Anda di halaman 1dari 22

A.

Kerangka Pemikiran

Menurut Suriasumantri (Sugiyono, 2017), cara berpikir tersebut


merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi pokok
persoalan.

Pola makan adalah cara mengatur porsi dan hidangan makanan menjadi
satu kali makan. Yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, gizi manusia
yang baik dan mencegah penyakit. Di masa pandemi ini, penting bagi pelajar
dan masyarakat umum untuk memperhatikan kebiasaan makan yang sehat dan
pola makan yang menghasilkan nutrisi yang baik dan seimbang yang
mendukung sistem imun tubuh, dan nutrisi yang tepat sangat penting untuk
menjaga tubuh tetap sehat. Jika konsumsi buruk maka berdampak pada
pertumbuhan yang tidak optimal.

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan terencana, terstruktur, dan berulang-


ulang yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi
untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi fisik. Aktivitas fisik juga
dapat mengatasi stres dan meningkatkan kecerdasan emosional seseorang
sehingga menunjukkan betapa pentingnya aktivitas fisik dalam kehidupan
seseorang.

Indeks massa tubuh (BMI) merupakan suatu bentuk pengukuran yang


menggunakan metode pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur
antropometri tubuh seseorang. Saat ini, kebanyakan orang lebih fokus pada rasa
makanan daripada nilai gizi dari makanan itu sendiri, sehingga berat badannya
tidak sesuai. BMI dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu jenis kelamin,
usia, pola makan, genetik dan aktivitas yang dilakukan. Menurut WHO, aktivitas
fisik adalah setiap gerakan tubuh yang mengeluarkan energi. Jika aktivitas fisik
terdiri dari olah raga ringan, sedang dan berat.

Penentuan berat badan pada remaja dipengaruhi oleh sejumlah faktor,


selain kebiasaan makan tinggi lemak, kekurangan serat, dan kurangnya aktivitas
fisik. Olahraga teratur diperlukan untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan
energi.

Faktor independen adalah jenis variabel yang menjelaskan atau


mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi faktor
independen (variabel independen) adalah faktor perilaku. Sedangkan faktor
terikat (variabel terikat) adalah jenis variabel yang dijelaskan oleh variabel bebas
atau dipengaruhi oleh variabel bebas

Bagan 2.1.1 Kerangka pemikiran “Hubungan Pola Makan dan Pola


Aktifitas dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada anak Stunting”

Pola Makan

IMT
Pola
Aktifitas

: Faktor yang diteliti

: Adanya Hubungan

B. Hipotesis

Pengertian Hipotesis dalam Panduan Penulisan Ilmiah Mahasiswa FKIP


UNPAS (2021) adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan atau
submasalah yang diteorikan dalam kerangka konseptual dan belum teruji secara
empiris. Pengujian hipotesis memungkinkan penelitian untuk menerima atau
menolak hipotesis yang diajukan. Dalam konteks di atas, hipotesis penelitian ini
terdapat Hubungan antara Pola Makan dan Pola Aktifitas dengan IMT pada
Anak Stunting.

H0 : Tidak ada hubungan antara hubungan antara pola makan dan pola
aktifitas dengan IMT pada anak Stunting.
H1 : Ada hubungan antara pola makan dan pola aktifitas dengan IMT
pada anak Stunting.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Korelasional. Analisis korelasi


adalah metode analisis data kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antara variabel sehingga dapat memudahkan dalam
menentukan serta memprediksikan nilai variabel lain (Latifah, 2021)

Penelitian ini menggunakan Pendekatan cross-sectional. Pendekatan


cross-sectional, desain penelitian melakukan pengukuran atau observasi pada
saat yang bersamaan atau melihat keadaan paparan dan keadaan penyakit pada
titik yang sama. Penelitian ini dilakukan dengan hubungan sebab akibat (Aziz,
2017).

