Anda di halaman 1dari 20

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu kerangka berfikir yang

menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen

dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2012). Kerangka konsep dalam

penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Aktivitas Spiritual Kualitas Tidur

Faktor-faktor yang
Aktivitas Spiritual meliputi:
mempengaruhi kualitas
1. Syahadat tidur :
2. Sholat
1. Penyakit
3. Zakat
2. Lingkungan
4. Puasa
3. Latihan fisik dan
5. Menunaikan shalat
kelelahan
4. Obat-obatan dan zat-
zat kimia
Keterangan
5. Diet dan kalori
6. Stress psikologis
: area yang diteliti

: area yang tidak diteliti


49

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau

dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian

tersebut (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada hubungan antara aktivitas spiritual dengan kualitas tidur

pada penderita hipertensi di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada hubungan antara aktivitas spiritual dengan kualitas tidur pada

penderita hipertensi di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I

C. Variabel Penelitian

Sugiyono (2014 dalam Wahyuni, 2020) menjelaskan bahwa

variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan

antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam

variabel dalam penelitian dapat dibedakan dengan variabel yang lain maka

macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Variabel bebas (Independent variable) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnnya variabel terikat (Sugiyono, 2014). Variabel independen

dalam penelitian adalah aktivitas spiritual.

2. Variabel terikat (Dependent variable) adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas


50

(Sugiyono, 2014). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas

tidur

D. Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2014) definisi operasional adalah penentuan

konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang

dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang

digunakan untuk meneliti sehingga memungkinkan bagi peneliti

selanjutnya untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama

atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Operasional
1 Variabel Merupakan Pengukuran dilakukan Data disajikan Ordinal
Independen: aktivitas menggunakan kuesioner dalam bentuk
Aktivitas penderita yang terdiri 5 pertanyaan skor dengan skala
Spiritual hipertensi yang diadopsi dan dimodifikasi likert. Penetapan
berhubungan dari kuesioner lembar kriteria aktivitas
dengan ibadah ceklis Supriyono (2013) spiritual
yang meliputi yang telah dilakukan ditentukan
sholat, berdzikir, dalam penelitian Novela dengan kriteria:
dan aktivitas (2019) 1.Rajin jika skor
keagamaan. 6-10
2.Tidak Rajin
Skoring : jika skor 0-5
Selalu = 2
Kadang-kadang = 1 Sumber:
Tidak Pernah = 0 Novela(2019)
2 Variabel Kemampuan Pengukuran dilakukan Penetapan Ordinal
Dependen: untuk dengan menggunakan kriteria kualitas
Kualitas mempertahankan kuesioner (kuesioner tidur ditentukan
Tidur tidur yang sesuai PSQI yang telah dengan kriteria:
kebutuhan pada dimodifikasi) dan telah 1.Kualitas tidur
penderita dilakukan dalam baik < 5
hipertensi penelitian Nursiati, C, W 2.Kualitas tidur
(2018) yang buruk >5
terdiri dari 10 pertanyaan. Sumber: Buysse
51

Penilaian jawaban et al 1989


berdasarkan skala likert
dari 0-3, dimana skor 3
menggambarkan hal
negative

E. Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian merupakan kerangka

acuan bagi peneliti untuk mengkaji hubungan antar variabel dalam suatu

penelitian (Riyanto,2011). Penelitian ini merupakan jenis penelitian

kuantitatif, desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

survey analitik dengan rancangan pengambilan data secara cross sectional.

Survey analitik adalah survey atau penelitian yang bertujuan untuk

mencari hubungan antara variabel yang diteliti. Kemudian melakukan

analisis korelasi, yaitu merupakan penelitian atau penelaahan hubungan

antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subyek, yang

dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala atau dengan gejala lain

atau variabel atau dengan variabel lain (Notoatmodjo, 2010).

Rencana pengambilan data cross sectional atau potong lintang

adalah suatu penelitian dimana peneliti hanya melakukan observasi dan

pengukuran variabel pada satu saat tertentu saja. Pengukuran variabel

tidak terbatas harus tepat pada satu waktu bersamaan, namun mempunyai

makna bahwa setiap subyek hanya dikenal hanya satu kali pengukuran

(Saryono, 2010).
52

F. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah

penderita hipertensi di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I sebanyak

160 orang.

