METODELOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Tingkat Kecemasan :
Kualitas Tidur
Asma 1.Tidak Cemas
2. Ringan 1. Baik
3. Sedang 2. Buruk
4. Berat
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan (Sugiyono, 2009).
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
1. Ho = tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
pada pasien Ashma.
2. Ha = terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada
pasien Ashma.
C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009).
28
29
Jadi yang dimaksud dengan variabel penelitian dalam penelitian ini adalah
segala sesuatu sebagai objek penelitian yang ditetapkan dan dipelajari
sehingga memperoleh informasi untuk menarik kesimpulan. Variabel
penelitian dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu(Sugiyono, 2009):
a. Variabel bebas (independen variable)
2. Definisi Operasional
Kualitas Tidur
Buruk 15-21
D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka hasil
perhitungan atau pengukuran. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan
penelitian yang banyak dituntut menguakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional yaitu rancangan yang
menggambarkan hubungan antara dua variable atau lebih (Arikunto, 2006)
b. Kriteria eksklusi : pasien asma anak dan pasien asma yang disertai
penyakit lainnya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Teknik
Total Sampling. Yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh
anggota populasi sebagai responden atau sampel. (Sugiyono, 2009). Dengan
demikian peneliti mengambil sampel dari seluruh pasien asma yang berobat di
Puskesmas Cipaku pada bulan Februari sampai Mei 2020.
E. Instrumen Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner.
Terdapat dua jenis kuesioner yang diberikan kepada responden, yaitu :
1. Untuk mengukur kualitas tidur
Instrument yang digunakan dalam pengukuran kualitas tiduradalah
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang telah dikembangkan oleh
Contreras et al., (2014). Instrument ini telah bakudan banyak digunakan
dalam penelitian kualitas tidur seperti dalam penelitian Majid (2014).
Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) terdiri dari 9
pertanyaan. Pada variabel ini menggunakan skala ordinal dengan skor
keseluruhan dari Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) adalah 0 sampai
dengan nilai 21 yang diperoleh dari 7 komponen penilaian diantaranya
kualitas tidur secara subyektif (subjective sleep quality), waktu yang
diperlukan untuk memulai tidur (sleep latency), lamanya waktu tidur
(sleep duration), efisiensi tidur (habitual sleep efficiency), gangguan tidur
yang sering dialami pada malam hari (sleep disturbance), penggunaan
obat untuk membantu tidur (using medication), dan gangguan tidur yang
sering dialami pada siang hari (daytime disfunction).
Apabila semakin tinggi skor nilai yang didapatkan maka akan semakin
buruk kualitas tidur seseorang. Keuntungan dari PSQI adalah memiliki
32
nilai validitas dan reliabilitas tinggi. Namun, kuesioner PSQI ini juga
memiliki kekurangan yaitu dalam pengisian kuesioner hasil yang
diperoleh kurang benar dikarenakan keterbatasan dan kesulitan dari
responden sehingga perlu dilakukan pendampingan. Kuesioner kualitas
tidur terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan untuk nomor
5-8 adalah pertanyaan tertutup dan masing-masing mempunyai rentang
skor yaitu 0-3yang artinya 0= tidak pernah dalam sebulan terakhir, 1= 1
kali seminggu, 2= 2 kali seminggu dan 3= lebih dari 3 kali seminggu
Interpretasi nilai skor kualitas tidur baik apabila skor nilai 1-5, ringan 6-7,
sedang 8-14 dan kualitas tidur buruk jika skor nilai mencapai 15-21.
Tabel 3.2
Gambaran kuesioner kualitas tidur
Penilaian
No
Komponen Jawaban Sko
item
r
Sangat 0
Baik
Cukup 1
Kualitas Tidur secara subyekti 9 Baik
Buruk 2
Sangat 3
Buruk
>7 jam 0
6-7 jam 1
Durasi Tidur (lamanya waktu tidur) 4
5-6 jam 2
<5 jam 3
Skor Latensi Tidur 2+5a 0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3
Latensi Tidur (waktu yang diperlukan 2 ≤ 15 menit 0
untuk memulai tidur) 16-30 1
menit
31-60 2
menit
33
>60 menit 3
Efesiensi tidur 1+3 > 85% 0
Rumus: 75-84% 1
Jumlah lama tidur 65-74% 2
x 100 %
Jumlah lamanya ditempat tidur < 65% 3
Gangguan tidur pada malam hari 5b, 5c, 0 0
5d, 5e, 1-9 1
5f, 5g, 10-18 2
5h, 5i, 19-27 3
5j
Disfungsi tidur siang hari 7+8 0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3
Penggunaan obat tidur 6 0 0
<1 1
1-2 2
>3 3
Sumber: Curcio et al. (2012)
2. Untuk mengukur tingkat kecemasan,
peneliti menggunakan kuesioner dengan metode Zung – Self Rating
Anxiety Scale. Zung – Self Rating Anxiety Scale (SAS) merupakan
instrumen untuk mengukur tingkat kecemasan. Penilaian berdasarkan
skala Likert dari 1-4, dimana skor 4 menggambarkan hal negatif dengan
penilaian : sangat jarang (1), kadang kadang (2), sering (3), selalu (4).
