SIDANG
SKRIPSI
OLEH :
PUTU NOVI ERNAWATI
010115A141
FAKULTAS KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
STUDI PENDAHULUAN
15
Orang
2 Tidak
8 Perokok 2 Perokok 3 Gangguan
gangguan
ringan berat tidur
tidur
7 Gangguan tidur
3 Tidak gangguan tidur
B. RUMUSAN MASALAH
Umum
C.TUJUAN PENELITIAN
Khusus
D.MANFAAT PENELITIAN
HIPOTESIS PENELITIAN
SAMPEL
•Teknik sampling : jenis nonprobability sampling (purposive sampling)
• Rumus jumlah sampel : rumus slovin
41 Kasus
82
41 Kontrol
KRITERIA SAMPEL
Kelompok Kasus
Kriteria Inklusi
• Remaja laki-laki yang tinggal di Kelurahan Candirejo Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang
• Remaja laki-laki usia 11-20 yang bersedia menjadi responden
Kriteria Eksklusi
• Remaja laki-laki yang mengalami gangguan mental atau berkebutuhan khusus.
• Remaja laki-laki yang ketergantungan obat (Alprazolam, Lorazepam, Diazepam,
Estazolam, antihistamin, Antidepresan, pereda nyeri morfin).
• Remaja laki-laki yang mengalami sakit fisik (patah tulang, nyeri akibat luka, gangguan
penyakit congenital).
• Remaja laki-laki yang mengalami gangguan tidur akibat dari lingkungan yang bising.
• Remaja laki-laki yang mengkonsumsi rokok elektrik
CONTINUE…
Kelompok Kontrol
Kriteria Inklusi
• Remaja laki-laki yang tinggal di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang
• Remaja laki-laki usia 11-20 yang bersedia menjadi responden
Kriteria Eksklusi
• Remaja laki-laki yang mengalami gangguan mental atau berkebutuhan khusus.
• Remaja laki-laki yang ketergantungan obat (Alprazolam, Lorazepam, Diazepam,
Estazolam, antihistamin, Antidepresan, pereda nyeri morfin).
• Remaja laki-laki yang mengalami sakit fisik (patah tulang, nyeri akibat luka,
gangguan penyakit congenital).
• Remaja laki-laki yang mengalami gangguan tidur akibat dari lingkungan yang bising.
• Remaja laki-laki yang mengkonsumsi rokok elektrik
DEFINISI OPERASIONAL
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Independen Kebiasaan Menggunakan kuesioner Hasil penilaian Ordinal
Merokok menghisap rokok Indeks Brinkman (IB) dikategorikan sebagai
yang dilihat dari yang berisi 2 nomor, 1 berikut:
berapa lama nomor untuk pertanyaan 1. Tidak merokok : 0
merokok dan dan status merokok dan 1 2. Perokok ringan : 1-
berapa batang nomor untuk pertanyaan 50
konsumsi rokok derajat merokok 3. Perokok sedang :
setiap harinya. dengan dua sub 51-100
pertanyaan lama merokok 4. Perokok berat : >
dan konsumsi jumlah 100
rokok per batang setiap
hari
CONTINUE...
Dependen Persepsi responden Pengukuran dengan Hasil penilaian Ordina
Insomnia tentang tidur menggunakan dikategorikan sebagai l
dimana instrument kuesioner berikut :
ketidakmampuan KSPBJ (Kelompok 1. Tidak mengalami
mendapatkan tidur Studi Psikiatri Biologi insomnia : 0-10
yang adekuat, baik Jakarta), Insomnia 2. Insomnia ringan : 11-17
kualitas maupun Rating Scale yang 3. Insomnia sedang : 18-24
kuantitas. terdiri dari 11 4. Insomnia berat : 25-33
pertanyaan. Setiap item
berisi pernyataan yang
memiliki skor antara
lain :
1 : Tidak pernah
2 : Kadang-kadang
3 : Sering
4 : Selalu
PROSEDUR PENELITIAN
ETIKA PENELITIAN
PENGOLAHAN DATA
ANALISA DATA
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Univariat
Gambaran Merokok Pada Remaja di Kelurahan Candirejo Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Merokok f %
Tidak Merokok 37
Perokok Ringan 43
Perokok Berat 2
Jumlah 82 100
CONTINUE…
Gambaran Kejadian Insomnia Pada Remaja di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Insomnia f %
Jumlah 82 100
B. Analisis Bivariat
Tabel 4.3 Hubungan Antara Merokok Dengan Kejadian Insomnia Pada Remaja
di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
Insomnia
p-value
f % f % f % f %
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian
besar remaja di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang tidak mengalami insomnia, yaitu sejumlah 41 orang (50%). Selain
itu, hasil penelitian juga menunjukkan sebanyak 37 remaja (45,1%) mengalami
insomnia ringan dan 4 remaja (4,9%) mengalami insomnia sedang.
Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa remaja Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
perokok ternyata membutuhkan waktu lebih lama yang dilakukan oleh Muthia (2014),
untuk tertidur di banding remaja yang tidak menunjukkan bahwa responden yang memiliki
merokok, remaja perokok menjadi lebih sulit kebiasan merokok ringan mengalami insomnia
tertidur.Semakin sering atau semakin banyak yakni sebanyak 24 orang (70,6 %), responden
jumlah batang rokok yang dihisap dalam sehari yang memiliki kebiasan merokok sedang-berat
maka akan semakin tinggi tingkat insomnia yang mengalami insomnia yakni sebanyak 45 orang
dideritanya (95,7%).
ANALISA BIVARIAT
Berdasarkan hasil penelitian
Remaja yang merupakan
pada tabel 4.3 ditemukan
perokok berat seluruhnya
bahwa remaja yang tidak
mengalami insomnia sedang
merokok sebagian besar tidak
yaitu sejumlah 2 orang
menalami insomnia yaitu
(100%).
sejumlah 22 orang (59,5%).
KETERBATASAN PENELITIAN
Hasil uji Kendall Tau diperoleh bahwa nilai p-value 0,026. Oleh karena p-value 0,026
< α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara merokok dengan kejadian
insomnia pada remaja di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang.
SARAN
Usia remaja dan masyarakat
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi para remaja
agar menyadari dampak rokok bagi kesehatan serta menyalurkan kegiatannya pada
hal yang positif di masyarakat. Selain itu insomnia dapat dicegah dengan
meminimalisir salah satu penyebabnya yaitu perilaku merokok. Dengan menghindari
perilaku merokok, remaja akan lebih kecil beresiko insomnia.