Anda di halaman 1dari 191

KETERGANTUNGAN NARKOBA

(UPAYA OPTIMALISASI IPWL TERKAIT REHABILITASI 100 RIBU PECANDU NARKOBA)

MAKASSAR, 2 NOVEMBER 2015


Pengguna Narkoba adalah crime without victim

• Pengguna Narkoba/pecandu adalah


perbuatan yang dilarang oleh Undang –
undang (Ps 127), namun pilihan hukumannya
tidak dihukum pidana, melainkan
direhabilitasi (Ps 103),
• Persyaratannya telah diatur dalam UU
35/2009 dan aturan pelaksanaannya
Pengguna Narkoba adalah crime without victim

• Dekriminalisasi penyalah guna narkotika : penyalah


guna narkotika merupakan model penghukuman
nonkriminal sebagai salah satu paradigma hukum
modern, yang bertujuan menekan suplai narkotika
ilegal, dan diharapkan mempercepat penyelesaian
masalah narkotika di Indonesia;
• Depenalisasi : pengguna narkoba/pecandu narkoba
adalah perbuatan yang dilarang oleh undang – undang
(Ps.127), namun apabila melaksanakan kewajibannya
untuk melaporkan diri ke IPWL untuk mendapatkan
perawatan, maka apabila ybs kambuh dan tertangkap
sebanyak 2x maka tidak dituntut pidana (Ps.128)
KRITERIA
Kriteria Keparahan Kecanduan :
1. Ringan (A) : penggunaan coba-coba, penggunaan rekreasional, penggunaan
situasional
2. Sedang (B) : penggunaan teratur lebih 2 kali/minggu baik 1 atau lebih jenis
3. Narkoba Berat (C) : penggunaan setiap hari, pengguna Narkoba suntik, pengguna
dengan komplikasi medis maupun psikis

Program Terapi berdasar kriteria


• PP no 25 tahun 2011 tentang wajib lapor minimal rehabilitasi rawat inap 3 bulan dan
bisa dilanjutkan dengan rawat jalan 3 - 6 bulan;

BNN memilih 3 model terapi:


• Intervensi singkat, psikoedukasi keluarga, konseling individu dan IPWL untuk
kriteria A (peran pencegahan dan Kader Narkoba turut dilibatkan);
• 3 bulan dengan dilanjutkan rawat jalan (untuk kriteria B)
Rencana Kebutuhan Terapi
Penyalah Guna Narkoba

Asesmen Coba Pakai / Teratur Pakai (A)


• Wajib Lapor
• Intervensi Singkat
• Konseling individu
• Psikoedukasi keluarga Pecandu (suntik dan non suntik) B dan C
Rawat Jalan
Rawat Inap
Addiction Severity Index :
Penggunaan bermasalah / perlu rehabilitasi bila penggunaan
seminggu 2 kali atau lebih
DEPENALISASI KAITAN DENGAN IPWL
• Depenalisasi merupakan perbuatan yang semula
diancam dengan pidana, tetapi kemudian
ancaman itu dihilangkan, namun masih
dimungkinkan adanya tuntutan dengan cara lain.
• "Depenalisasi akan lancar kalau wajib lapor
berjalan baik, karena itu perlu ada dorongan
kepada instansi/lembaga untuk mendorong
(proses) wajib lapor bisa berjalan baik.
• Pecandu Narkotika yang lapor diri, DILAKUKAN
ASESMEN, diberi kartu pasien / lapor diri, di IPWL
terdekat
SITUASI DI MASYARAKAT

 Fasilitas Pengobatan & Perawatan bagi pecandu terbatas


(RSU, RSJ, Puskesmas, Panti Rehabilitasi & Rutan / Lapas),
PENGOBATAN TIDAK MERATA TERUTAMA BAGI YANG
TIDAK MAMPU
 Penularan Penyakit Fisik Meningkat (HIV/AIDS, HEPATITIS,
TBC & KEBUTAAN MATA)
 Penyakit Psikis / Mental / Jiwa Meningkat (CEMAS,
DEPRESI & GANGGUAN JIWA BERAT), masyarakat resah,
pergaulan seks bebas, hidup tidak nyaman & tidak aman
 Penolakan karena malu / stigma terhadap pecandu dan
mantan pecandu yang masih kuat
Undang – Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika sangat tegas
hukumannya.
Bisa sampai hukuman mati bagi pengedar sesuai
yang tercantum pada ayat (2) masing - masing di
Pasal 113, 114, 116, 118, 119 dan 121, namun
sangat humanis karena di Pasal 54 Pecandu
Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika
wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial, tidak dikriminalkan dengan masuk ke
penjara seperti sebelumnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas serta
sebagai wujud nyata komitmen bersama :

UU Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika,


UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dan
PP nomor 25 tahun 2011 tentang Wajib Lapor
bagi Pecandu Narkotika serta sebagai anggota PBB
dimana UNODC dan WHO pada CND ke – 52
tahun 2010 di Vienna Austria menyatakan bahwa
:
Adiksi Narkoba adalah penyakit yang
keberadaannya menyebabkan masalah
kesehatan masyarakat.
SEMA
Nomor : 04 Tahun 2010
TENTANG PENEMPATAN PENYALAHGUNAAN, KORBAN PENYALAHGUNAAN DAN
PECANDU NARKOTIKA KE DALAM LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN
REHABILITASI SOSIAL
7 April 2010

