B. Kerangka Teori.
Keterangan :
Skema 2.1
1
2
BAB III
1. Aktivitas fisik
2. Pola makan Kekambuhan pada pasien
3. Kepatuhan kontrol Osteoartritis post tindakan
SVF
Gambar 3.1
Skema Kerangka Konsep
3
B. Hipotesa penelitian.
Menurut Notoadmojo (2018) Hipotesis adalah dugaan atau
pernyataan sementara dari penelitian yang diungkapkan secara deklaratif
atau yang menjadi jawaban dari sebuah permasalahan.adapun hipotesis
adalah merupakan pernyataan yang harus di buktikan berdasarkan judul
penelitian yang di ambil,maka hipotesis dari penulisan ini adalah :
Ho = Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik, pola makan, dan
kepatuhan kontrol dengan tingkat kekambuhan pasien osteoartritis
di Klinik Hayandra
H1 = Ada hubungan antara aktivitas fisik, pola makan, dan kepatuhan
kontrol dengan tingkat kekambuhan pasien osteoartritis di Klinik
Hayandra.
Bagan 3.2
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala Ukur
Operasional
Variabel independen
1. Aktivitas fisik Aktivitas fisik Mengisi jawaban Kuesioner 1. Baik, nilai skor ≥ Ordinal
didefinisikan sebagai
1. Mode dan tipe mean. (mean = 32,60).
setiap pergerakan
jasmani yang aktivitas 2. Kurang baik, nilai skor
dihasilkan otot skelet
2. Frekuensi aktivitas < mean.
yang memerlukan
pengeluaran 3. Durasi aktivitas (mean = 32,60)
energi.aktivitas fisik
4. Intensitas aktivitas
yang di niai di sini
adalah aktivitas fisik Pernyataan dalam
yang dilakukan
kuesioner
responden selama 3
bulan post tindakan
SVF
Kepatuhan kontrol
3. Kepatuhan kontrol 1. Melihat data status Lembar observasi 1. Patuh jika responden Ordinal
adalah kepatuhan
pasien untuk pasien kontrol sesuai jadwal
melakukan kontrol
2. Mengisi lembar post tindakan SVF
kembali setelah SVF
observasi 2. Tidak patuh jika
responden tidak kontrol
sesuai jadwal post
tindakan SVF
Kekambuhan adalah
1. Variabel dependen 1. Melihat data status Lembar Observasi 1. Kambuh jika dalam 1 Ordinal
Kondisi dimana
Kekambuhan munculnya kembali pasien bulan responden
satu atau lebih tanda
Osteoartritis post 2. Mengisi lembar merasakan gejala
dan gejala
tindakan SVF osteoartritis setelah observasi kekambuhan kembali
sebelumnya tampak
2. Tidak kambuh jika
mereda pasca
melakukan tindakan dalam 1 bulan
SVF.
responden tidak
6
merasakan gejala
kekambuhan kembali
7
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksriptif
korelatif dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk melihat hubungan
antara aktivitas fisik, pola makan, dan kepatuhan kontrol dengan tingkat
kekambuhan pasien osteoartritis post tindakan SVF di Klinik Hayandra,
Jakarta Pusat.
D. Variabel Penelitian
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuisioner. Lembar kuisioner dikembangkan sendiri
oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep, kuisioner penelitian
berisi tentang aktivitas fisik,pola makan dan kepatuhan kontrol pada pasien
osteoartritis post tindakan SVF dengan alat ukur menggunakan skala Likert.
1. Pernyataan terkait Aktivitas fisik terhadap kekambuhan pada pasien
post tindakan SVF menggunakan kuesioner IPAQ (International
Physical Activity Questionnair ) yang telah baku yang terdiri dari 13
pernyataan dengan menggunakan Skala likert.kriteria penelitian ini
memiliki 5 alternatif jawaban yaitu SS (Sangat Sering) =5, SR
(Sering)=4, KD (kadang-kadang)=3, JR (Jarang)=2,TP (Tidak
pernah)=1.
Tabel 4.1
Kisi-Kisi Aktivitas Fisik
likert. kriteria penelitian ini memiliki 5 alternatif jawaban yaitu SS (Sangat Sering)
=5, SR (Sering)=4, KD (kadang-kadang)=3, JR (Jarang)=2,TP (Tidak pernah)=1.
