Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu

perlakuan terhadap karakteristik subjek yang diteliti. Pada penelitian eksperimen

semu tidak memungkinkan untuk mengontrol semua variabel yang relevan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kelas ibu hamil plus terhadap

intensi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian eksperimen ini adalah the nonequivalent pretest-posttest

group design. Berdasarkan desain tersebut, langkah pertama yang harus dilakukan

adalah menentukan kelompok eksperimen 1 dan 2. Langkah kedua adalah

memberikan pretest (tes awal) yang sama pada kelompok eksperimen 1 dan 2.

Kemudian kedua kelompok eksperimen tersebut diberikan perlakuan yang

berbeda, yaitu kelompok kelas ibu hamil plus dan kelas ibu hamil yang sudah

biasa berjalan.

1
C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kedungreja , Kecamatan Kedungreja,

kabupaten Cilacap. Masuk dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Kedungreja.

2
D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu hamil yang ada di wilayah Desa

Kedungreja, usia kehamilan 10-36 mg.

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan secara acak, ibu hamil yang ada di Desa

Kedungreja dipilih secara acak, sejumalah 20 ibu hamil. 10 ibu hamil kelompok

perlakuan, 10 ibu hamil kelompok kontrol.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent), variabel

terikat (dependent), dan variabel kontrol.

3
1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kelas ibu hamil plus.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah intensi ibu unutuk memberikan ASI

Eksklusif.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol pada penelitian ini adalah dukungan suami dan keluarga,

akses informasi.

F. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini memberi batasan definisi operasional sebagai berikut:

1. Kelas ibu hamil plus adalah pembelajaran ibu hamil yang terdiri dari 10 orang

ibu hamil ( kelompok kecil ) secara sistematis, terfokus, dengan

menggunakan metode komunikasi antar pribadi dengan tujuan untuk

memberikan informasi tentang asi eksklusif secara lengkap, dengan metode

semenarik mungkin sehingga ibu memiliki intensi yang kuat untuk

memberikan ASI secara ekslusif pada calon bayi yang sedang dikandungnya.

4
2. Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan jumlah peserta
masimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan
tukar pengalaman, tentang kesehatan ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh
dan sistematis serta dapat dilaksankan secara terjadwal dan berkesinambungan.
Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan
paket kelas ibu hamil, yang terdiri atas buku KIA, lembar balik (flip chart),
pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil, pegangan fasilitator kelas ibu hamil,
dan buku senam ibu hamil. (Kemenkes RI, 2014).
3. Intensi menyusui adalah tindakan ibu dalam memformulasikan rencana
pemberian ASI kepada bayinya dan merupakan salah satu prediktor berhasilnya
ASI ekslusif.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui

tes dan observasi.

1. Tes

Data tes diperoleh dari pretest dan posttest. yang diberikan untuk mengetahui

sejauh mana intensi ibu untuk menyusui secara eksklusif. Pretest adalah tes yang

dilakukan pada kelompok sebelum diberi perlakuan. Posttest adalah tes yang

dilakukan pada kelompok setelah diberi perlakuan dan bertujuan untuk

mengetahui intensi ibu setelah perlakuan.

5
2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilaksanakan

dan kesesuainnya terhadap pembelajaran yang telah direncanakan. Observasi

merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan

perilaku subjek penelitian yang dilakukan secara sistematik. Alat yang digunakan

untuk mengobservasi dapat berupa lembar pengamatan atau check list

(Mulyatiningsih, 2012: 26). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

observasi keterlaksanaan pembelajaran.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes

dan instrumen non tes.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes berupa pretest dan posttest yang digunakan untuk mengetahui

intensi ibu untuk menyusui secara eksklusif. Pretest dilaksanakan pada kelompok

sebelum diberikan perlakuan. Posttest dilaksanakan pada kelompok setelah

diberikan perlakuan

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengamati proses

pembelajaran sesuai rencana pembelajaran kelas ibu hamil. Lembar observasi

6
berbentuk checklist. Pengisisan lembar observasi dilakukan oleh seorang observer

pada setiap pembelajaran yaitu dengan memberikan checklist pada kolom “Ya”

jika aspek yang diamati terlaksana atau pada kolom “Tidak” jika aspek yang

diamati tidak terlaksana.

I. Analisis Instrumen

Analisis instrumen dalam penelitian ini terdiri dari validitas instrumen dan

reliabilitas instrumen. Hal ini dilakukan agar instrumen yang akan digunakan

menjadi alat ukur yang valid dan reliabel.

