Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan desain

penilitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian

yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara dua

variable pada satu waktu tertentu. Penelitian ini bersifat observasional, yaitu

tidak ada intervensi pada variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2018).

B. Populasi

Populasi penelitian adalah kelompok individu, objek, atau fenomena

yang memiliki karakteristik tertentu dan menjadi subjek dalam penelitian

(Sugiyono, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah santri yang berada di

Pondok Pesantren Khulud Assunnah El-Kholil yang berjumlah 40 orang.

C. Teknik Sampling & Sampel

a. Teknik sampling

Sampling adalah proses memilih sebagian dari populasi untuk dijadikan

sampel dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik total sampling

yaitu metode pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi

dijadikan sampel. Dalam metode total sampling, harus didasarkan pada

pertimbangan kebutuhan penelitian, karakteristik populasi, ketersediaan

sumber daya, dan tujuan penelitian yang ingin dicapai (Sugiyono, 2021).
b. Sampel

Sampel adalah bagian yang diambil dari populasi untuk dijadikan

representasi dari keseluruhan populasi. Namun, jika teknik sampling yang

digunakan adalah total sampling atau sensus, maka tidak ada pengambilan

sampel yang dilakukan karena seluruh populasi dijadikan sampel (Sugiyono,

2017). Jumlah sampel yang di ambil pada penelitian ini adalah sebanyak 40

sampel.

D. Variable Penelitian

a) Variabel Dependen (Terikat)

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah kualitas tidur pada santri

di Pondok Pesantren Khulud Assunnah El-Kholil.

b) Variabel Independen (Bebas)

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah tingkat stres pada santri

di Pondok Pesantren Khulud Assunnah El-Kholil.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merujuk pada langkah-langkah spesifik yang

diambil untuk mengukur atau memanipulasi suatu variabel dalam sebuah

penelitian. Definisi operasional harus jelas, terukur, dan sistematis untuk

memastikan bahwa hasil penelitian dapat diandalkan dan valid (Creswell, 2014).
Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
Stres Suatu kondisi ketegangan Kuesioner Hasil pengukuran tingkat stres Interval

(independen) pada seseorang yang dengan kuisioner dass 42


DASS 42
mempengaruhi emosi, proses dinyatakan dengan skor :
(Depression
berpikir, dan kondisinya. 0 – 34, dengan kriteria :
Anxiety Stress
Mereka yang mengalami 1. Normal jika nilai < 14
Scale 42)
stress megalami 2. Tingkat stres ringan jika

gugup,merasakan kekuatiran nilai 15-18

kronis, mudah marah. Agresif, 3. Tingkat stres sedang jika

sulit tidur, dan tidak bisa nilai 19-25

relaks. 4. Tingkat stres berat jika

nilai 26-33

Kualitas tidur Kualitas tidur adalah Kuesioner Hasil pengukuran kualitas tidur Interval

karakteristik subjektif dan dengan kuisioner psqi dinyatakan


(dependen) PSQI (Pittsburg
seringkali ditentukan oleh dengan skor
Sleep Quality
perasaan energik atau tidak 0 – 21, dengan kriteria :
Index)
setelah bangun tidur 1. Kualitas tidur baik jika

skor PSQI ≤ 5

2. Kualitas tidur buruk jika

skor PSQI ≥5

Tabel 3.1 definisi operasional


F. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian di Pondok Pesantren Khulud Assunnah El-kholil.

G. Waktu Penelitian

Peneltian dilaksanankan pada bulan Januari 2024.

H. Instrumen Penelitian

a. Instrument

Dalam penelitian ini, digunakan dua instrumen pengukuran yaitu

kuesioner DASS 42 dan kuesioner PSQI. Kuesioner yang digunakan adalah

Depression Anxiety Stress Scale (DASS) 42 digunakan untuk mengukur tingkat

stres. Tingkatan stres pada instrument ini berupa normal, sedang, berat, sangat

berat. Depression Anxiety Stress Scale Psychometric Properties Of The DASS

42 terdiri dari 42 items pertanyaan dan mencakup 14 items stres, 14 items

depresi dan14 items kecemasan. Terdapat empat alternatif jawaban dari masing-

masing items pertanyaan dan setiap jawaban akan diberi skor berdasarkan

pernyataannya. Jumlah skor dari pernyataan item tersebut memiliki makna 0-14

(normal) 15-18 (ringan), 19-25 (sedang), 26-33 (berat).

