Anda di halaman 1dari 36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan desain cross

sectional. Menurut Sugiono (2014) metode korelasi adalah metode pertautan

atau metode penelitian yang berusaha menghubung-hubungkan antara satu

unsur/elemen dengan unsur/elemen lain untuk menciptakan bentuk dan wujud

baru yang berbeda dengan sebelumnya. Metode kuantitatif korelasional dalam

penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap

kinerja tenaga perawat pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas

Kerongkong tahun 2022. Pendekatan cross sectional artinya rancangan studi

ini dilakukan secara potong lintang, sesaat, dalam waktu yang sama dan

dilakukan pengukuran hanya satu kali tanpa ada tindakan lanjutan terhadap

variabel-variabel tersebut (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini digunakan

untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap kinerja tenaga

perawat pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas Kerongkong tahun

2022.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Menurut Kuncoro (2013), populasi adalah sekelompok elemen yang

lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana

kita tertarik untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga perawat yang berada di

Puskesmas Kerongkong tahun 2022 yaitu sebanyak 40 orang.

28
29

2. Sampel

Menurut Arikunto (2012) jika jumlah populasinya kurang dari 100

orang, maka bisa diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih

besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah

populasinya. Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi

(Kuncoro, 2013). Berdasarkan jumlah populasi yang didapatkan tidak lebih

dari 100 orang respondent, maka dalam penelitian ini sampel yang di ambil

adalah 100% jumlah populasi tenaga perawat yang berada di Puskesmas

Kerongkong tahun 2022 yaitu sebanyak 40 orang.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total

sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah

sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2011). Alasan mengambil total

sampling karena menurut (Sugiyono, 2011) jumlah populasi yang kurang

dari 100, seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.Sampel

dari penelitian ini seluruh tenaga perawat yang bekerja di Puskesmas

Kerongkong tahun 2022 yang berjumlah sebanyak 40 orang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kerongkong Kecamatan

Suralaga Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 9 agustus sampai dengan

tanggal 21 agustus tahun 2022.


30

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Parameter/ Alat Ukur Skor Skala


Bebas Indikator
Tingkat Tingkat kecemasan  Kecemasan Kuesioner Dengan skor: Ordinal
Kecemasan tenaga kesehatan ringan HARS a. <14: tidak ada
adalah besarnya  Kecemasan kecemasan
perasaan takut atau sedang b. 14-20:
kekhawatiran yang  Kecemasan Kecemasan
dimiliki oleh tenaga berat ringan
perawat.  Kecemasan c. 21-27:
panic Kecemasan
sedang
d. 28-41:
Kecemasan
berat
e. 42-56:
Kecemasan
berat sekali
(Cheung dan
Sim (2014)
Variabel
Terikat
Kinerja Kinerja perawat yang  Pengkajian Kuesioner Kategori nilai : Ordinal
Perawat meliputi dokumentasi  Diagnosis kinerja a. Kurang =
Keperawatan,pengkajia  Perencanaan perawat 30-70
n,diagnose,intervensi,e  Implementasi b. Sedang =
valuasi dan  Evaluasi 70-110
dokumentasi  Dokumentasi c. Baik = 111-
150

E. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat ukur pengumpulan data untuk

memperkuat hasil penelitian yaitu mengunakan kuesioner. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2016).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner

tingkat kecemasan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS) dan

kuesioner kinerja perawat dengan penjelasan sebagai berikut :


31

a. Kusioner HARS

Menurut Nursalam (2013), kuesioner HARS adalah instrumen

yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan seperti suasana

hati, ketegangan, gejala fisik dan kekhawatiran. Kuesioner HARS

terdiri dari 14 kelompok gejala kecemasan yang dijabarkan secara

lebih spesifik. Kuesioner ini menggunakan skor dengan rentang skala

likert 0-4, yang terdiri:

0 = Tidak ada gejala

1 = Gejala ringan

2 = Gejala sedang

3 = Gejala berat

4 = Gejala berat sekali

Hasil pengukuran skor <14 menandakan tidak ada kecemasan,

skor 14-20 menandakan kecemasan ringan, skor 21-27

menandakan kecemasan sedang, skor 28-41 menandakan kecemasan

berat, skor 42- 56 menandakan kecemasan berat sekali.

Peneliti memilih kuesioner HARS sebagai instrumen penelitian

karena instrumen HARS sudah terbukti sebagai alat ukur tingkat

kecemasan. Pada kuesioner kecemasan HARS tidak perlu dilakukan

uji validitas dan realiabilitas karena kuesioner HARS merupakan

kuesioner pengukur tingkat kecemasan yang sudah baku (Kautsar,

2015).

b. Kuesioner kinerja perawat

Kuesioner kinerja perawat pada penelitian ini diadopsi dari


32

penelitian Amalia Fardiana (2019) dengan judul “Hubungan Quality

Of Nursing Work Life (QNWL) dengan Kinerja Perawat di RSUD

Syarifah Ambami Bangkalan. Kuesioner kinerja perawat ini

memiliki

30 item pertanyaan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,

implementasi, evaluasi, dan dokumentasi. Penilaian kinerja perawat

dikatakan baik jika skor yang didapatkan 111-150, sedang jika skor 71-

110, dan kurang jika skor 30-70.

Uji validitas pada kuesioner ini menggunakan rumus


korelasi

Pearson dengan nilai valid yaitu r > 0,05. Dinyatakan valid jika r

hitung > r tabel. Hasil uji validitas menunjukan r tabel dalam rentang

0,462 – 0,966. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan dalam

kueioner sudah valid.

