Anda di halaman 1dari 17

63

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang akan menggunakan

rancangan penelitian korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian korelatif

adalah penelitian yang bertujuan untuk melihat hubugan antara dua atau beberapa variabel

dari fenomena yang terjadi didalam suatu popolasi tertentu dan pendekatan cross sectional

yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran dan variabel independen dan

dependen hanya satu kali pada satu saat (Notoatmojo, 2010; Sugiyono, 2012; Nursalam,

2013).

Pada penelitian ini peneliti akan melakukan pengambilan data pada responden

sebanyak satu kali (pada saat itu saja) untuk mendapatkan gambaran tentang fungsi fisik

pasien stroke dan beban keluarga sebagai caregiver dan juga peneliti ingin mengetahui

hubungan variasi dalam sebuah variabel dan menguji koralasi dari variabel fungsi fisik

pasien stroke dan beban keluarga sebagai caregiver pada pasien stroke di RSUD Dr. H.

Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2018.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

di ruang Berlian, Ruby dan poli saraf. Pengambilan data penelitian akan dilakukan pada

bulan Januari-Febuari 2018. Peneliti memilih RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh

Banjarmasin sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan merupakan rujukan pertama

pada pasien stroke dan memiliki pasien stroke yang cukup banyak dimana dalam 2 tahun

terakhir angka kejadian stroke mengalami peningkatan dari 546 kejadian pada tahun 2015

meningkat sekitar 20,5% menjadi 658 kejadian.


64

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono,2012). Populasi untuk

penelitian ini adalah seluruh pasien stroke yang menerima perawatan di RSUD Dr. H.

Moch Ansari Saleh Banjarmasin selama 1 bulan terakhir dengan rata-rata perbulan

selama 10 bulan terakhir yaitu 71 pasang (71 penderita stroke dan 71 caregiver).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagaian jumlah dari

karaktiristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014; Sugiyono, 2012). Sampel pada

penelitian ini adalah pasien stroke dan caregiver yang menerima perawatan di RSUD

Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin selama satu bulan dan telah memenuhi

persyaratan/ kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.

D. Teknik Sampling

Tehnik sampling merupakan tehnik pengambilan sampel. Tehnik pengambilan

sampel pada penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan jenis

purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (ciri dan

kriteria) dari populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmojo, 2010; Sugiyono,

2012), dengan krtieria sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

a. Pasien yang sudah mengalami stroke lebih dari 1 bulan dan caregiver yang sudah

merawat pasien stroke lebih dari 1 bulan.

b. Caregiver tinggal satu rumah dengan pasien stroke dan berperan dalam merawat

dan membantu memenuhi kebutuhan pasien stroke sehari-hari.

c. Usia penderita stroke dan caregiver >18 Tahun


65

2. Kriteria Eksklusi

1. Penderita stroke atau caregiver yang tidak bersedia menjadi responden

2. Penderita stroke atau caregiver yang telah menjadi sampel untuk uji validitas dan

uji reliabilitas.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah karakteristik yag diamati yang mempunyai variasi nilai

dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau

ditentukan tingkatannya (Sugiyono, 2012). Variabel yang dieliti dalam penelitian

initerbagi atas dua yaitu :

1. Variabel independent (variabel bebas)

Variabel independent merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat) (Sugiyono, 2012;

Hidayat, 2014). Variabel independent dalam penelitian ini adalah fungsi fisik pasien

stroke.

2. Variabel dependent (variabel terikat)

Variabel dependent (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat dari variabel bebas (Sugiyono, 2012; Hidayat, 2014). Variabel

dependent dalam penelitian ini adalah beban caregiver.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasioanal berdasrkan

karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan penelitiann untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu fenomena atau objek. Definisi

operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian

(Hidayat, 2014). Definisi operasional pada penelitian ini diuraikan pada tabel 3.1 dibawah

ini.
66

Table 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur

Fungsi fisik Kemampuan untuk Kemampuan saat: Wawancara menggunakan Ordinal Dinyatakan dalam
melakukan berbagai Barthel Index rentang 0-100
aktivitas yang 1. Makan
membutuhkan 2. Mandi 1. Baik: 75-100
kemampuan fisik, mulai 3. Merawat diri 2. Cukup: 50-74
dari perawatan diri (basic (berdandan) 3. Kurang: 25-49
activity of daily living) 4. Berpakaian 4. Sangat kurang:
(ADL)) ke aktivitas yang 5. Buang air besar 0-24
lebih kuat yang 6. Buang air kecil
membutuhkan 7. Penggunaan toilet
peningkatan derajat 8. Berpindah
mobilitas, kekuatan, atau 9. Mobilitas
daya tahan. 10. Menggunakan tangga