Kemudian kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) untuk

mengukur kualitas tidur dan gangguan tidur pada orang dewasa. PSQI terdiri

dari tujuh item penilaian seperti 1 items kualitas tidur, 2 items latensi tidur, 3

items efisiensi tidur, 9 items gangguan tidur, 1 items penggunaan obat tidur yang

berlebihan, dan 2 items disfungsi siang hari. Hasil pengukuran dinyatakan


dengan skor 0 - 21, di mana skor ≤ 5 menunjukkan kualitas tidur baik, dan skor

> 5 menunjukkan kualitas tidur buruk.

b. Uji validitas dan reabilitas

a) Uji Validitas Dalam proses penelitian, diperlukan penggunaan alat ukur

yang tepat dan benar, yang disebut sebagai validitas. Validitas mengacu

pada sejauh mana alat ukur tersebut dapat mengukur dengan benar dalam

konteks penelitian. Alat ukur yang digunakan harus standar dan dapat

digunakan sebagai pedoman dalam pengumpulan data penelitian. Jika

skala pengukuran tidak valid, maka alat tersebut tidak memberikan

manfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau tidak melakukan apa

yang seharusnya dilakukan. Data dikatakan valid ketika data yang

dilaporkan sama dengan data yang diperoleh oleh peneliti. Penelitian ini

menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 25 untuk mengolah data

yang telah dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner. Setelah data

terkumpul langkah pertama adalah uji validitas yang berguna untuk

mengetahui keandalan atau kebenaran masing – masing item pernyataan

penelitian. Persyaratan minimum untuk memenuhi syarat adalah ketika r

= 0,3. Jika item memiliki nilai kurang dari 0,3 maka tidak valid, dan bila

memiliki nilai lebih dari 0,3 dinyatakan valid (Sugiyono,2017). Uji

Validitas penelitian ini di lakukan pada santri yang berada di pondok

pesantren mahasiswa putri UNSIQ pada 10 mahasiswa perempuan.

b) Reliabilitas mengacu pada kehandalan atau ketepatan sebuah alat ukur

dalam mengukur suatu objek atau fenomena. Jika alat ukur digunakan
dua kali atau lebih untuk mengukur fenomena yang sama dan

menghasilkan hasil yang konsisten, maka alat tersebut dikatakan reliabel.

Uji Reabilitas berfungsi menguji konsistensi suatu alat ukur. Uji

reliabilitas penelitian ini menggunakan nilai Alpha Cronbach. Batas

bawah nilai alpha Cronbach sebuah alat ukur adalah 0,60 (Ngatno,

2014). Hasil suatu pengukuran dapat dikatakan reliabel bila mempunyai

nilai Alpha Cronbach sedikitnya sebesar 0,6.

Berikut adalah tabel uji validitas dan reliabilitas kuisioner penelitian ini:

Tabel 3.2 validitas dan reliabilitas


Nilai Reliabilitas
No. Kuesioner Nilai Validitas
Cronbach’s Alfa = 0,6
1. DASS 42 r= 0,54 (Valid) 0,91
2. PSQI r= 0,67 (Valid) 0,76

Dalam penelitian kuantitatif, reliabilitas mengacu pada sejauh mana

instrumen pengukuran atau alat ukur dapat menghasilkan hasil yang konsisten

dan dapat diandalkan. Reliabilitas penting dalam penelitian kuantitatif karena

menunjukkan sejauh mana instrumen pengukuran dapat mengukur variabel

dengan konsistensi yang tinggi. Penting untuk melakukan uji validitas dan

reliabilitas dalam penelitian guna memastikan bahwa alat ukur yang digunakan

dapat diandalkan dan akurat dalam mengukur fenomena yang diteliti.

I. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara tingkat

stres dengan kualitas tidur pada santri Pondok Pesantren Khulud Assunnah El-

Kholil. Responden diminta untuk mengisi kuisioner mengenai faktor-faktor yang


mempengaruhi tingkat stres dan kualitas tidur. Setelah pengisian kuisioner

selesai, penelitian akan melakukan pengolaan dan analisa data.

Dengan menggunakan metode pengumpulan data studi penelitian melalui

pengisian kuisioner tingkat stres dan kualitas tidur. peneliti akan mengumpulkan

data mengenai kualitas tidur dan tekanan darah responden. Dari hasil

pengumpulan data tersebut, peneliti akan menganalisis apakah terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan kualitas tidur pada santri di

Pondok Pesantren Khulud Assunnah El-Kholil.

Menurut Creswell (2014), terdapat beberapa metode pengumpulan data

dalam penelitian, di antaranya adalah:

1. Wawancara (interview): Metode pengumpulan data ini melibatkan

interaksi langsung antara peneliti dan responden untuk mendapatkan

informasi mengenai topik penelitian.

2. Survei (survey): Metode pengumpulan data ini menggunakan kuesioner

atau angket untuk mendapatkan informasi dari responden.

3. Observasi (observation): Metode pengumpulan data ini melibatkan

pengamatan langsung terhadap situasi atau fenomena yang ingin diteliti.

Observasi dapat dilakukan dengan cara terbuka (tanpa campur tangan)

atau terkendali (dengan campur tangan).

4. Dokumentasi (document analysis): Metode pengumpulan data ini

melibatkan analisis terhadap dokumen atau bahan tertulis, seperti

laporan, catatan, dan rekaman.


Selanjutnya, data yang sudah terkumpul pengumpulan data dengan uji

statistik Spearman yaitu sebuah metode yang digunakan untuk mengukur

korelasi antara dua variabel ordinal atau variabel interval yang tidak terdistribusi

secara normal. Uji statistik Spearman digunakan untuk mengevaluasi apakah ada

perbedaan yang signifikan antara distribusi frekuensi dari dua atau lebih

kelompok variabel atau apakah ada hubungan antara dua variabel (Salkind,

2020).

J. Analisis data

1. Pengolahan data

a) Entri data: Data yang telah terkumpul dari responden kemudian di-entri

ke dalam lembar kerja atau software pengolah data seperti (SPSS dalam

windows 21).

b) Coding: Setelah data ter-entry, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan coding atau memberikan kode pada setiap variabel. Kode ini

berguna untuk memudahkan dalam analisis data.

1) Masukan seluruh data kedalam tabel SPSS

2) Untuk setiap komponen pertanyaan di tandai dengan huruf X1-X7

3) Dan untuk setiap responden di tandai dengan penomeran secara

urut 1,2,3, dan seterusnya, guna untuk memudahkan dalam proses

olah data dan mengetahui jawaban dari semua pertanyaan yang

sudah di jawab oleh responden.

c) Cleaning data: Tahapan ini dilakukan untuk memastikan bahwa data

sudah bersih dari kesalahan-kesalahan entri atau kekeliruan dalam


coding. Cleaning data meliputi pengecekan terhadap nilai-nilai ekstrim

atau outlier, serta pengecekan terhadap konsistensi data.

d) Transformasi data: Jika diperlukan, data yang telah terkumpul kemudian

ditransformasikan menjadi bentuk lain yang lebih mudah untuk

dianalisis. Misalnya, data yang semula berbentuk nominal diubah

menjadi skala interval.

e) Analisis data: Setelah data sudah bersih dan ter-transformasi, langkah

selanjutnya adalah melakukan analisis data.

f) Interpretasi data: Setelah melakukan analisis data, hasil analisis

kemudian diinterpretasikan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan

tujuan penelitian.

g) Presentasi data: Hasil analisis kemudian dipresentasikan dalam bentuk

laporan atau artikel ilmiah, baik dalam bentuk teks maupun tabel atau

grafik yang mendukung hasil analisis (Creswell, J. W. 2014).

2. Analisa data

Analisis data merupakan tahap penting dalam penelitian kesehatan.