1. Pada saat tertangkap tangan ditemukan BB satu hari pakai, contoh :


Shabu : 1 gram
MDMA : 2,4 gram = 8 butir
Heroin : 1,8 gram
Kokain : 1,8 gram
Ganja : 5 gram
Daun Koka : 5 gram 2. Surat keterangan uji laboratoris
Meskalin : 5 gram positif gunakan Narkoba;
Kelompok Psilosybin : 3 gram
3. Bukan residivis kasus Narkoba;
Kelompok LSD : 2 gram
Kelompok PCP : 3 gram 4. Perlu surat keterangan dari Dokter
Kelompok Fentanil : 1 gram Jiwa/ psikiater (Pemerintah) yg
Kelompok Metadon : 0,5 gram ditunjuk Hakim;
Kelompok Morfin : 1,8 gram 5. Tidak terdapat bukti bahwa ybs
Kelompok Petidin : 0,96 gram rangkap pengedar/produsen gelap
Kelompok Kodein : 72 gram Narkoba.
Kelompok Buprenorfin : 32 mg

Badan Narkotika Nasional RI www.bnn.go.id


SEMA NO 03 TAHUN 2011
SEMA 03 TAHUN 2011
ADDICTION
• Addiction is considered a brain disease because drugs,
including alcohol, can change the brain’s structure and
how it works. This can lead to even more compulsive
and destructive behaviors.
• “Much of the public still does not consider addiction as
a disease of the brain,” said Nora Volkow, director of
the National Institute on Drug Abuse.
• “This is not a moral weakness or weakness of
character,” agreed University of Oklahoma professor
Robert Nisbet. Like many other illnesses, addiction can
be controlled or managed through medical treatment
and behavioral changes.
ADDICTION
• Still, vulnerability to addiction varies from person
to person. Some people are more prone because
of their young age, genetics or mental disorders.
• Research shows that the younger a person begins
drug use, the more likely it will harm the
developing brain. The prefrontal cortex of the
brain — the part we use to make decisions and
keep our emotions and desires under control —
doesn’t stop developing until a person is in their
early 20s.
ADDICTION
• And if abusers try to quit, they may find
themselves unable to enjoy things that previously
brought them pleasure. They can feel flat, lifeless
and depressed — symptoms of withdrawal.
• Like heart disease or diabetes, addiction is a
treatable condition. Treatment may include
medications that minimize withdrawal or
cravings, along with behavioral counseling.
• “Recovery is possible. There is hope down the
line,” said Caletta McPherson, deputy director of
substance abuse services for the Oklahoma
Department of Mental Health and Substance
Abuse Services.
1. Kapasitas Rehabilitasi meningkat
10% per tahun
2. Pecandu yang masuk rehabilitasi
meningkat 10% pertahun
3. Pecandu yang menyelesaikan
program meningkat 10% per
INDIKATOR tahun
BID. REHAB 4. Kecanduan/relaps menurun 10%
ASEAN BEBAS per tahun
NARKOBA 2015 5. Petugas rehabilitasi harus
memiliki sertifikasi
6. Partisipasi masyarakat dalam
rehabilitasi meningkat
7. Lapas/Rutan harus ada program
terapi dan rehabilitasi
Menkumham:
LP Kebanjiran Napi Narkoba
Kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta,
Medan, Sumatra Utara menjadi catatan tersendiri bagi
Menkumham Amir Syamduddin.
Banyaknya narapidana dalam satu lapas, nampaknya
menjadi sorotan Amir.
Jumlah narapidana terbanyak adalah dari perkara
narkotika. "Hunian seluruh LP di Indonesia, 40%
terkait narkotika," kata Menteri Amir dalam acara
diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7).
Menkumham:
LP Kebanjiran Napi Narkoba
• Ia pun mulai mencari cara agar jumlah
narapidana narkotika tak makin bertambah.
Salah satunya dengan wacana tahanan
narkoba sebaiknya direhabilitasi.
"Seharusnya ada di rehabilitasi, saya
komunikasi dengan BNN dan menkes,
bagaimana melakukan langkah-langkah
dengan memaksimalkan program rehabilitasi,"
cetusnya.
Data tentang Lapas :
• LP Tanjung Gusta Medan, kurang lebih dari 1600
penghuninya terkait kasus narkoba, 39 orang yang
kasusnya sebagai pelaku peredaran narkoba, sisanya
terkait sebagai pecandu narkoba;
• LP Cipinang Khusus Narkotika, dengan kapasitas 1084
penghuni, saat ini terisi sekitar 3060 orang,
diantaranya tidak lebih dari 10 orang titipan kasus
non narkoba, dan tidak lebih juga sekitar 50 orang
yang kasusnya sebagai pelaku peredaran narkoba,
sisanya terkait sebagai pecandu narkoba yang bulan
Juli ini 1 orang yang menderita tbc juga hiv
meninggal karena bunuh diri;
Data tentang Lapas :
• Tanggal 17 Juli 2013 : Kasubag Humas Ditjen PAS, Akbar
Hadi Prabowo, “Penghuni Rutan Baloi Batam Kep Riau
sebanyak 12 orang kabur dengan merusak ruang kepala
Rutan & menyerang petugas. Semuanya kasus narkoba,
tiga orang tertangkap kembali”. Saat ini terdapat 468
orang narapidana, sedangkan seharusnya kapasitasnya
250 orang tahanan.
• Kementrian Hukum dan HAM mengakui kurangnya
jumlah petugas keamanan lembaga pemasyarakatan,
saat ini hanya 1 sipir menjaga 55 orang narapidana.
Untuk ini dibutuhkan 14 ribu Petugas.
Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham merilis 5 Unit Pelayanan
Terpadu (UPT) pemasyarakatan terpadat di Indonesia, yaitu :

