Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan


pada saat ini, dan berkembangnya polifarmasi maka kemungkinan terjadinya interaksi
obat makin besar. Interaksi obat perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi
respon tubuh terhadappengobatan.
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain
(interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain.
Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat
digunakanbersama-sama.
Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah studi di
Amerika menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus masuk rumah
sakit atau harus tinggal di rumah sakit lebih lama dari pada seharusnya, bahkan
hingga terjadi kasus kematian karena interaksi dan/atau efek samping obat. Pasien
yang dirawat di rumah sakit sering mendapat terapi dengan polifarmasi (6-10 macam
obat) karena sebagai subjek untuk lebih dari satu dokter, sehingga sangat mungkin
terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi tingkat keparahan penyakit atau usia.
Interaksi obat yang tidak diinginkan dapat dicegah bila kita mempunyai
pengetahuan farmakologi tentang obat-obat yang dikombinasikan. Tetapi haruslah
diakui bahwa pencegahan itu tidaklah semudah yang kita bayangkan, mengingat
jumlah interaksi yang mungkin terjadi pada orang penderita yang menerima
pengobatan polypharmacy cukup banyak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hiperlipidemia?
2. Bagaimana mekanisme terbentuknya hiperlipidemia?
3. Sebutkan gejala-gejala hyperlipidemia!

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang hyperlipidemia
2. Mengetahui mekanisme terbentuknya hyperlipidemia
3. Mengetahui gejala-gejala hyperlipidemia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Definisi
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid /
lemak ddarah melewati batas normal. Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi
menjadi 2, yaitu :
1. Hiperlipidemia Primer
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini
ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada
umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya
Xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).
2. Hiperlipidemia Sekunder
Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit
tertentu, misal : diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar, dan penyakit
ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversible ( berulang ). Ada juga obat-
obatan yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti β – Bloker ,
diuretik, kontrasepsi oral  (estrogen, gestagen).
                                      
B.   Etiologi
Penyebab primer, yaitu faktor keturunan (genetik)
Penyebab sekunder, seperti :
1. Usia --> kadar lipoprotein, terutama LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya
usia.
2. Jenis kelamin  pria memiliki kadar LDL lebih tinggi dalam keadaan normal,
tetapi menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat.
3. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
4. Obesitas
5. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh, seperti : mentega, margarin,
whole milk, es krim, keju, daging

3
6. Kurang melakukan olahraga
7. Penggunaan alkohol
8. Merokok
9. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
10. Gagal ginjal
11. Kelenjar tiroid yang kurang aktif
12.Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti
estrogen, pil KB, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu).

C.  Mekanisme terbentuknya Hiperlipidemia


  Dalam keadaan normal konsumsi lemak (fat) sekitar 80-120 g/hari. Lemak ini
akan dihidrolisis oleh enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus halus
dan disekresikan ke dalam saluran limfe mesenterikus dalam bentuk kilomikron.
Kemudian kandungan trigliserida (TG) - kilomikron ini dihidrolisis menjadi asam
lemak, gliserol dan kolesterol dengan perantaraan enzim lipoprotein lipase (LPL)
yang terdapat pada permukaan endotel kapiler, sehingga menjadi kilomikron remnan.
Karena permukaan kilomikron remnan ini mengandung apo B-48 dan apo E yang
mempunyai affmitas tinggi dengan reseptor membran hepatosit, maka kilomikron ini
akan terikat dengan hepatosit, mengalami internalisasi dan degradasi oleh enzim
lisosom dengan melepaskan kandungan kolesterolnya ke dalam hepatosit. VLDL
berfungsi mengangkut TG dan sejumlah kolesterol (sintesa de novo)  yang dilepaskan
oleh hepatosit dan masuk sirkulasi. Kandungan TGnya juga mengalami degradasi
oleh LPL dan dilepaskan ke jaringan tepi sehingga VLDL berubah menjadi VLDL
remnan ( VLDL) atau IDL. Permukaan IDL ini mengandung apo B-100 dan apo E
yang juga beraffinitas tinggi dengan hepatosit. Tetapi hanya sedikit sekali IDL yang
mengalami internalisasi, sebagian besar diubah menjadi LDL dan tetap beredar dalam
sirkulasi. 
Dalam keadaan normal VLDL ini beredar dalam darah dengan kadar yang rendah,
namun pada kelainan kandungan apeE-nya, kadarnya dapat meningkat dan bersifat
aterogenik (tipe III hiperlipoproteinemia). LDL sendiri tetap mengandung banyak

4
kolesterol dan apo B-100 yang beraffmitas tinggi dengan reseptor LDL jaringan
hepar dan diluar hepar, dan melepaskan kolesterolnya ke jaring-an tadi. Karena
bersihan LDL ini berjalan lambat, maka sebagian besar kolesterol yang beredar
terikat dalam LDL ini. Pada keadaan kekurangan reseptor LDL akan timbul kelainan
tipe IIa hiper-lipoproteinemia yang bersifat aterogenik; selain itu prekursor HDL
dibentuk oleh hepatosit dan menjadi matang selama memasuki sirkulasi dengan
menarik kolesterol dan kelengkapan apoprotein (C-2). Apo C-2 inilah yang
menyebabkan pecahnya kandungan TG kilomikron dan VLDL dalam hepatosit oleh
LPL. Subpopulasi HDL (HDL2) berfungsi mengangkut kolesterol jaringan
tepi(terutama dari dinding uteri) kembali ke hepar, sehingga lipoprotein ini berguna
untuk mencegah timbulnya PJK.
Individu dengan kadar HDL tinggi mempunyai korelasi positif terhindar PJK
Ketidakseimbangan antara produksi lipoprotein yang dilepas oleh jaringan tertentu
dengan bersihan lipoprotein itu sendiri dari plasma akan menimbulkan
hiperlipoproteinemia dengan manifestasi klinik tertentu  Sifat aterogenik LDL dan
VLDL telah banyak dibuktikan. Peninggian kadar salah satu atau keduanya
mempunyai korelasi positif menyebabkan aterosklerosis. Kadar LDL meninggi
karena adanya defisiensi reseptor LDL pada hepatosit atau membran sel jaringan
lainnya, sehingga apo B-100 LDL tidak dapat terikat pada sel jaringan tadi dan tetap
bebas beredar dalam plasma. Pada keadaan normal genesis reseptor LDL ini diatur
oleh langsung kadar kolesterol. Apabila kadar kolesterol meninggi, hal ini akan
menghambat transkripsi messenger RNA(m-RNA) yang akan membentuk reseptor
LDL, demikian pula sebaliknya keadaan inilah yang disebut dengan
hiperlipidemia. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi langsung kadar
lipoprotein adalah :   
1.      Diet : kalori total perhari, jumlah kalori dari lemak, asupan kolesterol
2.      Antropometrik : ratio berat - tinggi badan (obesitas) 
3.      Kebiasaan merokok, kurang gerak, asupan alkohol.
4.      Ras
5.      Genetika

5
6.      Seks : kadar estrogen (endogen/eksogen)
7.      Penyakit lain : diabetes mellitus, hipotiroidea, uremia, sindroma nefrotik.
D.  GEJALA
Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang,
jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan
yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar
trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg / dl atau lebih ) bisa menyebabkan
pembesaran hati dan limpa dan gejala-gajala dari pankreatitis (misalnya nyeri perut
yang hebat).

E.  FAKTOR RESIKO
- Aterosklerosis
- Penyakit jantung koroner
- Pankreatitis (peradangan pada organ pankreas)
- Diabetes melitus
- Gangguan tiroid
- Penyakit hepar dan penyakit ginjal
- Penyakit jantung

F.  DIAGNOSA
Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk
mengukur  kadar kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida sebaiknya perderita berpuasa
dulu minimal selam 12 jam.

G.  PEMBAGIAN OBAT – OBATAN


Penggolongan obat-obat yang dapat menurunkan lipoprotein plasma :
•Asamfibrat(ex. Klofibrat, Gemfibrozil)
•Resin(ex. Kolestiramin , Kolestipol)
•PenghambatHMGCoAReduktase (ex.Mevastatin, Pravastatin, Lovastatin dan
Simvastatin)

6
•AsamNikotinat(ex.Niasin)
•Probukol
•Golongan Lain-lain (ex. NeomisinSulfat, Beta Sitosterol, Dekstrotiroksin, &
Bekatul).      
Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan kelebihan lipida darah
(Hiperlipidemia) biasanya ditujukan untuk (1) menurunkan produksi lipoprotein oleh
jaringan, (2) meningkatkan perombakan (katabolisme) lipoprotein dalam plasma, (3)
mempercepat bersihan kolesterol dari tubuh. Obat-obat dapat digunakan tunggal atau
kombinasi, tetapi harus disertai diet rendah lipid, terutama kolesterol dan lemak
jenuh.
Obat-obat yang dapat digunakan pada hiperlipidemia meliputi :
1. Niasin atau Asam Nikotinat (vitamin B7)
Obat ini mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi penggunaan
dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyanangkan
Mekanisme kerja : menghambat lipolisis trigiliserida menjadi asam lemak
bebas. Di hati, asam lemak bebas digunakan sebagai bahan sintesis trigliserida
yang selanjutnya senyawa ini diperlukan untuk sintesis VLDL. VLDL selanjutnya
digunakan untuk sintesis LDL. Dengan demikian obat ini dapat menurunkan
kadar trigiliserida (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL).
Penggunaan : berdasarkan atas kemampuannya menurunkan kadar plasma
kolesterol dan trigliserida, maka digunakan pada hiperlipoproteinemia tipe IIb dan
IV dengan VLDL dan LDL yang meningkat. Niasin juga merupakan obat
antihiperlipisemia paling poten untuk meningkatkan kadar HDL plasma.
Efek samping : kemerahan pada kulit (disertai perasaan panas) dan pruritus
(rasa gatal pada kulit), pada sebagian pasien mengalami mual dan sakit pada
abdomen, meningkatkan kadar asam urat (hiperurikemia) dengan menghambat
sekresi tubular asam urat, toleransi glukosa dan hepatotoksik.
2. Derivat Asam Fibrat
Termasuk golongan ini adalah Fibrat-Klofibrat-Bezafibrat dan Gemfibrozil
yang menurunkan kadar trigliserida darah. Obat ini sedikit menurunkan kadar

7
kolesterol. Digunakan terutama untuk menurunkan VLDL pada hiperlipidemia
tipe IIb, III dan V.
Mekanisme kerja : memacu aktivitas lipase lipoprotein, sehingga
menghidrolisis trigliserida pada kilomikron dan VLDL.
Efek samping :
1. Efek gastrointestinal : gangguan pencernaan ringan
2. Litiasis : pembentukan batu empedu
3.Keganasan : terutama Klofibrat yang dapat menyebabkan keganasan terkait
dengan
kematian.
4. Otot : Miositis (peradangan otot polos)
5. Interaksi obat : berinteraksi dengan antikoagulan Kumarin, sehingga
meningkatkan
efek anti koagulan.
6. Kontra indikasi : pasien dengan kelainan fungsi hati, ginjal atau pasien dengan
penyakit kandung empedu.
3. Resin Pengikat Asam Empedu
Termasuk golongan ini adalah Kolesteramin dan Kolestipol. Obat dalam
golongan ini menurunkan kolesterol dengan cara mengikat asam empedu pada
saluran pencernaan untuk membentuk kompleks yang tidak larut dan diekskresikan
melalui feses. Hal ini memungkinkan adanya interaksi dengan obat-obatan yang juga
dapat berikatan dengan asam empedu, yang khirnya dapat mencegah absorpsi
ataupun efek lokal dari obat yang dipengaruhi.
Penggunaan : obat ini (yang biasa dikombinasi dengan diet atau niasin) adalah
obat-obat pilihan dalam mengobati hiperlipidemia tipe IIa dan IIb.
Efek samping :
1. Efek gastrointestinal : konstipasi, mual dan kembung (flatulen)
2. Gangguan absorbsi : mengganggu absorbsi vitamin larut lemak (A,D,E,K) pada
resin dosis tinggi.

8
3. Interaksi obat : berinteraksi dengan Tetrasiklin, Fenobarbital, Digoksin, Warfarin,
Pravastatin, Fluvastatin, Aspirin dan Diuretik Tiazid dengan mengganggu
absorbsinya dalam usus. Karena itu, obat-obat tersebut harus diminum 1-2 jam
sebelum atau 4-6 jam setelah obat resin pengikat empedu diminum.
4. Probukol
Obat ini menurunkan kadar HDL dan LDL, maka obat ini tidak disukai.
Namun sifat antioksidannya penting dalam menghambat aterosklerosis.
Mekanisme : menghambat oksidasi kolesterol, sehingga terjadi penguraian
LDL-kolesterol yang teroksidasi oleh makrofag. Makrofag yang dimuati oleh
kolesterol, menjadi sel busa yang menempel pada vaskular dan merupakan dasar
pembentukan plak pada aterosklerosis.
Dengan demikian, pencegahan oksidasi kolesterol akan menghambat
perkembangan aterosklerosis. Penggunaan : pada hiperkolesteromia tipe IIa dan
IIb. Obat ini digunakan jika antihiperlipidemia lain tidak efektif. Efek samping :
gangguan pencernaan ringan.
5. Inhibitor HMG-CoA (Hidroksimetilglutaril koenzim A) Reduktase
Termasuk golongan ini adalah Lovastatin, Pravastatin, Simvastatin dan
Fluvastatin.
Mekanisme kerja : menghambat enzim HMG Co A reduktase dalam sintesis
kolesterol, dengan demikian akan meningkatkan penguraian kolesterol intrasel
sehingga mengurangi simpanan kolesterol intrasel.
Penggunaan : efektif untuk menurunkan kadar kolesterol plasma pada semua
jenis hiperlipidemia.
Efek samping : kelainan biokimiawi fungsi hati dan gangguan otot (miopati)
Interaksi obat : meningkatkan kadar Kumarin (antikoagulan) sehingga
meningkatkan risiko pendarahan.
Kontra indikasi : ibu hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja.
6. Minyak Ikan

9
Sediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam
pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadand-kadang minyak
ikan dapat memperburuk hiperkolesteromia.
7. Terapi Kombinasi
Kadang-kadang perlu memberikan dua antihiperlipidemia untuk mendapatkan
kadar lipid plasma yang signifikan. Misalnya pada hiperlipidemia tipe II, pasien
sering diobati dengan kombinasi Niasin dan Resin pengikat empedu
(Kolestiramin). Kombinasi ini efektif menurunkan kadar kolesterol LDL dan
VLDL plasma. Contoh lain adalah kombinasi HMG CoA reduktase dengan Resin
pengikat empedu, juga efektif dalam menurunkan kolesterol LDL.
 Dalam penanganan penyakit hiperlipidemia ini dapat berupa dari obat
sintesisi dan tumbuhan. Pada umumnya intervensi obat antihiperlipidemia ini
adalah untuk memperkuat diet ketat lemak, atau individu yang memang tidak
memberikan respon dengan diet saja. Sebelum dimulai pengobatan, harus
dipastikan dulu penyebab timbulnya hiper-lipidemia. Sebab hiperlipidemia sering
terjadi akibat keadaan patologis lainnya seperti diabetes mellitus, hipotiroidea
atau alkoholisme. (hiperlipidemia sekunder) Berdasarkan jenis lipid yang
diturunkan kadar plasmanya, obat antihiperlipidemia dapat digolongkan menjadi :
1.      Antihiperkolesterolemia : Resin (kolestiramin, kolestipol), Niacin, Neomisin
sulfat, Probukol, Fibrat, Lovastatin, Dekstrotiroksin.
2.      Antihipertrigliserida : Fibrat (Klofibrat, Gemfibrozil, Fenofibrat,
Bezafibrat), Niacin, Fish Oil
Kombinasi  Masing-masing antihiperlipidemia di atas hanya mampu
menurunkan kadar kolesterol atau trigliserida saja, kecuali niacin yang dapat
menurunkan kadar kedua lipid tersebut. Akan Tetapi penggunan jenis-jenis obat
ini mempunyai efek samping. Contohnya, Niacin menyebabkankulit panas dan
gatal sangat mengganggu sekali pada pemakaian setelah 1-2 jam obat ini,
sehingga sering kali pasien berhenti minum obat. Klofibrat, berupa nyeri
lambung, mual muntah, diare dan bertambahnya berat badan. Obat ini dapat
meningkatkan insiden kolelitiasis (2-3 X lipat) dan kematian akibat karsinoma

10
karena efek perangsangan sekresi empedu, sehingga penggunaan-nya sangat
dibatasi. Sehingga penggunaan obat dari bahan alami yaitu tumbuhan lebih aman
dan tidak kalah hebatnya dengan obat sintesis. Beberapa jenis tumbuhan
berkhasiat obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi kolesterol
tinggi antara lain :
1. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk)
2. Asam Jawa (Tamarindus indica L
3. Tempuyung (Sonchus arvensis L)
4. Belimbing manis (averhoa carambola L)
5. Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack)
6. Jamur Linchi
7. Pare
8. Seledri
9. Wortel
10. Apukat
11. Rumput laut
12. Bawang merah
13. Bawang Putih (Allium sativum L.)
14. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza)
15. Buncis
16. Morbei
17. Sirih
18. Ankak
19. Labu siam
20. Sambiloto
21. Jamur kuping putih
22. Kunyit (Curcuma longa L.)
23. Terung Ungu (Solanum melongena)
24. Daun Salam (Syzigium polyanthum Walp.)
25. Daun jambu biji (Psidium guajava)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid /
lemak ddarah melewati batas normal. Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak
menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak
akan membentuk suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di dalam tendo (urat
daging) dan di dalam kulit. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg / dl
atau lebih ) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gajala dari
pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat).

12
DAFTAR PUSTAKA

AKFAR-ISFI/Farmakologi/Antihiperlipidemia
Estuningtyas, A. Dan Arif, A. (2007). Obat Lokal. Dalam buku: Farmakologi dan
Terapi. Edisi lima, Editor: Sulistia Gan Gunawan. Jakarta : Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
ISFI (2008). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 43. Jakarta : Ikatan
Sarjana Farmasi Indonesia.
Nah, Y. K. (2007). Interaksi Obat yang Penting di Klinik. Meditek, Vol. 15 No. 39,
Januari-April 2007. Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta Barat

13

Anda mungkin juga menyukai