan yang
dilakukan oleh tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktifitas fisik, otot
membutuhkan energi luar metabolisme untuk bergerak. Banyaknya energy yang
dibutuhkan tergantung seberapa banyak otot bergerak, berapa lama dan berapa
berat aktifitas yangdilakukan.
Manfaat olahraga yang teratur yaitu :
1)Meningkatkan kadar HDL kolestrol.
2)Memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard.
3)Menurunkan berat badan sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang
bersama-sama dengan menurunkan LDL kolestrol.
4)Membantu menurunkan tekanan darah.
5)Meningkatkan kesegaran jasmani.
f.

Stress
Secara sederhana stress dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
individu terganggu keseimbangannya. Stress terjadi akibat adanya situasi
eksternal atau internal yang memunculkan gangguan dan menurunkan individu
untuk berespon adaptif. Stress merupakan sesuatu yang terpisahkan dari
kehidupan manusia, bahkan stress seperti merupakan bagian dari kehidupan itu
sendiri.
Dalam sebuah penelitian menunjukkan orang yang stress 1,5 x lebih besar
mendapatkan resiko PJK daripada orang yang tidak stress karena dengan adanya
stress terjadi peningkatan kolestrol darah dan tekanan darah dalam tubuh.
A.4 Faktor Risiko
Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah (plak kolesterol)
membuat saluran pembuluh darah sempit dan aliran darah menjadi kurang lancar.

Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah,
meninggalkan luka pada dinding pembuluh darah yang dapat mengaktifkan
pembentukan bekuan darah. Pembuluh darah dikarenakan sudah mengalami
penyempitan dan pengerasan oleh plak kolesterol, maka bekuan darah ini mudah
menyumbat pembuluh darah secara total yang dikenal sebagai aterosklerosis
(proses pembekuan plak pada pembuluh darah). Penyempitan dan pengerasan ini
apabila cukup berat akan menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak
memadai, maka akan menimbulkan sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai
angina, bila berlanjut akan menyebabkan matinya jaringan otot jantung yang
disebut infrak miokard, dan apabila meluas akan menimbulkan gagal jantung atau
PJK (penyakit jantung koroner). Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang
menunju ke otak (artericarotid) maka akan menyebabkan stroke. Gejala serangan
tergantung dari derajat serangan, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Gejala
stroke ringan : bicara tiba-tiba pelo, gejala yang lebih berat berupa kelumpuhan,
anggota gerak badan, wajah menjadi asimetris, jika terjadi perdarahan hebat akan
menyebabkan kematian. Dislipidemia juga berkaitan dengan penyakit kencing
manis atau diabetes mellitus (DM) dimana pada penderita DM kadar gula dalam
darah akan melebihi normal. Kadar gula darah apabila naik dan berlangsung lama
maka akan memicu terjadinya aterosklerosis pada arterikoroner dan akan
meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida. Bentuk LDL pada penderita DM
lebih padat dengan ukuran yang lebih kecil yang sering disebut Small Dense LDL,
sehingga akan lebih mudah masuk kedalam lapisan pembuluh darah yang lebih
dalam, ini akan lebih berbahaya karena lebih bersfat aterogenetik (lebih mudah
menempel pada pembuluh darah dan lebih mudah membentuk plak). Dampak lain
yang ditimbulkan oleh dislipidemia adalah disfungsi ereksi kemampuan mencapai
atau mempertahankan penis yang memadai untuk melakukan hubungan seksual
yang memuaskan. Proses aterosklerosis dapat terjadi pada pembuluh darah penis
(arteri dosal penis) plak yang menyumbat pembuluh darah penis akan
menyebabkan penis tidak mendapat aliran darah sehingga mengganggu terjadinya
ereksi.
A.5 Penyakit Akibat Dislipidemia
a. Arterosklerosis
Adalah radang pada pembuluh darah manusia akibat akumulasi kolesterol
di dalam dinding pembuluh darah arteri, mengakibatkan penebalan arteriol dan
pengerasan pada pembuluh darah yang dapat menghambat aliran darah ke
berbagai organ. Aterosklerosis adalah proses umum yang melibatkan banyak
pembuluh darah di tubuh, termasuk di jantung, otak, dan ginjal.
b. Hipertensi
Adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik >
140mmHg dan tekanan darah diastolik > 90mmHg. Sebuah tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg adalah definisi yang diterima untuk hipertensi sistolik,
sedangkan tekanan lebih dari 90 mmHg sering didefinisikan sebagai hipertensi

diastolik. Tingkat tekanan darah harus konsisten, bukan sekadar rekaman sporadis.
Untuk menentukan apakah hipertensi hadir, yang terbaik adalah mengukur
tekanan darah sendiri, yang diperoleh di luar pemeriksaan rutin kedokter, yaitu
dianjurkan 1 bulan sekali. Gejala : sakit kepala, migrain, rasa berat di tengkuk,
mata berkunang-kunang, lemah, muka pucat, suhu tubuh sedikit rendah.
c.

Klaudikasio intermitten
Adalah nyeri pada otot ekstremitas bawah yang timbul ketika berjalan
disebabkan oleh penyumbatan kolestrol di pembuluh darah kaki. Penyakit ini
menyebabkan penderita berhenti untuk berjalan.
Mekanise penyakit klaudikasio intermiten :
Plak aterom/lemak di pembuluh darah asupan darah (mengandung oksigen dan
glukosa) ke jaringan otot di kaki berkurang otot kekurangan oksigen untuk
metabolisme kompensasi otot melakukan metabolisme anaerob (metabolisme
tanpa menggunakan oksigen) metabolisme anaerob di otot menghasilkan asam
laktat timbunan asam laktat pada jaringan otot nyeri pada otot.
Beratnya hambatan aliran darah di arteri ektrimitas bawah dibedakan dalam
stadium menurut Fontaine (dikutip dari Viles-Gonzales JF, Fuster V, Badimon JJ,
Atherombosis. Awidespread disease with unpredictable & life threatening
consequence Europeheart journal 2004 25(14):1197-07.) :
Stadium I : aliran darah ke jaringan masih cukup, walaupun terdapat
penyempitan arteri.
Stadium II : aliran darah ke otot tidak memadai pada aktivitas tertentu.
Timbulnya klaudikasio intermiten. Gejala ini mengurangi penggunaan otot
sehingga jarak tempuh dalam berjalan tidak dapat melebihi jarak tertentu.
Stadium III : aliran darah ke jaringan sudah tidak memadai saat istirahat.
Stadium IV: menurunnya aliran darah mengakibatkan nekrosis (kematian
jaringan).
d. Penyakit jantung koroner (PJK)
Adalah kondisi yang dimulai ketika zat kolesterol keras (plak)
terakumulasi di dalam arteri koroner. Plak dalam arteri koroner itu bisa pecah dan
menyebabkan pembentukan gumpalan kecil, yang dapat menghambat aliran darah
ke otot jantung, penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit arteri koroner (PAK).
Gejala: rasa nyeri di dada (seperti tertekan, tertusuk), kelelahan, jantung berdebardebar, sesak nafas, pusing dan pingsan.
e.

Penyakit stroke
Adalah penyakit serebro vaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai
dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya
aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa
dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.
Berdasarkan proses patologi/perjalanan penyakit dan gejala klinisnya, stroke
dibagi menjadi stroke iskemik dan stroke hemorragik.

Stroke Iskemik adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya


aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di
jaringan otak.
Stroke Hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
keluarnya darah ke jaringan otak sehingga menekan struktur otak kemudian
menyebabkan gangguan persarafan di otak seperti nyeri kepala, hilang
kesadaran dll.
Secara klinis perbedaan stroke iskemik dan hemoragik
GEJALA
HEMORAGIK
ISKEMIK
Onset / lama waktu
terjadi

Berlangsung mendadak
(menit- jam)

Berlangsung pelan
(jam-hari)

Nyeri kepala

Hebat

Ringan/tak ada

Muntah pada awal

Sering

Tak ada

Jarang/biasa ada

Tak ada

Bisa ada

Tak ada

Biasa hilang

Dapat hilang

Gangguan bicara

Sering

Bisa ada/ tidak

Kelumpuhan

Sering

Bisa ada/tidak

Hipertensi

Sering

Bisa ada/tidak

Kaku kuduk
Kejang
Kesadaran

A.6 Pencegahan Dislipidemia


1. Mengatur pola makan yaitu dengan cara Mengkonsumsi makanan yang
seimbang sesuai dengan kebutuhan, makanan seimbang adalah makanan yang
terdiri dari :
60% kalori berasal dari karbohidrat
15% kalori berasal dari protein
25% kalori berasal dari lemak
Kalori dari lemak jenuh tidak boleh dari 10%
Kelebihan kalori dapat diakibatkan dari asupan yang berlebih atau (makanan
banyak) atau penggunaan energi yang sedikit (kurang aktifitas). Kelebihan
terutama dari yang berasal dari karbohidrat dapat menyebabkan peningkatan
kadar trigliserida. Contoh makanan yang mengandung karbohidrat tinggi
yaitu daging, ikan, udang, putih telur. Contoh protein yang mengandung
protein nabati tinggi yaitu tahu, tempe, kacang-kacangan.
2. Menurunkan asupan lemak jenuh Lemak jenuh terutama berasal dari minyak
kelapa, santan, dan semua minyak lain seperti minyak jagung, minyak
kedelai, dan lain-lain yang mendapatkan pemanasan tinggi atau dipanaskan
berulang-ulang. Kelebihan lemak jenuh akan mengakibatkan peningkatan
kadar LDL kolestrol.
3. Menjaga agar asupan lemak jenuh tetap baik secara kuantitas maupun kualitas
Minyak tidak jenuh terutama didapatkan ikan laut serta minyak sayur dan
minyak zaitun yang tidak dipanaskan dengan pemanasan tinggi atau tidak