Beban caregiver Beban caregiver telah 1. Kesehatan caregiver Kuesioner Zarit Burden Ordinal Ada 4 kategori
didefinisikan sebagai 2. Kesejahteraan Interview 1. Tidak ada
jenis stres atau psikologis caregiver beban: 0-21
ketegangan yang dialami 3. Keuangan caregiver 2. Beban ringan:
oleh caregiver terkait 4. Kehidupan sosial 21-40
dengan masalah dan caregiver 3. Beban sedang:
tantangan yang mereka 5. Hubungan antara 41-60
hadapi sebagai akibat caregiver dan pasien 4. Beban berat:
status penerima 61-88
perawatan. Ini adalah Dengan
keadaan yang diakibatkan pemberian score
oleh tugas atau batasan 0 : tidak pernah
67

perawatan yang perlu 1 : Jarang


yang menyebabkan 2: KadangKadang
ketidaknyamanan pada 3 : Cukup Sering
caregiver 4 : Hampir Selalu
(Kumar et al,
2015)
68

G. Instrument Penelitian

Instrument merupakan suatu alat ukur pengumpulan data untuk memperkuat hasil

penelitian. Instrument pada penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner dan

wawancara. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2012). Instrument yang peneliti akan gunakan tertulis dalam

bahasa Inggris, oleh sebab itu instrument akan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia

dan akan disesuaikan dengan karakteristik wilayah yang akan diteliti namun tidak

mengubah arti/makna dari instrument tersebut.

Pada penelitian ini yang digunakan oleh peneliti sebagai alat ukur adalah barthel

index dan zarit burden interview.

1. Barthel index (BI)

BI sering digunakan dibagian neurologi, psikiatri, atau rehabilitasi untuk menilai

fungsi fisik responden. Barhel index pertama kali dijelaskan pada tahun 1955 oleh Dr

Florence Mahoney dan Dorothea Barthel, dimana terdapat 10 item ukuran aktivitas

kehidupan sehari-hari dengan reliabilitas dan validitas yang sangat baik dan

penggunaanya membutuhkan 1,5 menit (Ardi, 2011). Dalam pengobatan stroke, BI itu

digunakan dalam praktik klinis untuk menilai kemampuan dasar, untuk mengukur

perubahan fungsional setelah rehabilitasi, dan untuk menginformasikan discharge

planning (Pietra et al, 2011;Duffy et al, 2013). Barthel index memiliki keandalan inter-

rater reliability yang sangat baik untuk administrasi standar setelah stroke yaitu κw,

0,93; Interval kepercayaan 95%, 0,90-0,96 pemodelan efek acak (Duffy et al, 2013).

2. Zarit burden interview

Zarit burden interview (ZBI) merupaka salah satu alat ukur yang biasa digunakan

dalam mengukur beban yang menyediakan penilaian komprehensif baik beban subjektif
69

maupun objektif. Zarit burden interview dirancang oleh Steven H Zarit (USA), untuk

mencerminkan tekanan yang dialami oleh pengasuh penderita disabilitas. Terdiri dari

22 item pertanyaan dengan 5 poin Skala Likert mulai dari tidak pernah (0), jarang (1),

kadang (2), cukup sering (3), atau hampir selalu (4). Domain dari ZBI berfokus pada

kesehatan caregiver, kesejahteraan psikologis, keuangan, kehidupan sosial,dan

hubungan antara caregiver dan pasien yang dengan nilai Croncbach’s Alpha > 0,70,

yaitu 0,88-0,91 dengan construct validity r=7,1. Instrumen ini juga akan memberikan

penilaian tunggal terhadap dampak di kehidupan caregiver karena mengasuh insan

pasca stroke. Mendapatkan nilai tinggi dalam domain tertentu menunjukkan beban yang

lebih tinggi (Seng et al, 2010; Kumar et al, 201; Purdani, 2016). Skor rata-rata ZBI

secara signifikan lebih tinggi (30,19 ± 14,81 vs 20,30 ± 12,96, P <0,01) (Imarhiagbe et

al, 2017).