Menurut Notoatmodjo, analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan

teknik statistik deskriptif, uji hipotesis, analisis regresi, dan analisis

multivariat (Notoatmodjo, 2018).

a. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah teknik analisis yang digunakan untuk

menganalisis suatu variabel tanpa mempertimbangkan hubungan

dengan variabel lain. Analisis ini dilakukan dengan cara menghitung


nilai-nilai statistik deskriptif seperti mean, median, modus, standar

deviasi, dan lain-lain untuk menjelaskan karakteristik suatu variabel

(Sugiyono, 2020).

b. Analisa Bivariat

Setelah data-data tersebut di tabulasi, Analisis data dapat

dilakukan dengan menggunakan Uji statistik Spearman digunakan

untuk mengevaluasi apakah ada perbedaan yang signifikan antara

distribusi frekuensi dari dua atau lebih kelompok variabel atau apakah

ada hubungan antara dua variabel.

Tabel 3.1 Rho Spearman


Tabel 3.2 koefisien korelasi

Koefisien Kekuatan Hubungan

0,00 Tidak ada hubungan

0,01-0,09 Hubungan kurang berarti

0,10-0,29 Hubungan lemah

0,30-0,49 Hubungan Moderat

0,50-0,69 Hubungan kuat

0,70-0,89 Hubungan sangat kuat


>0,90 Hubungan mendekati sempurna

K. Etika penelitian

Terdapat tiga prinsip etika dalam penelitian yaitu kejujuran, keadilan,

dan tanggung jawab. Kejujuran berkaitan dengan keterbukaan dan kejujuran

dalam melaporkan hasil penelitian serta sumber informasi yang digunakan.

Keadilan berkaitan dengan perlakuan yang sama terhadap semua subjek

penelitian serta menghindari diskriminasi terhadap kelompok tertentu. Tanggung

jawab berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan subjek penelitian, serta

penggunaan data yang diperoleh secara bertanggung jawab dan akuntabel.

Persetujuan etis dari lembaga yang berwenang juga dianggap penting sebelum

melakukan penelitian. (Sugiyono, 2020).


1. Prinsip manfaat

a) Bebas dari penderitaan

Peneliti menjelaskan prosedur perawatan yang akan dijalankan dan

meyakinkan responden intervensi yang akan diberikan tidak menyakiti

responden. Jika responden merasa ada ketidaknyamanan dalam memberikan

intervensi, responden akan dieksklusikan.

b) Bebas dari eksploitasi

Peneliti menjelaskan secara jelas manfaat dan tujuan penelitian untuk

perkembangan ilmu keperawatan, sehingga responden mengerti dan yakin

bahwa informasi yang diberikannya untuk peneliti digunakan untuk tujuan dan

kepentingan penelitian dan tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan

lainnya.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self

determination).

Peneliti memberikan hak yang terbuka kepada responden bahwa

responden dapat memilih untuk berpartisipasi dalam penelitian atau tidak.


b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to

full disclosure).

Peneliti menjelaskan secara terbuka semua informasi penelitian kepada

responden, mulai dari tujuan penelitian, manfaat, keuntungan dan risiko

penelitian, intervensi dan prosedur yang dipakai, serta semua informasi yang

terkait kepada responden.

c. Informed consent

Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa responden memiliki hak

untuk menyetujui atau menolak berpartisipasi dalam penelitian ini. Peneliti

memberikan hak bebas apakah responden ini menandatangani informed

consent atau tidak. Jika responden menandatangani informed consent itu

berarti responden setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

3. Prinsip keadilan (right to justice)

a) Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Peneliti merahasiakan semua informasi terkait dengan identitas

responden dengan cara menyamarkan setiap nama responden dengan

menggantinya dengan kode responden dimana hanya peneliti yang

mengetahui kode responden.


DAFTAR PUSTAKA

Aji, A. G. H. S. (2020). Gambaran Tingkat Stres Berdasarkan Stresor Mahasiswa PSPD

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas.

Ambarwati PD, Pinilih SS, Astuti RT. (2019). Gambaran Tingkat Stres Mahasiswa. J

Keperawatan Jiwa. 6 Februari ;5(1):40.

