TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
Katarak berasal dari bahasa Yunani Kataarrhakies yang berarti air terjun. dan
dalam bahasa Indonesia katarak berarti bular, yaitu penglihatan seperti tertutup air
terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan air) lensa, denaturasi protein
berjalan progesif ataupun dapat mengalami perubahan dalam waktu yang lama
(Tamsuri 2010).
suatu keadaan dimana mata menjadi keruh akibat adanya penumpukan cairan atau
pemecahan protein pada lensa mata yang mengakibatkan pandangan menjadi
2.1.2 Etiologi
Penyebab katarak yang paling umum yaitu usia tua, dihubungkan dengan
penyakit sistemik dan okular lain (diabetes, uveitis, dan riwayat bedah okular)
serta bisa juga karena obat sistemik seperti steroid dan fenotiazin, trauma dan
Marfan, sindrom Lowe, rubela, miopi tinggi) (Olver & Lorraine 2011).
Tamsuri (2010) menyebutkan bahwa lensa keruh atau katarak dapat terjadi
akibat beberapa faktor diantaranya fisik, kimia, penyakit predisposisi, genetik dan
2.1.3 Patofisiologi
Katarak umumnya merupakan penyakit usia lanjut dan pada usia di atas 70
tahun, dapat diperkirakan adanya katarak dalam berbagai derajat, namun katarak
dapat juga diakibatkan oleh kelainan konginetal, atau penyulit penyakit mata
menahun.
kalium, asam askorbat, dan protein berkurang. Lensa yang mengalami katarak
kimiawi ini dengan cara pengobatan belum berhasil, dan penyebab maupupun
implikasinya tidak diketahui. Akhir-akhir ini, peran radiasi sinar ultraviolet
sebagai salah satu faktor dalam pembentukan katarak senil, tampak lebih nyata.
tahun selalu ada sinar matahari yang kuat, insiden kataraknya meningkat pada usia
65 tahun atau lebih. Pada pada penelitian lebih lanjut, ternyata sinar ultraviolet
dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan
jalannya cahayake retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa
normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut
lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa
suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah
enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan
Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemik, seperti diabetes. Namun
dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi awal,
karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan
diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama.
(Saryono 2009).
Pathway katarak :
Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau
sistemik atau kelainan (katarak senil, juvenile, herediter) atau kelainan konginetal
mata. Lensa yang sedang dalam proses pembentukan katarak ditandai dengan
pada katarak imatur (insipient) tipis. Akan tetapi, pada katarak matur
(perkembangan agak lanjut) kekeruhan lensa sudah sempurna dan agak sembab.
Jika kandungan airnya maksimal dan kapsul lensa teregang, katarak ini
keluarnya air meninggalkan lensa yang relatif dehidrasi, sangat keruh, dan
kapsulnya keriput. Sebagian besar katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat yang
awam sampai kekeruhanya sudah cukup padat (matur atau hipermatur) yang
dengan oftalmoskop, lup, atau lampu celah dengan pupil yang telah dilebarkan.
Semakin padat kekeruhan lensa, semakin sulit memantau fundus okuli, sampai
akhirnya refleks fundus negatif. Pada tahap ini, katarak sudah masak dan pupilnya
Tingkatan klinis terjadinya katarak dengan asumsi tidak adanya penyakit lain,
katarak. Pada beberapa orang, secara klinis ditemukan katarak yang bermakna,
jika diperiksa memakai oftalmoskop atau lampu celah, tetapi yang bersangkutan
masih dapat melihat cukup baik untuk kerja sehari-hari. Pada kasus lain,
penurunan tajam penglihatan tidak sebanding dengan derajat kekeruhan lensa. Hal
ini disebabkan oleh adanya distorsi bayangan karena kekeruhan sebagian lensa.
transparan sehingga pupil berwarna abu-abu atau putih. Pada mata, akan tampak
kekeruhan lensa dalam beragam bentuk dan tingkat. Kekeruhan ini juga
ditemukan pada berbagai lokasi dilensa seperti korteks dan nucleus. Pemeriksaan
yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan dengan lampu celah
(splitlamp), funduskopi pada kedua mata bila mungkin, dan tonometer selain
Tanda dan gejala dari katarak menurut Nurarif & Hardhi (2015) menyebutkan:
1. Penglihatan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram. Bayangan
beraktivitas lainya.
6. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa sudah tidak
nyaman menggunakanya.
7. Warna cahaya memudar dan cenderung berubah warna saat melihat, misalnya
8. Jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya terlihat
ganda.
2.1.5 Komplikasi
Bila katarak dibiarkan maka akan terjadi komplikasi berupa glaukoma dan
menyebabkan atrofi saraf optik dan kebutaan bila tidak teratasi, Jitowiyono, S &
Weni, K (2010).