• Cabang Rumah Tahanan (Rutan) Bagan Siapi – api,


Kanwil Kemenhumham Riau, dihuni sebanyak 593
orang napi yang seharusnya hanya menampung 66
orang. “Over kapasitas sebesar 898%”, kata Kasubag
Humas Ditjen PAS Kemenkumham Akbar Hadi
Prabowo;
• Lapas Banjarmasin di Kanwil Kemenkumham
Kalimantan Selatan dengan kapasitas 366 orang, tapi
saat ini sudah diisi sebanyak 2427 orang. Kelebihan
kapasitas sebesar 663%;
Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham merilis 5 Unit Pelayanan
Terpadu (UPT) pemasyarakatan terpadat di Indonesia, yaitu :

• Lapas Bengkalis di Kanwil Kemenkumham Riau


dengan kapasitas 174 orang, saat ini sudah berisi
sebanyak 945 orang. Lapas ini mengalami kelebihan
kapasitas sebesar 543%;
• Lapas Anas Martapura di Kanwil Kemenkumham
Kalimantan Selatan dengan kapasitas 180 orang, saat
ini diisi 953 orang. Terjadi kelebihan kapasitas
sebesar 529%;
• Lapas Jambi di Kanwil Kemenkumham Jambi yang
saat ini dihuni 1118 orang, yang seharusnya 218
orang. Terjadi kelebihan kapasitas sebesar 510%.
LP dalam Kondisi Darurat, Alternatif Pemidanaan Kerja Sosial Perlu
Diterapkan,

• Lapas Kelas I Tanjung Gusta Medan di Kanwil


Kemenkumham Sumatera Utara yang dihuni
2016 orang saat terjadi peristiwa pembakaran
(11/7), seharusnya hanya mampu
menampung 1050 orang;
• Wamenkumham mengedepankan keadilan restoratif, yaitu tidak
mendorong pemidanaan untuk jenis kejahatan yang ringan, tapi perlu juga
alternatif lain pemidanaan seperti kerja sosial. Per MA Nomor 1 / 2012
menyatakan tindak pidana yang mengakibatkan kerugian kurang dari Rp.
2,5 juta dikategorikan pidana ringan, yang tidak perlu penahanan, namun
kenyataannya tidak demikian.
DATA LAPAS
• Rockhkidam, Kepala Rutan Kelas 1 Cipinang :
Penghuni Rutannya saat ini sudah 3010 tahanan,
sedangkan kapasitasnya 1136 tahanan .
• LP Kelas II Tanjung Gusta, Medan : Kapasitas 1054,
diisi 2596 orang;
• LP Kelas I Cipinang, Jakarta : Kapasitas 920, diisi 3010
orang;
• LP Kelas II Salemba, Jakarta : Kapasitas 572, diisi 1890
orang.
Melebihi Kapasitas, Ditjen PAS pada 2012,

• kelebihan jumlah penghuni Lapas / Rutan pada


tahun 2007 sebanyak 41445 orang, tahun 2010
sebanyak 37344 orang, dan tahun 2012 sebanyak
48024 orang;
• data Kemenkhumham , total jumlah tahanan di
457 LP per 13 Juli 2013 adalah 157341 orang,
kapasitas total LP/Rutan 108160 orang;
• di LP Tanjung Gusta yang dihuni 2660 orang napi,
kapasitasnya 1054 orang napi. LP Kerobokan Bali,
dihuni 912 napi, kapasitasnya 323 napi;
KEBUTUHAN SDM
• Dir Bina Keamanan dan Ketertiban
Kemenkumham, Wibowo Joko Harjono
mengakui dari kebutuhan 43000 penjaga baru
tersedia 29000 orang, jadi kurang 14000 orang
lagi, tahun ini direncanakan tambahan 3000
orang pegawai. Setiap tahun Akademi Ilmu
Pemasyarakatan hanya bisa mendidik 120
orang, beberapa tahun lalu hanya 60 orang
per tahun.
Why We Should Care
• People of all ages suffer the harmful consequences of drug
abuse and addiction.
• Babies exposed in the womb may be born premature and
underweight. Drug exposure can slow a child’s intellectual
development and affect behavior later in life.
• Adolescents who abuse drugs often act out, do poorly
academically and drop out of school. They are at greater risk
of unplanned pregnancies, violence and infectious diseases.
• Adults who abuse drugs often have problems thinking clearly,
remembering and paying attention. They often develop poor
social behaviors as a result of their abuse, and their work
performance and personal relationships suffer.
• Parents’ drug abuse can mean chaotic, stress-filled homes and
child abuse and neglect. This can set the stage for drug abuse
in the next generation.
• Source: National Institute on Drug Abuse
Signs of Teen Drug Abuse
There are many symptoms of drug abuse, but some of the most
common signs your teen is abusing drugs are:
• * Problems with the law, such as DUI, breaking curfew,
stealing, etc.
• * Problems at school, such as excessive tardiness, poor
grades, suspension, etc.
• * Mood swings
• * Loss of interest in favorite activities
• * Drug paraphernalia
• * Violent behavior
• * Withdrawal
• * Depression
• * Poor hygiene
• * Missing money
Effects of Drug Abuse on Teens

• Drug abuse at any age can cause serious


health effects, but teens who abuse drugs are
at particular risk for negative consequences.
Teens who abuse drugs are more likely to
struggle with addiction later in life and have
permanent and irreversible brain damage.
Some other common negative effects of teen
drug abuse are:
Effects of Drug Abuse on Teens

• * Emotional problems. Drug abuse can cause or mask emotional


problems such as anxiety, depression, mood swings, suicidal
thoughts and schizophrenia. In fact, among teens with major
depression, 34.6 percent report using drugs. Unfortunately, drug
use can also increase the severity of these emotional problems. For
example, teens that use marijuana weekly double their risk of
depression and anxiety.
• * Behavioral problems. Teens who abuse drugs have an increased
risk of social problems, depression, suicidal thoughts and violence.
According to a recent survey by the Substance Abuse and Mental
Health Services Administration, teens who abuse drugs are more
likely than teens who don’t abuse drugs to engage in delinquent
behaviors such as fighting and stealing.
• * Addiction and dependence. Studies prove that the younger a
person is when they begin using drugs the more likely they are to
develop a substance abuse problem and relapse later in life.
Effects of Drug Abuse on Teens
• * Risky sex. Teens that use drugs are five times more likely to
have sex than teens who don’t use drugs. Teens that use
drugs are also more likely to have unprotected sex and have
sex with a stranger. This leads to higher risks of STDs, teen
pregnancy and sexual assault.