Uji reliabilitas telah dilakukan pada beberapa perawat RS

Syarifah Ambami. Pengujian menggunakan teknik uji reabilitas

berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 sampai 1 dengan interpretasi

sebagai berikut :

1) Kurang jika nilai Alpha Cronbach’s 0,00 s/d 0,20

2) Agak reliabel jika nilai Alpha Cronbach’s 0,21 s/d 0,40

3) Cukup reliabel jika nilai Alpha Cronbach’s 0,41 s/d 0,60

4) Reliabel jika nilai Alpha Cronbach’s 0,61 s/d 0,80

5) Sangat reliabel jika nilai Alpha Cronbach’s 0,81 s/d 1,00


33

Sedangkan hasil uji reabilitas pada kuesioner ini yaitu

sebagai berikut :

Tabel 3.2 Uji Reliabilitas Kuesioner Kinerja Perawat


Alpha N of
Variabel Ket.
Cronbach’s Items
Kinerja Perawat 0,951 30 Sangat Reliabel

2. Metode Pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum

memulai pengumpulan data. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-

kegiatan sebagai berikut :

1) Peneliti mengurus surat pengantar penelitian ke BAPPEDA Selong

untuk mendapatkan surat izin penelitian

2) Surat izin penelitian yang telah didapatkan dari BAPPEDA Selong

diteruskan ke Kantor Dinas Kesehatan Selong untuk mendapatkan

surat pengantar melakukan penelitian di Puskesmas Kerongkong.

3) Setelah menyerahkan surat pengantar penelitian dan mendapatkan

izin dari Kepala Puskesmas Kerongkong, selanjutnya peneliti

selanjutnya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk

persiapan penelitian

b. Tahap Pelaksanaan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menanyakan

ketersediaan responden untuk menjadi sampel penelitian tanpa

memaksa. Jika responden bersedia maka harus menandatangani

informed consent. Selanjutnya peneliti akan memberikan pertanyaan

yang ada pada kuesioner dengan teknik wawancara. Proses pengisian

kuesioner dilakukan selama kurang lebih 15 menit.


34

c. Tahap Pelaporan

Setelah peneliti mengumpulkan data dari responden, peneliti

kemudian akan mengolah data dengan menggunakan SPSS Versi 22.0

sehingga ditemukan hasil penelitian.

F. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2018) tahapan pengolahan data meliputi :

a. Editing

Peneliti melakukan pengecekan dan perbaikan isian kuisioner sehingga

jawaban pada kuisioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.

b. Coding

Peneliti mengubah data bentuk kalimat atau huruf menjadi data dalam

bentuk angka atau bilangan. Hal ini berguna untuk memudahkan

peneliti dalam perhitungan data didalam software di komputer. Kode

pada tingkat kecemasan yaitu :

 Tidak ada kecemasan dengan kode (0)

 Kecemasan minimal dengan kode (1)

 Kecemasan rendah dengan kode (2)

 Kecamasan sedang dengan kode (3)

 Kecemasan berat dengan kode (4)

Kode pada kinerja perawat yaitu:

 Kinerja kurang dengan kode (0)

 Kinerja sedang dengan kode (1)

 Kinerja baik dengan skor (2)


35

c. Entry Data

Peneliti memindahkan data kuesioner setiap pasien sesuai dengan

nomor urut kedalam program software komputer. Dimulai dari nama,

jenis kelamin, profesi, dan jawaban dari kuesioner.

d. Cleaning

Peneliti mengecek kembali data yang telah di entry valid atau tidak

kemudian data dilakukan analisis. Data yang dimasukkan semuanya

sesuai dari jawaban responden.

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis Univariat menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat ini

tergantung dari jenis datanya,. untuk data numerik digunakan nilai

mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi (Notoatmodjo, 2018).

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

distribusi frekuensi tingkat kecemasan dan kinerja tenaga kesehatan

pada masa pandemi COVID-19 Tahun 2022.

b. Bivariat

Apabila telah dilakukan analisis univariat, hasilnya akan

diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat

dilanjutkan analisis bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,

2018). Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap tenaga kesehatan

pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas Kerongkong.


36

Dalam penelitian kuantitatif, tehnik analisa data yang digunakan

sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau

menguji hipotesis yang telah dirumuskan (Sugiyono, 2010). Karena

datanya kuantitatif, maka tehnik analisa data menggunakan metode

statistik. Untuk menganalisis hubungan antara kedua variabel

independent dengan variabel dependent digunakan uji statistik

Spearmann rank dengan alasan skala data dua variabel adalah ordinal,

seperti dijelaskan Sugiyono (2010) uji spearman merupakan salah satu

uji statistik non parametrik, digunakan apabila ingin mengetahui

kesesuaian antara dua subjek dimana skala adatanya adalah ordinal.

Analisis data menggunakan bantuan SPSS for windows versi 16.0.

dengan taraf signifikasi 5%.

Menurut Sugiyono (2010) pedoman untuk memberikan

interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

1) 0,00 - 0,199 = sangat rendah

2) 0,20 - 0,399 = rendah

3) 0,40 - 0,599 = sedang

4) 0,60 - 0,799 = kuat

5) 0,80 - 1,000 = sangat kuat.

Pengujian, untuk mengetahui kemaknaan dari hasil pengujian

dilihat dari p-value yang dibandingkan dengan nilai α = 0,05 dengan

ketentuan sebagai berikut:

 Probalitas p-value ≤ (0,05) artinya bermakna atau signifikan, yaitu

ada pengaruh yang bermakna antara variabel independen dan

dependen atau hipotesis (Ho) ditolak.