Cara pengisian kuesioner adalah dengan memberikan jawaban dengan
tanda ceklis (√) sesuai dengan hasil yang diinginkan. Sebelum angket
dibagikan, peneliti terlebih dahulu menjelaskan tujuan dari penelitian ini
dan juga meminta kesediaanresponden. Setelah angket diisi oleh
responden, kemudian angket dikumpulkan dan dicek kelengkapannya oleh
peneliti untuk diolah dan dianalisis.
Pada penelitian ini peneliti melakukan uji validitas karena kuesioner yang
digunakan diadopsi dari kuesioner baku yaitu Zung – Self Rating Anxiety Scale
(SAS) untuk tingkat kecemasan memiliki konsistensi internal (alpha cronbach
0,85) dan koefesien reliabilitas total 0,79 (Nursalam, 2012), Sedangkan Pittsburgh
Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur tidak perlu di uji Validasi karena
kuesioner baku.
Uji instrumen penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Ledeng Bandung
karena memiliki karakteristik dan type yang sama dengan Puskesmas Cipaku
Bandung. Jumlah responden dalam uji instrumen ini sebanyak 20 responden
penderita hipertensi.
1. Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan
demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
penelitian. (Sugiyono, 2016).
Pengujian validitas dilakukan dengan uji korelasi antara skor nilai tiap-
tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Dengan
menggunakan rumus Pearson Product Moment (Hidayat, 2010):
r hitung = n ( ∑ xy ) −¿ ¿
Keterangan:
r √ (n−2)
t hitung=
√(1−r 2 )
Keterangan :
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil t hitung
n = jumlah responden
Keputusan uji :
a. Jika t hitung ≥ t tabel : artinya pertanyaan tersebut valid
b. Jika t hitung < t tabel : artinya pertanyaan tersebut tidak valid
2. Reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
menggunakan alat ukur yang sama. (Notoatmodjo, 2011).
Setelah mengukur validitas, maka dilakukan pengukuran reabilitas data,
untuk mengetahui alat ukur yang dapat digunakan atau tidak. Uji reliabilitas
pada penelitian ini menggunakan rumus (Riyanto, 2011):
K piqi
rii= [ ][
K−1
1−∑
St ² ]
Keterangan :
rii : Koefisien realibitas test
K : Cacah butir
36
a. Editing
data atau setelah data terkumpul. Editing yang digunakan dalam penelitian
lengkap atau belum, pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan isian
b. Coding
data yang terdiri dari beberapa kategori. Dalam pemberian kode dibuat juga
37
daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan
kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
c. Data entry
frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi. Entri data yang
data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna.
suatu data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai
makna.
H. Analisa Data
1. Analisis Univariat
38
Analisa data ini dilakukan terhadap tiap variabel dari penelitian dan pada
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari
tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Adapun variabel yang dianalisis adalah
tingkat kecemasan dan kualitas tidur pada pasien asma.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap kedua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Yaitu untuk mengetahui hubungan
antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur penderita asma di Puskesmas
Cipaku. Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel dependen dan independen. Teknik analisa yang dilakukan yaitu
dengan Uji Spearman’s Rho. uji korelasi Spearman adalah Data tidak
berdistribusi normal dan Data diukur dalam skala Ordinal. Rumus uji korelasi
spearman untuk jumlah sampel < = 30 adalah:
Di mana:
2. Lakukan rangkin skor total x (rx) dan rangking skor total y (ry).
3. Cari nilai d yaitu selisih rx – ry .
4. Cari nilai d2 yaitu kuadrat d (selisih rx – ry).
Analisa ini bertujuan untuk menguji perbedaan proporsi dua atau lebih
kelompok sampel, sehingga diketahui ada atau tidaknya hubungan yang
bermakna secara statistik. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95%
dengan α 5% sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti terdapat hubungan
bermakna (signifikan) antara variabel yang diteliti. Jika nilai P > 0,05 berarti
tidak ada hubungan bermakna antara variabel yang diteliti (Notoatmodjo,
2005).
I. Etika Penelitian
J. Jadual Penelitian
40
Tempat Penelitian Di Puskesmas Cipaku dimula dari Bulan Februari – Mei 2020.