• * Learning problems. Drug abuse damages short-term and long-term


memory and can lead to problems with learning and memory later in life.
• * Diseases. Teens who abuse drugs with needles increase their risk of
blood-borne diseases like HIV, AIDS and Hepatitis B and C.
• * Brain damage. Drug abuse among teens can result in serious mental
disorders or permanent, irreversible damage to the brain or nervous
system. Brain damage among teens who abuse drugs includes brain
shrinkage; impaired learning abilities; amnesia and memory problems;
impaired reasoning, perception and intuition; increased or decreased
socialization; and changes in sexual desire.
• * Car accidents. Teenagers who abuse drugs are more likely to be involved
in car accident-related injuries or death. One study showed that 4 to 14
percent of drivers who are injured or die in traffic accidents test positive
for THC.
Physical Effects
– Both drug and alcohol abuse can inhibit brain development and
cause brain damage. Especially in teenagers, drug abuse causes
the brain to remain stuck at the maturity level at which the drug
use began. According to Merrill Norton, clinical assistant
professor of pharmacy at the University of Georgia,
methamphetamine use over a six month period can cause the
brain of a teenager to look like that of an Alzheimer's patient.
Over time, drug abuse can also cause serious damage to major
organs such as the heart, liver and kidneys. According to the
National Institute of Drug Abuse, researchers discovered a
connection between drug abuse and heart disease and also
states that about one third of the HIV/AIDS cases reported in the
United States in 2000, as well as most cases of Hepatitis C, were
associated with drug use through injection. High doses of most
drugs, as well as impure or dangerous drug substitutes can
cause life-threatening health problems such as respiratory
failure, heart attacks and coma. A long list of other health
problems such as tremors, seizures, infertility, weakened
immune system, hearing loss, lung damage, impotence and skin
disorders are all long term ill effects of drug abuse.
Effects on Performance in Life
• An addict's preoccupation with drugs can seriously affect his
performance in life. Mood swings and violence can lead to
marital issues, often ending in divorce. Poor performance at
work under the influence of drugs invariably leads to
dismissal. Those still in school struggle to plan, learn and
concentrate, often leading the drug user to drop out of
school. Because many addicts will do anything to obtain their
daily drug supply, drug abuse often leads to criminal behavior.
According to the National Institute on Drug Abuse, about 60
percent of the adults in federal prisons are there because of
drug-related crimes. A criminal conviction for drug possession
can cause a lot of problems. While the Federal Fair Housing
Act prevents discrimination against color, race, religion,
handicap, sex or familial status, it does nothing to stop
prospective landlords from discriminating against individuals
with criminal records.
Mental and Psychological Effects

• Because of the negative effects of long term drug use on the


brain, as well as the dependence it creates, drug abuse often
results in psychological problems. Drug abuse can trigger or
worsen mental disorders, especially in vulnerable individuals.
People often use drugs to escape from physical or emotional
discomfort, but in the long run, drug abuse can actually lead
to even more stress and depression. Prolonged drug use
disrupts normal body and brain functions. This sometimes
results in unpredictable and violent behavior, worsening the
user's depression and self image. Drug users often become
lethargic, losing interest in the world around them. They may
also become moody, cranky, negative or worried all the time.
Effects on the Family and Society
• Drug abuse negatively affects the family unit. Teen drug users often
become hostile, and decision making is impaired. Family relationships
suffer as the teen drug user sets a bad example for younger siblings and
causes a lot of hostility in the family. In families where one of the parents
is a drug user, drug abuse disrupts family life and often creates patterns of
codependency. The spouse or the whole family would often, out of fear of
consequences or love, enable the drug user to continue using drugs. They
would supply money, cover it up or deny that there is a problem. Drug use
when pregnant can cause brain damage to the unborn baby. Drug-exposed
children are 1.5 times more likely than other children to require special
education in school. This has a negative effect on society, as according to
the National Institute on Drug Abuse, special education costs for this
population were estimated in 2003 at $23 million per year. Expenses
related to health care for drug users, as well as state-run drug
rehabilitation centers, costs the U.S. billions of dollars yearly. According to
the National Institute on Drug Abuse, as of the date of publication,
substance abuse costs the United States more than $484 billion per year.
Systems of Treatment

volunt Correct
compulsory ional
ary system
system system
Voluntary Treatment system would be a major
channel putting in place various models of
treatment aiming to encourage behavioral changes
which may be taken place in the hospitals, the
temples, special treatment centers and military
camps, etc.
ภูมล ้
ิ ำเนำผูเ้ ข ้ำร ับกำรฟื นฟูฯ
(ปี งบประมำณ ๒๕๕๓)
กำรตรวจสุขภำพ
กำรทำควำมสะอำดร่ำงกำยและแจก

เครืองใช ้ส่วนตัว
กำรปฐมนิ เทศ
กำรวิเครำะห ์ปัญหำและกำรให ้
ด้านร่างกาย
ด้านจิตใจ
ด้านสังคม
กิจกรรมร่วมกับสังคม
ช่วยเหลือผู ้ประสบ
ศึกษำดูงำน
ฝึ กลักษณะกำร
เป็ นผูน้ ำ