37

 Probalitas p-value > (0,05) artinya tidak bermakna atau signifikan,

yaitu tidak ada pengaruh yang bermakna antara variabel independen

dan dependen atau hipotesis (Ho) diterima.

G. Etika Penelitian

Kegiatan keilmuan yang berupa penelitian, manusia sebagai pelaku

penelitian dengan manusia yang lain sebagai objek penelitian juga tidak

terlepas dari etika dan sopan santun (Notoatmodjo, 2018). Peneliti

menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Persetujuan (Informed concent)

Peneliti memberikan informasi yang cukup dapat dimengerti kepada

responden mengenai partisipasinya dalam suatu penelitian. Persetujuan

dilakukan dengan cara menandatangani lembar persetujuan riset bila

responden bersedia diteliti, namun apabila responden menolak untuk

diteliti maka peneliti tidak akan memaksa.

2. Kerahasiaan (Confidentlality)

Peneliti bertanggungjawab untuk melindungi semua informasi apapun atau

data yang dikumpulkan selama melakukan penelitian.

3. Anonim (Anonymity)

Peneliti merahasiakan nama responden yang partisipasi untuk mengisi

instrumen penelitian. Hal ini untuk menjaga kerahasiaan infomasi yang

diperoleh dari responden.

4. Tidak Merugikan (Nonmaleficience)

Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi responden. Jika

selama penelitian responden merasa tidak nyaman, responden berhak

untuk mengakhiri proses penelitian.


38

H. Alur Penelitian

Surat pengantar dari Bappeda Puskesmas


kampus Kerongkong

Membuat Laporan Pengambilan data


Proposal awal

Ujian untuk
menentukan Penelitian Tentukan populasi
kelayakan penelitian

Turun ke lahan
Pengolahan untuk pengambilan
Membuat Skripsi
data data sampel

Ujian Skripsi

Gambar 3.1 Alur Penelitian Hubungan tingkat kecemasan dengan kinerja


tenaga perawat pada masa pandemic Covid-19 di Puskesmas
Kerongkong.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Kerongkong Puskesmas yang berada di wilayah

Kecamatan Suralaga dan terletak di Desa Kerongkong. Wilayah Kerja

Puskesmas Kerongkong meliputi 9 (Sembilan) desa Yaitu Desa Tebaban,

Desa Paok Lombok, Desa kerongkong, Desa Dames Damai, Desa Bagik

Payung Selatan, Desa Bagik Payung Timur, Desa Waringin, Desa Dasan

Borok dan Desa Gerung Permai. .

Wilayah kerja Puskesmas Kerongkong pada umumnya berada di

jalan raya kerongkong desa kerongkong kecamatan suralaga kabupaten

lombok timur dengan luas wilayah sebesar 18.215 km2 dengan batas

wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Bintang Rinjani dan desa Bagik Payung

b. Sebelah Timur : Desa Geres dan Kecamatan Labuhan haji

c. Sebelah Selatan : Kelurahan Sekarteja dan Kelurahan Sandubaya

d. Sebelah Barat : Desa Anjani dan Kecamatan Sukamulia Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran Profil Kesehatan Puskesmas

Kerongkong ini.

Wilayah Kecamatan Suralaga dipengaruhi oleh dua musim yaitu :

a. Musim Kemarau yang ditandai dengan musim panas (curah hujan

rendah) yang biasanya terjadi antara bulan Oktober sampai April.

b. Musim Hujan yang ditandai dengan mulai turun hujan yang terjadi

39
40

antara bulan April sampai dengan bulan Oktober dengan curah hujan

berfariasi.

2. Kependudukan

Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Kerongkong Tahun

2021 berjumlah 32.783 Jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 2.412

jiwa/Km² dan rata-rata 4 jiwa/rumah tangga. Adapun rasio beban

tanggungan sebesar 54 per 100 penduduk produktif dan rasio jenis kelamin

sebesar 532. Untuk lebih jelasnya mengenai data kependudukan dapat

dilihat pada lampiran profil ini.

3. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan


karakteristik pada tenaga perawat di Puskesmas
Kerongkong Taun 2022
Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin:
1. Laki-Laki 9 22,5
2. Perempuan 31 77,5

Jumlah 40 100
Umur:
1. 26-39 Tahun 27 75,5
2. 40-59 Tahun 13 25,5

Jumlah 40 100
Pendidikan
1. D3 18 45,0
2. D4 2 5,0
3. S1+Ners 20 50,0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah

responden seluruhnya adalah 40 perawat. Berdasarkan karakteristik

jenis kelamin laki-laki 9 orang (22,5%) dan perempuan 31 orang

(77,5%). Sedangkan responden dari usia 26-39 tahun terdapat 27 orang


41

(75,5%) dan usia 40-59 tahun terdapat 13 orang (25,5%). Dilihat dari

kualifikasi tingkat pendidikan responden terdapat D3 perawat ada 18

orang (45,0%), D4 terdapat 2 orang (5,0%) dan S1+Ners terdapat 20

orang (50.0%).

b. Kecemasan Tenaga Perawat

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan kecemasan pada masa


pandemi Covid-19
No Kecemasan Tenaga N %
Perawat
1 Tidak ada Kecemasan 0 0
2 Kecemasan Ringan 19 47.5
3 Kecemasan Sedang 18 45.0
4 Kecemasan Berat 3 7.5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer (2022).