Penelitian ini akan mengkaji Hubungan Pola Makan dan Pola Aktifitas
dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Anak Stunting di Wilayah Kerja
Puskesmas Benteng Kota Sukabumi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukukan di Wilayah Kerja Puskesmas


Benteng Kota Sukabumi.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan mulai Februari sampai Agustus 2024.
C. Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek observasi dan penelitian, dan sering juga disebut
sebagai faktor yang mempengaruhi penelitian atau fenomena yang diteliti
(Syahza, 2019). Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independent dan
variabel dependen.
1. Variabel Independen/Variabel Bebas (X)
Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
menentukan nilai variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel Independen dalam
penelitian ini adalah Pola Makan dan Pola Aktivitas.
2. Variabel Dependen/Variabel Terikat (Y)

Variabel Dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh


variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel Dependen dalam penelitian ini
adalah IMT.

D. Definisi Konseptual dan Operasional


1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan gambaran umum mengenai penelitian


yang dilakukan. Prosedurnya diuraikan dari kerangka konseptual tertulis dan
diuji dalam penelitian (Sugiono, 2017).

Kerangka konseptual merupakan gambaran dan visualisasi hubungan


antara konsep yang satu dengan konsep yang lain, atau antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain, atau hubungan antara masalah yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010).

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan metode sederhana yang digunakan


untuk menilai status gizi seseorang. IMT merupakan metode pengukuran
status gizi yang murah dan sederhana, namun tidak dapat mengukur
kegemukan secara langsung (Departemen Kesehatan RI 2010).

Aktivitas fisik adalah suatu gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan energi, antara lain aktivitas bekerja, bermain,
mengurus rumah tangga, bepergian, dan aktivitas rekreasi. Aktivitas fisik
adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan dari aktivitas otot rangka yang
mengakibatkan pengeluaran energi.

Pola makan adalah suatu cara dan upaya mengatur jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi dengan tujuan untuk memelihara kesehatan,
menjamin kecukupan gizi dan mencegah atau mempercepat berkembangnya
penyakit (Amaliyah, 2021).

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional (Nurdin, 2019), definisi operasional


menggambarkan variabel berdasarkan sifat-sifat yang dapat diamati secara
operasional, yang memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan pengamatan atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena.

Tabel penelitian Hubungan Pola Makan dan Pola Aktifitas dengan Indeks
Massa Tubuh (IMT) pada Anak Stunting

Definisi Hasil
NO Variabel Alat Ukur Skala
Operasional Ukur
A. Variabel Dependen
1. IMT metode Pengukuran Nominal 1. Norma
sederhana langsung l jika -
yang seperti 2 SD +
digunakan mengukur 2 SD
untuk tinggi badan 2. Pendek
menilai dan berat jika -3
status gizi badan. SD < -
seseorang. 2 SD
B. Variabel Independen
1. Pola Kebiasaan Kuisioner Nominal 1. Sehat
Makan mengonsum FFQ (Food jika
si makanan Frequency T≥50
sehari-hari. Quationnaire) 2. Tidak
1. Jenis sehat
makan jika
2. Frekuensi T<50
makan
3. Jumlah
makan
3. Pola Aktivitas Kuisioner Nominal 1 = Kurang <
Aktivitas fisik International 600 MET
merupakan Physical 2 = Cukup ≥
suatu Activity 600 MET
kegiatan Quesionnaire (WHO, 2012)
yang (IPAQ)
dilakukan
dalam
kehidupan
sehari-hari.

E. Populasi dan Sample


1. Populasi

Populasi adalah wilayah umum yang terdiri dari objek-objek atau subjek
dengan kualitas dan karakteristik tertentu ditentukan oleh peneliti yang
diselidiki dan kemudian ditarik kesimpulannya (Imron, 2019). Populasi
penelitian adalah seluruh sumber data atau sasaran penelitian atau sumber
dari mana data tersebut diperoleh (Abubakar, 2021).

Populasi menurut Russiand (2013) adalah suatu wilayah umum yang


terdiri dari obyek-obyek atau subyek-subyek yang mempunyai ciri-ciri dan
ciri-ciri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang darinya dapat diambil
suatu kesimpulan.