กำรอบรมชีแจงกำรคุมประพฤติ
โดย สง.คุมประพฤติ
หลักสูตรกำร
ฝึ กอบรม

กำรฟื นฟู
สมรรถภำพ
ผูติ
้ ดยำเสพติด
ทำงสำยใหม่
( FAST Model )

วิชำทหำรเบืองต ้น
วิชำศำสนำและศีลธรรม
วิชำชีพช่ำงสำขำต่ำง
ช่ช่ำำงตังตัด ผม
ดผมชำย
ชำย
กำรฝึ กอบรมอำชีพกำรทำ

เครืองเงิน
วิชำชีพกลุม

สนใจกำรทำ
กิจกรรม
พัฒนาแหล่งชุมชน
การบรรเทาสาธารณภัย
เดินรณรงค ์ต่อต ้ำนกำร
สูบบุหรี ่
กำรแข่งขันกีฬำ

กำรประเมินผลเมือครบระยะกำร
 กลุ้ นฟู
กรณีฟื ม
่ เป้ ำหมำยไม่ผ่ำน
เกณฑ ์กำรประเมิน
 ขยำยระยะเวลำกำรฟื ้ นฟู
 ส่งตัวคืนพนักงำนสอบสวนหรือ
พนักงำน
อัยกำร
กำรประเมินผลเมือ ่
ครบระยะกำรฟื
 กรณี กลุม ้ นฟู
่ เป้ ำหมำย
ผ่ำนเกณฑ ์ กำรประเมิน
ส่งตัวกลุม
 ่ เป้ ำหมำยเข ้ำ
ร่วมกิจกรรม

ผลกำรนิ เทศ ได ้ลำดับที ๒
Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian yang
serius adalah populasi pengidap HEP C & HIV/AIDS

• Berhubungan dengan penggunaan narkoba dengan jarum


suntik, dan belakangan ini banyak juga melalui hubungan
pergaulan seks bebas di masyarakat yang dipicu oleh
maraknya penyalahgunaan narkoba jenis Amphetamine
Type Stimulant (ATS) seperti Shabu & Ekstasi yang jumlah
peredaran gelapnya meningkat, terbukti dari
meningkatnya jumlah penyalahgunanya dan barang bukti
yang berhasil ditangkap.
SIKLUS PENGGUNAAN NARKOTIKA

Penggunaan Awal 
Maintenance use 
Penyalahgunaan atau
Ketergantungan  Terminasi 
Recovery  Relaps  Recovery
TERAPI NON
FARMAKOLOGI/PENUNJANG
Terapi psikososial 
• Konseling
• Psikoterapi (CBT, MI)
• Terapi keluarga
• Terapi perilaku
• Terapi kelompok
• Self Help Group
• After Care Program
MODALITAS TERAPI NARKOTIKA
• Program Rawat Jalan (termasuk untuk
pengguna ganja dan ATS)
• Program Rawat Inap (Intoksikasi,
Detoksifikasi, Therapeutic Community)
• Program Paruh Waktu/Partial
Hospitalization
• Program Terapi Rumatan/Substitusi
Opioid (Methadone-Buphrenorphine,
Naloxone)
• Program Jangka Pendek
• Program Jangka Panjang (TC, 12 step,
spiritual)
• Program After Care
PRINSIP-PRINSIP TERAPI (NIDA) (1)
Tidak ada satu bentuk pengobatan yang
sesuai untuk semua
Kebutuhan pengobatan harus siap dan
tersedia
Pengobatan yang efektif menghadirkan
kebutuhan yang multipel, tidak hanya
untuk masalah zat saja
Rencana pengobatan dan layanan lain
harus dikaji secara kontinyu dan
dimodifikasi bila diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan perubahan pada
klien
Berada dalam pengobatan untuk
periode waktu yang adekuat merupakan
titik kritis untuk pengobatan yang efektif
(2)

• Konseling (individu dan/atau kelompok)


dan terapi perilaku lainnya merupakan
hal yang kritikal
• Medikasi adalah elemen yang penting
untuk banyak klien, khususnya bilamana
dikombinasi dengan terapi perilaku
• Orang yang dengan komorbiditas
gangguan mental harus diobati dengan
cara yang terintegrasi
• Detoksifikasi hanya merupakan langkah
awal dari pengobatan ketergantungan
zat dan hal itu hanya sedikit perubahan
untuk penggunaan zat jangka panjang
(3)

• Pengobatan yang efektif tidak harus


secara sukarela
• Kemungkinan menggunakan zat selama
pengobatan harus dimonitor secara
kontinyu
• Program pengobatan harus
menyediakan kajian untuk HIV/AIDS dan
infeksi lain serta konseling untuk
membantu klien merubah perilakunya
baik untuk HIV/AIDS dan risiko dari infeksi
lainnya
• Kepulihan dari ketergantungan zat
dapat menjadi proses yang panjang dan
seringkali memerlukan episode
pengobatan yang multipel
PROSES TERAPI PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA

Melakukan asesmen untuk identifikasi


dan intervensi awal
Menentukan rencana terapi 
sesuaikan dengan kebutuhan
Laksanakan terapi
- Farmakologi
- Non Farmakologi
PERAWATAN KETERGANTUNGAN
NARKOTIKA (1)
• Ketergantungan narkotika
adalah kondisi yang sangat
kompleks sehingga
memerlukan perawatan yang
kompleks pula
• Banyak faktor yang
mendorong orang menjadi
tergantung dengan narkoba
dan banyak pula risiko-risiko
muncul sebagai akibat
ketergantungan narkoba
PERAWATAN KETERGANTUNGAN
NARKOTIKA (2)