1. Validitas Instrumen

Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi. Pembuktian validitas

isi diperoleh dengan kesepakatan para ahli (expert judgements), yaitu orang yang

memiliki kepakaran di bidang yang sesuai dengan instrumen untuk penelitian.

Ahli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dosen Jurusan Pendidikan

Matematika. Para ahli berperan untuk memberikan penilaian dan masukan

terhadap instrumen untuk kemudian diperbaiki. Dari penilaian tersebut akan

diperoleh kesimpulan instrumen tersebut layak digunakan tanpa revisi, layak

digunakan dengan revisi, atau tidak layak digunakan.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian iniadalah rumus Alpha

Cronbach.

7
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

𝑘 ∑ 𝑏𝜎2
𝑟11 = [
] [1 − ]
𝜎𝑡2
𝑘−1
Keterangan:

𝑟11 = koefisien reliabilitas

𝑘 = banyaknya butir soal

∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varian skor setiap butir soal

𝜎𝑡2 = varian skor total

Interpretasi dari perhitungan koefisien reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3

berikut.

Tabel 3. Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Kriteria


0,800 − 1,000 Sangat tinggi
0,600 − 0,799 Tinggi
0,400 − 0,599 Cukup
0,200 − 0,399 Rendah
0,00 − 0,199 Sangat rendah
(Arikunto dalam Sunarti & Rahmawati (2013: 99))

Reliabilitas instrumen dapat dihitung dengan bantuan software SPSS 21

menggunakan reliability analysis. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh

nilai 𝑟11 untuk soal pretest sebesar 0,409 yang masuk kategori cukup dan nilai 𝑟11

untuk soal posttest sebesar 0,707 yang masuk kategori tinggi. Hasil perhitungan

dengan SPSS selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.6 dan lampiran 3.7.

J. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan teknik analisis data yang meliputi

analisis deskriptif, uji asumsi atau uji prasyarat analisis, dan uji hipotesis.

8
1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh agar

memperoleh informasi yang berguna dalam penelitian. Data tersebut berupa data

prestasi belajar matematika siswa dan data observasi keterlaksanaan

pembelajaran.

Data prestasi belajar matematika siswa berupa data pretest dan posttest.

Teknik statistik yang digunakan yaitu rata-rata (mean), ragam (variansi), dan

simpangan baku (standar deviasi) dengan rincian sebagai berikut.

a. Rata-rata (mean)

Rumus untuk menghitung rata-rata adalah sebagai berikut:

∑𝑛 𝑥i
i=1
𝑥̅ = 𝑛
Keterangan:

𝑥̅ = rata-rata (mean)

𝑛 = banyaknya sampel

𝑥i = skor data ke-i

b. Ragam (variansi)

Rumus untuk menghitung ragam adalah sebagai berikut:


∑𝑛 (𝑥i − 𝑥̅)2
i=1
𝑠2 = 𝑛−1
Keterangan:

𝑠2 = ragam (variansi)

𝑛 = banyaknya sampel

9
𝑥i = skor data ke-i

𝑥̅ = rata-rata (mean)

c. Simpangan baku (standar deviasi)

Rumus untuk menghitung simpangan baku adalah sebagai berikut:

∑𝑛 (𝑥i − 𝑥̅)2
i=1
𝑠 = √𝑠2 = √ 𝑛−1

Keterangan:

s = simpangan baku (standar deviasi)

𝑠2 = ragam (variansi)

𝑛 = banyaknya sampel

𝑥i = skor data ke-i

𝑥̅ = rata-rata (mean)

Data observasi keterlaksanaan pembelajaran dideskripsikan dengan

menginterpretasi penilaian lembar observasi yaitu skor “1” jika aspek yang

diamati terlaksana dan skor “0” jika aspek yang diamati tidak terlaksana.

Persentase skor lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dihitung

dengan membandingkan jumlah skor pencapaian per indikator dengan jumlah skor

maksimal per indikator.

2. Uji Asumsi atau Uji Prasyarat Analisis

Uji asumsi atau uji prasyarat analisis dilakukan sebagai syarat sebelum

dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Uji asumsi dalam penelitian ini yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas.

10
a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data masing-masing

kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji

normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov.