Tabel 4.2
Kisi-kisi pola makan
Tabel 4.3
Lembar Observasi Kepatuhan Kontrol
No Nama Patuh Tidak Patuh
1 Tn.H √
2 Ny.MS √
3 Tn.BP √
4 Tn.SH √
5 Tn.BR √
6 Tn.ZS √
7 Dst √
a. Validitas
Menurut Sugiyono (2011) sebuah instrument dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas memiliki nama
lain seperti sahih, tepat benar. Jika instrument valid, maka pengukuran
pun kemungkinan akan benar.
Setelah instrument disebar dan terisi lengkap, maka dapat dilakukan
uji validitas secara statitik. Untuk mengetahui validitas instrument pada
penelitian ini di gunakan korelasi product moment dari Pearson dengan
bantuan SPSS versi 20 for windows.
b. Uji Validitas
Penerapan validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menyusun
kisi-kisi pertanyaan sesuai dengan variable-variable penelitian.hasil dari
pembuatan kisi-kisi pernyataan dikonsultasikan dengan pembimbing.
Langkah-langkah pengujian validitas dengan korelasi yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
r = Koefisien korelasi anatara instrumen X dan instrumen Y
x = Variabel X (instrumen X)
y = Variabel Y (instrumen Y)
n = Jumlah responden
Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan a= 0,05
maka alat ukur tersebut di nyatakan valid,dan sebaliknya maka alat ukur
tersebut adalah tidak valid. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan
program SPSS 20 for windows.
Pada kasus penelitian ini instrumen aktivitas fisik dan pola makan
merupakan instrumen baku (standar) sehingga tidak diperlukan uji
validitas. Begitu pula kepatuhan control dan kekambuhan menggunakan
lembar observasi, sehingga tidak diperlukan uji validitas.
c. Reliabilitas instrumen
Menurut Arikunto (2010), realibilitas suatu instrument menunjukan
tingkat kehandalan instrument dalam mengungkapkan data yang
dipercaya.
1). Uji Relibilitas
Relibilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan
menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono., 2011). Sebuah alat evaluasi dipandang reable (tahan uji)
apabila memiliki konsistensi, keaslian hasil. Uji reabilitas hanya
digunakan untuk menguji item yang valid saja. Pengujian relibilitas
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha
dengan rumus:
∑
r=[ ][1- ]
13
Keterangan:
r = reabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
∑σb² = jumlah varians butir
σ1² = varians total.
Pengujian ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 20
(Statistical Package for Service Soolution) bila nilai a alpha
Cronbach > 0,6 dikatakan reliable.
Berdasarkan uji validitas di atas yang tidak memerlukan uji validitas,
maka uji reliabilitas juga tidak diperlukan.
c. Observasi.
Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan lewat
pengamatan langsung.
2. Data sekunder.
a. Data rekam medis
Data yang didapatkan dari dokumen rekam medis yang ada di Klinik
Hayandra, lembaran ini memberikan petunjuk tentang data-data setiap
pasien osteoartritis yang menjalani terapi SVF adapun rencana
kontrol setiap pasien osteoartritis di Klinik Hayandra sudah
dijadwalkan setiap 2 minggu sehingga dapat digunakan untuk
mengetahui kepatuhan kontrol pasien tersebut.
b. Studi pustaka
Tehnik mengumpulkan data yang relevan dari buku, artikel ilmiah,
berita maupun sumber kredibel lainnya yang terkait dengan topik
penelitian
p = × 100%
Keterangan:
p= persentase (%)
f= frekuensi
n= Jumlah Sampel
untuk menghitung nilai rata-rata (mean ) digunakan rumus sebagai
berikut :
X
X
N
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑ x = Jumlah keseluruhan nilai responden
N = jumlah sample.
(siswanto, 2013)
2) Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa data yang menganalisa dua
variabel. Analisa bivariat ini sering digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan dan pengaruh antar variabel. Sebelum dilakukan
analisis bivariat, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak
normal. Pada penelitian ini, data dari variabel aktivitas fisik dan pola
17
x² =
Keterangan:
x² = nilai chi square
= frekuensi observasi
= frekuensi ekspektasi (harapan)
J. Etika Penelitian
18