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak stunting di Wilayah


Kerja Puskesmas Sukabumi Kota Sukabumi.
2. Sampel

Sampel adalah kumpulan beberapa, tapi tidak semua berasal dari elemen
populasi (Levin et al., 2017). Sampel yang representatif mengandung
karakteristik penting dari populasi umum dengan proporsi yang sama
dengan yang termasuk dalam populasi umum tersebut (Levinet al., 2017).
Sampel disebut juga anggota atau unsur yang dapat mewakili karakteristik
suatu populasi (Darwin et al., 2021).

Sample dalam penelitian ini adalah sebagian anak stunting di Wilayah


Kerja Puskesmas Sukabumi Kota Sukabumi.

Penentuan kriteria pengambilan sampel membantu mengurangi bias


penelitian, terutama ketika variabel kontrol tampaknya mempengaruhi
variabel yang diteliti. Kriteria pengambilan sampel dibagi menjadi dua
bagian, yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi (Nursalam, 2013).

Kriteria inklusi merupakan ciri-ciri umum objek penelitian kelompok


sasaran yang dapat diakses dan diteliti (Nursalam, 2017).

Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah :

1) Bersedia menjadi responden


2) Anak usia 12-59 bulan yang tercatat di Puskesmas Benteng

Kriteria eksklusi adalah karakteristik populasi yang bisa menghasilkan


subjek yang memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak bisa sesuai dengan topik
penelitian (Sani, 2016).

Kriteria Ekslusi pada penelitian ini adalah :

1) Anak dengan penyakit penyerta


2) Anak yang mengalami kelainan
3. Teknik Pengambilan Sampel
Sampling adalah proses memilih sebagian dari populasi tertentu
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan metode yang digunakan
sampling untuk mendapatkan sampel yang benar-benar merespon
keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2017).
Sampel penelitian Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive Sampling adalah pemilihan sampel dengan
cara memilih sampel di antara yang lain populasi yang sesuai dengan
keinginan peneliti untuk dijadikan sampel mewakili karakteristik penduduk
yang ada (Nursalam, 2017).
4. Ukuran Sampel
Ukuran sampel yang dipakai dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus penelitian untuk menghitung minimum besarnya
sampel yang dibutuhkan. Penentuan ukuran sampel penelitian ini
menggunakan rumus slovin.
Rumus :
N
n= 2
1+ Ne

Keterangan :

n: Number of sampels (jumlah sampel)


N: Total population (jumlah seluruh anggota
populasi)
e: Error tolerance (toleransi terjadinya galat, taraf
signifikan)
Error tolerance yang ditetapkan sebesar 5%
(0,05)

F. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Hamid dalam Rakhmawati (2016) teknik pengumpulan data
adalah proses memperoleh informasi untuk penelitian. Teknik pengumpulan data
yang penulis gunakan adalah wawancara, observasi dan inspeksi fisik.
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diambil langsung pada sumbernya.
Data primer pada penelitian ini diambil dari hasil penyebaran kuisioner
kapada responden yang terdaftar di puskesmas benteng.
Dalam proses penelitian ini untuk prosedur pengumpulan data
akan dilakukan ddengan cara mendatangi langsung responden agar
mengisi kuisioner yang ditentukan dan dikumpulkan Kembali.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang tidak bisa diambil langsung pada
sumbernya melainkan melalui pihak lain. Data Skunder dalam penelitian
ini diperoleh dari instansi terkait yaitu data dari Dinkes Kota Sukabumi,
data dari Puskesmas Kota Sukabumi, data Dari Jurnal.
2. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian
karena memperoleh informasi merupakan tujuan penelitian. Data yang
dihasilkan tidak memenuhi standar jika proses pengumpulan datanya tanpa
teknologi (Metode Penelitian Kualitatif, 2022). Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kuisioner adalah adalah teknik pengumpulan data yang diterapkan
dengan mengajukan serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden (Bahri, 2018). Metode kuesiner ini berisikan pertanyaan-
pertanyaan untuk menemukan jawaban yang paling tepat dengan
memberikan tanda “Cheelist” pada jawaban yang tersedia.
Observasi adalah Teknik pengumpulan data yang rumit karena
melibatkan banyak faktor berbeda selama pelaksanaan penelitian. Metode
pengumpulan data observasional tidak hanya mengukur sikap responden
tetapi juga dapat digunakan untuk mencatat berbagai fenomena yang terjadi.
(Sari et al., 2023)
G. Instrumen Penelitian
Editage Insight (2020) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah
alat yang digunakan peneliti untuk memperoleh, mengukur, dan menganalisis
informasi dari subjek atau sampel yang berkaitan dengan suatu topik atau
masalah penelitian.
DisvoverPhDs (2020) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah
segala alat yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan atau
memperoleh data, mengukur data, dan menganalisis data yang berkaitan dengan
suatu topik atau masalah penelitian.
Instrumen dalam penelitian adalah :
Microtoise yaitu Panjang atau tinggi badan diukur dengan
menggunakan meteran panjang/tinggi badan atau microtoise hingga
0,1 cm terdekat. Berikutnya, data tinggi frame diproses/dikonversi ke
nilai standar (Zscore). menggunakan standar antropometri WHO-
2005 untuk anak balita. Selain itu nilai Zscore masing-masing
indikator ditentukan status gizi anak dibawah 5 tahun dengan batasan
sebagai berikut (Tim Riskesdas 2013, 2014).
Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator TB/U :
Normal : -2 SD + 2 SD
Pendek : -3 SD < -2 SD
1. Lembar Kuisioner pola makan
Untuk variabel pola makan ini menggunakan angket atau kuesioner
yang diberikan kepada responden pada setiap pertanyaan terhadap
beberapa alternatif jawaban yang ada. Skala likert digunakan untuk
mengukur pola makan responden dengan memberikan skor terhadap
kuesioner yang telah diberi bobot dengan kriteria :
Untuk pernyataan positif :
1) Jawaban Sering, nilainya 4
2) Jawaban kadang-kadang, nilainya 3
3) Jawaban jarang, nilainya 2
4) Jawaban tidak pernah, nilainya 1
Untuk pernyataan negative :
1) Jawaban Sering, nilainya 1
2) Jawaban kadang-kadang, nilainya 2
3) Jawaban jarang, nilainya 3
4) Jawaban tidak pernah, nilainya 4
Sedangkan untuk penilian kategori menurut arikunto (2018) yaitu :
1) Menghitung jumlah dari total jawaban yang diperoleh
responden atau nilai T
2) Melakukan pengkriteriaan dengan memasukan hasil nilai
responden yang diperoleh atau nilai T ke kedalam kriteria T.
kriteria hasil ukurnya yaitu :
a. Baik, jika T≥50
b. Tidak baik, jika T<50
2. Lembar Kuisioner pola aktivitas

H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Kuesioner diuji untuk menghindari kesalahan sistematis yang selanjutnya
melemahkan validitas dan kualitas penelitian. Penelitian ini menyatakan bahwa
uji validitas dikatakan valid jika r hitung > r tabel
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan validitas atau
tingkat validitas suatu instrumen (Bahri, 2018). Kuesioner merupakan
instrumen (alat) yang harus mengukur apa tujuan penelitian, sehingga harus
diukur validitas setiap kuesionernya. Lingkungan yang valid atau legal
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti mempunyai validitas yang rendah (Taniredja dan Mustafidah, 2012;
Bahri, 2018).
Uji Validitas adalah pengukuran dan observasi, yaitu prinsip reliabilitas
instrumen dalam mengumpulkan data. Uji validitas penting untuk
mengetahui apakah beberapa pertanyaan dalam kuesioner kurang relevan
sehingga perlu diganti. Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dimana
df=n-2 dengan taraf signifikansi 5%. Butir instrumen dikatakan valid jika uji
validitas menunjukkan r hitung > r table.
Uji validitas dalam penelitian ini merupakan alat ukur pola makan dan
pola aktivitas yang perlu untuk diuji validitas dahulu sebelum digunakan
untuk penelitian sebenarnya. Kriteria uji validitas item akan di anggap valid
apabila Pvalue <0,05. Uji validitas alat ukur ini di lakuakn pada pada anak
dengan kejadian Stunting yang termasuk dalam kriteria inklusi. Adapun
rumus Pearson Product Moment yaitu :
Rumus :