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dari 40 responden tenaga perawat

yang mengatakan kecemasan ringan sebanyak 19 orang (47.5%), tenaga

perawat yang mengatakan kecemasan sedang sebanyak 18 orang

(45.0%) dan tenaga perawat yang mengatakan kecemasan berat

sebanyak 3 orang (7.5%)

c. Kinerja Perawat

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan kinerja perawat pada


masa pandemi Covid-19
No Kinerja Perawat N %
1 Kurang 9 22.5
2 Sedang 18 45.0
3 Baik 13 32.5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer Diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dari 40 responden tenaga perawat

yang menyatakan kinerja perawat merasa kurang sebanyak 9 orang

(22.5 %), kinerja perawat yang merasa sedang sebanyak 18 orang


42

(45.0), dan perawat yang merasa kinerja baik sebanyak 13 (32.5%).

4. Analisis Bivariat

a. Hubungan Tingkat kecemasan tenaga perawat dengan kinerja perawat

pada masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan Hasil Analilis Bivariate dengan menggunakan uji

korelasi Spearman Rank dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Analisis Hubungan Tingkat kecemasan tenaga perawat


pada masa pandemi Covid-19 dengan kinerja perawat di
Puskemas Kerongkong
Kinerja Perawat Total
Kecemasan Tenaga
Kurang Sedang Baik
Perawat
N % N % N % N %
Tidak ada Kecemasan 0 0 0 0 0 0 0 100
Kecemasan Ringan 1 2.0 9 18,0 9 18.0 19 100
Kecemasan Sedang 5 10.0 9 20,0 4 8.0 18 100
Kecemasan Berat 3 6.0 0 0% 0 0 3 100
Kecemasan Berat 0 0 0 0 0 0 0 100
Sekali
Jumlah 9 20.0 18 38.0 13 16.0 40 100
P.Value 0,02
Koefisien Correlation (r) -0,477
Sumber : Data Primer (2022)

Tabel 4.4 di atas didapatkan tenaga perawat yang menyatakan

tidak ada kecemasan dengan kinerja perawat kurang, sedang ataupun

baik tidak ada (0%), tenaga perawat yang menyatakan merasa

kecemasan ringan dengan kinerja perawat kurang sebanyak 1 orang

(2.0%), tenaga perawat yang menyatakan merasa kecemasan sedang

dengan kinerja perawat sedang sebanyak 9 orang (18.0%) dan tenaga

perawat yang menyatakan merasa kecemasan berat dengan kinerja

perawat baik sebanyak 9 orang (54.1%).

Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan hasil uji korelasi Rank

Spearman diperoleh nilai Correlation Coefficient sebesar -0,477


43

artinya korelasi antara kedua variabel tersebut rendah dan didapatkan

nilai signifikansi sebesar 0,02 (p <0,05) yang artinya Ha diterima dan

H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara tingkat

kecemasan terhadap kinerja tenaga kesehatan pada masa pandemi

COVID-19 di Puskesmas Kerongkong tahun 2022.

B. Pembahasan

a. Karakteristik Responden

1) Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata responden

yang mengalami kecemasan yaitu laki-laki sebanyak 9 orang (22.5%)

dan perempuan sebanyak 31 orang (77.5%). Hasil penelitian ini sejalan

dengan Utari (2014) bahwa perempuan memiliki tingkat kecemasan

lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Karena perempuan lebih

peka terhadap emosi yang pada akhirnya juga peka terhadap perasaan

cemasnya.

Maryam et al (dalam Vellyana et al., 2017) menyatakan bahwa

faktor jenis kelamin secara signifikan dapat mempengaruhi tingkat

kecemasan seseorang, dalam penelitian tersebut disebutkan juga bahwa

jenis kelamin perempuan lebih berisiko mengalami kecemasan

dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki, perbedaan otak dan

hormon menjadi faktor utamanya.

Kaplan dan Sadock (Demak & Suherman, 2016) menyatakan

kecemasan terjadi lebih banyak pada wanita. Perempuan memiliki

tingkat kecemasan yang tinggi karena akibat dari reaksi saraf otonom
44

yang berlebihan. Selain itu, pada perempuan terjadinya perubahan

pada sekresi hormon khususnya estrogen yang berpengaruh terhadap

kecemasan (Ramli et all, 2017). Hormon estrogen juga terdapat pada

laki-laki, namun dengan kadar yang sangat rendah sehingga hal ini

menjadi salah satu alasan laki-laki tidak mudah mengalami kecemasan

2) Umur

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa rentang usia

responden diantara usia 26-39 tahun sebanyak 23 orang (75.5 %) dan

paling rendah di usia 40-59 tahun sebanyak 13 orang (22.5 %). Stuart

G.W & Laraia M.T (dalam Vellyana et all, 2017) menyatakan bahwa

maturitas atau kematangan individu akan mempengaruhi kemampuan

koping mekanisme seseorang sehingga individu yang lebih matur

sukar mengalami kecemasan karena individu mempunyai kemampuan

adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan dibandingkan usia yang

belum matur. Dari teori tersebut disimpulkan bahwa semakin dewasa

usia seseorang maka, mekanisme adaptasi terhadap kecemasan lebih

baik. Umur berkorelasi dengan pengalaman, pengalaman berkorelasi

dengan pengetahuan, pemahaman sejalan dengan hasil penelitian

(Alnazly et all, 2021), yang menunjukkan pada usia dewasa lebih

banyak yang mengalami kecemasan dikaitkan dengan keadaan fisik

yang lebih rentan terinfeksi dan mengalami komplikasi dan juga

mereka tinggal bersama anak dan keluarga yang menyebabkan mereka

khawatir menularkan virus pada keluarga.