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Zarit Burden Interview

Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

1. Kesehatan 10, 16 2

caregiver

2. Kesejahteraan 3, 4,7, 9, 17, 5

psikologis

3. Keuangan 11, 15 2

4. Kehidupan sosial, 2, 6, 12, 13 4

5. Hubungan antara 1, 5, 8, 14,18, 19,20,21, 22 9

caregiver dan

pasien

Jumlah 22
70

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa

yang seharusnya diukur (Nursalam, 2013). Pada penelitian ini peneliti menggunakan

instrumen yang berupa kuesioner dan wawancara dengan instrumen. Instrumen yang

peneliti gunakan yaitu zarit burden interview dan barthel index yang dimodifikasi

sehingga peneliti perlu melakukan uji validitas dan reliabilitas.

Uji validitas akan dilakukan pada 60 responden yaitu 30 responden merupakan

pasien stroke (barthel index) dan 30 responden merupakan caregiver pasien stroke

(zarit burden interview) di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin di ruang

berlian, Ruby dan Poli Saraf. Responden yang digunakan untuk uji validitas berbeda

dengan responden yang digunakan untuk penelitian. Uji validitas dalam penelitian ini

akan menggunakan rumus pearson product moment yang kemudian di uji dengan

menggunakan uji t. Untuk melihat nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan signifikan yang

digunakan adalah 5%. Dasar pengambilan keputusan adalah valid jika t hitung > t tabel

dengan indeks korelasinya (r) 0,361. Apabila ada pertanyaan yang tidak valid maka

harus diganti, dimodifikasi atau dihilangkan (Hidayat, 2014; Sugiyono, 2015).

Rumus pearson product moment

𝑛 ∑ − ∑ . ∑
Rhitung =
2 2
√[𝑛.∑ 2 − ∑ ]. [𝑛.∑ − ∑ 2]

Keterangan :

Rhitung = koefisien korelasi

∑xi = jumlah skor item

∑Yi = jumlah skor total (item)

N = jumlah responden
71

Rumus uji t

𝑟√ 𝑛−
Thitung =
√ −𝑟 2

Keterangan :

T = nilai thitung

R = koefisien korelasi hasil rhitung

N = jumlah responden

(Hidayat, 2014)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua

kali atau leih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmojo, 2012).

Setelah mengukur validitas dari kuesioner dan alat observasi maka akan

dilanjutkan dengan mengukur reliabilitas data. Untuk menguji reliabilitas lembar

kuesioner dan alat observasi peneliti akan menggunakan Cronbach’s alpha. Hasil uji

reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s alpha > 0,6 dan sebaliknya

pertanyaan dikatakan tidak reliabel jika nilai Croncach’s alpha < 0,6.

Rumus uji reliabilitas (Cronbach’s alpha) adalah:

𝑘 ∑
R 11 = [𝑘− ][1 − 𝜎 2
]

(Sugiyono, 2015)
72

I. Tehnik Pengumpulan Data

1. Tahap persiapan pengumpulan data

Teknik persiapan pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini

dimulai dengan prosedur administrasi yang berlaku, yaitu dengan mendapakan ijin dari

koordinator riset STIKES Suaka Insan Banjarmasin dan telah mendapatkan ijin dari

diklat dan dari kepala ruangan rawat inap pasien stroke (ruang Ruby dan Berlian) dan

poli saraf RSUD Dr.H Moch Ansari Saleh Banjarmasin.

2. Tahap pengumpulan data

Dalam tahap pengumpulan data untuk penelitian ini akan diambil dengan

menggunakan alat wawancara berupa skala penilaian (rating scale) yang berbentuk

deskripsi dan kuesioner yang diberikan kepada pasien dan keluarga setelah

menandatangani informed consent yang menyatakan persetujuan untuk menjadi

responden.

J. Rencana Jalannya Penelitian

Pengambilan data akan dilaksanakan pada bulan Januari-Febuari 2018 di RSUD Dr.