2. Sampel

Menurut Nursalam (2017) sampel merupakan bagian dari populasi

terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui

sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah

a. Besar sampel

Menetapkan besar atau jumlah sampel suatu penelitian

tergantung pada sumber-sumber yang dapat digunakan untuk

menentukan batas maksimal dari besarnya sampel dan kebutuhan

dari rencana analisis yang menentukan batas maksimal dari

besarnya sampel (Notoatmodjo, 2010). Besar sampel dalam

penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :

N
n=
1 + N ( d2 )

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi
53

d : Derajat kesalahan, dalam penelitian ini ditentukan sebesar 9%.

Dengan demikian, jumlah sampel dapat dihitung sebagai berikut:

160
n=
1 +160 ( 0,12 )

160
n=
1 +1,6

160
n=
2,6

= 61,53

= 62

n total = n + (10%N)
= 62 + (10%.60)
= 62 + 6,0
= 68
Penambahan jumlah sampel 10 % untuk mengantisipasi adanya

kuesioner yang rusak ataupun pengisian data yang tidak lengkap dari

responden.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik simple random sampling, yaitu cara

pengambilan sampel dengan memilih langsung dari populasi dan

besar peluang setiap anggota populasi untuk menjadi sampel sangat

besar (Ruqo`iye, 2012).


54

c. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inkusi

Riyanto (2011) menjelaskan bahwa kriteria inklusi

merupakan karakteristik umum subyek penelitian pada populasi

target dan sumber. Dalam penelitian ini kriteria inklusi yang

ditetapkan adalah sebagai berikut :

a. Penderita Hipertensi

b. Bersedia menjadi responden

c. Responden yang beragama Islam

d. Responden yang tempat tinggalnya di daerah Cilacap

Selatan 1

e. Responden yang berusia 30-60 tahun

f. Responden yang tidak mengalami stress

g. Responden yang masih bisa melakukan aktivitas

h. Responden yang mengkonsumsi obat-obatan hipertensi

i. Responden yang tidak menjalani diet

2) Kriteria Eksklusi

Tidak ada kriteria eksklusi.

G. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian sudah dilakukan di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I

pada bulan April-Juli 2021.

H. Etika Penelitian
55

Etika penelitian mempunyai tujuan untuk melindungi hak dan

kewajiban responden maupun peneliti. Notoatmodjo (2018) ada beberapa

pertimbangan etika yang harus diperhatikan pada penelitian ini :

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan subjek penelitian dengan memberikan lembar persetujuan untuk

menjadi subjek penelitian yang diberikan sebelum penelitian

dilakukan. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan persetujauan penelitian serta mengetahui dampaknya. Jika

subejek bersedia maka meraka harus menandatangani lembar

persetujuan. Sebaliknya, jika subjek penelitian tidak bersedia, maka

peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus

ada dalam Informed consent tersebut diantaranya partisipasi klien,

tujuan dilakukanya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen,

prosedur pelaksanaan, potensi masalah yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi dan lain-lain.

2. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian, disamping itu

peneliti memberikan kebebasan kepada subjek penelitian untuk

memberikan informasi atau tidak memberikan informasi. Responden

diberi kebebasan untuk menentukan pilihan bersedia atau tidak turut

serta dalam penelitian, setelah menerima semua informasi tentang

penelitian yang akan dilakukan. Responden juga mendapat penjelasan


56

untuk berhak mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Apabila responden bersedia mengikuti penelitian, maka responden

diminta untuk menandatangani lembar informed consent.

3. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden dan kelompok

data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian dengan tidak

mempublikasikan keterikatan informasi yang diberikan dengan

identitas responden. Dalam analisis dan penyajian data peneliti hanya

mendiskripsikan responden melalui isian kuisioner tesebut. Peneliti

menjamin privacy responden dengan tetap menjaga semua kerahasiaan

isian dalam kuisioner dan hanya menanyakan hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian serta semua informasi responden akan dirubah

dengan menggunakan coding dan hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian.