n ∑ xy−( ∑ x )( ∑ y )

√ {n ∑ x −(∑ x ) }{{n ∑ y −(∑ y ) }}


2 2 2 2

Keterangan :
r = Koefisien korelasi suatu butir
n = Banyaknya sampel
x = Skor butir
y = Skor total
2. Uji Reliabilitas
Bahri (2018) Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi
instrumen pengukuran melalui kuesioner. Tujuannya adalah untuk menilai
apakah pengukuran yang digunakan tetap konsisten ketika pengukuran
diulang. Suatu alat ukur yang reliable mempunyai tingkat reliabilitas yang
tinggi, yang ditentukan oleh suatu bilangan yang disebut koefisien
reliabilitas, yaitu. semakin dekat angkanya dengan satu, semakin reliable alat
ukur tersebut.
Teknik yang akan dilakukan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian
ini yaitu dengan menggunakan rumus Alpha Crombach yaitu :
Rumus :

( )( ∑ σi
)
2
k
n= 1
k −1 σ
2

Keterangan :
r = Koefisien reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
2
σi = Total varians butir
2
σ = Total varians
Dalam penelitian ini bisa menentukan reliabilitas suatu instrument atau
kuesioner menggunakan kriteria reliabilitas menurut Guilford yaitu :

Nilai Indeks Interpretasi


0,00 – 0,19 Sangat Lemah
0,20 – 0,39 Lemah
0,40 – 0,69 Cukup Kuat
0,70 – 0,89 Kuat
0,90 – 1,00 Sangat Kuat
Sumber : (Budhiana, 2023)
I. Pengelolaan Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan
utama penelitian, yaitu. untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
mengungkap fenomena (Nursalam, 2017). Analisis data merupakan kegiatan
yang dilakukan setelah kuesioner dikumpulkan kepada responden. Setelah data
dikumpulkan, data diproses dengan langkah-langkah berikut :
1. Editing
Periksa informasi yang diberikan kepada responden survei lalu koreksi
apakah terjawab lengkap atau tidak. Perubahan dilakukan di lapangan, jika
ada cacat atau tidak sesuai bisa segera diperbaiki.
2. Coding
untuk memudahkan pengolahan informasi tambahan, masukkan kode
numerik dari jawaban responden dalam survei. Penelitian ini diberi kode
dengan memberikan kode numerik pada setiap respon untuk memudahkan
pengolahan dan analisis data.
1) Untuk Variabel IMT
1 = Normal : -2 SD + 2 SD
2 = Pendek : -3 SD < -2 SD
2) Untuk variabel pola makan
1 = Sehat jika T≥50
2 = Tidak sehat jika T<50
3) Untuk Variabel Pola Aktivitas
1 = Kurang < 600 MET
2 = Cukup ≥ 600 MET
3. Scoring
Pada langkah ini, tanggapan dari responden yang sama dikelompokkan
secara cermat dan sistematis, dihitung dan dijumlahkan, lalu ditabulasi.
Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, kemudian
ditabulasikan. Melakukan penelitian terhadap kuesioner dengan mencatat
dan mengelompokkannya sesuai dengan variabel yang diteliti. Pertanyaan
yang diberikan skor hanya pertanyaan yang berhubungan dengan pola makan
dan pola aktivitas pada IMT.
4. Processing
Pengolahan data selanjutnya adalah processing yaitu data yang diperoleh
dari masing-masing kelas berupa “kode” dan dimasukkan ke dalam
perangkat lunak komputer. Proses ini memerlukan ketelitian dari orang yang
melakukan “data Entry” tersebut. Jika tidak, akan terjadi bias, meskipun
Anda baru memasukkan data. Salah satu software yang digunakan adalah
program SPSS for Windows.
5. Cleaning
Setelah sumber data responden dimasukkan ke dalam SPSS, maka harus
dilakukan pengecekan ulang untuk melihat kemungkinan kesalahan
pengkodean, cacat dan dan seterusnya.
J. Teknik Analisa Data
1. Gambaran Karakteristik Responden
Gambaran Karakteristik Responden yang akan digunakan yaitu Analisa
univariat dengan distribusi dari karakteristik responden yang meliputi Jenis
kelamin dan usia yang bertujuan untuk menganalisa jenis frekuensi pola
makan dan pola aktivitas dengan IMT pada kejadian Stunting.
Analisa data pada karakteristik responden ini menggunakan table
frekuensi dan persentase dengan rumus yaitu :
Rumus :
F
P= X 100 %
n
Keterangan :
P : Presentase jawaban benar (%)
F : Frekuensi jawaban benar
n : Jumlah pertanyaan
2. Analisa Univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang menganalisis setiap variabel
sedemikian rupa sehingga hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi yang dinarasikan (Notoatmodjo, 2012). Analisis ini
menggunakannya memberikan gambaran umum mengenai data penelitian.
Analisis univariat (analisis persentase) dilakukan untuk menggambarkan
distribusi frekuensi dan distribusi relatif subjek serta untuk menggambarkan
variabel bebas (variabel independent), variabel terikat (variabel dependent)
dan karakteristik responden. Variable dalam penelitian ini adalah pola
makan, pola aktivitas dan IMT.
Pada analisis univariat ini data yang digunakan adalah pola makan dan
pola aktivitas. Pada variabel pola makan digunakan median dengan rumus
yaitu :
Rumus :

