Anda di halaman 1dari 43

KESEHATAN

KELUARGA
PPOK
(PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK)
Wisnu Sinar Pratama 16 20 777 14 406
Pembimbing
Andi Fatma, S.Tr.Keb
dr. Maria Florence Putong
dr. Nilam Sari Lahinta

BAGIAN IKK-IKP
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
LATAR BELAKANG

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai


dengan gejala pernapasan persisten dan keterbatasan aliran udara

1. Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. USA: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease; 2018;
LATAR BELAKANG

PPOK merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian ke-
4 di seluruh dunia, prevalensi global 11,7 % saat ini.

Prevalensi PPOK di Indonesia menurut Riskesdas 2013 adalah 3,7% atau


sekitar 9,2 juta penduduk, Sulteng pada posisi kedua (8,0%), PKM
Mabelopura tahun 2022 posisi 4 (12%)

1. Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. USA: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease; 2018;
2. Kemenkes RI Riskesdas 2013
Faktor Resiko
Faktor risiko Keterangan
Genetik Defisiensi α-1 antitripsin
Umur & jenis kelamin Pria = wanita, namun wanita lebih rentan terhadap efek dari asap
tembakau dibandingkan laki-laki
Paparan terhadap Rokok tembakau sebagai faktor risiko yang paling umum
partikel terhadap COPD
Status sosio-ekonom Terdapat bukti yang kuat perihal korelasi yang terbalik antara
perkembangan COPD dengan status sosio-ekonomi seseorang
Asma Orang dewasa dengan asma memiliki risiko yang 12 kali lebih
besar dalam mendapatkan COPD, setelah penyesuaian faktor
merokok
Bronkitis kronis Terdapat hubungan antara hipersekresi mukus dengan
penurunan FEV1
Infeksi Riwayat infeksi saluran pernafasan, TB, dan HIV

Global strategy for the diagnosis, management and prevention of chronic obstructive pulmonary disease 2019
Gejala Klinis

Faktor
Risiko Gejala
• Tembakau • Sesak napas
• Pekerjaan • Batuk kronis
• Polusi di • Sputum
dalam atau
luar ruangan

Global strategy for the diagnosis, management and prevention of chronic obstructive pulmonary disease 2019
Klasifikasi Derajat PPOK

RINGAN
Dengan atau tanpa batuk
Dengan atau tanpa produksi sputum
Sesak napas derajat 0-1

DenganSEDANG
batuk atau tanpa batuk
Dengan sputum atau tanpa produksi
sputum
Sesak napas derajat 2

BERAT
Sesak nafas derajat 3-4 dengan gagal napas kronink
Eksaserbasi sering terjadi
Disertai komplikasi kor pulmonale atau gagal jantung kanan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1022 Tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Tatalaksana
Medikamentosa
bronkodilator, antiinflamasi, antibiotik, antioksidan, mukolitik dan antitusif.
Non Medikamentosa
• Edukasi Tentang Penyakit Tersebut Kepada Pasien Dan Keluarganya,
Berhenti Merokok
• Menghindari Faktor Yang Dapat Memperberat Terjadinya PPOK
Seperti Debu, Asap Rokok, Dan Polusi Udara Lainnya
• Serta Menjaga Nutrisi

Renti K. Penatalaksanaan Holistik pada Pasien Laki-Laki Dewasa dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik melalui Pendekatan Kedokteran
Keluarga. 2020
Hasil Pengamatan

1. Jenis Pengamatan : Kunjungan Rumah


2. Waktu Pelaksanaan : 27 Juli 2022 (16.00 WITA-selesai)
3 Agustus 2022 (16.00 WITA-selesai)
3. Lokasi : Jl. Darrusallam tatura utara
Kasus Pasien

Identitas Pasien
Nama : Tn. A
TTL : Palu 6 Juni 1973 (49 Tahun)
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Jl. Darussalam tatura utara
Riwayat Pekerjaan : Pengumpul sampah dan RT
Genogram
82
c thn

53 49 47
51

Ny. S. Tn. A
44 thn 49 thn

LAKI-LAKI MENINGGAL PPOK


PEREMPUAN

An. A An.H Tinggal Serumah


16 thn 10 thn
Karakteristik Demografi Keluarga

No Nama J Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket


K Terakhir
1 Tn. A L Suami 49 SMA Pengumpul PPOK
sampah/RT
2 Ny. S P Istri 44 SMA IRT -

