Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan JenisPenelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif analtik


dengan rancangan penelitian cross-sectional. Penelitian cross-sectional adalah
jenispenelitian yang menekan kan waktu pengukuran atau observasi data antara
variabell dependen dan independen hanya satu kali pada satu waktu penelitian.Variabel
dependen dan variable independen dinilai secara simultan pada satu waktu penelitian
sehingga tidak ada tindak lanjut, Nursalam (2016). Pada penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui Hubungan tingkat stress dan gaya hidup dengan kejadian insomnia pada
lansia di Desa Bongopini.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa Bongopini Kecamatan Tilongkabila.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress dan gaya hidup
dengan kejadian insomnia pada lansia. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juli 2021.
3.3 Sumber Data
Data atau informasi yang menjadi bahan baku penelitian untuk diolah merupakan
data yang berwujud data primer dan data sekunder. Berkaitan dengan itu, maka dalam
penelitian ini data-data yang diperolehdari 2 sumber yaitu :
a. Data primer
Data primer diperoleh melalui penyebaran lembar kuisioner. Kuisioner sendiri adalah
seperangkat pertanyaan yang disusun logis, sistematis tentang konsep yang
menerangkan tentang variabel-variabel yang diteliti. Penyebaran kuisioner kepada
responden penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden, respon
terhadap penyakit, tingkat stress, lingkungan dan gaya hidup pada lansia yang insomnia
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh melalui data lansia yang ada di desa Bongopini dan hasil
dari kuisioner.
3.4 Penentuan Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Independent (Bebas)
Variabel Bebas/ Independen adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh
penelitian unttuk menciptakan suatu dampak (Nursalam, 2016:39 ). Adapun variabel
independen dari penelitian ini adalah respon terhadap penyakit, Tingkat stress,
lingkungan dan gaya hidup.
3.4.2 Variabel Dependen (Terikat)
Variabel Terikat/Dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(Nursalam, 2016::39). Adapun variabel dependen dari penelitian ini adalah insomnia
pada lansia.
3.4.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang diteliti, atau
tentang apa yang telah diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012).

Variabel Definisi Indicator Alat ukur Hasil ukur skala


Operasional
Variabel Segala
bebas/ sesuatu yang
independen dapat
mempengaruhi
terjadinya
masalah
kesehatan
khususnya
insomnia pada
lansia

1. Respon Gangguan 1. Kesulitan Kuesioner Ringan bila ordinal


terhadap berupa bernafas 2 skor ; 1-10
penyakit perasaan sakit 2. Nyeri Sedang bila
atau nyeri tenggorokan skor ; 11-20
yang 3. Sakit kepala di Berat bila
menyebabkan malam hari skor ; 21-30
seseorang 4. Keinginan Sangat berat
terbangun dari berkemih dan bila skor: 31-
tidur. haus di malam 40
hari
5. Nyeri sendi

2. Tingkat Stres adalah a. Sumber Kuesioner Ringan bila Ordinal


Stres gangguan b. Gejala 2 nilai hasil
pada tubuh c. Pengangan score : 1-33
dan pikiran d. stabilitas Sedang bila
pada lansia nilai hasil
yang score : 34-54
disebabkan Berat bila
oleh nilai hasil
perubahan score : 56-66
dan tuntutan
kehidupan,
yang
dipengaruhi
oleh
lingkungan
maupun
penampilan
individu di
dalam
lingkungan