Me= ( 12 x R )+ Xmin
Keterangan :
Me : Median
R : Range data
Xmin : Total jawaban
Pada penelitian ini analisis data untuk mengukur variabel pola aktivitas
yaitu menentukan responden kedalam kriteria yaitu :
1) Kurang < 600 MET
2) Cukup ≥ 600 MET
3. Analisa Bivariat
Menurut Notoadmojo (2018) Analisa Bivariat adalah Analisa yang
dilakukan untuk menjelaskan hipotesis bubungan variabel bebas dan variabel
terikat.
Tujuan dari Analisa bivariat ini adalah untuk membuktikan adanya
hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen.
Analisis bivariat yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi-square karena data pada ketiga variabel yang digunakan bersifat
nominal yang tergolong ke dalam kategorik.
Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji statistic Chi
Square. Adapun rumus yang digunakan yaitu :
Rumus :
( fo−fe )2
X2=
fe

Keterangan :

2
X : Nilai Chi Square

fo : Nilai hasil pengamatan untuk tiap kategori

fe : Nilai hasil yang diharapkan untuk tiap


kategori

Diketahui bahwa chi-square merupakan analisis yang tepat untuk


kategorik-kategorik. Analisis ini dibantu oleh (SPSS) 26.0 for Windows
dengan tingkat signifikan p-value sebesar 0,05 atau dengan taraf
kepercayaan sebesar 95% yang diambil dalam keputusan berikut :
1) Jika p-value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat.
2) Jika p-value ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
K. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
1) Peneliti mengajukan permohonan etik kepada Komisi Etik Penelitian
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi setelah proposal disetujui
dosen pembimbing dan dosen penguji.
2) Peneliti mengajukan izin penelitian ke Dinas Kesehatan untuk
melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Benteng.
3) Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti melakukan penelitian di
wilayah kerja Puskesmas Benteng.
4) Peneliti melakukan survey
5) data awal ke puskesmas dan studi pendahuluan dengan beberapa
kader.
2. Tahap Pelaksanaan
1) Permohonan izin penelitian
2) Menentukan populasi
3) Menentukan besaran sampel
4) Melakukan pemilihan sampel dengan purposive sampling
5) Melakukan informed consent denga responden
6) Membagikan kuesioner dengan melakukan wawancara langsung
kepada responden
7) Mengumpulkan kuesioner
8) Melakukan pengolahan dan Analisa data
9) Menarik kesimpulan
3. Tahap Pelaporan
1) Menyusun laporan
2) Menyajikan hasil penelitian
3) Sidang penelitian
4) Perbaikan sidang
L. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan pedoman etika yang berlaku pada setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan peneliti, pihak penelitian (objek penelitian),
dan masyarakat yang terkena dampak dari hasil penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2018). Tujuan etika penelitian adalah memperhatikan dan
mengutamakan hak responden (Notoatmodjo, 2018).
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan Responden)
Subjek mendapat formulir persetujuan dari responden, yang diperiksa
dan dijelaskan pada saat dan setelah pengumpulan data. Ketika calon
responden bersedia berpartisipasi dalam survei, mereka memilih untuk tidak
ikut survei untuk menghindari penggunaan survei dan hak klien.
2. Otonomi
