Anda di halaman 1dari 15

PRODUKSI PROTEIN SEL TUNGGAL

(SCP, SINGLE SEL TUNGGAL)

KELOMPOK 3
Rensus Siagian ( 1701011202 )
Eka Widiawati ( 1701011215)
Meliyasari ( 1701011222 )
Reza Pratamma ( 1701011230 )
Salwa Salsabila ( 1701011233 )
Harvivita Khairani Anugrah ( 1701011249 )
Inggit Dwi Saputri ( 1701011251 )
 

BIOTEKNOLOGI
JURUSAN SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN
2020
Latar Belakang

Bioteknologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajarai tentang


pemanfaatan makhluk hidup rekayasa genetik untuk keperluan hidup manusia.
Saat ini trend pemanfaatan mekhluk rekayasa genetik ini cenderung terpusat
pada mikroorganisme, karena mikroorganisme merupakan mahkluk berjasad
renik yang memiliki waktu hidup yang relatif singkat, sehingga dapat dengan
mudah diperoleh biomassa yang besar dan cara pengontrolan mikroba yang
mudah.

Sangat banyak sekali pemanfaatan mikroba di dunia industri kecil maupun


besar, salah satunya adalah produksi protein sel tunggal yang potensial
dijadikan lahan bisnis.

Protein sel tunggal sendiri merupakan sel mikroba kering seperti daging,
bakteri, ragi, kapang, dan jamur tinggi yang ditumbuhkan dalam kultur skala
besar. Protein ini dipakai untuk konsumsi manusia atau hewan. Produk ini
juga berisi bahan nutrisi lain, seperti karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
Pengertian dan Perkembangan Protein Sel Tunggal

1.      Pengertian Protein Sel Tunggal

Protein sel tunggal adalah sel mikroba kering seperti ganggang, bakteri, ragi, kapang,
dan jamur tinggi yang ditumbuhkan dalam kultur skala besar. Protein ini dipakai
untuk konsumsi manusia atau hewan. Produk itu juga berisi bahan nutrisi lain, seperti
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein sel tunggal adalah bahan makanan
berkadar protein tinggi yang berasal dari mikroba. Istilah protein sel tunggal (PST)
digunakan untuk membedakan bahwa PST berasal dari organisme bersel tunggal atau
banyak.

Mikroorganisme yang dibiakkan untuk protein sel tunggal dan digunakan sebagai
sumber protein untuk hewan atau pangan harus mendapat perhatian secara khusus.
Mikroorganisme yang cocok antara lain memiliki sifat tidak menyebabkan penyakit
terhadap tanaman, hewan, dan manusia. Selain itu, nilai gizinya baik, dapat
digunakan sebagai bahan pangan atau pakan, tidak mengandung bahan beracun serta
biaya produk yang dibutuhkan rendah. Mikroorganisme yang umum digunakan
sebagai protein sel tunggal, antara lain alga Chlorella, Spirulina, dan Scenedesmus;
dari khamir Candida utylis; dari kapang berfilamen Fusarium gramineaum; maupun
dari bakteri.
2.      Perkembangan Produksi Protein Sel Tunggal

Teknologi modern untuk membuat protein sel tunggal berasal dari tahun 1879 di
Inggris, diperkenalkannya adonan yang dianginkan untuk membuat ragi roti
( Saccharomyces cerevisiae ). Semasa Perang Dunia I di Jerman, ragi roti dihasilkan
untuk konsumsi sebagai tambahan protein penduduk. Molasse ( tetes ) dipakai sebagai
sumber karbon dan energi untuk membiakkan ragi, sedangkan garam amonium dipakai
sebagai sumber nitrogen.

Pada tahun-tahun lebih akhir, kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang fisiologi,
nutrisi dan genetika mikroba telah banyak memperbaiki metoda untuk menghasilkan
protein sel tunggal dari berbagai macam mikroba dan bahan mentah. Umpamanya,
bakteri dengan kandungan protein yang tinggi sampai 72 persen atau lebih dapat
dihasilkan terus menerus dengan menggunakan metanol sebagai bahan mentah, dan
mikrobanya berupa ragi yang dibiakkan dalam media yang kadar selnya tinggi sekali,
sehingga ini dapat mengurangi biaya energi untuk pengeringan.
Memproduksi PST (Protein Sel Tunggal) dalam Mikroba yang
Berfotosintesis dan Tanpa Berfotosintesis

Mikroba yang berfotosintesis dan yang tak berfotosintesis dapat sama-sama


dipakai untuk memproduksi  protein sel tunggal. Sekurangnya mikroba ini
memerlukan sumber karbon dan energi, sumber nitrogen dan suplai unsur nutrisi
lain, seperti fosfor, sulfur, besi, kalsium, magnesium, mangan, natrium, kalium,
dan unsur jarang untuk tumbuh dalam lingkungan air. Beberapa mikroba tak
dapat mensintesa asam amino, vitamin, dan kandungan seluler lain dari sumber
karbon dan nitrogen sederhana. Dalam hal demikian, bahan-bahan tersebut harus

juga disuplai agar mereka bisa tumbuh.  