4. Keadilan dan keterbukaan (respect for justice and inclusiveness)

Apabila responden mengalami ketidaknyamanan selama pengisian

kuesioner, peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk

menyampaikan ketidaknyamanannya, kemudian responden dapat

diajukan pilihan untuk menghentikan penelitian.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Saryono (2011) menurut sumbernya, data dibedakan menjadi dua jenis,

yaitu:
57

a. Data Primer

Data Primer Data primer diperoleh langsung dari subyek

penelitian dengan menggunakan alat pengukuran data langsung

pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono,

2011). Pada penelitian ini data primer didapat dari jawaban

responden sendiri berupa kuesioner tentang aktivitas spiritual dan

kualitas tidur.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain,

tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya.

Biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang telah

tersedia (Saryono, 2011). Dalam penelitian ini, data sekunder

diperoleh dari pengurus UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I untuk

mengetahui jumlah data penderita Hipertensi di UPTD Puskesmas

Cilacap Selatan I.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data (Sugiyono, 2014). Penelitian ini menggunakan

kuesioner. Notoatmodjo (2015) menjelaskan bahwa kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam laporan tentang dirinya atau hal-hal

yang diketahui. Pernyataan yang diberikan berupa pernyataan tertutup

dijawab langsung oleh responden tanpa diwakilkan oleh orang lain.

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari :


58

a. Kuesioner A yang berisi tentang karakteristik responden untuk

mengetahui data demografi.

b. Kuesioner B sebagai alat ukur untuk variabel aktivitas spiritual.

Kuesioner aktivitas spiritual mengadopsi dan dimodifikasi dari

kuesioner lembar observasi Supriyono (2013) yang telah

dilakukan dalam penelitian Novela (2019). Instrumen yang

digunakan peneliti untuk menilai atau mengukur aktivitas

spiritual menggunakan kuesioner yang berisi 5 pertanyaan

dimana komponen ibadah wajib terdapat di pertanyaan nomor

1, sedangkan komponen ibadah sunnah terdapat pertanyaan

nomor 2,3,4,5. Skoring dalam kuesioner ini menggunakan tiga

skala bernilai 0-2. Nilai 0 untuk tidak pernah, 1 untuk kadang-

kadang dan 2 untuk selalu. Setelah nilai diketahui kemudian

hasilnya diinterpretasikan dengan kriteria rajin 6-10 diberi nilai

2 dan tidak rajin 0-5 diberi nilai 1.

c. Kuesioner C sebagai alat ukur untuk variabel kualitas tidur.

Kuesioner kualitas tidur dibuat oleh Buysse et al 1989 yang

telah dilakukan dalam penelitian Nursiati C, W (2018).

Instrumen yang digunakan peneliti untuk menilai atau

mengukur kualitas tidur menggunakan kuesioner PSQI yang

berisi pertanyaan untuk mengetahui kualitas tidur pada

penderita hipertensi dimana terdiri dari tujuh komponen

dimana komponen 1, 3 dan 6 masing-masing terdiri dari 1

pertanyaan, sedangkan komponen 2 terdiri dari 2 pertanyaan,


59

komponen 4 terdiri dari 3 pertanyaan, komponen 5 terdiri dari

8 pertanyaan, dan komponen 7 terdiri dari 2 pertanyaan.

Penilaian jawaban berdasarkan skala likert dari 0-3, dimana

skor 3 menggambarkan hal negatif. Untuk keperluan analisis

disajikan menjadi 4 kategori yaitu kualitas tidur baik 1-5,

ringan 6-7, sedang 8-14, dan kualitas tidur buruk 15-21.

3. Uji Instrumen Penelitian

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan instrumen

yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono, 2014). Kuesioner aktivitas spiritual mengadopsi dan

dimodifikasi dari kuesioner lembar observasi Supriyono (2013) dengan

r hitung > r tabel berdasarkan uji signifikan 0,544-0,802 > r tabel

0,361 dan hasil Alpha Cronbach sebesar 0,728 maka dapat

disimpulkan kuesioner B valid dan reliabel. Instrumen Pittsburgh

Sleep Quality Index (PSQI) tidak diujicobakan lagi karena sudah

diketahui tingkat validitas dan reliabilitasnya secara internasional.