3 An. A L Anak 1 16 SMA Siswa -

4 An. H P Anak 2 10 SD Siswa -


Anamnesis
Keluhan Utama :
Batuk
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien laki-laki usia 49 tahun dengan keluhan batuk berdahak sejak lebih dari 1 tahun yang lalu, batuk berdahak
memberat 3 bulan terakhir disertai sesak ketika beraktivitas, pasien mengeluhkan keluhan muncul ketika pasien
kelelahan atau saat terpapar asap asap di lingkungan, keluhan tidak dipengaruhi oleh udara dingin, keluhan
setahun lalu batuk berdahak namun tidak disertai sesak, pasien juga mengatakan adanya nyeri dada yang timbul
saat batuk, pasien menyangkal adanya demam, keringat malam berlebihan, atau penurunan berat badan. Pasien
sering terpapar asap rokok dari lingkungan sekitar dan debu ketika bekerja, pasien mengalu tidak memiliki
kebiasaan meminum alkohol dan tidak pernah merokok dan narkoba.
Pasien memiliki keinginan untuk sembuh. Pasien juga memiliki kekhwatiran bahwa penyakit yang dideritanya
dapat menganggu aktivitas pasien dan menular ke anggota keluarga lainnya, menurut pasien keluhan yang diderita
akibat meminum kopi.
Anamnesis
o Riwayat Penyakit Dahulu : -
o Riwayat Penyakit dalam Keluaga :
Tidak ada
o Riwayat Kebiasaan Sosial :
 Aktivitas : Petugas kebersihan dan sebagai ketua RT, pasien mengatakan tidak memiliki
kebiasaan merokok namun sering terpapar asap rokok dari teman dan debu ketika bekerja secara
langsung karena tidak menggunakan masker atau APD, pasien tidak memiliki kebiasaan
olahraga.
 Pola makan : Pasien makan 3 kali sehari, jarang mengkonsumsi sayur dan buah buahan
 Pola rekreasi : Jarang, karena biaya dan sedang dalam situasi pandemi.
Anamnesis
o Riwayat Keluarga :

• Keadaan kesehatan sekarang : Kurang baik


• Kebersihan perorangan : Kurang baik
• Penyakit yang sedang diderita : PPOK
• Penyakit keturunan : PPOK
• Penyakit kronis/menular : tidak ada
• Kecacatan anggota keluarga : tidak ada
• Pola makan : Pasien makan 3 kali sehari
• Jumlah Anggota Dalam Rumah : 4 Orang

o Hubungan psikologis dengan keluarga :


Hubungan pasien dengan anggota keluarga terjalin baik, waktu kosong setelah tidak ada pekerjaan
dihabiskan dengan keluarga, upaya menjaga kesehatan pasien dan keluarganya adalah kuratif yaitu
apabila mengalami keluhan pasien baru datang untuk berobat dan mencari peayanan kesehatan.
Anamnesis
o Status Ekonomi:
Keluarga pasien termasuk keluarga dengan status ekonomi menengah kebawah, untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dari hasil bekerja dan penghasilan sebulan rata-rata +/- Rp.1.5000.000
o Tingkat Pendidikan :
Tingkat pendidikan pasien berada dalam tingkat pendidikan yang baik, pendidikan terakhir pasien
SMA
Pemeriksaan Fisik
BB : 65 kg
TB : 165 cm
IMT : 24 (Normal)
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital : TD: 120/80 mmHg. HR: 71 x/menit, R: 22 x/menit, S: 36,8ᵒC
Kulit : sianosis (-), ikterus (-), eritema (-)
Kepala : normocephal
Hidung : Rhinorrhea (-)
Mulut : Tampak hiperemis, Tonsil T1/T1
Telinga : Otorrhea (-)
Leher : peningkatan JVP (-), Pembesaran KGB (-)

Thorax : simetris, vesikuler +/+ menurun Rh -/-, Wh -/-. BJ I/II murni reguler, bising (-)
Abdomen : peristaltiK (+) kesan normal, timpani (+) hepar dan lien tidak teraba
Ektremitas : akral hangat +/+, udema -/-
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
APGAR KELUARGA
(5 fungsi pokok keluarga atau tingkat kesehatan keluarga)
Kriteria Pernyataan Hampir Kadang- Hampir tidak pernah
selalu (2) kadang (1) (0)
Adaptasi Dalam keluarga saling membantu baik moral Ya
(Adaptation) maupun material
Semua masalah keluarga diselesaikan dengan Ya
Kemitraan
musyawarah antara pasien, kedua orang tua dan
(Partnership)
saudaranya.
Dalam hal ini pasien dapat mengambil keputusan Ya
Pertumbuhan
dengan tanggung jawab, dimana pasien memiliki
(Growth)
tingkat kebebasan untuk pendewasaan yg baik.
Penumbuhan rasa kasih sayang sudah cukup Ya
Kasih sayang
baik karena adanya keakraban di antara anggota
(Affection)
keluarga.
Pembagian waktu, kekayaan dan ruang antar Ya
Kebersamaan
anggota keluarga sudah baik karena adanya
(Resolve)
waktu untuk memecahkan suatu masalah.
APGAR KELUARGA
(5 fungsi pokok keluarga atau tingkat kesehatan keluarga)
Skoring

2 : Hampir selalu 8-10 = Fungsi keluarga


sehat

1 : Kadang- 4-7 : Fungsi keluarga


kadang kurang sehat

0: Hampir tdk 0-3 : Fungsi keluarga tidak


pernah sehat
Identifikasi Fungsi Fisiologi Keluarga
1. Fungsi Biologik
Terdapat riwayat PPOK dalam keluarga, yaitu ayah pasien. Pasien adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara. Saat ini pasien
berumur 49 tahun dan memiliki 2 anak.

2. Fungsi Psikologik
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya dan pasien tinggal bersama istri, 2 anak.

3. Fungsi Ekonomi
Pasien bekerja sebagai petugas sampah dan pak RT untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan dalam keluarga pasien cukup, karena pendidikan terakhir pasien dan istri pasien adalah SMA

5.Fungsi Religius
Keluarga pasien menganut agama Islam. Pasien dan keluarga selalu menomor satukan agama dan menerapkan dalam
keluarganya dikehidupan sehari-hari.

6. Fungsi Sosial Budaya


Hubungan pasien dengan anggota keluarga dan lingkungan sekitar terjalin baik
Family SCREEM
(Identifikasi Fungsi Patologis Keluarga)
FUNGSI PELAKSANAAN PATOLOGIS
Sosial Pasien beserta keluarga membina hubungan baik dengan tetangganya -

Budaya Pasien & keluarga percaya pengobatan medis -

Ekonomi Pendapatan keluarga cukup


-

Pendidikan Tingkat pendidikan tergolong tinggi -


Bila ada anggota keluarga yang sakit tidak segera di bawah ke tempat pelayanan +
Medical kesehatan.
Pengetahuan Pengetahuan Penderita tentang penyakit PPOK yang diderita kurang +

Religius Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, Keluarga ini sering melakukan shalat -
lima waktu. Dan mengikuti kegiatan keagamaan
Identifikasi Lingkungan Tempat Tinggal

• Lantai : tegel
Ukuran rumah 7x10 m²
• Ventilasi : kurang
Lingkungan: pemukiman warga,
tidak padat penduduk. • Tingkat kelembapan rumah :
Halaman : tertutup oleh pagar, Ada
cukup
banyak bunga didepan rumah.
Atap : terbuat dari seng • Sumber air : air dap
Dinding : terbuat dari batu batako
• Pencahayaan : Cukup
• Jamban dan septic tank : ada
Denah Tempat Tinggal

WC
Tempat
makan Dapur tempat cuci
baju dan
piring

Kamar II
Ruang
keluarga/tamu
Kamar I

Teras Depan
Kunjungan I

Halaman depan
Kunjungan I

Ruang keluarga dan tamu


Kunjungan I

Ruang belakang pasien


12 Indikator Keluarga sehat
No Indikator yang dinilai Nilai

1. Keluarga mengikuti KB Y Jumlah Y 7


2. Ibu bersalin di faskes Y
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap N Jumlah N 2
4. Bayi diberi asi eksklusif selama 6 bulan Y
5. Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan N
6. Penderita TB paru berobat sesuai standar T Jumlah Y
IKS =
7. Penderita hipertensi berobat teratur T 12 − Jumlah N
8. Gangguan jiwa dapat pengobatan dan T
tidak ditelantarkan
IKS = 0,7 (pra sehat)
9. Tidak ada anggota keluarga yang Y
merokok
10. Keluarga mempunyai akses terhadap air Y
bersih Kategori:
11. Keluarga mempunyai akses atau
menggunakan jamban sehat
Y
• Tidak sehat : <0,5
12. Keluarga menjadi anggota JKN/askes Y • Pra sehat : 0,5-0,8
• Sehat : >0,8
MANDALA OF HEALTH
Identifikasi Masalah

01 02
Sering terpapar asap rokok Polusi udara didalam ruangan
orang lain (perokok pasif) maupun luar ruangan

03 04
Kurangnya pengetahuan
Pemilihan nutrisi yang tidak tepat
mengenai penyakit yang
diderita
IDENTIFIKASI MASALAH TN.A
NO MASALAH U S G TOTAL Prioritas
1 Sering terpapar asap rokok orang 5 4 4 13 I
lain (perokok pasif)
2 Polusi udara didalam ruangan 4 3 3 10 III
maupun luar ruangan
3 Pemilihan nutrisi yang tidak tepat 3 3 3 9 IV
4 Kurangnya pengetahuan 4 4 3 11 II
mengenai penyakit yang diderita

5 =sangat besar
4 =besar
U = Urgency 3 =sedang
S = Seriousness 2 =kecil
G = Growth 1 =sangat kecil
Plan Of Action
TRAP (Terapi Perilaku)
Metode Tujuan Tempat Waktu Sasaran PJ
Pelaksnaan Pelaksanaan
• Istri pasien -Mengubah perilaku Rumah pasien 3 agustus – 3 Tn.A Wisnu
diminta untuk untuk menggunakan september
menjadi 2022
masker
pengawas
• Melaporkan
dengan foto
sebelum
beraktivitas
ke PJ
• Dilakukan
selama 1
bulan
Plan Of Action
BAPER (Rehabilitasi Pernafasan)
Metode Tujuan Tempat Waktu Target PJ
Pelaksnaan Pelaksanaan
- Mengajarkan latihan - Meningkatkan Rumah pasien
dan lingkungan
3 agustus – dst Tn.A Wisnu
pernafasan Fungsi Paru, sekitar
- Memberikan - Meningkatkan
selebaran/leaflet agar Kualitas Hidup,
bisa digunakan sendiri - Menghilangkan
- Mengajarkan ke Kecemasan,
lingkungan sekitar - Melatih Otot
agar lebih ingat Pernafasan
Menjadi Lebih
Kuat
MANAJEMEN KOMPREHENSIF
1 Promotif
Penyuluhan mengenai penyakit PPOK, bahaya komplikasinya, pentingnya
memakai APD (masker), atau menghindari polusi
2 Preventif
- Menggunakan masker saat beraktivitas
- Pemilihan gizi yang tepat
- Menjauhi penyebab dari PPOK

3 Kuratif
Datang ke layanan puskesmas jika gejala muncul dan melakukan kontrol
secara rutin
4 Rehabilitatif Melakukan latihan pernafasan
Kesimpulan
• Berdasarkan hasil APGAR (9 fungsi pokok keluarga atau tingkat kesehatan
keluarga) dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga pasien SEHAT
• Berdasarkan 12 indikator keluarga sehat atau PIS-PK pasien tergolong pra-
sehat
• Berdasarkan pemecahan masalah menggunakan metode USG didapatkan
prioritas masalah yaitu Sering terpapar asap rokok orang lain (perokok
pasif)
• Dari prioritas masalah dilakukan intervensi berupa terapi perilaku (TRAP)
dan rehabilitasi pernafasan (BAPER)
Daftar Pustaka
1. Wahyuni AS. Pelayanan Dokter Keluarga. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra
Utara. 2003.
2. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 39 tahun 2016 tentang pedoman
penyelenggaraan program indonesia sehat dengan pendekatan keluargaManagement, and
prevention of chronic obstructive pulmonary disease. USA: global initiative for chronic
obstructive lung disease; 2018
3. World health organization. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) 2017
4. Global strategy for the diagnosis, management and prevention of chronic obstructive
pulmonary disease 2019
5. PMK no 1077 2011 tentan pedoman penyehatan udara dalam ruang rumah
6. PMK no 41 tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang
Terima Kasih
7x10m²
VIDEO REHAB FIX.mp4
KUNJUNGAN 1 KUNJUNGAN 2

Anda mungkin juga menyukai