Moch Ansari Saleh Banjarmasin di ruang Berlian, Ruby dan Poli saraf, dengan tahap

persiapan dan pelaksanaan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Dalam tahap persiapan, setelah peneliti mendapatkan persetujuan untuk

melanjutkan judul penelitian, peneliti memulai proses pembuatan proposal sampai pada

tahap ujian proposal dan dinyatakan lulus. Setelah proposal selesai, peneliti meminta

surat izin penelitian ke pihak Institusi Pendidikan STIKES Suaka Insan Banjarmasin.

Setelah surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Institusi STIKES Suaka Insan

Banjarmasin selesai, peneliti menyampaikan surat izin tersebut kepada Direktur Rumah
73

Sakit Umum Daearah Dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasin untuk mendapatkan izin

melakukan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah mendapatkan izin penelitian dari Direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Peneliti meminta izin penelitian kepada Kepala

Ruangan di Ruang Berlian, Ruby dan juga Poli saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin untuk pengumpulan data pada responden. Sebelum

bertemu dengan responden peneliti melakukan pertemuan bersama team penelitian

untuk membahas tentang pengisian kuesioner termasuk syarat pemberian angka pada

penilaian obeservasi. Setelah itu peneliti atau team bertemu dengan responden dan

menjelaskan maksud serta tujuan penelitian. Data diambil dengan menggunakan

kuesioner yang diberikan pada responden dan wawancara langsung keadaan pasien

menggunakan skala penilaian deskripsi dilakukan pada responden yang telah

menandatangani informed consent. Sebelum itu penenliti atau team memberikan

penjelasan kepada calon responden mengenai apa yang diteliti, tujuan penelitan, dan

manfaat penelitian.

Kemudiaan peneliti atau team akan memberikan lembar persetujuan kepada calon

responden, dan dianggap menyetujui diri sebagai subjek penelitian dengan menyertakan

tanda tangan sebagai bukti persetujuan. Sebelum kuesioner diberikan peneliti atau team

terlebih dahulu menjelaskan tentang cara pengisian kuesioner, bila sudah mengerti

responden diminta untuk mengisi dan menjawab kuesioner dengan jujur, jelas, dan

lengkap. Kuesioner yang dibagikan bersifat pertanyaan dan pernyataan tertutup dengan

memilih salah satu jawaban pada setiap soalnya dan memberi jawaban langsung sesuai

pilihan.
74

Untuk responden yang tidak bisa membaca dan menulis, peneliti atau team

mendampingi penderita dengan membacakan pertanyaan. Untuk pengisian kuesioner

diberikan waktu ± 30 menit dan kuesioner langsung dikumpulkan pada peneliti atau

team saat itu juga. Kuesioner yang terkumpul kemudiaan diperiksa kelengkapannya

apakah memenuhi syarat atau tidak. Jika ada item pertanyaan yang tidak terisi

responden diminta kembali untuk mengisi jawabannya yang kosong atau lupa diisi.

Adapun keseluruhan data yang sudah terkumpul tersebut kemudiaan ditabulasikan

sesuai dengan skor yang telah ditetapkan pada tiap pilihan jawaban. Setelah data

ditabulasikan kemudiaan peneliti mengklasifikasi data serta menganalisa data terseut.

Hasil dari pengolah data kemudiaan dipergunakan untuk penyusunan laporan

penelitian.

K. Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Kuesioner – kuesioner yang sudah selesai diisi oleh responden, kemudian akan

dikumpulkan kembali oleh peneliti, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan

dan analisa data. Kegiatan dalam mengolah data meliputi (Notoatmodjo, 2010; Hidayat,

2011):

a. Editing

Pada tahap ini, lembar jawaban dikumpulkan kemudian dilakukan editing yang

tujuannya memeriksa data yang telah terkumpul di tempat pengumpulan data untuk

meneliti kembali apakah isi/jawaban dalam lembar kuesioner sudah lengkap,

sehingga jika ada kekurangan segera dapat dilengkapi. Jika ternyata didapatkan

data/informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan pengulangan, maka

lembar kuesioner beserta jawabannya tersebut dikeluarkan (drop out).


75

b. Coding

Pada tahap ini, peneliti akan melakukan 2 jenis pengkodean, pertama peneliti

akan memberikan kode responden pada sebuah kolom yang disediakan oleh peneliti

sebagai tempat merekam data secara manual atau sering dikatakan lembar kode.