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan visus dengan kartu snellen atau chart projector dengan koreksi
atau Schiotz
4. Jika TIO dalam batas normal (< 21 mmHg) dilakukan dilatasi pupil dengan
pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat serajat kekeruhan lensa apakah
a. Derajat 1 : nukleus lunak, biasanya visus masih lebih baik dari 6/12, tampak
berwarna keabu-abuan
d. Derajat 4: nukleus keras, biasanya visus antara 3/60 – 1/60, tampak nukleus
e. Derajat 5 ; nukleus sangat keras, biasanya visus hanya 1/60 atau lebih jelek.
2.1.7 Penatalaksanaan
3. Hasil bedah katarak sangat baik, 90% pasien pasca bedah dapat
4. Ada dua jenis operasi katarak yakni Ekstraksi Katarak Intrakapsuler (EKIK)
kapsul. Dapat dilakukan pada zonula zinn telah rapuh atau berdegenerasi dan
EKIK adalah pada pasien < 40 tahun yang masih mepunyai ligament
pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior
sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut.
Termasuk ke dalam golongan ini ekstraksi linier, aspirasi dan irigasi. Penyulit
yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katark
7. Salah satu penemuan terbaru pada EKEK adalah Fakoemulsi. Cara ini
korteks lensa menjadi partikel kecil yang kemudian diaspirasi melalui alat
yang sama yang juga memberikan irigasi kontinu. Dengan teknik ini waktu
pasca operasi.
8. Pada mata yang telah dikeluarkan lensanya akibat katarak, pasien akan
menggalami penglihatan yang tidak jelas dan perlu lensa pengganti dan mata
tidak dapat melihat dekat atau berakomodasi. Karena itu pasien memerlukan
sebuah lensa pengganti / koreksi. Koreksi ini dapat dilakukan dengan metode
: kaca mata apakia, lensa kontak atau implant lensa intraokuler (IOL)
9. Kaca mata apakia Keuntungan : dapat mengambil alih fungsi lensa mata yang
dikeluarkan, kaca mata merupakan alat penglihatan yang aman dan harga
memakainya, kaca mata terlalu tebal dan berat, benda akan terlihat
melengkungg, terlihat benda lebih besar 30% dari ukuran sesungguhnya, pada
10. Lensa kontak jauh lebih nyaman dari kaca mata apakia, dengan pembesaran
pandang dan tak ada keselahan orientasi spesial. Kelemahan tenik ini adalah
penyimpanan yang selamanya harus bersih dan kalau bisa steril, pemakaian
sukar pada usia lanjut dan diperlukannya ketrampilan pasien dalam hal
11. IOL adalah lensa permanen plastic yang secara bedah diimplantasi ke dalam
a. Ada beberapa bentuk IOL : Lensa bilik mata yang ditempatkan di depan iris
b. Lensa dijepit pada iris yang kakinya tidak terletak pada sudut bilik mata
c. Lensa bilik mata belakang yang diletakkan pada kedudukan lensa normal di
untuk melakukan suatu aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja merupakan
salah satu dari tanda kesehatan individu tersebut dimana kemampuan aktivitas
seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal.
Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan berbagai gangguan pada
sistem musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga
Hidayat, 2009).
1. Tulang
mekanis untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi
sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor yang bisa
dilepaskan setup saat susuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam
Terdapa tiga jenis tulang, yaitu tulang pipih seperti tulang kepala dan
pelvis, tulang kuboid seperti tulang vertebrata dan tulang tarsalia, dan tulang
panjang seperti tulang femur dan tibia. Tulang panjang umumnya berbentuk lebar
pada kedua ujung dan menyempit di tengah. Bagian ujung tulang panjang dilapisi
kartilago dan secara anatomis terdiri dari epifisis, metafisis, dan diafisis. Epifisis
dan metafisis terdapat pada kedua ujung tulang dan terpisah dan lebih elastic pada
bergerak sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta
dihubungkan dengan tulang melalui tendon yang bersangkutan, sehingga
3. Ligamen
sendi. Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu
4. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula spinalis) dan
sistem saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki
somatic dan otonom. Bagian somatic memiliki fungsi sensorik dan motorik.
Terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat seperti pada fraktur tulang belakang
saraf radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguan sensorik pada daerah
radial tangan.
5. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi
membuat segmentasi dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen
dan berbagai derajat pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sendi, misalnya
sendi synovial yang merupakan sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh
kartilago artikuler, ruang sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan
synovial. Selain itu, terdapat pula sendi bahu, sendi panggul, lutut, dan jenis sendi
2009).
bagian bawah.
orang yang mengalami gangguan aktivitas (sakit) karena adat dan budaya
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan
volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh
gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat
dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi.
karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi
bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh
bagian bawah.
3. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki
kemampuan mobiltas yang kuat. Begitu juga sebagliknya, ada orang yang
Dampak dari imobilitas dalam tubuh dapat mepengaruhi sistem tubuh. Seperti
perubahan kulit, perubahan eliminasi (buang air besar dan kecil), dan perubahan
perilaku.