45

3) Pendidikan

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa 20 dari 40

responden dengan tingkat pendidikan Diploma Keperawatan

mengalami cemas ringan dan sedang. Selanjutnya 20 dari 40

responden yang berpendidikan S1+Ners mengalami cemas ringan,

sedang hingga berat. Berdasarkan hal tersebut peneliti berasumsi

bahwa kecemasan tidak di latarbelakangi oleh pendidikan karena pada

umumnya pendidikan berguna untuk mengubah pola pikir, pola

tingkah laku dan pola pengambilan keputusan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Utari, 2014

dimana pendidikan pada umumnya berguna dalam mengubah pola

pikir, pola bertingkah laku dan pola pengambilan keputusan serta

mengidentifikasi stressor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya.

Tetapi pengaruh tersebut tergantung bagaimana individu merespon hal

tersebut.

b. Kecemasan Tenaga Perawat

Berdasarkan tabel 4.2 hasil penelitian yang sudah dilakukan

menunjukkan bahwa tenaga perawat paling banyak berada pada

kecemasan ringan sebanyak 19 orang (47.5%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukakan oleh Amri (2020) dengan topik penelitian yaitu hubungan

pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan perawat di

Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. M. Djaamil Padang, dengan hasil

penelitian menunjukkan 46.7% perawat berpengetahuan baik, 65.0%


46

mempunyai tingkat kecemasan pada kategori ringan. Ada pengaruh tingkat

pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan di Instalasi

Rawat Jalan RSUP Dr. M Djamil Padang tahun 2022 dengan hasil

(p=0,001).

Hasil Penelitian Lai et all (2020) tentang tenaga kesehatan

beresiko mengalami gangguan psikologis dalam mengobati pasien Covid-

19, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 50,4% responden

memiliki gejala depresi dan 44,6% memiliki gejala kecemasan karena

perasaan tertekan. Profesional kesehatan yang bekerja di unit dan rumah

sakit SARS selama wabah SARS juga melaporkan depresi, kecemasan,

ketakutan, dan frustrasi (Wu et all, 2009; Xiang, Yang, et all 2020). Kasus

ini mewakili adanya potensi konsekuensi kesehatan mental yang serius

pada profesional kesehatan selama krisis COVID-19 dan menekankan

perlunya menerapkan langkah-langkah mendesak untuk menjaga

kesehatan mental staf selama pandemi (Anmella et all 2020).

Pengaruh tuntutan, persaingan, serta bencana yang terjadi dalam

kehidupan dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan

psikologis. Salah satu dampak psikologis yaitu ansietas atau kecemasan

(Sutejo, 2018). Rasa panik dan rasa takut merupakan bagian dari aspek

emosional, sedangkan aspek mental atau kognitif yaitu timbulnya

gangguan terhadap perhatian, rasa khawatir, ketidakteraturan dalam

berpikir, dan merasa bingung (Ghufron & Risnawita, 2017). Sehingga dari

kejadian Covid-19 ini tenaga kesehatan merasa tertekan dan khawatir.

Risiko tinggi terinfeksi virus dan tertular Covid-19 dari pasien ini turut
47

menimbulkan kecemasan pada tenaga perawat. Ketakutan tenaga perawat

setiap kali membayangkan kemungkinan terinfeksi oleh penyakit saat

bertugas dan semakin meningkat ketika membayangkan penularan dan

penyebaran virus ke keluarga, teman, atau kolega mereka. Hal ini

membuat tenaga perawat selalu berhati-hati dalam menjalankan tugas.

Hasil dari penelitian ini juga mendapatkan bahwa tenaga perawat

tidak mengalami kecemasan. Hal ini kemungkinan karena sebagian

perawat merasa kinerja perawat cukup baik dalam menjalankan tugas dan

dalam berinteraksi dengan pasien Covid-19. Paling penting untuk

mencegah masalah kecemasan adalah kinerja yang cukup baik, sehingga

tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya tidak merasa khawatir

dengan dirinya sendiri bahkan dengan anggota keluarga mereka.

c. Kinerja Perawat

Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kinerja perawat yang menyatakan kurang sebanyak 9 orang (22.5 %).

Sedangkan perawat yang menyatakan kinerja sedang sebanyak 18 orang

(45.0), dan perawat yang meyatakan kinerja baik sebanyak 13 (32.5%).

Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi atau indikator

suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Kinerja atau

prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya (Nursalam, 2013).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Rarastanti (2020) dengan topik penelitian yaitu pengaruh stres kerja
48

terhadap kinerja tenaga kesehatan melalui mediasi job Burnout selama

masa pandemi Covid 19 di RSU Aisyiyah Ponorogo. Dengan hasil

penelitian menemukan bahwa stres kerja memiliki efek negatif dan

signifikan terhadap kinerja pada tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum

Aisyiyah Ponorogo, Stres kerja memiliki efek positif dan signifikan pada

burnout pada tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Aisyiyah Ponorogo

dan stres kerja berdampak negatif dan signifikan terhadap kinerja tenaga

kesehatan Rumah Sakit Umum Aisyiyah Ponorogo melalui mediasi

variabel burnout.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti, et al

(2020) yang bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi bekerja

perawat pada masa pandemi Covid-19 di Bali. Dari hasil penelitian

tersebut didapatkan bahwa perawat memiliki motivasi kerja baik sebanyak

102 orang (52,8%) dan perawat yang memiliki motivasi kerja kurang

sebanyak 91 orang (47,2%). Hasil penelitian Yanti, et al (2020)

menjelaskan bahwa sebagian besar perawat pada masa Covid-19 memiliki

motivasi bekerja baik.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif,

et al (2021) yang mendapatkan jumlah responden yang memiliki motivasi

kerja kurang sebanyak 13 (22,41%), motivasi kerja cukup sebanyak 43

(72,42%) dan motivasi kerja baik sebanyak 3 orang (5,17%). Motivasi

perawat dalam merawat pasien Covid-19 dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu usia, status perkawinan dan situasi lingkungan kerja seperti

tersedianya kebijakan dan alat pelindung diri yang memadai.