Ariyanto, A., Purnawan, A., Novy Romlah, S., Widya Dharma Husada Tangerang,

Stik., Pajajaran No, J., Bar, P., Pamulang, K., & Tangerang Selatan, K. (2022).

Hubungan Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Semester Vii Program

Studi Kesehatan Masyarakat Di Stikes Widya Dharma Husada Tangerang. In

Frame of Health Journal (Vol. 1).

Azis, M. Z., & Bellinawati, N. (2015). Faktor Risiko Stres dan Perbedaannya pada

Mahasiswa Berbagai Angkatan di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang. 2(2), 197–202. https://doi.org/10.1063/1.3106611

Badan pusat Statistika, Data Kesehatan Indonesia, 2020.

Binks H., Vincent GE, Gupta C., Irwin C., Khalesi S. Pengaruh diet terhadap tidur:

Tinjauan naratif. Nutrisi. 2020; 12 :936. doi: 10.3390/nu12040936.

Buysse, D. J., et al. (2016). Insomnia disorder. Nature Reviews Disease Primers, 2,

16026. doi: 10.1038/nrdp.2016.26


Center for Disease Control and Prevention (CDC). Adults Need for Physical Activity

2019. Available: https://www.cdc.gov/physicalactivity/inactivityamong-adults-

50plus/index.html - diakses pada 20 oktober 2023 pukul 21.00 WIB.

Fahrizal, A. (2019). Hubungan Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stress Kerja Perawat

Anastesi. Pustaka Baru, 53(9), 1689–1699.

Gamayanti, W., Mahardianisa, M., & Syafei, I. (2018). Self Disclosure dan Tingkat

Stres pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi. Psympathic : Jurnal

Ilmiah Psikologi, 5(1), 115–130. https://doi.org/10.15575/psy.v5i1.2282

Gea, Antonius Atosokhi. 2014. Time Management: Menggunakan Waktu Secara Efektif

dan Efisien. Humaniora Vol. 5 no.2

Hansen, M., Janssen, I., Schiff, A., Zee, P., & Dubocovich, M. L. (2019). The impact of

school daily schedule on adolescent sleep. Pediatrics, 144(3), e20183990.

Hershner S., O'Brien LM Dampak intervensi pendidikan tidur acak bagi

mahasiswa. J.Klin. Obat Tidur. 2018; 14 :337–347. doi: 10.5664/jcsm.6974.

Hidayat A, Uliyah M. (2015) Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. 2nd ed. Jakarta:

Salemba Medika.

Hidayat, A. A., & Uliyah, M. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Edisi 2.

Jakarta: Salemba Ilmu.

Huang, Y. L., Chang, E. T., Chen, S. Y., & Yang, C. C. (2021). Sleep hygiene

improvement by developing a bedtime routine in Taiwanese college students: A

randomized controlled trial. International Journal of Environmental Research

and Public Health, 18(2), 524.


Iqbal, D. M. (2017). Muhammad Dien Iqbal, 13601241096, Skripsi, PJKR, FIK, UNY,

2017.pdf. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Perantau

Di Yogyakarta.

Kementrian Kesehatan, R. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018 Provinsi Jawa Timur.

Indonesia: Kementrian Kesehatan RI.

Kualitas tidur di dunia : https://www.medcom.id?teknologi?news-teknologi?0k8X33dk-

begini-tingkat-kualitas-tidur-di-seluruh-dunia-menurut-zepp-health diakses pada

tanggal 26 oktober 2023 jam 05.46 wib.

Kusuma UF. (2019). Hubungan Stres Dengan Indeks Massa Tubuh Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. :21.

MARTIRI, A. (2018). Pengertian stres.

Medic G, et al. (2017). Factors associated with insomnia and sleep quality in primary

care: A cross-sectional study.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5520374/

Musabiq, S., & Karimah, I. (2018). Gambaran Stress dan Dampaknya Pada Mahasiswa.

Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 20(2), 74.

https://doi.org/10.26486/psikologi.v20i2.240

Musradinur. (2016). Stres Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi.

JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(2), 183.

https://doi.org/10.22373/je.v2i2.815

National Adolescent and Young Adult Health Information Center. 2014. Gangguan

Tidur pada Remaja


Ningsih, D. S., & Permatasari, R. I. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Tidur Pada Remaja di SMKN 7 Pekanbaru. Lembaga Penelitian Dan Penerbitan

Hasil Penelitian Ensiklopedia, 2 (2), 264.

Owens, J., & Adolescent Sleep Working Group. (2020). Insufficient sleep in

adolescents and young adults: An update on causes and consequences.

Pediatrics, 145(2), e20193450.

Petter & Perry (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Jakarta. Graha Pustaka.

Pratama, M. R. (2014). Hubungan Motivasi Akademik dengan Tingkat Stres Akademik

Mahasiswa Keperawatan Semester VI Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Skripsi

Putri RM, Oktaviani AD, Utami ASF, Addiina A, Nisa H. (2014). Hubungan

Pembelajaran Jarak Jauh dan Gangguan Somatoform dengan Tingkat Stres

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. :8.

Rafknowledge. (2017). Insomnia Dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta. Pt Elex Media

Komputindo.

Rahmania Surya, B., Susi Wahyuning Asih, N., Yeni Suryaningsih, N., Kep MKep, S.,

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyyah Jember, M., & Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyyah Jember, D. (2020). Hubungan

Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasantri Di Pondok Pesantren

Syafi’ur Rohman Wilayah Sumbersari Jember. http://fikes.unmuhjember.ac.id

Seyffert, M., Lagisetty, P., Landgraf, J., Chopra, V., Pfeiffer, P. N., Conte, M. L., ... &

Bohnert, A. S. (2021). Internet-delivered cognitive behavioral therapy to treat

insomnia: a systematic review and meta-analysis. PloS one, 16(5), e0252316.

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0252316
Stenzel, Jordan S.(2015).Sleep Quality and Negative Associated Behaviors of College

Students; 2015: A Cross-Sectional Study, The Spectrum: A Scholars Day

Journal: Vol. 3, Article 10.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta, CV. https://massugiyantojambi.wordpress.com/2011/04/15/teori-

motivasi.

St-Onge M.-P., Mikic A., Pietrolungo CE Pengaruh pola makan terhadap kualitas tidur.

Adv. Nutrisi. Int. Pdt.J.2016 ; 7 :938–949.

Stuart,G.W & Sundeen,S.J. (2015). Buku Saku Keperawatan Jiwa. EdisiJakarta:

(Penerbit Buku Kedokteran (EGC)

Stuart,G.W & Sundeen,S.J. (2015). Buku Saku Keperawatan Jiwa. EdisiJakarta:

(Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Sunan, N., Surabaya, A., Bullah, H., & Zuhdah, N. F. (n.d.). Hubungan Stres Akademik

dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa S-1 Universitas Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya. In Jurnal Ilmu Pendidikan Islam (Vol. 4, Issue 2).

Sutjiato, M., & Tucunan, G. D. K. a a T. (2015). Hubungan Faktor Internal dan

Eksternal dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi Manado. Jikmu, 5(1), 30–42.

Syamsinar. 2016. Pola Tidur Dalam Al-Qur’an (Kajian Tahlili Terhadap QS. Al-

Furqon/25: 47). Skripsi, UIN Alauddin Makassar.

Wahid, Muthohharoh, Jauharotul. 2019. Larangan Tidur Sore Perspektif Hadis. Skripsi,

UIN Sunan Ampel.


Wulandari, F. eka. (2017). Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Tingkat Insomnia

Mahasiswa/I Angkatan 2012 Dan 2013 Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro. Jurnal Riset Kesehatan Nasional,

8–24. Http://Eprints.Undip.Ac.Id/55196/3/Fitri_Eka_Wulandari-

_22010113140160-_Bab_2.Pd

Zengin L., Aylaz R. Pengaruh pendidikan higiene tidur dan pijat refleksi terhadap

kualitas tidur dan kelelahan pada pasien yang menerima kemoterapi. euro. J.

Perawatan Kanker. 2019; 28 :e13020.

Anda mungkin juga menyukai