3. Gaya Perilaku yang 1. Pola makan Kuesioner Baik bila nilai Ordinal
Hidup dilakukan dan 2. Kebiasaan 2 hasil score :
dapat merokok 11
berpengaruh 3. Kebiasaan Buruk bila
pada minum nilai hasil
kenyamanan alcohol score : 44
tidur lansia.
4. Lingkun Kondisi sekitar 1. Suhu terlalu Kuesioner Ringan bila
gan yang dapat hangat 2 skor : 0-9
mempengaruhi 2. Suhu terlalu Sedang bila
kenyamanan dingin skor : 10-18
tidur lansia 3. Suara bising Berat bila
4. Kenyamanan skor : 19-27
kamar tidur Sangat berat
5. Penggunaan bila skor : 28-
lampu ketika 36
tidur
Variabel
terikat/
dependen
1. Insomni Hasil 1. Kesulitan untuk Kuesioner 1. Skor 11- Interval
a pengukuran memulai tidur 1 IRS 19 : tidak
terhadap berat 2. Tiba-tiba (Insomnia ada
ringannya tidur terbangun Rating keluhan
yang di derita/ pada malam scale) insomnia
di alami lansia hari 2. Skor 20-
berdasarkan 3. Bisa terbangun 27 :
kualitas dan lebih awal/dini insomnia
kuantitas tidur hari ringan
yang di alami 4. Merasa 3. 28-36
yang di ukur mengantuk di insomia
dengan siang hari berat
berdasarkan 5. Sakit kepala 4. Skor 37-
alat ukur pada siang hari 44 sangat
KSPBJ-IRS 6. Merasa kurang berart
puas dalam
tidur
7. Merasa kurang
nyaman/gelisa
h saat tidur
8. Mendapat
mimpi buruk
9. Badan terasa
lemah, letih,
kurang tenaga
setelah tidur
10. Jadwal jam
tidur sampai
bangun tidur
tidak teratur
11. Tidur selama 6
jam semalam

3.5 Populasi Dan Sampel


3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalahsemua laisa di Desa Bongopini Kecamatan
Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Data dari desa Bongopini menyatakan bahwa
terdapat 140 lansia yang tersebar didalam empat dusun di Desa Bongopini.
3.5.2 Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi yang telah memenuhi persyaratan yang dapat
digunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Penetapan sampel dalam
penelitian ini berdasarkan teori Arikunto 2014) bahwa Pengambilan sampel jika
subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya di ambil semua, namun jika subjeknya
besar atau lebih dari 100 orang dapat di ambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Rumus
yang digunakan yaitu :

Rumus penarikan sampel yaitu :


n=25% x N
n= 25% 140
n = 35 orang
Keterangan :
N= Besar populasi/jumlah populasi
n= Jumlah sampel/ukuran sampel
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka jumlah sampel sebesar 35
responden. Untuk menentukan sampel pada masing-masing dusun dilakukan fraksi
sampel untuk setiap dusun yaitu dengan rumus :

Jumlah Lansia per dusun


Fraksi sampel dalam dusun ¿ x jumlah sampel
jumlah populasi
Proses pengambilan sampel pada penelitian dapat dilihat pada table berikut :
Tabel Proses Pengambilan sampel
No Dusun Jumlah Jumlah sampel
1. I 21 21
¿ x 35=5
140
2. II 29 29
¿ x 35=7
140
3 III 57
57
¿ x 35=15
4 IV 33 140
33
¿ x 35=8
140

Jumlah 140 35

Tekhnik pengambilan sampel yang akan diambil berdasarkan dua kriteria, yaitu :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Responden tinggal di Desa Bongopini
2. Responden yang memilki umur dari 60 tahun atau lebih
3. Responden yang mengeluhkan masalah tidur
4. Responden yang memiliki insomnia
5. Responden yang tidak menderita demensia
b. Kriteria Ekslusif
Kriteria ekslusi dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Responden yang nomaden atau berpindah tempat tinggal dari Desa Bongopini
2. Tidak bersedia menjadi responden
3.6 Teknik Pengumpulan data
3.6.1 Sumber Data
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini berupa variabel dependen dan independen yang
diperoleh dari hasil wawancara kuisioner tentang factor-faktor yang mempengaruhi
insomnia pada lansia di Desa Bongopini.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung oleh
peneliti. Peneliti mendapatkan jumlah data lansia di Kabupaten Bone bolango
melalui Dinas Kesehatan. Data jumlah lansia di Desa Bongopini kecamatan
Tilongkabila kabupaten bonebolango didapatkan peneliti melalui Kantor Desa
Bongopini. Data sekunder tersebut digunakan untuk menentukan besarnya populasi
penelitian.
3.6.2 Proses Pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara
terstruktur dengan pedoman kuesioner 1 dan 2. Peneliti setelah mendapatkan
persetujuan peneleitian, maka peneliti selanjutnya melakukan pendekatan dan
koordinasi dengan petugas kesehatan yang menangani program posyandu lansia di
desa Bongopini. Prosedur pengumpulan data dimulai dengan mendata nama-nama
lansia yang ada di masing-masing dusun tempat tinggal tersebut dimasukan oleh
peneliti dalam lembar monitoring. Lembar monitoring digunakan untuk memudahkan
peneliti dalam melakukan pengumpulan data dilapangan.
Peneiti kemudian melakukan pengambilan data dengan berkunjung kerumah
setiap lansia yang terpilih sebagai sampel. Peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat
penelitian serta memberikan lembar informed consent. Lansia yang bersedia
menandatangani informed consent kemudian di wawancarai dengan pedoman
kuesioner 1. Apabila hasil ukur kuesioner 1 adalah insomnia pada lansia,maka peneliti
akan melanjutkan wawancara dengan menggunakan pedoman kuesioner 2.
Waktu, tempat dan hasil pengambilan data dicatat dalam lembar monitoring yang dibuat
oleh peneliti.
3.6.3 Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini mengguanakan lembar identitas


dan lembar kuesioner, dilembar identitas terdapat identitas responden digunakan untuk
mencatat identitas responden meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, status
pernikahan, pekerjaan, tempat tinggal dan penyakit yang di derita untuk
mengganggambarkan karakteristik responden.
Sedangkan lembar kuesioner di gunakan untuk mencatat hasil dari masing-
masing pertanyaan tiap variabel yang terdiri dari : Tingkat stress, lingkungan, dan gaya
hidup.
Adapun kuesioner yang dilakukan oleh peneliti di adopsi dari penelitian. Berikut
kuesioner dalam penelitian ini :
a. Instrument yang digunakan untuk mengukur kejadian insomnia pada lansia alat ukur
studi psikiatri Biologi Jakarta-Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS). Kuesioner terdiri
dari 11 pertanyaan, alat ukur ini mengguanakan skala interval yaitu jawaban diberi 1,
2, 3, dan 4. Dimana jumlah total dapat di kategorikna sebagai berikut :
Ringan bila skor : 11-19
Sedang bila skor : 20-27
Berat bila skor : 28-36
Sangat berat bila skor : 37-44
b. Instrument yang digunakan untuk mengukur respon terhadap penyakit pada lansia
adalah kuisoner. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan. Alat ukur ini menggunakan
skala ordinl setiap pertanyaan di beri skor
Selalu =4
Sering =3
Jarang =2
Tidak pernah = 1
Dimana jumlah total dapat di kategorikan sebagai berikut :
Ringan bila skor : 1-10
Sedang bila skor : 11-20
Berat bila skor : 21-30
Sangat berat bila skor: 31=30
Semakin tinggi skor maka semakin tinggi respon yang dialami.
c. Instrument yang digunakan untuk mengukur stress lansia adalah kuesioner
pengukur stress. Kuesioner ini terdiri dari 33 pertanyaan. Alat ukur ini menggunakan
skala ordinal setiap pertanyaan diberi skor :
1= tidak pernah
2= jarang
3= sering
4= selalu

       Dimana jumlah total dapat di kategorikan sebagai berikut :


Ringan bila skor 1-33

Sedang bila skor 34-64

Berat bila skor 65-98

Sangat berat bila skor 99-132

Semakin tinggi skor semakin tinggi tingkat yang di alami

d. Instrument yang digunakan untuk mengukur gaya hidup adalah Kuesinoer gaya
hidup yang di adobsi dari penelitian ….2014 . kuesioner ini terdiri dari 11 pertanyaan.
Alat ukur ini menggunakan skala ordinal setiap pertanyaan diberi skor
1= tidak pernah
2= jarang
3= sering
4= selalu

     Dimana jumlah total dapat di kategorikan sebagai berikut :

Ringan bila skor 11-19


Sedang bila skor 20-27
Berat bila skor 28-36
Sangat berat bila skor 37-44
Semakin tinggi skor maka semakin buruk gaya hidup yang dialami.
e. Instrument yang digunakan untuk mengukur lingkungan adalah kuesioner lingkungan
yang di adopsi dari peneltian Irwina Angelina Silvanasari 2015. Kuesioner ini terdiri
dari 9 pertanyaan. Alat ukur ini menggunakan skala ordinal setiap pertanyaan di beri
skor
1= Tidak pernah
2= jarang
3= sering
4= selalu

Dimana jumlah total dapat di kategorikan sebagi berikut :

Ringan bila skor 1-9

Sedang bila skor = 10-18


Berat bila skor = 19-27

Sangat berat bila skor = 28-36

Semakin tingggi skor makan semkin buruk lingkungan yang di alami.