• Perawatan ketergantungan narkotika


dimaksudkan untuk mengurangi
penggunaan narkoba (jika mungkin
menghentikan), mengurangi angka
kesakitan dan kematian serta
mengurangi kejahatan
• Perawatan ketergantungan narkotika
menitikberatkan pada perubahan
perilaku dan/atau menyediakan
alternatif obat (untuk gejala putus obat
atau substitusi).
PERAWATAN KETERGANTUNGAN
NARKOTIKA (3)

Perawatan ketergantungan narkotika akan


dianggap berhasil jika mampu
mempertahankan perubahan perilaku
tersebut dalam jangka panjang
Perawatan ini membutuhkan dana yang
besar sehingga keterbatasan dana
menjadi hambatan yang paling besar
dalam penyediaan fasilitasi ini.
MENGAPA DIPERLUKAN TREATMENT
YANG BERBEDA?
Alasan penggunaan
Jenis zat yang digunakan
Jumlah zat yang digunakan
Frekwensi penggunaan
Tujuan penggunaan
Usia pertama kali menggunakan
Lama penggunaan
JANGKA PANJANG : JANGKA PENDEK :

Total abstinence. Mengurangi


pemakaian
Kepribadian menjadi
lebih kuat. Meningkatkan
kemampuan klien
Perubahan Life Style utk menjalankan
fungsinya.
Meminimalkan
komplikasi medis
dan sosial
LAYANAN TERAPI

Pilihan terapi Komponen


Detoksifikasi, -perawatan suportif
tujuan : -monitoring komplikasi
-abstinens -konseling (individual,grup)
-stabilisasi -medikasi
-mengatasi withdrawal
Relapsed -konseling
Prevention -self help group
-medikasi
Harm Reduction, -Konseling (grup,individual)
untuk kasus -Self help group
yang tidak -Harm Reduction (tidak
dapat abstinens tukar menukar jarum suntik,
kondom,tidak mengemudi
pada saat minum alkohol)
-Medikasi, substitusi 
methadone, buphrenorphin
TERAPI FARMAKOLOGI

• Terapi intoksikasi/overdosis
• Detoksifikasi  atasi gejala-gejala
putus obat
• Skrinning & terapi komplikasi fisik 
HIV/AIDS, Hepatitis, TB, masalah
kesehatan wanita.
• Terapi Rumatan (opioid treatment
programs)  Metadon & Buprenorfin
• Terapi Gangguan Kesehatan Mental
• Terapi farmakologi yang efektif harus
ditunjang dengan terapi psikologik
NARKOBA / NAPZA

 Adalah bahan / zat aktif yang


mempengaruhi kondisi kejiwaan /
psikologis seseorang (pikiran,
perasaan dan perilakunya) serta
dapat menimbulkan ketergantungan
secara fisik maupun psikologis
 WHO (1982) : “Semua zat kecuali
makanan, air atau oksigen yang jika
dimasukkan ke dalam tubuh dapat
mengubah fungsi tubuh secara fisik
dan atau psikologis”
NPS
• SAAT INI YANG BANYAK KITA KETAHUI DI UU
NO 35 / NARKOTIKA / 2009 : GANJA / THC;
SHABU / MA; EKSTASI / MDMA; PUTAU /
HEROIN DAN KOKAIN.
• SAAT INI JUGA YANG SUDAH DITEMUKAN DI
MASYARAKAT KITA ADA 22 NPS, ANTARA LAIN
METHYLON / MDMC.
• SAAT INI JUGA YANG SUDAH DITEMUKAN DI
DUNIA INTERNASIONAL ADA 251 NPS.
ZAT2 ADIKTIF BERBAHAYA
YANG SAAT INI ADA DI MASYARAKAT
• BNN - POLRI • KEMENKES – BPOM
– GANJA / – KOPI/KAFEIN;
MARIYUANA/CIMENG/ – ROKOK/NIKOTIN
CANNABIS/THC; – LEM/AICA
– EKSTASI/MDMA; AIBON/HALUSINOGEN;
– SHABU/MA; – PIL
– PUTAW/HEROIN; KOPLO/BENZODIAZEPIN;
– KOKAIN – ALKOHOL;
– METHYLON/MDMC – KETAMIN;
– LSD – MIRAS OPLOSAN;
– NPS LAINNYA : 251 JENIS – HAPPY FIVE / ERIMIN 5
NIMETAZEPAM
“Downers”: Drugs that slow down the body's functions
by inhibiting nervous transmission

Narcotics
 Morphine
 Codeine
 Heroin
“Uppers”: Drugs that speed up the
body's functions by stimulating
nervous transmission

 Cocaine
 Shabu (MA, Meth Amphetamines)
 Ecstasy (MDMA,
methylenedioxymethamphetamine)
METHYLONE (MDMC)
PENYALAH GUNA
• VOLUNTARY / SUKARELA
• COMPULSARY / TERKAIT HUKUM

KEDUANYA MENGALAMI KERUSAKAN


BAGIAN TUBUH DI OTAK
"Ketergantungan narkoba,
disebabkan gangguan pada otak
yang menimbulkan perubahan
perilaku, pikiran & perasaan.

www.drugabuse.gov
Other crimes/
Internet addictions
Shopping

Roots of Addictions:
Loneliness, fear, shame,
grief, anger,
hereditary Soil of Addictions:
Other abuses: Physical, spiritual,
emotional, sexual.
http://www.addictions.co.uk/statistics.asp Modified from members.fortunecity.com/. ../addictiontree.gif
“Setting ideas free…” (High/Euphoria)
http://fusionanomaly.net/subjectivity.html
KOMPONEN OTAK
YANG PALING DI RUSAK NARKOBA
1. Daya Analisis
2. Daya Sintesa
3. Daya Analogi
4. Logika Berfikir
5. Daya Nalar
6. Spatial 2 & 3 Dimensi
7. Daya Antisipasi
8. Daya Memori
Brain Stem / Batang Otak

Mengontrol
Fungsi vital dalam
tubuh:
Bernafas, detak
jantung

Brain Stem
Cerebral Cortex

Cerebral Cortex

Pusat informasi
dari proses rasa,
proses fikir,
penilaian
Limbic System

Rasa Nyaman,
Nikmat

Limbic
System
McClean’s Brain Model

Neocortex Reason
Control for better life MAMMAL
Emotion
Limbic Instinct
System REPTILE
Drive for life

Brain
Stem
Maintaining life
Loss of
McClean’s Brain
control

Neocortex Reason
Control for better life MAMMAL
Emotion
Limbic Instinct
System REPTILE
Drive for life

Brain
Stem
Maintaining life
Total loss
McClean’s Brain
of control

Neocortex Reason
Control for better life MAMMAL
Emotion
Limbic Instinct
System REPTILE
Drive for life

Brain
Stem
Maintaining life
Haematoma

IRID research training


Examples of cellulitis

IRID research training


Septic arithritis

http://www.allaboutarthritis.com/AllAboutArthritis/layoutTemplates/html/en/
contentdisplay/document/condition/arthritis/clinicalArticle/septic_arthritis.htm

http://www.bsac.org.uk/pyxis/Bone%20and%20joint/
Septic%20arthritis/Septic%20arthritis.htm
IRID research training
Osteomyelitis

IRID research training


Endocarditis

IRID research training


Veins and arteries

IRID research training


Thrombosis
• Damage to vein wall
• Clot forms and block
blood flow
• Getting swelling at site
and below the clot

IRID research training


Thrombophebitis
• Either
– Clot forms and then
infection develops
• Or
– Mild infection in vein
wall results in clot
forming

IRID research training


Chronic venous insufficiency

IRID research training


Venous ulcers

• Damaged veins  swelling  skin cannot heal


• Grazes/injection sites can turn into persistent
ulcers
IRID research training
Lymphatic system

IRID research training


Lymphoedema

*Andresz et al. 2006 Addiction

IRID research training


Aneurysms
• Blood in arteries is
under high pressure
• Weakened walls bulge
• Result is a swelling
which pulsates

IRID research training


Dampak Meth pada Otak
PENGGUNA STIMULAN
(METAMFETAMIN)

“Meth Mouth”
Uveitis
PENYAKIT PSIKIS / MENTAL / JIWA

 CEMAS BERLEBIHAN
 DEPRESI
 MEMBAHAYAKAN LINGKUNGAN /
Homicide
 MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI /
Percobaan bunuh diri
tentamen suicide
 PENYAKIT JIWA BERAT / Psikotik
REHABILITASI
• Upaya pemulihan / perbaikan dari
keadaan terdahulu supaya menjadi
manusia yang bisa hidup normatif,
produktif, bermanfaat dan diterima /
mendapat tempat di masyarakat.
ORC/LSM OSC
RESIDENTIAL POST
PUSKESMAS Initial Intensif REHAB
O
R
BIO VOCASIONAL
I
PSIKO
DRUG E SOSIO Pre
USER N TREAT Vocasional LIVE OUT
DETOX COUNSELING T MENT Training
A
T
WORK
I
O Family OUT
LAB IPWL N Support
Group
After care
PRIMARY RE-ENTRY

IPWL
POLSEK
COUNSELING
Full Recover
Toma & Toga Drug Free
CBU/LSM Crime Free
Productive
Healthy Behavior
Relaps
146
SKEMA PROSES REHABILITASI BERKELANJUTAN
SKEMA ASESMEN
SKEMA TAHAPAN
DI TEMPAT REHABILITASI
SKEMA LAYANAN
PASCA REHABILITASI
SKEMA RUMAH SINGGAH
Bio
Psiko
Sosial
Panti Spiritual
Rehabilitasi

LP/BAPAS
Anggota
Skrining Program masyarakat yang
dan Pascarehab produktif
asesmen

Keluarga
Dunia usaha dan
Individu Pendidikan

INPUT PROSES OUTPUT


PERSPEKTIF
 Gangguan penyalahgunaan Narkotika yang
menyebabkan kecanduan / adiksi adalah suatu
penyakit kronis kambuhan (chronic relapsing
diseases);
 Rehabilitasi perlu berkesinambungan agar dapat
mempertahankan proses pikir, emosi & perilaku
normatif yang sehat serta aman, sampai hilangnya
stigma masyarakat terhadap peserta program;
 Pilihan rehabilitasi perlu bervariasi untuk
mengakomodasi berbagai kebutuhan, dengan
syarat berhubungan dengan medis, dan tidak
adanya narkotika, perilaku kekerasan &
hubungan seksual.
A Pioneer in Residential Drug Treatment Reaches
Out

• In a sunny atrium near the famous sprawl of


the United Nations, experts in the treatment
of drug and alcohol addiction met last week
for an international conference. They had
come to New York from places like Thailand,
Canada, Argentina and Australia. Many had
come, they said, because of one man: Msgr.
William B. O'Brien.
A Pioneer in Residential Drug Treatment Reaches
Out

• The 65-year-old Roman Catholic priest is at


the center of a growing global movement to
help substance abusers by using drug-free,
long-term residential treatment. At once
charming and commanding, Monsignor
O'Brien is the co-founder and president of
Daytop Village Inc., the oldest and largest
drug-treatment program in the United States.
Daytop stands for Drug Addicts Yielding to
Persuasion. Addicts Helping Addicts
Kamboja Bethel Church, Depok
West Java
FLOWCHART CBU KAMBOJA BETHEL CHURCH,
DEPOK,WEST
CLIENT
JAVA

CLINIC PSYCHOLOGY COUNSELLING

DISCHARGE

RS / Home Rehab / V.O


RECOVERY One day Care
Care B. Camp HOUSE
BASE CAMP
Addicts helping out in a Community service
CBU Counseling Services
• MUARA FARM

• ENGENEERING DEPT
Pengolahan Rumput Laut
Budidaya Ikan dan Pembuatan Pelet
Workshop Shelter
Sahabat Rekan Sebaya (SRS) kolaborasi dengan MOSA untuk
training multimedia
Pendirian Studio Siaran di UPT LIDO tahun 2009

Gedung Studio Front Office Studio TV

Ruang Kontrol Studio Musik Studio Musik

Ruang Editing Studio Rekaman Siaran Radio


• PENYULUHAN

• BAKTI SOSIAL
Pengolahan Rumput Laut
• Program Vokasional :
KEGIATAN Keterampilan sablon baju,
YAYASAN mute-mute dan
PELANGI
kewirausahaan.
HARAPAN
BANGSA/NPOS3 • Materi Vokasional :
Adalah sekumpulan Pembuatan gambar,
orang yang memberikan
dukungan satu sama lain
Pembuatan film/afdruk,
dalam lingkar Pemasaran dan distribusi,
permasalahan HIV/AIDS.
Masalah : Pengelolaan keuangan
Sebagian besar ODHA (accounting) sederhana.
pengangguran atau
pernah bekerja tapi
kehilangan pekerjaan
dan sulit kembali ke
pasar kerja –> beban
keluarga.
KEGIATAN BUDI DAYA JAMUR

YAYASAN PENUAI
INDONESIA
YAYASAN PELAYANAN USAHA PENGECATAN
AGAPE
Masalah :
• Stigma negatif
• Sulit mendapat pekerjaan
• Rentan Godaan
Usaha Vokasional :
 Usaha pengecatan
 Usaha kreatif
 Usaha pupuk organik
 Perintisan
USAHA KREATIF
USAHA PUPUK ORGANIK

PERINTISAN (LELE SANGKURIANG)


YAYASAN PANTURA
PLUS FOUNDATION
Usaha :
 Steam cuci motor
 Bengkel
 Sablon
 Usaha cafe
Doctor Examining the Patient Patients are offering Prayer

Individual Counseling Session Group Counseling Session 176


REHABILITATION PROGRAM
1. GROUPS
Morning Meeting , COB, Sharing of Feelings, TRIS, Life Story, Debate Group,
Peer Evaluation Group, Life skills, Religious groups/Dars/Islamic teaching,
Relapse Prevention Group, Choice taken group etc.

Patients offering the prayer in prayer Hall because prayers is


mandatory in Islam/Centre
177
Clients during Learning of Quran & Dua

178
Clients during Prayer &
Dars (Teaching) of Quran .

179
Integration of Islamic principals in
rehabilitation
• Tauba and Istaghfar (Repentance
and forgiveness) in Islam
“if someone does evil or wrong his
own soul but afterwards seeks
Allah,s forgiveness he will find
Allah Oft Forgiving, Most merciful
(Al-Nisa)
180
INTEGRATION OF ISLAMIC PRINCIPALS IN
REHABILITATION

Rights in Islamic Perspective


• Rights of Parents
• Rights of Wife
• Rights of Siblings
• Rights of neighbor and other
peoples
• Respect of humanity
181
Commemoration Of Islamic Events at
Mian Afzal Hospital

182
Commemoration Of Islamic Events at
Mian Afzal Hospital

183
2. THERAPEUTIC DUTIES

• NURSERY & GARDENING, FISH FARM,


• VEGETABLE FARM, HOUSE KEEPING,
KITCHEN

Patients working in Nursery 184


FRUIT & VEGETABLE FARM

Clients are working in Fruit Farm and Vegetable Farm

185
View of Vegetable Farm

186
View of Vegetable Farm

View of Fish Farm 187


3. VOCATIONAL TRAINING
ELECTRICAL TRAINING COMPUTER TRAINING
TAILORING & EMBROIDERY

188
4. SOCIAL & LIFE SKILLS TRAININGS
5. SEMINARS, PLAYS & LECTURES

189
6. RECREATIONAL ACTIVITIES
a) LIBRARY c) Different Contest among Patients
b) T.V d) SPORTS (indoor & outdoor)

190
DAILY ACTIVITY SCHEDULE
• Awake up/Fajar prayer 05:00 – 06:00 a.m.
• Morning walk/Exercise 06:00 – 06:30 a.m.
• Dress up 06:30 – 07:30 a.m.
• Breakfast 07:30 – 08:00 a.m.
• Medicine/checkup 08:00 – 08:30 a.m.
• Morning meeting 09:00 – 9:30 a.m.
• TD’s/Vocational Training 09:30 – 10:50 a.m.
• Group meeting 11:00 – 11:30 a.m.
• Group meeting 11:45 – 12:30 p.m.
• Lunch/Zohar Prayer 12:30 – 01:45 p.m.
• Lecture 01:45 – 02:15 p.m.
• IC/TD’s/Vocational Training/Asar Prayer/Dars 02:15 – 04:00 p.m.
• Out door/indoor Games/Maghrib Prayer 04:00 – 05:30 p.m.
• Dinner/Esha Prayer/Medicine 06:00 – 08:00 p.m.
• TV Time 08:00 – 09:30 p.m.
• Report writing/Assignments 09:30 – 10:00 p.m.
• Bed time 10:00 p.m.
191

Anda mungkin juga menyukai