PSQI memiliki konsistensi internal dan koefisien reliabilitas (Alpha

Cronbach) sebesar 0,83 (Buysse et al. 1989 dalam Hasim, 2013).

J. Prosedur Pengumpulan Data


60

Pengumpulan data dilakukan di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan

I. Adapun prosedur dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Peneliti melakukan penyusunan proposal dan mengajukan surat izin

survey pendahuluan dari kampus STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Cilacap ke Dinkes Cilacap dan Puskesmas Cilacap Selatan I.

Kemudian melakukan survey pendahuluan dan mendapatkan data

jumlah anggota Prolanis dan Posbindu Hipertensi di UPTD Puskesmas

Cilacap Selatan I. Kemudian melaksanakan uji proposal dan merevisi

proposal penelitian. Setalah mendapatkan izin dari STIKES Al-Irsyad

Al-Islamiyyah Cilacap untuk melakukan penelitian, peneliti

mengajukan surat perizinan penelitian kepada Kantor Kesatuan

Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kabupaten Cilacap dan Kantor

Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan

Daerah (BAPPELITBANGDA) Kabupaten Cilacap secara offline.

b. Kegiatan penelitian dilakukan di Prolanis UPTD Puskesmas Cilacap

Selatan I selama 3 hari karena situasi pandemic dan 1 hari di lakukan

di Posbindu untuk melengkapi responden yang kurang.

c. Lalu peneliti menentukan kriteria sampel dengan menggunakan

simple random sampling.

d. Penelitian ini dilakukan secara offline. peneliti juga membantu

memberikan penjelasan tentang pengisian kuesioner tersebut.


61

e. Setelah responden memahami penjelasan yang diberikan dan bersedia

menjadi sampel penelitian, selanjutnya kuesioner disebarkan kepada

responden yang mengikuti prolanis dan posbindu secara merata.

f. Meminta Nanda Putri Damaiyanti sebagai asisten peneliti untuk

bekerjasama dengan peneliti dalam mengumpulkan data

g. Setelah responden bersedia menjadi sampel penelitian, selanjutnya

responden diberikan informed consent dan diminta tanda tangan.

h. Responden diberi kuesioner A, B, dan C selanjutnya diminta agar

mengisi sendiri blangko kuesioner tersebut sesuai petunjuk pengisian

dan semua item pernyataan dijawab sampai selesai.

i. Setelah selesai pengisian, kuesioner dikembalikan pada peneliti dan

asisten peneliti, dilakukan pemeriksaan seperlunya.

j. Memberikan ucapan terimakasih kepada responden.

K. Analisa Data

1. Pengolahan Data
Pegolahan Data Menurut Notoatmodjo (2010), data penelitian

kuantitatif diolah dengan menggunakan komputer, yaitu:

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner (Notoatmojo, 2010). Pada penelitian ini

peneliti mengecek kelengkapan jawaban, jawaban relevan dan

konsisten jawaban dengan pertanyaan.

b. Scoring
62

Scoring dilakukan untuk mengetahui total skor dari jawaban

responden atas kuesioner tentang aktivitas spiritual dan kualitas tidur

pada penderita Hipertensi di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I.

Adapun masing-masing skoring sebagai berikut :

1) Aktivitas Spiritual

(a) Selalu diberi skor 2

(b) Kadang-kadang diberi skor 1

(c) Tidak Pernah diberi skor 0

Dengan kategori :

1. Rajin jika skor 6-10

2. Tidak rajin jika skor 0-5

c. Skoring kuesioner PSQI menggunakan skala likert dari 0-3, dimana

skor 3 menggambarkan hal negatif. Data disajikan menjadi 2 kategori

yaitu kualitas tidur baik jika skor < 5 dan buruk jika skor >5.

d. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan Notoatmodjo (2010).

Tabel 3.2

Variabel Kriteria Kode


Aktivitas spiritual Rajin 1

Tidak Rajin 2
Kualitas tidur Baik 1

Ringan 2

Sedang 3

Buruk 4
63

e. Tabulating

Tabulasi adalah membuat tabel-tabel atau sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

Pada peelitian ini data akan di kelompokan berdasarkan kategori yang

ditentukan.

f. Processing

Processing merupakan memasukan data dari jawaban masing-

masing responden yang telah diubah ke dalam bentuk kode dimasukan

menggunakan komputerisasi (Notoatmodjo, 2010).

g. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pembersihan data dari kesalahan

yang mungkin bisa terjadi (Notoatmodjo, 2010).

