Anda di halaman 1dari 40

Pencegahan dan Pengendalian

FR Penyakit Paru Kronis

PELAYANAN TERPADU (PANDU)


PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
R. Buyung Wijaya

Widyaiswara Ahli Madya


Pada Bapelkes Prov. Kalsel

081933144809
Email : buyungwijaya0@gmail.com
PREVALENSI PPOK DI INDONESIA

Sumber: Riskesdas, 2013

• Prevalensi PPOK sebesar 11% dari penduduk dunia dengan 3 juta kematian per tahun.
• Pada tahun 2020 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease memperkirakan tahun 2060
 prevalensi PPOK akan lebih meningkat karena meningkatnya jumlah orang yang merokok.
• BIOMASS study Riskesdas 2013: Prevalensi PPOK pada non-smokers di Indonesia 6,3% (Urban
5,4% & Rural 7,2%)
• Indonesia (SKRT 2005), kasus PPOK meningkat :
 Menurunkan angka harapan hidup
 Akibat prevalensi merokok yang tinggi
 Meningkatnya Polusi udara
Prevalensi Asma
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun
2020, Asma merupakan salah satu jenis penyakit
yang paling banyak diidap oleh masyarakat
Indonesia, hingga akhir tahun 2020, jumlah penderita
asma di Indonesia sebanyak 4,5 persen dari total
jimlah penduduk Indonesia atau sebanyak 12 juta
lebih
KOMPETENSI
DASAR
Setelah mengikuti pembelajaran
ini, peserta mampu melakukan
upaya pncegahan dan pengendalian
PTM di Fasyankes
TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti mata pelatihan ini
peserta dapat :

melakukan upaya pncegahan dan


1 pengendalian PTM Asma di
Fasyankes

melakukan upaya pncegahan dan


2 pengendalian PTM PPOK di
Fasyankes

6
1
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN ASMA
ASAP ROKOK DAPAT MEMPERPARAH ASMA
• Ibu hamil yang merokok
meningkatkan risiko terjadinya
asma pada anak, sedangkan pada
ibu hamil yang tidak merokok
namun menjadi perokok pasif,
juga meningkatkan kemungkinan
asma pada anak.

• Anak yang menjadi perokok pasif


juga berhubungan dengan
serangan asma yang lebih parah.

• Dampak asap rokok dapat • Asap rokok juga dapat


memperburuk kondisi Asma, dapat menurunkan efektivitas obat
menyebabkan turunnya tingkat kontrol asma bahkan menyebabkan
penyandang Asma, resistensi.
DETEKSI DINI PADA ASMA

1. Deteksi dini pada kelompok deteksi


dini
Dibawah usia 3 tahun, bila ada gejala
mengi, anak dengan orang tua asma atau
dermatitis atopi  perlu dicurigai
untuk menderita asma dikemudian hari

2. Penemuan kasus asma


Penemuan kasus asma (kesakitan dan
kematian) dilaksanakan secara rutin
diintegrasi dengan pelayanan PTM lainnya
di Puskesmas dan POSBINDU PTM
PENTING :
• Asma tidak bisa
disembuhkan namun
asma dapat dikelola
dengan baik untuk
mengendalikan gejala dan
mencegah serangan asma.
• Penanganan asma antara
lain dengan cara
pencegahan,
meminimalkan paparan
pemicu, dan minum obat
saat kambuh.
• Perilaku pencegahan
terhadap paparan faktor
risiko asma yang
dilakukan terus-menerus
akan sangat membantu
penderita asma untuk
meningkatkan kontrol
terhadap penyakit asma.
• Edukasi dan pemahaman
adalah kunci untuk
mengendalikan asma
yang efektif, jika serangan
asma tidak dikelola
secara benar maka bisa
berakibat fatal
PENGUKURAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE
1. Pengukuran APE dengan
peakflow meter dapat
digunakan untuk :
= Deteksi dini asma
= Monitoring
pengobatan asma
= Identifikasi awal status
perokok, profil
perokok
2. Hasil pengukuran
dibandingkan dengan
tabel nilai prediksi
normal
3. Nilai APE seseorang
dipengaruhi :
= Jenis kelamin
= Usia
= Tinggi badan
PENGUKURAN ARUS PUNCAK
EKSPIRASI (APE)
NILAI YANG DIUKUR PROSEDUR

• Volume Ekspirasi • Tentukan nilai prediksi normal (Lihat nilai


Paksa detik pertama prediksi normal di table)
• Total dari udara yang • Jenis kelamin, usia, TB
keluar dalam detik • Klien tidak dalam kondisi batuk2, sesak, flu
pertama pada saat
ekspirasi. • Posisi tubuh berdiri tegak
 Range : 15 – 999 • Tarik napas dalam melalui hidung, tahan napas
liter/menit selama 2-5 detik
 Accuracy : ± 3,5% • Tiup udara melalui mulut, prinsip peniupan
atau 0,1 liter atau ekspirasi paksa :
“Meniup dengan sekuat-kuatnya dalam waktu
1 - 2 detik”
• Unit akan berbunyi dalam 2 detik dan hasil
pengukuran akan muncul di layar
2
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PPOK
Faktor Risiko PPOK

Dapat Dimodifikasi Tidak Dapat Dimodifikasi

Merokok Usia
Merokok atau terpapar
asap rokok . PPOK terjadi secara
1 dari 4 perokok aktif perlahan selama
menderita PPOK bertahun-tahun,
Umumnya gejala muncul
pada usia ≥ 40 tahun.

Paparan Polusi Udara


Faktor
• Asap kendaraan bermotor
• Debu jalanan Keturunan
• Gas buangan industri
• Briket batu bara Jika memiliki riwayat
• Debu vulkanik gunung meletus keluarga dengan
• Asap kebakaran hutan PPOK, maka Anda
• Asap kayu bakar berisiko terkena PPOK.
• Polusi di tempat kerja (bahan
kimia, debu, gas beracun)
Deteksi Dini PPOK
 Merokok adalah factor risiko PTM salah satunya Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Deteksi Dini dapat dilakukan
secara self Assesment di rumah atau wawancara oleh petugas.
 Wawancara risiko PPOK dilakukan pada peserta usia >40 th
dan merokok.
 Wawancara menggunakan kuesioner PUMA dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan atau kader kesehatan
 Kuesioner PUMA terdiri dari 7 pertanyaan dan masing-masing
jawaban dari pertanyaan memiliki nilai (skor) yang akan
diakumulasikan.
 Jika hasil wawancara didapatkan skor ≥6 maka peserta
dirujuk ke FKTP untuk melakukan pemeriksaan uji fungsi paru
menggunakan spirometri untuk penegakkan diagnosis
Berhenti merokok
Rokok mengandung senyawa beracun yang disebut “AKROLEN” .
bahan ini menghambat senyawa HDl untuk mengangkut kolesterol
jahat.

Rokok juha mngandung TAR dan nikotin yang dapat menumpuk pada
aliran darah tubuh dan menyebabkan ateroskleris. merokok
menghambat usaha tubuh untuk menghilangkan kolesterol dalam
darah
KUESIONER PUMA
a. Deteksi dini PPOK dilakukan pada peserta usia ≥ 40 tahun
b. Wawancara menggunakan kuesioner PUMA dapat dilakukan oleh Tenaga Kesehatan
atau Kader Kesehatan
Petunjuk Pengisian :
a. Mengisi data dasar seperti Nama, Tanggal wawancara, Puskesmas, nama Petugas
Nama : Tanggal :
Puskesmas : Petugas :

b. Beri tanda silang (X) pada pernyataan yang sesuai. Masing-masing jawaban memiliki
nilai (skor) yang akan diakumulasikan.
N Pertanyaan Skala penilaian skor
o
1 Jenis kelamin 0 = Perempuan 1 = Laki-laki
2 Usia dalam tubuh 0 = 40 – 49 tahun 1 = 50 – 59 tahun
2 = > 60 tahun
3 Merokok
Apakah anda pernah merokok ?
= Rata=rata jumlah rokok/ hari 20 batang
= Lama merokok dalam tahun 25 tahun
= Jika merokok kurang dari 20 bungkus selama
hidup atau kurang dari 1 rokok/ hari dalam 1 0 = tidak
tahun maka pilih tidak
= Kategori perokok : 0 = ≤ 200 batang/ tahun
Indeks Brinkman = 20 bungkus x 25 tahun = 500 1 = 2001 – 600 batang/ tahun
batang/ tahun 2 = > 600 batang/ tahun
4 Apakah Anda pernah merasa napas pendek ketika 0 = Tidak
Anda berjalan lebih cepat pada jalan yang datar 1 = Ya
atau pada jalan yang sedikit menanjak ?
5 Apakah anda bisanya mempunyai dahak yang 0 = Tidak
berasal dari paru atau kesulitan mengeluarkan 1 = Ya
dahak saat Anda sedang tidak menderita flu ?
6 Apakah anda bisanya batuk saat Anda sedang 0 = Tidak
tidak flu ? 1 = Ya
7 Apakah dokter atau tenaga kesehatan lainnya 0 = Tidak
pernah meminta kepada Anda untuk melakukan 1 = Ya
pemeriksan dengan alat spirometry atau peakflow
meter (meniup ke dalam suatu alat) ?
TOTAL SKOR PUMA : Interpretasi :
Skor < 6 : Edukasi gaya hidup
sehat dan kunjujngan rutin
< 6 ≥ 6 Skor ≥ 6 : Resiko PPOK, lakukan
pemeriksaan spirometry
SPIROMETRI
• Tes fisiologi untuk menilai fungsi paru
melalui pengukuran volume paru saat
inspirasi dan ekspirasi maksimal dalam
fungsi waktu
• Mengetahui gangguan pada paru atau
elastisitas paru yang mencakup :
Kemampuan paru dalam menghisap udara,
nafas biasa, nafas cepat, nafas yang
terhentak-hentak.
• Merupakan “gold standard” diagnosis
PPOK
• Tanda-tanda obstruksi
• Pemeriksaan berguna untuk :
 Menunjang diagnosis
 Melihat laju perjalanan penyakit
 Menentukan prognosis
SPIROMETRY IN COPD

Normal

PPOK
Perbedaan Klinis Antara PPOK Dan Asma
  PPOK Asma

Usia onset penyakit Biasanya > 40 tahun Biasanya < 40 tahun


Riwayat merokok Biasanya > 200 indeks Umumnya tidak
brinkman (jumlah rata-rata merokok
batang rokok/ hari kali lama
merokok dalam tahun)

Produksi Sering Jarang


Sputum/berdahak
Alergi Jarang Ada

Perjalanan penyakit Progresif memburuk (dengan Stabil (dengan


eksaserbasi) eksaserbasi)
Spirometri Dapat membaik tetapi tidak Dapat normal
normal
Gejala klinis Persisten Intermiten/ episodik
dan variabel
Pengukuran kadar
Carbon-Monoxide (CO) pernapasan
• Kadar CO saat ekspirasi
• Nilai :
• Perokok 5-20 ppm (2-5% COHb),
bisa lebih
• Bukan perokok / Perokok Pasif : < 4
ppm
• Manfaatnya:
a. Meningkatkan motivasi perokok
saat konseling Upaya Berhenti
Merokok (UBM)
b. Menilai kemajuan progress
Upaya Berhenti Merokok
Nilai Pengukuran
Kadar CO
Pernapasan
PANDUAN DISKUSI KELOM
Tujuan
Setelah diskusi kelompok, peserta
mampu melakukan deteksi dini
PPOK dg kuesioner PUMA

Metode
Praktik

Waktu : 1 jp ( 45 menit )

Media dan alat bantu:


Kuesioner
Puma
No Kegiatan Waktu

1.Peserta dibagiLangkah-langkah:
menjadi 3 kelompok 05
2. Setiap kelompok melakukan deteksi dini PPOK dg 30
kuesioner PUMA
3. Setelah dilakukan skrening, tentukan resiko 05
PPOK
4. Mendiskusikan hasil kelompok
5. Fasilitator menanggapi, memberikan saran dan 05
klarifikasi terhadap hasil diskusi peserta

erwin.xjo@gmail.com || 081314735677
***EVALUASI
 ***
Bagaiman upaya deteksi dini PTM Asma di
 FKTP
Bagaimana upaya PTM PPOK di FKTP
 Bagaimana upaya pencegahan dan pengendalian PPOK di
FKTP
Rangkuman
1. Upaya promotif dan preventif
dititik beratkan pada perilaku
beresiko atau perilaku beresiko
bersama yang kita sepakati
dengan slogan “CERDIK”.

2. Setiap orang yang datang


terindikasi suspek DM di FKTP
harus dilakukan skrening
Modul Pelatihan
Pelayanan Terpadu
Penyakit Tidak Menular
(Pandu PTM) Di Fasilitas
Kesehtan Tingkat Pertama
(FKTP) 2019
TERIMAKASIH
Cara Pengukuran CO Analyzer
Metode :
1. Subjek menahan napas selama ± 10 detik
2. Hembuskan napas melalui mulut secara perlahan melalui alat
sampai terdengar bunyi pada alat atau sampai napas habis (± 20
detik)
3. Jumlah CO pada akhir ekspirasi (setelah ± 20 detik) sepadan
dengan konsentrasi COHb dalam darah
4. Dalam beberapa detik, alat ukur akan menunjukkan kadar CO
udara ekspirasi
• Saat seseorang berhenti merokok, kadar CO dalam darah akan
menghilang dengan cepat.
• Kadar CO akan berkurang setengah dalam 6 jam.
• Kadar CO kembali normal dalam 12 jam
• Kadar CO akan sama dengan bukan perokok dalam 1 hingga 2 hari.

Anda mungkin juga menyukai