dipanaskan secara berulang-ulang. Asupan lemak tidak januh ini akan dapat
meningkatkan kadar kolestrol HDL, dan mencegah terbentuknya endapan
pada pembuluh darah.
4. Menurunkan asupan kolestrol. Kolestrol terutama banyak ditemukan pada
lemak hewan, jeroan, kuningan telur, seafood (kecuali ikan).
5. Mengkonsumsi lebih banyak serat dalam menu makanan sehari Serat
berfungsi untuk mengikat lemak yang berasal dari makanan dalam proses
pencernaan, sehingga mencegah peningkat kadar LDL kolestrol.
6. Merubah cara masak Minyak goreng dari asam lemak tidak jenuh sebaiknya
bukan digunakan untuk menggoreng tetapi digunakan digunakan untuk
minyak salad sehingga mempunyai efek positif terhadap peningkatan HDL
kolestrol maupun pencegahan terjadinya endapan pada pembuluh darah.
A.7 Patofisiologi Dari Dislipidemia
Sebagian besar pasien hiperkolesterolemia sebelumnya mempunya
iriwayat familial (riwayat penyakit kolesterol di keluarga), namun penyebabnya
masih belum diketahui, Namun biasanya faktor risiko dislipidemia yang paling
utama adalah disebabkan kelebihan berat badan dan pola makan.

Orang dengan kelebihan berat badan (obesitas) dan pola makan tinggi lemak
(terutama lemak hewani)

Menyebabkan sintesis kolestrol di hati meningkat

konsentrasi LDL (yang kaya kolestrol) ikut meningkat

LDL akan berikatan dengan reseptor scavenger yaitu reseptor perantara


pengumpulan kolestrol di makrofag, kulit dan pembuluh darah

Menyebabkan menumpuknya kolesterol di sel makrofag, kulit dan pembuluh


darah

Memicu terjadinya penyakit aterosklerosis dan penyakit jantung koroner

A.8 Kasus Dislipidemia


Seorang pria bernama Eyang Subur Makmur berusia 67 tahun dengan berat badan
120 kg, ia gemar mengkonsumsi makanan berlemak secara berlebihan seperti
gorengan, jeroan sapi, junkfood, bebek goreng, dan sate telur puyuh. Ia sering
mengeluh sakit kepala dan pegal-pegal pada bagian kepala. Setelah itu ia
memeriksaan diri ke laboratorium, dan hasilnya sebagai berikut :
Kadar HB 14 g%
Kadar glukosa darah puasa 85 mg%

10

Kadar kolesterol total 300 mg/dl


Kadar HDL 35 mg/dl
Kadar LDL 160 mg/dl
Kadar trigliserida 350 mg/dl
Tekanan darah 160/100 mg/dl

BAB III
KESIMPULAN

11

Dislipidemia adalah keadaan dimana terjadi gangguan dalam metabolisme


lipid bisa disebabkan karena gaya hidup yang salah ataupun karena pengaruh lain
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah
atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol
(Andry Hartono, 2000).
Dislipidemia diklasifikasikan menjadi 2, yaitu Dislipidemia primer dan
Dislipidemia sekunder. Dislipidemia primer yaitu kelainan penyakit genetik dan
bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah, dan
Dispilidemia sekunder disebabkan oleh suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia
yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik syndroma, kehamilan, anoreksia
nervosa, dan penyakit hati obstruktif. . Faktor yang mempengaruhi tingginya
kadar lipid adalah faktor genetik, pola makan, obesitas, kebiasaan merokok,
kurang berolahraga dan merokok.
Penyakit Akibat Dislipidemia antara lain aterosklerosis, hipertensi,
Klaudikasio intermitten, Penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke.

Daftar pustaka
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/120/jtptunimus-gdl-ulfahrizia-5956-2babii.pdf

12

http://www.pantirapih.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=146:dislipidemia&catid=51:umum&Itemi
d=97
http://www.scribd.com/doc/54425185/Gout-Dan-Dislipidemia
http://www.scribd.com/doc/109607526/Dislipidemia-dan-diet

13

Anda mungkin juga menyukai