1) Hipotesis

𝐻0: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

𝐻1: data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Statistik Uji

𝐷ℎi𝑡𝑢𝑛g = 𝑚𝑎𝑘𝑠 *|𝑝𝑘 − 𝑧𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 |+

dengan 𝑝 = (ƒ𝑘i) dan 𝑧


Ki −K̅
𝑘 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
∑𝐹 𝑠

Keterangan:

𝑝𝑘 : distribusi frekuensi kumulatif

f𝑘i : frekuensi kumulatif ke-i

∑ 𝐹 : jumlah frekuensi

Xi : data ke-i

X̅ : rata-rata

𝑠 : simpangan baku

3) Taraf Signififikansi = 0,05

4) Kriteria Keputusan

Kriteria keputusan yang diambil yaitu 𝐻0 diterima jika 𝐷ℎi𝑡𝑢𝑛g < 𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Uji

normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov ini dapat dilakukan dengan bantuan

11
software SPSS 21. Kriteria keputusannya yaitu 𝐻0 diterima jika nilai signifikansi

lebih dari 0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan utuk mengetahui kesamaan varians dari kedua

kelompok eksperimen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Levene’s.

1) Hipotesis
𝐻0: 𝜎2 = 𝜎2 (kedua data homogen)
1 2

𝐻1: 𝜎 G 𝜎 (kedua data tidak homogen)


2 2

1 2

2) Taraf Signifikansi = 0,05

3) Statistik Uji

𝐹ℎi𝑡𝑢𝑛g = 𝑣𝑎𝑟i𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟


𝑣𝑎𝑟i𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐i𝑙
4) Kriteria Keputusan

Kriteria keputusan yang diambil yaitu 𝐻0 diterima jika 𝐹ℎi𝑡𝑢𝑛g < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Uji

homogenitas dengan Levene’s ini dapat dilakukan dengan bantuan software SPSS

21. Krietria keputusannya yaitu 𝐻0 diterima jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan

uji beda rata-rata terhadap prestasi awal pada masing-masing kelompok

eksperimen. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-

rata untuk prestasi awal kedua kelompok tersebut. Uji yang digunakan yaitu uji

independent sample t-test dengan taraf signifikansi 0,05 pada software SPSS 21.

12
Hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
𝐻0: 𝜇1 = 𝜇2 (tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen 1

dan kelompok eksperimen 2)

𝐻0: 𝜇1 G 𝜇2 (terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2)

Kriteria keputusan yang diambil yaitu 𝐻0 diterima jika nilai signifikansi lebih
dari 0,05. Jika hasil uji beda rata-rata nilai pretest menunjukkan tidak terdapat
perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen 1 dan 2, maka data yang
digunakan untuk uji hipotesis cukup dengan data posttest. Jika hasil uji beda rata-
rata nilai pretest menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok
eksperimen 1 dan 2, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
skor gain yaitu menggunakan selisih nilai posttest dan pretest. Rumus untuk skor
gain adalah sebagai berikut:
𝑥2 − 𝑥1
𝑔 = 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥1

Keterangan:

𝑔 : skor gain

𝑥1 : nilai pretest

𝑥2 : nilai posttest

𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 : nilai maksimal

Kriteria skor gain berdasarkan analisis terhadap skor gain menurut Lestari dan

Yudhanegara (2015: 235) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 2 Kriteria Skor Gain


Rata-rata skor gain Kriteria
𝑔 ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ 𝑔 < 0,7 Sedang
𝑔 < 0,3 Rendah

13
a. Uji Hipotesis Pertama

Rumusan masalah yang pertama adalah apakah pembelajaran saintifik dengan

setting pembelajaran kooperatif STAD efektif ditinjau dari prestasi belajar

matematika siswa. Pembelajaran dikatakan efektif jika rata-rata posttest siswa

minimal 75.

1) Hipotesis

𝐻0: 𝜇1 ≤ 74,99 (pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran

kooperatif STAD tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar

matematika siswa)

𝐻1: 𝜇1 > 74,99 (pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran

kooperatif STAD efektif ditinjau dari prestasi belajar

matematika siswa)

2) Statistik uji

Statistik uji yang digunakan yaitu uji t dengan rumus sebagai berikut:

𝑥̅ − 𝜇0
𝑡= 𝑠
√𝑛

dengan derajat bebas yaitu 𝑣 = 𝑛 − 1

Keterangan:

𝑥̅ : rata-rata nilai posttest kelompok eksperimen 1

𝜇0 : nilai yang dihipotesiskan yaitu 74,99

𝑛 : banyaknya siwa kelompok eksperimen 1

𝑠 : simpangan baku kelompok eksperimen 1

3) Taraf signifikansi = 0,05

14
4) Kriteria keputusan

𝐻0 ditolak jika 𝑡 > 𝑡𝛼(𝑣).

Pengujian hipotesis ini dibantu menggunakan uji one sample t-test pada

software SPSS 21. Kriteria keputusan yang diambil adalah 𝐻0 ditolak jika nilai

signifikansi kurang dari 0,05.

b. Uji Hipotesis Kedua

Rumusan masalah yang kedua adalah apakah pembelajaran saintifik dengan

setting pembelajaran kooperatif Jigsaw efektif ditinjau dari prestasi belajar

matematika siswa. Pembelajaran dikatakan efektif jika rata-rata posttest siswa

minimal 75.

1) Hipotesis

𝐻0: 𝜇2 ≤ 74,99 (pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran

kooperatif Jigsaw tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar

matematika siswa)

𝐻1: 𝜇2 > 74,99 (pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran

kooperatif JIgsaw efektif ditinjau dari prestasi belajar

matematika siswa)

2) Statistik uji

Statistik uji yang digunakan yaitu uji t dengan rumus sebagai berikut:

𝑥̅ − 𝜇0
𝑡= 𝑠
√𝑛

dengan derajat bebas yaitu 𝑣 = 𝑛 − 1

Keterangan:

15
𝑥̅ : rata-rata nilai posttest kelompok eksperimen 2

𝜇0 : nilai yang dihipotesiskan yaitu 74,99

𝑛 : banyaknya siwa kelompok eksperimen 2

𝑠 : simpangan baku kelompok eksperimen 2

3) Taraf signifikansi = 0,05

4) Kriteria keputusan

𝐻0 ditolak jika 𝑡 > 𝑡𝛼(𝑣).

Pengujian hipotesis ini dibantu menggunakan uji one sample t-test pada

software SPSS 21. Kriteria keputusan yang diambil adalah 𝐻0 ditolak jika nilai

signifikansi kurang dari 0,05.

c. Uji Hipotesis Ketiga

Uji hipotesis ketiga dilakukan jika hasil uji hipotesis pertama dan kedua

menunjukkan hasil kedua model pembelajaran sama-sama efektif ditinjau dari

prestasi belajar matematika siswa. Uji hipotesis ketiga dilakukan untuk menjawab

rumusan masalah ketiga yaitu untuk mengetahui manakah yang lebih efektif

antara pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif STAD dan

pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif Jigsaw ditinjau dari

prestasi belajar matematika siswa.

1) Hipotesis

𝐻0: 𝜇1 ≤ 𝜇2 (pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif

STAD tidak lebih efektif atau sama efektifnya dibandingkan

pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif

Jigsaw)

16
𝐻1: 𝜇1 > 𝜇2 (pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif

STAD lebih efektif dibandingkan pembelajaran saintifik dengan

setting pembelajaran kooperatif Jigsaw)

2) Statistik uji

Statistik uji yang digunakan yaitu:

𝑥1̅ ̅ − 𝑥̅2̅
𝑡=
1 + 1

𝑠 𝑛1 𝑛2

(𝑛1−1)𝑠2+(𝑛2−1)𝑠2
dengan 𝑣 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2 dan 𝑠 = √ 1 2
.
(𝑛1+𝑛2−2)

Keterangan:

𝑥
̅ 1̅ ̅ : rata-rata nilai posttest kelompok eksperimen 1

𝑥̅̅2̅ : rata-rata nilai posttest kelompok eksperimen 2

𝑛1 : banyaknya siswa kelompok eksperimen 1

𝑛2 : banyaknya siswa kelompok eksperimen 2

𝑠1 : variansi kelompok eksperimen 1

𝑠2 : variansi kelompok eksperimen 2

𝑠 : variansi gabungan

3) Taraf signifikansi = 0,05

4) Kriteria keputusan

𝐻0 ditolak jika 𝑡 > 𝑡𝛼(𝑣).


2

Pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan uji independent sampe t-test

berbantuan software SPSS 21. Kriteria keputusan yang diambil yaitu 𝐻0 ditolak

jika nilai signifikansi kurang dari 0,05.

17

Anda mungkin juga menyukai