Perubahan Metabolisme
tubuh. Hal tersebut dapat dijumpai pada menurunnya Basal Metabolisme Rate
dapat juga menyebabkan penurunan ekskresi urine dan peningkatan nitrogen. Hal
tersebut dapat ditemukan pada pasien yang mengalami immobilitas pada hari
perut kembung, mual dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan
proses eliminasi.
Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan sistem ini akibat imobilitas antara lain dapat berupa hipotensi
otonom, pada posisi yang tetap dan lama, refleks neurovaskuler akan menurun
aliran vena kembali ke jantung dan akhirnya jantung akan meningkatkan kerjanya.
1. Pemeriksaan Fisik
panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya
patah tulang.
berlebihan).
3. Mengkaji sistem persendian, luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif,
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu
ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih
dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan
2. Nyeri akut
3. Intoleransi aktivitas
Intervensi Keperawatan
1) Ajarkan teknik Ambulasi dan perpindahan yang aman kepada klien dan
keluarga.
2) Sediakan alat bantu untuk klien seperti kruk, kursi roda, dan walker.
3) Beri penguatan positif untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman.
1) Ajarkan pada klien dan keluarga tentang cara pemakaian kursi roda dan
d. Latihan Keseimbangan
1) Ajarkan pada klien dan keluarga untuk dapat mengatur posisi secara
sehari hari.
3) Ajarkan pada klien atau keluarga untuk mem perhatikan postur tubuh yg
2. Nyeri akut
Pain Management
nyeri pasien
j. Tingkatkan istirahat
k. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
3. Intoleransi aktivitas
a. Managemen Energi
dijangkau
energi.
9) Kaji pola istirahat klien dan adanya faktor yang menyebabkan kelelahan.
b. Terapi Aktivitas
a. Bantuan Perawatan Diri: Mandi, higiene mulut, penis atau vulva, rambut,
kulit
4) Kolaborasi dengan Tim Medis dokter gigi bila ada lesi, iritasi, kekeringan
ektremitas yang sakit atau terbatas terlebih dahulu, Gunakan pakaian yang
longgar
4) Ajarkan pada klien dan keluarga untuk melakukan toileting secara teratur.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
2010).
keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
sosial dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil
dua atau lebih individu yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
anggota.
Extented family yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau jika anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap
ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas
anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk
membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih
mandiri. Saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan
membina hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa
kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-anaknya
sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
anaknya
Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur peran
formal adalah peran terkait atau sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen.
Keluarga membagi peran kepada anggota keluarganya dengan cara yang serupa
kompleks dan dapat diberikan kepada mereka yang kuarang terampil atau jumlah
Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak pada permukaannya,
memenuhi
A. Fungsi afektif
psiko social fungsi efektif ini merupakan sumber energi kebahagiaan keluarga
B. Fungsi sosialisasi
keluarga belajar disiplin, belajar norma, budaya dan perilaku melalui hubungan
C. Fungsi reproduksi
manusia.
D. Fungsi ekonomi
masalah kesehatan.
kesehatan
yang sehat.
b. Alamat :
c. Komposisi Keluarga :
No Nama JK Hub Umur pedidikan Pekerja Kondisi Ket
Dg Kk an Kesehatan
Genogram:
lainnya. Selain itu status sosial ekonomi ditentukan pula oleh kebutuhan-
keluarga ini
terpenuhi
kesehatan
dan istri
3) Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber
Denah rumah
berpindah tempat
masyarakat
3. Struktur peran
maupun informal
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang diait oleh keluarga yang
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi keluarga
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
2. Fungsi sosial
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
kesehatan yag melputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
masalah
mengatasi masalah
yang dibutuhkan
perawatan
kesehatan
kesehatan
4. Fungsi reproduksi
anggota keluarga
5. Fungsi ekonomi
a. Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
b. Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi /
stresor
klinik.
Dalam satu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 (satu)
sebagai berikut :
Skala untuk menentukan prioritas masalah
diubah 2
Skala : Mudah 1
Sebagian 0
Tidak dapat
3. 1
4. Rendah 1
2
Menonjolnya masalah
Skor
x Bobot
Angka tertinggi
diidentifikasi.
sakit) dan tujuan khusus (pemecahan masalah denga mengacu pada 5 tugas
standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang
ditetapkan.
Perumusan Tujuan
keberhasilan keperawatan.
TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
perencanaan yang mengacu pada diagnosa yang telah ditegakkan dan dibuat
sebelumnya.
Memberikan informasi
cara:
dengan cara :
dengan cara :
dipertimbangkan :
Kemampuan finansial
Fasilitas-fasilitas fisik
yang rumit tentang perilaku yang tidak normal (misalnya ketidak cocokan
Instansi-instansi kesehatan
Organisasi-organisai kesehatan
Pilihan tindakan keperawatan yang tepat serta cara kontak antar perawat-
TAHAP EVELUASI
baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan
dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara
A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahap eveluasi