49

Berdasarkan hasil penelitian, teori serta penelitian terkait maka

peneliti berasumsi bahwa perawat dapat melakukan peran, fungsi,

tanggung jawabnya terhadap pasien secara baik mengesampingkan kondisi

lainnya apalagi disaat pandemi covid-19 ini dan hal tersebut merupakan

kinerja perawat yang harus dilakukan oleh perawat saat melaksanakan

tugasnya.

d. Analisis Tingkat Kecemasan Tenaga Kesehatan Dengan Kinerja

Perawat

Berdasarkan tabel 4.4 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

tidak ada kecemasan dengan kinerja perawat kurang, sedang ataupun baik

tidak ada (0%), tenaga perawat yang menyatakan merasa kecemasan

ringan dengan kinerja perawat kurang sebanyak 1 orang (2.0%), tenaga

perawat yang menyatakan merasa kecemasan sedang dengan kinerja

perawat sedang sebanyak 9 orang (18.0%) dan tenaga perawat yang

menyatakan merasa kecemasan berat dengan kinerja perawat baik

sebanyak 9 orang (54.1%).

Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan hasil uji korelasi Rank

Spearman diperoleh nilai Correlation Coefficient sebesar -0,477 artinya

korelasi antara kedua variabel tersebut rendah dan didapatkan nilai

signifikansi sebesar 0,02 (p <0,05) yang artinya Ha diterima dan H0

ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara tingkat

kecemasan terhadap kinerja tenaga kesehatan pada masa pandemi COVID-

19 di Puskesmas Kerongkong tahun 2022.


50

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ariasti & Handayani (2019) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

tingkat kecemasan dengan motivasi kerja perawat di RSUD dr. Soeratno

Gemolong. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa ada hubungan

yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan motivasi kerja perawat

dengan nilai p value 0,001 dan nilai koefisien korelasi 0,552.

Berdasarkan hasil penelitian, teori terkait serta penelitian terkait

maka peneliti berasumsi bahwa dengan tingginya kasus terinfeksi covid-19

serta banyaknya tenaga medis dan non medis yang ikut tumbang karena

terpapar membuat perawat sebagai garda terdepan sistem pelayanan

kesehatan mengalami kecemaan ringan sampai berat, Perawat yang

mengalami kecemasan dapat mempengaruhi kinerja perawat tersebut di

sistem pelayanan asuhan keperawatan, serta terdapat perawat yang

mengalami penurunan kinerja yang dapat terjadi karena berbagai sebab.

Hasil penelitian ini bereda dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Suhamdani (2020) dengan topik penelitian yaitu hubungan efikasi diri

dengan tingkat kecemasan perawat pada masa pandemi Covid 19 di

Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan hasil penelitian yaitu berdasarkan

uji statistik diperoleh p = 0,006 (<0,05), artinya tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara efikasi diri dengan tingkat kecemasan perawat pada

masa pandemi COVID 19 di Provinsi NTB.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari adanya hambatan dan

keterbatasan penelitian. Peneliti memiliki keterbatasan dalam menemui


51

responden dikarenakan pada saat penelitian responden terkendala pasien saat

akan mengisi kuesioner dan penelitian bertepatan dengan proses pelayanan

kesehatan. Sehingga dalam penelitian ini sebagian memberikan kuesioner ke

penanggung jawab, pada saat bergantian piket penanggung jawab dapat

memberikan kuesioner dan meminta bantuan dalam mengontrol tiap perawat

dalam mengisi kuesioner.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis uji variabel yang dilakukan

untuk menguji hubungan tingkat kecemasan dengan kinerja perawat pada

masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Kerongkong, maka dapat disimpulkan

1. Karakteristik umur responden perawat di puskesmas kerongkong rata-

rata usia 26-39 tahun sebanyak 27 perawat (75.5 %), dengan jenis

kelamin terbanyak yaitu Perempuan sebanyak 39 perawat (77.5 %) dan

pendidikan terbanyak yaitu S1+Ners sebanyak 20 perawat (50.0 %).

2. Tingkat kecemasaan tenaga perawat di Puskesmas Kerongkong sebagian

besar dalam kategori cemas ringan sebanyak 19 perawat (47.5%).

3. Kinerja tenaga perawat di Puskesmas Kerongkong sebagian besar dalam

kategori sedang sebanyak 18 perawat (45.0%).

4. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kinerja

tenaga perawat pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Kerongkong

dengan nilai V 0.02<0,05.

B. Saran

1. Bagi Instansi yang Terkait (Puskesmas kerongkong)

Diharapkan kepada perawat di pueskesmas kerongkong untuk

selalu berfikir positif terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan resiko,

diharapkan kepada perawat untuk mencari informasi dan memahami

tentang informasi Covid-19 baik itu dari media elektronik maupun media

cetak untuk menambah wawasan.

52
53

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal dan referensi untuk

melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan dan dibahas

lagi oleh peneliti selanjutnya dan diharapkan pada peneliti selanjutnya agar

dapat meneliti factor-faktor yang dapat menyebabkan kecemasan perawat

dimasa pandemic Covid-19, serta dapat melakukan intervensi dalam

pengendalian cemas.
DAFTAR PUSTAKA

Ahid, Mudayana A. 2014. Pengaruh Motivasi dan Beban Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul, Jurnal Kes Mas
Vol 4, No2 Juni 2010: 76-143, ISSN:1978-0575. Hal 84-92

Amir, M. (2020). Assessing the anxiety level of Iranian general population during
COVID-19 outbreak. Asian Journal of Psychiatry. 4(2): 1-6.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2015. Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan


kedua belas. Remaja Rosdakarya:Bandung

Annisa, D., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia
(Lansia). Jurnal Konselor Universitas Padang, 5(2), 93-99.