1. Memproduksi PST (Protein Sel Tunggal) dalam Mikroba yang
Berfotosintesis
Ganggang dan bakteri tergolong mikroba berfotosintesis yang
digunakan untuk memproduksi protein sel tunggal.
Konsentrasi karbon dioksida di udara sekitar 0,03 persen, dan ini tak cukup
untuk menunjang pertumbuhan ganggang sebesar yang diinginkan untuk
menghasilkan protein sel tunggal. Tambahan karbon dioksida itu didapat
dari karbonat atau bikarbonat yang terdapat dalam kolam alkalis gas yang
keluar selama pembakaran, atau dari pembusukkan bahan organik dalam air
buangan kota dan limbah industri. Sebagai contoh, konsentrasi karbon
dioksida dalam gas pembakaran berkisar antara 0,5 dan 5 persen.
2. Memproduksi PST (Protein Sel Tunggal) dalam Mikroba tanpa
Berfotosintesis
Mikroba yang tidak berfotosintesis yang dibiakkan untuk memproduksi sel
tunggal ialah seperti bakteri, kapang, ragi, dan jamur jenis lain. Mikroba ini
hidup aerobis dan karena itu harus cukup suplai oksigen agar bisa tumbuh.
Mereka juga memerlukan karbon organis dan sumber energi. Begitu juga
sumber nitrogen, fosfor, sulfur dan unsur mineral yang sebelumnya disebut-
sebut hanya diperlukan untuk pertumbuhan ganggang.

Pertumbuhan senyawa organik menjadi protein sel tunggal oleh mikroba yang
tak berfotosintesis dapat dibuat skemanya dengan persamaan reksi berikut:

Karbon organik + nitrogen + mineral bahan nutrisi + oksigen

Protein sel tunggal + karbon dioksida + air + panas

Mikroorganisme yang bisa digunakan dalam memproduksi PST tanpa


berfotosinteis diantaranya  bakteri dan ragi, Kapang dan Jamur Tinggi.
KEBUTUHAN PROTEIN

 Jumlah penduduk dunia lebih dari 5.7 milyar


 Peningkatan 94 juta/tahun
 Jumlah penduduk dunia melebihi 10 milyar sebelum tahun 2050
 25% penduduk dunia kelaparan dan malnutrisi
 Perubahan cuaca dunia, bencana alam dan perang telah
mengganggu produksi dan distribusi bahan pangan
KELEBIHAN MIKROBA SEBAGAI PENGHASIL SCP
(SINGLE CELL PROTEIN)

 Mikroba dapat tumbuh cepat pd kondisi optimumnya (dapat


menggandakan sel dalam waktu 0.4-1 jam)
 Mudah dimodifikasi secara genetik
 Memiliki kandungan protein tinggi
 Memerlukan luasan area yg kecil (bioreaktor) dan tidak tergantung
iklim dan musim
 Dapat tumbuh pada berbagai substrat dari hasil samping/limbah
pertanian
MIKROBA UNTUK SCP

 Dapat memanfaatkan berbagai sumber C dan N


 Laju pertumbuhan cepat (20 menit-2 jam)
 Produktivitas tinggi
 Toleran thd pH dan Suhu
 Tidak patogenik dan tidak mengandung endotoxin
 Mudah dipisahkan dari media
Contoh Gambar Protein Sel Tunggal Pada
Bahan Pangan
 Nilai Ekonomi Produksi Protein Sel Tunggal

Faktor yang mempengaruhi kelayakan produksi protein sel tunggal dari


segi ekonomi meliputi:

1. Biaya mendirikan fasilitas produksi.

2. Biaya mnyediakan bahan mentah, energi tenaga kerja, pemeliharaan,


penanggulangan limbah, dan turunnya harga tahunan.

3. Jauhnya letak pabrik dari pemasok bahan mentah serta untuk pemasaran
produk.
Pada pertengahan tahun 1970-an biaya untuk memproduksi protein sel
tunggal untk makanan dengan menggunakan bahan mentah metanol, berkisar
anatara $ 660 sampai $ 1.000 per metrik ton kapasitas tahunan bagi pabrik
yang memproduksi 50.000 sampai 100.000 metrik ton per tahun.

Perluasan pasar untuk produk protein sel tunggal sebagai makanan ternak
tergantung pada harga produk dan bagaimana efisiennya meningkatkan
pertumbuhan ayam broiler, banyak ayam dan kalkun bertelur, serta
pertumbuhan babi, dibandingkan dengan yang ditampilkan oleh protein alam
untuk makanan ternak sekarang ini, seperti kedelai dan ikan.
Kesimpulan

Protein sel tunggal adalah sel mikroba kering seperti daging,


bakteri, ragi, kapang, dan jamur tinggi yang ditumbuhkan dalam
kultur skala besar. Protein ini dipakai untuk konsumsi manusia atau
hewan. Produk itu juga berisi bahan nutrisi lain, sperti karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral.

Teknologi modern untuk membuat protein sel tunggal berasal


dari tahun 1879 di Inggris dengan diperkenalkannya adonan yang
diinginkan untuk membuat ragi ropti (saccoramyces cerevisiase).
Sekitar tahun 1900, di America Serikat diperkenalkan oleh
pemusing untuk memisahkan sel ragi rotidari adonan pembiakan.

Produksi protein sel tunggal dapat melalui proses fotosintesis


(untuk mikroorganisme yang berklorofil), dapat pula melalui
fermentasi (mikroorganisme yang tidak berklorofil).

Anda mungkin juga menyukai