2. Analisis Data
Langkah terakhir dari suatu penelitian adalah melakukan analisis

data. Analisis data dilakukan secara bertahap dan dilakukan melalui

proses komputerisasi

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap

tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini

hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap

variabel (Notoadmojo, 2010). Analisis ini bertujuan untuk


64

menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik masing-masing

variabel yang diteliti. Sehingga akan terlihat distribusi dan

presentasi dari aktivitas spiritual dan kualitas tidur pada penderita

Hipertensi di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I.

Rumus presentase :

F
%= 𝑥 100%
n

Keterangan :

f : Jumlah responden pada suatu kategori

n : Jumlah responden

b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan

terhadap dua variabel yang diduga memiliki hubungan atau

korelasi (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini analisis

bivariate dilakukan untuk mengetahui hubungan aktivitas spiritual

dengan kualitas tidur, uji statistik yang digunakan adalah Chi

Square. Uji chi square digunakan untuk menguji hipotesis bila

dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas dimana datanya

berbentuk kategorik. Menurut Sugiyono (2007), rumus dasar Uji

Chi Square seperti dibawah ini:

1) Mencari Uji Chi Square

( 0−E ) ²
x²=∑ E

Keterangan:

x² : Nilai chi square


65

0 : Frekuensi yang diobservasi

E : Frekuensi yang diharapkan

Nilai E : (Jumlah sebaris x Jumlah sekolom) / Jumlah data

2) Mencari nilai X² tabel dengan rumus:

df = (b-1) (k-1)

Keterangan:

b : banyaknya baris

k : banyaknya kolom

Untuk mengetahui hubungan aktivitas spiritual dengan

kualitas tidur digunakan taraf spesifikasi yaitu α (0,05):

a) Apabila p < 0,05 = Ho ditolak, berarti ada hubungan

aktivitas spiritual dengan kualitas tidur pada penderita

hipertensi di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I.

b) Apabila p > 0,05 = Ho diterima, berarti tidak ada hubunngan

aktivitas spiritual dengan kualitas tidur pada penderita

hipertensi di UPTD Puskesmas Cilacap Selatan I.

Ketentuan yang berlaku pada uji Chi Square yaitu:

1) Bila terdapat tabel 2x2, dan tidak ada nilai E<5, maka uji

yang dipakai sebaiknya adalah Continuity Correction.

2) Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai E<5, maka uji yang

dipakai adalah Fisher’s Exact Test.

3) Bila tabel lebih dari 2x3 maka digunakan uji Pearson Chi

Square.
66

Koefisien kontingensi digunakan untuk menghitung

hubungan antara variabel bila datanya berbentuk nominal.

Koefisien kontingensi (CC) sangat erat hubungan dengan

chi square yang digunakan untuk menguji hipotesis

komparatif (k) sampel independen.

Syarat uji chi square adalah nilai expected yang

kurang dari lima dan atau nilai expected setiap sel yang

kurang dari lima tidak boleh >50%. Apabila syarat uji chi

square tidak terpenuhi maka analisis hubungan

menggunakan Fusher Exact (Anindita, 2012)

Setelah dilakukan uji statistik menggunakan Chi

Square ternyata tidak memenuhi syarat uji Chi Square

sehingga dilakukan dummy tabel. Sebelumnya kualitas

tidur dibagi menjadi 4 kategori baik,ringan,sedang,buruk

dengan klasifikasi skor baik 1-5, ringan 6-7,sedang 8-14

dan buruk 15-21. Kemudian diubah menjadi 2 kategori

yaitu baik dengan skor < 5 dan buruk dengan skor >5

dengan melakukan dummy dengan cara menggabungkan

kategori baik dengan ringan menjadi baik dan kategori

sedang dengan buruk menjadi baik untuk memenuhi syarat

uji Chi Square.


67

Anda mungkin juga menyukai