Ariasti, D., & Handayani, A. T. (2019). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan


Motivasi Kerja Perawat di RSUD dr. Soeratno Gemolong. KOSALA:
Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(1), 19-28.

Arif, Y.K. Wihardja, H., & Lina, R.N. (2021). Faktor - Faktor Yang
Mempengaruhi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Dalam Merawat
Pasien Covid-19 Di Rs X, Banten. Jurnal Sehat Mandiri, Volume 16 No
1. Diaskes 22 Agustus 2022.
http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm

Cai Hoazeng, et al. (2020). Psychological Impact and Coping Strategies of


Frontline Medical Staff in Hunan Between January and March 2020
During the Outbreak of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in
Hubei, China. Medical Science. 2(1): 1-16.

Cheng, Q et all (2020). Correspondence Mental health care for medical staff in
China during the COVID-19. Lancet, 7, 15, 26. https://doi.org/10.1016/
S2215 0366(20)30078-X

Demak, I., & Suherman. (2016). Hubungan Umur, Jenis Kelamin Mahasiswa Dan
Pendapatan Orang Tua Dengan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa
Pendidikan Sarjana Program Studi Pendidikan Dokter Fkik Universitas
Tadulako. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 3(1), 52–62

Diah Handayani,et.al. 2020. Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi


Indonesia. Vol 40. No. 2, April 2020. Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia

Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 (
ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058).

54
55

Fadli, dkk. (2020) “Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Tenaga


Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19”, Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 6(1), pp. 57–65. doi: 10.17509/jpki.v6i1.24546

Fehr AR, Perlman S. (2015). Coronavirus: AnOverview of Their Replication and


Pathogenesis. Methods Mol Biol ; 1282: 1– 23.

Gambaran Tingkat Kecemasan Perawat Saat Pandemi COVID-19 Di Negara


Berkembang Dan Negara Maju: A Literatur Review 48 Nemati, et al.
2020. Assessment of Iranian Nurses’ Knowledge and Anxiety Toward
COVID-19 During the Current Outbreak in Iran. Archives Of Clinical
Infection. 3(2): 1-5.

Hanggoro, A. Y., Suwarni, L., Selviana, & Mawardi. (2020). Dampak psikologis
pandemi COVID-19 pada petugas layanan kesehatan : studi. Jurnal
Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 15(2), 13–18.

Hawari,D. (2014). Skizofrenia Pendekatan Holistik (BPSS) Bio-Psiko-


Sosial.Sosial. Jakarta: FKUI

Huang C, dkk (2020). Clinical features of patients infected with 2019 novel
coronavirus in Wuhan, China. The Lancet. 24 jan 2020.

Kautsar, F. (2015) Uji Validitas dan Reliabilitas Hamilton Anxiety Rating Scale
Terhadap Kecemasan dan Produktivitas Pekerja Visual Inspection PT.
Widatra Bhakti

Kent GG. The psychology of dental care. Bristol: John Wright & Sons Ltd., 1984:
55-63.

Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI.

Kemenkes, RI. (2020). Perkembagan Kasus Covid-19 Kumulatif di Indonesia.


Retrieved from http://pusatkrisis.kemkes.go.id/

Korsman SNJ, van Zyl GU, Nutt L, Andersson MI, Presier W. Relman E,
Business insider Singapore. human-officials-confirm-2020.

Lai, J et all. (2020). Factors Associated With Mental Health Outcomes Among
Health Care Workers Exposed to Coronavirus Disease 2019. JAMA,
3(3), 1–12. https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2020.3976

Li, Q et all (2020). Early Transmission Dynamics in Wuhan, China, of Novel


Coronavirus–Infected Pneumonia. The New England Journal of
Medicine, 382(13), 1199–1207.
https://doi.org/10.1056/NEJMoa2001316.
56

Lim et al. (2020). Population anxiety and positive behaviour change during the
COVID-19 epidemic: Cross-sectional surveys in Singapore, China and
Italy. MedRix. 5(7):1-8. Mo Y. Et al. 2020.

Maharaj S et all (2019). Maharaj S, Lees T, Lal S. Prevalence and risk factors of
depression, anxiety, and stress in a cohort of Australian nurses.
International journal of
environmental research public health 2019;16(1):61. https://pubmed.nc
bi.nlm.nih.gov/30591627/.

Neto MLR et all (2020) When health professionals look death in the eye: the
mental health of professionals who deal daily with the 2019 coronavirus
outbreak. Psychiatry Research.
2020 : 112972. https : //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC71528
86/pdf/main.pd

Notoatmodjo, S. (2012). Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmojo, S. (2019). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen. Edisi 3 Jakarata,
Salemba Medika.

Potter. P.A dan A.G. Perry. (2018) Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi.7.
Jakarta: Salemba Medika.

Rarastanti Dian Putri, (2020). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Tenaga
Kesehatan Melalui Mediasi Job Burnout Selama Masa Pandemi
COVID-19 di
RSU Aisyiyah Ponorogo. Jurnal Universitas Airlangga.
Respository.unair.ac.id/105652/

Rossi Rodolfo. Et al. 2020.Mental health outcomes among front and second line
health workers associated with the COVID-19 pandemic in
Italy.MedRix. 5(3): 1-5.