Kedua, peneliti akan memberi kode pada setiap kuesioner dan jawaban dengan kode

penomoran menggunakan angka 1,2,3 dan 4 untuk mengklasifikasi jawaban-jawaban

dari para responden kedalam kategori. Pengkodean dilakukan setelah semua

kuesioner sudah dilakukan pengeditan (editing).

c. Scoring

Untuk menentukan skor atau nilai setiap item pernyataan dan menentukan nilai

terendah atau tertinggi. Peneliti melalui 5 tahapan dalam memberikan nilai (skor)

pada kuesioner berdasarakan setiap kategori soal. Tahapan tersebut adalah:

1) Menentukan nilai terendah dan nilai tertinggi

2) Menentukan rentang kelas (range)/ R dengan rumus R=NT-NR.

3) Menentukan ukuran kelas (class size/cs) yang idealnya adalah 3-15

4) Menghitung interval/jarak dengan rumus: i=R/cs

5) Memeriksa nilai terendah jika dapat dibagi dengan nilai interval maka kelas

bawah mulai dari nilai terendah tersebut akan tetapi jika tidak bisa/nilai ganjil

maka dimulai dari angka dibawah dari nilai terendah.

d. Tabulating

Tabulating merupakan proses lanjutan dari entry. Tabulating yakni proses

membuat tabel-tabel data atau yang sering disebut dengan “master table” sesuai

dengan tujuan peneliti yang diinginkan oleh peneliti.


76

e. Entry

Setelah kuesioner terisi dan telah melewati proses penskoringan, maka langkah

selanjutnya adalah data entry. Entry ialah sebuah cara yang digunakan untuk

memproses data dengan cara memasukkan data ke program software statiska

komputer setelah semua jawaban telah selesai diskor. Dalam proses ini, peneliti

dituntut harus lebih teliti dalam mengerjakannya. Jika tidak maka akan berpengaruh

pada hasilnya.

f. Cleaning

Setelah semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan,

peneliti akan mengecek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan

kode, ketidaklengkapan data di dalam komputer. Kemudiaan dilakukan proses

koreksi. Proses ini sering disebut pembersihan dara atau cleaning. Cleaning ini

contohnya seperti pemeriksaan data yang hilang (missing data), variasi data, dan

konsistensi data.

2. Analisa data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik dan metode dalam

menganalisa data, yakni:

a. Analisis Univariat

Analisis deskriptif univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel-

variabel yang diteliti fungsi fisik dan beban caregiver.

1) Untuk menyuguhkan data dari sosial demografi (usia, pekerjaan, jenis kelamin)

responden digunakan distribusi frekuensi relative atau prosentase.


𝐹
P = 𝑛 x100%

Keterangan:

P = angka prosentase
77

F = frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = jumlah respoden

(Sujdiono, 2010)

2) Untuk menggambarkan fungsi fisik dan tingkat beban caregiver sebagai hasil dari

pengukuran responden digunakan rumus rata-rata/mean (M).

∑𝑓𝑖.𝑥𝑖
Rata-rata hiung (ẍ) = ∑𝑓𝑖

Keterangan:

Xi = nilai tengah

∑Fi = jumlah frekuensi

(Hidayat, 2014)

b. Analisa Bivariat

Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan atau untuk membuktikan

hipotesis adanya aktivitas hubungan fungsi fisik dengan beban caregiver maka

dilakukan uji statistik korelasi spearman rank (Rho). Menurut Hidayat (2014), uji

statistik korelasi spearman rank adalah uji statistik yang digunakan ketika menguji

variable – variable yang menggunakan skala ordinal, dengan rumus :

−6∑𝑑2
rs =
n n2 −

Keterangan

rs = nilai korelasi spearman rank

d2 = selisih setiap pasangan rank

n = jumlah pasangan rank untuk spearman

Taraf signifikansi 95% dengan kemaknaan 5% atau 0,05. Jika nilai rs ≤ α

maka Ha diterima, artinya terdapat hubungan antara variable independen dengan

variable dependen.
78

L. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2014) masalah etika penelitian keperawatan merupakan

masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan

seperti:

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek

mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden

tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi

yang harus ada di informed consent antara lain partisipasi pasien, tujuan dilakukan

tindakan, jenis data yang diperlukan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial

masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi

dan lain-lain.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode

pada lembar pengumpulan data atau hasil yang akan disajikan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.


79

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Anda mungkin juga menyukai