Prinsip ini berkaitan erat dengan kebebasan seseorang dalam menentukan
nasibnya sendiri (independent). Hak untuk memilih apakah dia di sertakan
atau tidak dalam sebuah proyek penelitian dengan memberi persetujuan atau
tidak dalam informed consent. Maka dari itu sebelum mengisi kuesioner,
subjek penelitian akan diberi penjelasan oleh peneliti terkait prosedur,
tujuan dan manfaat dari penelitian ini serta memberi kesempatan kepada
subjek untuk bertanya mengenai pertanyaan ataupun pernyataan yang
tercantum dalam kuesiner tersebut.
3. Beneficience
Beneficience menyangkut pada prinsip untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia dan tidak mencelakakannya. Beneficience juga
berarti hanya melakukan sesuatu hal yang baik, mencegah kesalahan atau
kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan meningkatkan
kebaikan oleh diri sendiri dan orang lain.
4. NonMaleficience
Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian pada fisik dan psikis
terhadap subjek penelitian. Responden akan dimintai untuk mengisi
kuisioner tanpa diberikan intervensi lain.
5. Confidentiality (Kerahasiaan)
Setiap orang memiliki hak-hak dasr individu termasuk juga dengan
privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Peneliti pun
tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan
subjek.
A. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian pada latar belakang maka rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah Apakah ada Hubungan Pola Makan dan Pola
Aktifitas dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Anak Stunting di Wilayah
Kerja Puskesmas Benteng Kota Sukabumi.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Pola Makan dan Pola Aktifitas dengan Indeks


Massa Tubuh (IMT) pada Anak Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas
Benteng Kota Sukabumi.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Gambaran Pola Makan dan Pola Aktifitas pada Anak
Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Sukabumi.
b. Mengetahui Gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Anak Stunting
di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Sukabumi.
c. Mengetahui Hubungan Pola Makan dan Pola Aktifitas dengan Indeks
Massa Tubuh (IMT) pada Anak Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas
Benteng Kota Sukabumi.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti

Sebagai aplikasi dari teori yang sudah diperoleh selama perkuliahan


terutama yang berkaitan dengan keperawatan Anak khususnya Stunting.
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
memperluas wawasan tentang hubungan pola makan dan pola aktivitas
dengan IMT pada anak stunting

2. Bagi Stikes Sukabumi

Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa stikes sukabumi terutama yang


berkaitan dengan Keperawatan Anak Khususnya Stunting. Hasil Penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi pengembangan keilmuan
khususnya di program studi ilmu keperawatan di bidang Keperawatan Anak
Khususnya Stunting.

3. Bagi Puskesmas Benteng

Sebagai bahan informasi awal dalam membuat program atau kebijakan


pengendalian Stunting. Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan di puskesmas
Benteng

Anda mungkin juga menyukai