Sugiyono, D. R. (2010). Buku Statistik untuk penelitian. Cetakan kelima.


Bandung: CV Alpabeta

Sugiyono (2011). Metode penelitian kuntitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta

Sugiyono. (2014). Buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.
57

Sugiyono, 2020. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suriana. 2014. Analisis Kinerja Perawat (Studi Ruang Rawat Inap Di Rumah
Sakit
Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi Kepulauan Riau). Artikel
Penelitian.
Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji

Stuart (2017), Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Sutejo. (2018). Buku Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.

Supardi, Sudibyo dan Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta: CV. Trans Info Media.

Vellyana, D., Lestari, A., & Rahmawati, A. (2017). Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan
Tingkat Kecemasan pada Pasien Preoperative di RS Mitra Husada Pring
sewu. Jurnal Kesehatan, 8(1), 108. https://doi.org/10.26630/jk.v8i1.403

WHO. (2020) Coronavirus desease 2019 (COVID-19).

Yanti, N.P.E.D., Susiladewi, I.A.M.V., & Pradiksa,H. (2020). Gambaran Motivasi


Bekerja Perawat Dalam Masa Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19)
Di Bali. Community of Publishing In Nursing (COPING), 2303-1298.
Diaskes 22 Agustus 2022.
https://doi.org/10.24843/coping.2020.v08.i02.p07

Yuniarsih Mampuni Sri, Rahajeng Win Martini, (2021). Pendidikan Kesehatan


dan
Konsultasi Online untuk menurunkan kecemasan perawat dalam
Menangani
Pasien COVID-19. Jurnal ABDIMAS Volume 2 Nomor 1.
Https://www.jurnal.unikal.ac.id/index.php/abdimas/article/view/1291/9
57.

Yurianto, A dkk. (2020). Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial


Pada Pandemi COVID-19. Kementrian Kesehatan RI. Direktorat
Jendral Pencegahan dan pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan .
58

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Saya Dhomanillah Ali Hida adalah Mahasiswa STIKES Hamzar Lombok

Timur Program Studi S1 ilmu Keperawatan, mengharapkan partisipasi Ibu dalam

penelitian saya yang berjudul “Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kinerja

Tenaga Perawat pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Kerongkong Tahun

2022”. Peneliti mengharapkan tanggapan dan jawaban yang diberikan hanya

sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu ketahui tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

Saya menjamin kerahasiaan jawaban yang Bapak/Ibu berikan hanya akan

dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan kesehatan masyarakat.

Sebagai bukti bahwa Bapak/Ibu telah diberi informasi dan setuju untuk menjadi

responden dalam penelitian ini, mohon cantumkan tanda tangan dalam kolom

yang tersedia di bawah ini.


59

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan ini saya :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang akan dilakukan

oleh :

Nama : DHOMANILLAH ALI HIDA

NIM : 113118005

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan

Untuk mengisi daftar pertanyaan penelitian Skripsi yang disusun oleh mahasiswa

STIKES Hamzar Jurusan Keperawatan tanpa prasangka dan paksaan, jawaban

yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya semata-mata untuk kepentingan ilmu

penelitian.

Demikian Surat Pernyataan ini

Peneliti, Responden,

(DHOMANILLAH ALI HIDA) (……………..……… )


60

Lampiran 5

ANALISIS UNIVARIAT
TABEL FREKUENSI DAN PERSENTASI

Frequencies

Frequency Table
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 9 22.5 22.5 22.5
Perempuan 31 77.5 77.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
61

Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 26 3 7.5 7.5 7.5
27 1 2.5 2.5 10.0
29 1 2.5 2.5 12.5
30 1 2.5 2.5 15.0
31 3 7.5 7.5 22.5
32 3 7.5 7.5 30.0
34 4 10.0 10.0 40.0
35 5 12.5 12.5 52.5
36 2 5.0 5.0 57.5
37 2 5.0 5.0 62.5
39 2 5.0 5.0 67.5
40 1 2.5 2.5 70.0
43 1 2.5 2.5 72.5
44 1 2.5 2.5 75.0
46 2 5.0 5.0 80.0
54 2 5.0 5.0 85.0
56 2 5.0 5.0 90.0
57 1 2.5 2.5 92.5
58 2 5.0 5.0 97.5
59 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
62

Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid D3 18 45.0 45.0 45.0
D4 2 5.0 5.0 50.0
S1+Ners 20 50.0 50.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Kecemasan Tenaga Perawat


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cemas Ringan 18 45.0 45.0 45.0
Cemas Sedang 19 47.5 47.5 92.5
Cemas Berat 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Kinerja Perawat
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang 9 22.5 22.5 22.5
Sedang 18 45.0 45.0 67.5
Baik 13 32.5 32.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Lampiran 6
ANALISIS BIVARIAT
UJI SPEARMAN RANK
KECEMASAN DENGAN KINERJA PERAWAT

Crosstabs
63

Kecemasan Tenaga Perawat * Kinerja Perawat Crosstabulation


Count
Kinerja Perawat
Kurang Sedang Baik Total
Kecemasan Tenaga Cemas Ringan 1 9 9 19
Perawat Cemas Sedang 5 9 4 18
Cemas Berat 3 0 0 3
Total 9 18 13 40

Correlations
Kecemasan
Tenaga Kinerja
Perawat Perawat
Spearman's rho Kecemasan Tenaga Correlation
1.000 -.477**
Perawat Coefficient
Sig. (2-tailed) . .002
N 40 40
Kinerja Perawat Correlation
-.477** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .002 .
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai