Sumber Stres
1. Individu Stres
- Kegagalan mencapai tujuan
- Konflik
- Perubahaan gaya hidup
2. Keluarga Tingkat Stres
3. Komunikasi dan Masyarakat • Ringan
- Stimuli lingkungan yang • Sedang
tidak menyenangkan • Berat
• Sangat berat
Siklus Sirkardian
Tahap-tahap Tidur
• Non-rapid Eye
Movement (NREM) Faktor yang mempengaruhi tidur
1. Obat atau substansi
- NREM stadium 1
2. Gaya hidup
- NREM stadium 2
3. Lingkungan
- NREM stadium 3
4. Stres emosional
- NREM stadium 4
5. Pola tidur
• Rapid Eye Movement
6. Makanan dan asupan kalori
(REM)
7. Aktivitas fisik
Keterangan :
: diteliti : variabel independen
: tidak diteliti : variabel dependen
25
26
3.3. Hipotesis
Terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada mahasiswa
semester VII di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2016.
27
4.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VII di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2016, mahasiswa tersebut masih
aktif kuliah dan tidak sedang cuti, dan bersedia menjadi responden peneliti.
28
Keterangan :
N = besar sampel
Zα = deviat baku alfa, sebesar 10% dua arah (1,64)
Zβ = deviat baku beta, sebesar 20% (0,84)
P2 = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0,5
Q2 = 1-P2 = 0,5
P1 – P2 = 0,25
P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti
= P2 + 0,25 = 0,75
Q1 = 1-P1 = 0,25
P = proporsi total = (P1+P2)/2 = 0,625
Q = 1-P = 0,375
Apabila seluruh nilai di atas dimasukkan ke dalam rumus akan diperoleh sebagai
berikut :
2
1,64�2x0,625x0,375 + 1,84�0,75x0,25 + 0,5x0,5
n1 = n2 = � �
(0,75𝑥𝑥0,25)2
n = 45
Jadi, besar sampel minimal yang digunakan pada penelitian ini adalah 45 orang
29
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
dari kuesioner yang diisi oleh responden.
4.4.2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang
digunaka untuk menilai tingkat stress adalah kuesioner DASS42 (Depression
Anxiety Stress Scales) dan kuesioner yang digunakan untuk menilai kualitas tidur
adalah kuesioner PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality Index).
DASS adalah satu set tiga skala laporan diri yang dirancang untuk mengukur
status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres.DASS dibentuk tidak
hanya sebagai satu set timbangan untuk mengukur secara konvensional mengenai
status emosi, tetapi untukproses yang lebih lanjut untuk pemahaman pengertian,
dan pengukuran yang berlaku dimanapun dari status emosional.
DASS terdiri dari 42 pertanyaan, dimana setiap skalanya terdiri dari 14
pertanyaan. Skala Depresi menilai dysphoria, putus asa, devaluasi hidup, self-
deprecation, kurangnya minat / keterlibatan, anhedonia, dan inersia. Skala
Kecemasan menilai gairah otonom, efek otot rangka, kecemasan situasional, dan
pengalaman subjektif dari pengaruh cemas. Skala Stres skala stres sensitif
30
31
Total ketujuh komponen, maka didapatkan skor global PSQI. Skor global > 5
dianggap memiliki kualitas tidur yang buruk, dan mungkin memiliki gangguan
tidur yang signifikan. Dianjurkan untuk ke tenaga kesahatan.
Validitas penelitian dari PSQI sudah teruji. Instrumen ini menghasilkan 7
skor yang sesuai dengan domain atau area yang disebutkan sebelumnya. Tiap
domain nilainya berkisar antara 0 (tidak ada masalah) sampai 3 (masalah berat).
Nilai tiap komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global antara 0-21. Skor
global > 5 dianggap kualitas tidur yang buruk. PSQI memiliki konsistensi internal
dan koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) 0,83 untuk tujuh komponen
tersebut.32
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
4.5.1. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS). Tahap
pengolahan data dilakukan agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang
benar. Terdapat empat tahap dalam pengolahan data, yaitu editing, coding ,
processing, dan cleaning. Pertama, editing adalah tahap memeriksa kebenaran
data yang telah terkumpul. Kedua, coding adalah tahap mengubah data yang
berbentuk huruf menjadi angka untuk mempermudah pada saat analisis data.
Ketiga, processing adalah memasukkan data kuesioner yang telah terisi dan
mengalami pengkodean ke program computer. Keempat, cleaning adalah hasil
yang sudah dimasukkan ke dalam program computer diperiksa kembali ada
kesalahan atau tidak.
32
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kategori yang berskala ordinal.
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji chi square, jika terdapat didalam sel nilai
ekspektasi <5, maka akan dianalisis dengan Kolmogorov-smirnoff. Derajat signifikan
apabila p<0,05. Uji korelasi menggunakan uji korelasi pearson (uji parametric) atau
spearman (uji non-parametrik) dan mempunyai makna r sebagai berikut :
33
34
MULAI
PERUMUSAN
SURVEI AWAL
PENENTUAN
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
ANALISA DATA
HASIL
KESIMPULAN
SELESAI
35
Berdasarkan tabel 5.1. di atas, diperoleh hasil analisis bahwa usia dari
responden terbanyak adalah 19-21 tahun sebanyak 83 orang (83%). Jenis kelamin
perempuan lebih besar yaitu sebanyak 63 orang (63%). Untuk tempat tinggal,
lebih banyak tinggal bersama orang tua yaitu sebanyak 53 orang (53%).
36
37
38
39
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas, berdasarkan hasil penilaian skor PSQI dari
100 orang responden, didapati responden dengan kelompok umur 19-21 tahun
memiliki kualitas tidur buruk sebesar 42 orang dan responden dengan kelompok
umur >21 tahun didapati memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 11 orang.
Responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak memiliki kualitas tidur
buruk yaitu sebesar 40 orang dan reponden dengan jenis kelamin laki-laki lebih
banyak memiliki kualitas tidur baik yaitu sebanyak 24 orang. Sedangkan
responden yang tinggal bersama orang tua memiliki kualitas tidur buruk yaitu
sebanyak 28 orang dan responden yang tidak tinggal bersama orag tua 25 orang
mengalami kualitas tidur buruk.
40
Berdasarkan tabel 5.5 hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa responden
dengan tingkat stres ringan memiliki kualitas tidur yang baik sebanyak 44 orang
(93,6%), dibandingkan responden dengan tingkat stres sedang-berat memiliki
kualitas tidur yang buruk sebanyak 40 orang (75,5%). Hasil uji statistic chi square
dari penelitian ini menunjukkan hasil p-value 0,0001 (CI 95%=3,683-33,255),
hasil menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan
kualitas tidur dan dari nilai PR=11,064 maka dapat dikatakan tingkat stres
merupakan faktor resiko terhadap kualitas tidur buruk.
Tabel 5.6 Hasil Uji Korelasi Antara Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur
Variabel r P
Total skor PSQI 0,595 0,0001
Dari Tabel 5.6 diatas,berdasarkan uji korelasi spearman dapat dilihat bahwa
nilai r untuk kualits tidur adalah 0,595 yang berarti semakin tinggu total skor
PSQI maka semakin meningkat tingkat stresnya dan secara statistik bermakna
karena nilai p adalah 0,0001 (<0,05).
5.2. Pembahasan
5.2.1. Analisis Univariat
5.2.1.1.Tingkat Stres
Pada penelitian ini dari 100 responden didapatkan bahwa hampir seluruh
responden memiliki tingkat stres ringan, yaitu sebanyak 64 orang, stres sedang
sebanyak 24 orang, stres berat sebanyak 9 orang, dan stres sangat berat sebanyak
41
42
5.2.1.2.Kualitas Tidur
Dari hasil penelitian ini didapati bahwa prevalensi dari 100 responden
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VII tahun
2016 lebih banyak mengalami kualitas tidur buruk sejumlah 53% dibandingkan
kualitas tidur baik sejumlah 47%.
Hasil dalam penelitian dini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lemma dkk, 2012 pada Universitas di Ethiopia didapati mahasiswa yang
memiliki kualitas tidur buruk sebesar 55,8%.36 Sementara itu berdasarkan hasil
penelitian Brick, dkk, 2010 pada mahasiswa kedokteran di Amerika memiliki
kualitas tidur buruk sebanyak 50,9%.9 Sedangkan berdasarkan penelitian yang
dilakukan Fridayana, dkk, 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Pontianak didapati mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk sebesar
72,2%.12
Dari penelitian ini kualitas tidur berdasarkan umur tidak didapati perbedaaan
yang signifikan antara kelompok umur 19-21 tahun dan >21 tahun. Hal ini dapat
dilihat dari pola tidur seseorang, dimana remaja memiliki rata-rata tidur sekitar 7,5
jam sedangkan dewasa muda memiliki rata-rata tidur 6 – 8,5 jam.19
43
44
45
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
1. Bagi mahasiswa, disarankan perlunya dilakukan gaya hidup sehat seperti
tidur yang cukup, makan makanan yang sehat dan seimbang, dan lain-lain.
Mahasiswa juga hendaknya mengatur jadwal kegiatan sehari-hari sehingga
jadwal tidurnya teratur.
2. Bagi fakultas, untuk dapat melakukan upaya pencegahan dan manajemen
stres bagi mahasiswa berupa konseling.
3. Bagi penelitian, penelitian ini diharapkan dapat sebagai pedoman dalam
penelitian terkait tentang tingkat stres terhadap kualitas tidur. Penelitian ini
tidak melihat adanya faktor-faktor interpersonal, coping style, ciri
kepribadian pada tingkat stres dan kualitas tidur untuk itu dapat diteliti lebih
lanjut pada penelitian selanjutnya.
46