Anda di halaman 1dari 3

A.

Manifestasi Klinis
Menurut Baradero (2009), manifestasi klinis dari gangguan hipopituitarisme antara
lain:

1) Tanda tanda klinis sesuai dengan penyebabnya, misalnya bakteremia, viral,


hepatitis,dan trauma.
2) Gangguan penglihatan dan papiledema
3) Tanda-tanda defisit gonadotropin

- Menurun kadar FSH, LH serum, dan streroid gonad.

- Anak-anak mengalami keterlambatan pubertas

- Dewasa: wanita (oligomenoria atau amenorea, atrofi uterus dan vagina,


potensial

atrofi payudara, acrta hilangnya libido); Pria (hialngnya libido, jumlah


sperma

berkurang, gangguan ereksi, testis mengecil, dan rambut tumbuh rontok).

4) Manifestasi defisit hormon pertumbuhan

a. Anak-anak

Pertumbuhan lambat, tetapi bagian tubuh proporsional, terlalu banyak


jaringan lemak, tetapi pertumbuhan otot buruk.

1. Terlambat pubertas, tetapi pada akhirnya perkembangan seksual normal


2. Kadar hormon pertumbuhan serum menurun

b. Dewasa
1. Tubuh pendek sekali
2. Pertumbuhan otot buruk sehingga cepat lelah
3. Emosi labil
4. Manifestasi defisit prolaktin (ibu pascapartum tidak mengeluarkan air susu
dan kadar prolaktin serum kurang)

5) Manifestasi defisit TSH (tanda dan gejala hipotiroidisme serta kadar TSH
serum dan tiroid hormon kurang)
6) Kortikoid, defisit ACTH (kadar ACTH serum, glukokortikoid, dan adrenal
androgen kurang)

Menurut Slyvia (2006), sindrom klinis yang diakibatkan oleh hipopituitarisme pada
anak-anak dan orang dewasa berbeda. Pada anak-anak, terjadi gangguan
pertumbuhan somatis akibat defisiensi pelepasan GH. Dwarfisme hipofisis (kerdil)
merupakan konsekuensi dari defisiensi tersebut. Ketika anak-anak tersebut
mencapai pubertas, maka tanda-tanda seksual sekunder dan genetalia eksterna
gagal berkembang. Selain itu, sering pula ditemukan berbagai derajat insufisiensi
adrenal dan hipotiroidisme mereka mungkin akan mengalami kesulitan disekolah
dan memperlihatkan perkembangan intelektual yang lamban kulit biasanya pucat
karena adanya MSH.

Kalau hipopituitarisme terjadi pada orang dewasa, kehilangan fungsi hipofisis sering
mengikuti kronologis sebagai berikut: defisiensi GH, hipogonadisme, hipotiroidisme
dan insufisiensi adrenal. Karena orang dewasa, telah menyelesaikan pertumbuhan
somatisnya, maka tinggi tubuh pasien dewasa dengan hipopituitarisme adalah
normal. Manifestasi defisiensi GH mungkin dinyatakan dengan timbulnya kepekaan
yang luar biasa terhadap insulin dan terhadap hipoglikemia puasa. Bersamaan
dengan terjadinya hipogonadisme, pria menunjukkan penurunan libido, hipotensi
dan pengurangan progresi pertumbuhan rambut dan bulu di tubuh, jenggot, dan
berkurangnya perkembangan otot. Pada wanita, berhentinya siklus menstruasi atau
amenorea, merupakan tanda awal dari kegagalan hipofisis. Kemudian diikuti oleh
atrofi payudara dan genetalia eksterna. Baik laki-laki maupun perempuan
menunjukkan berbagai tingkatan hipotiroidisme dan insufisiensi adrenal. Kurangnya
MSH akan mengakibatkan kulit pasien ini kelihatan pucat.
Kadang kala, pasien memperlihatkan kegagalan hormon hipofisis saja. Dalam
keadaan ini, penyebab defisiensi agaknya terletak, pada hipotalamus dan mengenai
hormon pelepasan yang bersangkutan. Pada pasien dengan panhipopituitarisme,
selain memiliki tiga hormon basal yang rendah, juga tidak merespon terhadap
pemberian hormon perangsang sekresi. Uji fungsi hipofisis kombinasi dapat
dilakukan pada pasien ini dengan menyuntikkan :

Insulin untuk menghasilkan hipoglikemia

- CRH
- TRH
- GnRH

Hipoglikemia dengan kadar serum glukosa yang kurang dari 40mg/dl, menyebabkan
pelepasan GH, ACTH, dan Kortisol; CRH merangsang pelepasan ACTH kortisol;
TRH merangsang pelepasan TSH dan prolaktin; sedangkan GnRH merangsang
pelepasan FSH dan LH. Pasien panhipopituitarisme gagal untuk merespon empat
perangsang sekresi tersebut. Selain studi biokimia, juga disarankan pemeriksaan
radiografi kelenjar hipofisis pada pasien yang diperkirakan menderita penyakit
hipofisis, karena tumor-tumor hipofisis seringkali menyebabkan gangguan-gangguan
ini.

Anda mungkin juga menyukai