3.7 Teknik Analisa Data


3.7.1 Teknik pengolahan data
Proses pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS dengan 4
tahap yaitu :

1. Editing / memeriksa
Editing adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan untuk diteliti
kelengkapan, kejelasan makna jawaban, konsistensi maupun kesalahan antar
jawaban pada kuesioner.
2. Coding / memberi tanda kode
Coding adalah memberikan kode-kode untuk memudahkan proses pengolahan
data. Setelah kuesioner di edit maka dilakukan pengkodean atau coding, yakni
mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka.
3. Processing / entri data
Processing adalah memasukkan data untuk di olah menggunakan
komputer.Jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode”
(angka atau huruf) dimasukkan kedalam “software” komputer.
4. Cleaning / pembersihan data
Pada tahap ini apabila semua data dari setiap sumber atau responden selesai
dimasukkan, perlu pengecekan kembali untuk melihat adanya kemungkinan terjadi
kesalahan kode, ketidakpastian data dan banyak lagi, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi
3.7.2 Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang digunakan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik dari masing-masing variabel, baik variabel bebas dan
variabel terikat serta karakteristik responden Notoatmodjo, (2018). Analisa yang
dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian yaitu dengan cara membuat table
distribusi pada tiap frekuensi variabel dengan menggunakan rumus :
f
P= x 100 %
n

Keterangan :
P : Persentase
f : jumlah
n : jumlah item observasi

b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independent
dan variabel dependen.terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi. Dimana untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat tergantung dengan menggunakan uji statistic dengan tingkat
kemaknaan (α) : 0,05 uji statistic yang digunakan adalah Chi-square.
3.8 Pengecekan Keabsahan
Uji keabsahan data kuantitatif menggunakan uji validitas dan uji reabilitas, yang
digunakan untuk menguji daftar pertanyaan untuk melihat pertanyaan dalam kuesioner
yang diisi responden sudah layak atau belum yang digunakan untuk mengambil data.
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir
pernyataan dalam mendefinisikan variabel.Tehnik pengujian dalam penelitian ini
menggunakan r hitung. Hasil r hitung dari output SPSS dalam setiap pernyataan kita
bandingkan dengan r tabel df=n-2 dan menghitung taraf signifikan 5% atau 0,05.
Untuk menganalisis kevalidan setiap butir kuesioner yaitu dengan melihat r tabel
dimana jumlah responden (n) dalam penelitian ini berjumlah 35 orang, maka r tabel
dalam penelitian ini sebesar 0.334. jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka item
tersebut valid, sebaliknya jika nilai r hitung lebih kecil dari r tabel maka item tersebut
tidak valid. Selanjutnya dengan menghitung taraf signifikan (sig.2-tailed). Jika nilai
signifikan kurang dari 0.05 maka item tersebut valid, sebaliknya jika signifikan lebih dari
0.05 dikatakan tidak valid.
b. Uji reliabitas
Uji reabilitas digunakan untuk mengukur kestabilan dan konsistensi responden dalam
menjawab pernyataan dalam kuesioner. Untuk menguji reabilitas pada penelitian ini
menggunakan cronbach’s alpha dengan nilai alpha 0.60, jika nilai alpha lebih besar dari
hasil output maka dikatakan reliable. Sebaliknya jika nilai alpha lebih kecil dari hasil
output maka dinyatakan tidak reliable.
3.9 Tahapan Penelitian
1. Permohonan izin observasi awal di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo
2. Pengumpulan data awal di Kantor Desa Bongopini
3. Penyusunan proposal penelitian
4. Permohonan izin penelitian di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo
5. Peneliti mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian Di Desa
Bongopini
6. Peneliti memperkenalkan diri kepada calon responden, menyampaikan informasi
penelitian, menjelaskan tujuan penelitian dan prosedur penelitian, serta meminta
kesediaan calon responden untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian.
7. Responden yang bersedia berpartisipasi sebagai responden diminta mengisi kuesioner
yang berisi pertanyaan, dan apabila responden tidak dapat mengisi sendiri akan dibantu
oleh peneliti.
8. Peneliti melakukan pengumpulan data melalui kuesioner.
9. Data yang terkumpul dicek kembali untuk melihat kelengkapan data, selanjutnya diolah
dan dianalisis sesuai tujuan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai