َأْي: َفَأُقوُل، َح َّتى ِإَذا َأْه َو ْيُت ُأِلَناِو َلُهْم اْخ ُتِلُج وا ُدوِني، َلُيْر َفَعَّن ِإَلَّي ِر َج اٌل ِم ْن ُك ْم، َو َلُهم َع ِن اْب ِن َمْسُعوٍد «َأَنا َفَر ُطُك ْم َع َلى الَح ْو ِض
َال َتْد ِر ي َما َأْح َدُثوا َبْعَدَك: َيُقوُل،َر ِّب ! َأْص َح اِبي
Dan didalam hadits Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin mas’ud beliau mengatakan
Rasulullah ﷺbersabda aku akan mendahului kalian di atas telaga, maksudnya adalah
telaga Beliau ﷺ, aku akan mendahului kalian di atas telaga tersebut, akan diangkat
kepadaku, diangkat kepadaku seakan-akan mau didatangkan kepada Nabi ﷺ
beberapa orang dari ummatku ketika aku mengambil air untuk memberikan gelas tadi
kepada orang-orang tadi, tiba-tiba mereka dihalangi dariku maka Beliau ﷺ
mengatakan wahai Robb mereka ini adalah para sahabat, dikatakan kepada Beliau ﷺ
sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang dilakukan oleh mereka setelahmu.
Dan didalam shahih Bukhori dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud, beliau mengatakan
Rasulullah ﷺbersabda
Aku akan mendahului kalian di atas telaga, maksudnya adalah telaga Beliau ﷺ, faroth
artinya adalah mutaqoddim, Beliau ﷺakan mendahului kita sampai ketelaga Beliau
ﷺ, menunjukkan bahwasanya diantara iman dengan hari akhir adalah beriman
bahwasanya Nabi ﷺmemiliki َح ْو ضdan bahwasanya Beliau ﷺakan mendahului
kita Beliau ﷺakan kesana dan melayani.
Ketika manusia termasuk di antaranya kaum muslimin dalam keadaan mereka kehausan
berada di padang mahsyar, panas dan waktu yang sangat panjang kemudian mereka
mendapatkan kenikmatan meminum air yang sangat lezat disebutkan dalam hadits أبرد
من الثلجdia lebih dingin daripada es, semakin dingin semakin nikmat. Dan dia lebih manis
daripada madu, أحلى من العسل, dan ini adalah kenikmatan tersendiri, kemudian dia lebih
putih daripada susu, kemudian disebutkan didalam hadits barang siapa yang meminum
darinya maka dia tidak akan haus selama-lamanya. Ditambah lagi kenikmatan siapa yang
melayani, Rasulullah ﷺ.
Dan disebutkan didalam hadits bahwasanya disana nanti akan disediakan gelas, teko,
كنجوم السماءyang disebutkan oleh Nabi ﷺdia adalah seperti bintang yang ada di
langit. ‘Seperti’ di sini disamakan diserupakan dari dua sisi, sisi yang pertama dari sisi
indahnya, jadi gelas yang dipakai teko yang dipakai adalah gelas-gelas yang indah dan
ini kenikmatan sendiri ketika meminum dari gelasnya dan gelas yang mengkilap yang
indah, kemudian yang kedua dilihat dari sisi banyaknya kita itu bahwasanya umat Islam
ini adalah umat yang banyak meskipun dia umat yang banyak jangan khawatir kita tidak
akan antri ketika meminum telaganya Nabi ﷺ, Allāh ﷻtelah menyediakan teko
yang banyak dan gelas-gelas yang banyak.
Sehingga antum datang langsung, bukan menunggu dalam keadaan menahan hausnya,
tidak, langsung disitu dan yang melayani adalah Nabi ﷺditambah lagi kenikmatan
yang lain telaga ini adalah telaga yang sangat luas, panjangnya satu bulan perjalanan
dan lebarnya juga satu bulan perjalanan dan ini adalah nikmat tersendiri. Berbeda kalau
telaganya cuma sedikit sementara yang datang orang banyak, antum ketakutan
kehabisan sebelum antum meminum telaga tadi, tapi ini telaga yang sangat luas dengan
sifat air yang tadi kita sebutkan.
Ketika aku mengambil air untuk memberikan gelas tadi kepada orang-orang tadi, Beliau
ﷺmelayani umatnya dan ini adalah kenikmatan tersendiri dilayani oleh Nabi
Muhammad ﷺ, senang Beliau ﷺmelihat mereka yaitu ummatnya datang,
memberikan air kepada mereka menghapuskan dahaga dan haus mereka.
Tiba-tiba mereka dihalangi dariku, sudah mau dikasihkan air tersebut kepada mereka
tiba-tiba dihalangi dari Beliau ﷺdijauhkan dari Beliau ﷺ, bagaimana perasaan
Nabi ﷺyang sangat sayang kepada umatnya ingin memberikan faedah ingin
memberikan air yang ada didalam telaga Beliau ﷺyang Allāh ﷻberikan kepada
Beliau ﷺ
Dikatakan kepada Beliau ﷺsesungguhnya engkau tidak tahu apa yang dilakukan
oleh mereka setelahmu
Yang diucapkan kepada Beliau ﷺ
didalamnya ada beberapa faedah. Yang pertama menunjukkan bahwasanya Nabi ﷺ
tidak mengetahui ilmu yang ghoib dan Beliau ﷺtidak tahu apa yang terjadi setelah
kematian Beliau ﷺkarena disebutkan disini َال َتْد ِر يengkau tidak tahu apa yang
mereka lakukan setelahmu, yaitu setelah engkau meninggal dunia apa yang mereka
lakukan berupa kebaikan berupa kejelekan engkau tidak tahu, kalau Nabi ﷺtidak
mengetahui lalu bagaimana diyakini bahwasanya orang yang meninggal dunia ini tahu
yang dilakukan oleh keluarganya tahu apa yang dilakukan oleh istrinya dan seterusnya,
tidak ada yang tahu. Nabi ﷺsendiri Beliau ﷺtidak tahu apa yang terjadi setelah
Beliau ﷺmeninggal dunia.
Kalimat َأْح َدُثواbisa merupakan kalimat yang umum, masuk di dalamnya murtad
sebelumnya Islam kemudian dia murtad dari agamanya dan Nabi ﷺketika Beliau
ﷺmeninggal dunia tahunya ini sahabatnya setelah itu murtad dan kalau murtad itu
Beliau ﷺtidak tahu cuma pas meninggal dunia tahunya dia adalah seorang
shahabat, pernah bertemu dengan Beliau ﷺmengaku beriman setelah Beliau ﷺ
meninggal dunia dia murtad dan ada yang murtad setelah meninggalnya Nabi ﷺ
dan dia murtad ini bukan dinamakan dengan shahabat, yang diakhiri hidupnya dengan
riddah keluar dari agama Islam maka ini tidak dinamakan dengan shahabat karena
pengertian shahabat
َمْن َلِقَي الَّنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُمْسِلمًا ُثَّم َم اَت َع َلى اِإلْس َالِم
Orang yang bertemu dengan Nabi ﷺdalam keadaan dia beriman kemudian
meninggal dalam keadaan Islam, dalam keadaan Iman. Kalau dia meninggal dalam
keadaan murtad tidak dinamakan dengan shahabat.
Termasuk didalam kalimat َأْح َدُثواdisini orang yang melakukan bid’ah di dalam agama
karena bid’ah ini adalah ُمْح َدث
َو َش ُّر اُأْلُموِر ُمْح َدَثاُتَها َو ُك ّل ُمْح َدَثٍة ِبْدَع ٌة
Berarti masuk didalamnya ُمْح َدثadalah membuat bid’ah didalam agama sehingga banyak
ulama menyebutkan bahwasanya orang-orang khowarij dan orang-orang ahlul bid’ah
mereka masuk di dalam hadits ini termasuk orang-orang yang tidak bisa atau tidak
meminum telaganya Nabi ﷺdengan sebab mereka membuat bid’ah didalam agama.
Banyak para ulama yang ketika menjelaskan َما َأْح َدُثوا َبْعَدَكini maksud di dalamnya ahlul
bid’ah, al-murjiah al-mu’tazilah al-khawarij, jadi ini menunjukkan tentang keutamaan
Istiqomah di atas Islam yang telah disampaikan oleh Nabi ﷺ, maka Istiqomah ini
menjadi sebab seseorang kelak bisa meminum telaganya Nabi ﷺ. Adapun orang
yang memilih bid’ah daripada Islam yang dibawa oleh Nabi ﷺmaka ini
dikhawatirkan dia termasuk orang yang tidak meminum telaganya Nabi ﷺ
Dengan kehinaan yang seperti ini, sudah datang dalam keadaan berangan-angan ingin
minum, sudah mau datang, mau dikasih oleh Nabi ﷺternyata dijauhkan dari telaga
tersebut tentunya dia akhirnya tidak bisa minum dalam keadaan terus masih dalam
keadaan haus, kemudian yang kedua dia terhina dengan perlakuan seperti ini. Dia sudah
mau datang mau minum dan merasa kita ini umatnya Nabi ﷺternyata diusir tidak
bisa meminum telaganya Nabi ﷺ, maka ini adalah pertama dia tetap dalam keadaan
haus yang luar biasa sudah lama tidak minum kemudian dalam keadaan terhina dan
lebih tersiksa lagi melihat orang lain minum sementara dia sendiri tidak minum.
Jelas hadits ini menunjukkan tentang perintah untuk Istiqomah di atas Islam dan tahdzir
peringatan manusia supaya jangan membuat sesuatu yang baru di dalam agama Islam
dan bukan berarti mereka tidak meminum dari telaganya Nabi ﷺkemudian mereka
tidak masuk surga, tidak saling melazimkan antara dua perkara ini.
Jadi saat itu hukumannya dia tidak meminum telaganya Nabi ﷺ, berbeda dengan
umat Islam yang lain tapi bukan berarti mereka diharamkan masuk ke dalam surga, kalau
dia muslim dan bid’ahnya tidak sampai mukaffirah maka kelak dia akan masuk ke dalam
surga, tapi ini hukuman tersendiri bagi orang yang melakukan bid’ah di dalam agama.
Dan bukan berarti orang yang meminum dari telaganya Nabi ﷺkemudian dia tidak
masuk neraka, bukan berarti dia tidak masuk neraka, kalau dia termasuk umatnya Nabi
ﷺtapi dia melakukan dosa besar maka orang yang melakukan dosa besar taḥta
masyiatillah, kalau Allāh ﷻmenghendaki maka Allāh ﷻampuni dosa besar tadi
kalau Allāh ﷻmenghendaki maka Allāh ﷻtidak ampuni dan dimasukkan ke dalam
neraka terlebih dahulu.
Sehingga nanti akan melewati jembatan shirath mungkin saja orang yang sebelumnya
dia meminum telaganya Nabi ﷺhilang dahaganya ketika dia melewati jembatan
shirath ternyata dia terjatuh kedalam neraka, tapi kalau dia terjatuh dan dia sudah
meminum telaganya Nabi ﷺmaka dia tidak akan merasakan kehausan di dalam
neraka, tidak merasakan haus di dalam neraka mungkin terbakar sebagian anggota
tubuhnya tapi dia tidak merasakan haus karena Nabi ﷺmengatakan
Orang yang meminum dari telaga tersebut maka dia tidak akan haus selama-lamanya,
seandainya dia masuk ke dalam neraka maka tidak akan haus dalam neraka tersebut.
Halaqah yang ke-92 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis
oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau mengatakan
«َو ِد ْدُت َأَّنا َقْد َر َأْيَنا ِإْخ َو اَنَنا: َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َر ِض َي الَّلُه َع ْنُه َأَّن َر ُسوَل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل:َو َلُهَما
Mereka mengatakan, bukankah kami adalah َيا َر ُسوَل الَّلِه ؟، ِإْخ َو اَنَك, kami adalah saudara-
saudaramu ya Rasulullah, yaitu saudara-saudara didalam Islam. Ini yang dipahami oleh
para sahabat saat itu
Maka Beliau ﷺmengatakan bahwasanya maksud ِإْخ َو انdisini bukan ِإْخ َو انyang umum
sebagaimana dalam firman Allāh ( ﷻAl-Hujurat ayat 10) tapi ِإْخ َو انyang Beliau ﷺ
maksud saudara-saudara se-islam yang belum datang, adapun yang sudah bersama
Beliau ﷺmaka dinamakan dengan َأْص َح ابyaitu lebih khusus lagi, bukan hanya ِإْخ َو ان
tapi َص اِح ب, َأْص َح ابlebih dekat lagi
Adapun ِإْخ َو اناyang aku berkeinginan untuk melihat mereka saja, maka mereka adalah
orang-orang yang belum datang setelahku, yaitu yang belum datang saat Beliau ﷺ
mengucapkan ucapan ini maka mereka yang dimaksud dengan ِإْخ َو انyang Nabi ﷺ
berkeinginan untuk melihat mereka.
Dan ini menunjukkan tentang bagaimana rohmannya dan sayangnya Nabi ﷺkepada
umat Beliau ﷺsecara umum. Sampai ketika Beliau ﷺsaat itu belum melihat
orang-orang Islam yang datang setelah Beliau ﷺ, ada di dalam hati Beliau ﷺ
keinginan untuk hanya sekedar melihat mereka saja, ingin melihat orang-orang Islam
yang datang setelah Beliau ﷺ, ini menunjukkan tentang kecintaan Beliau ﷺ
kepada umatnya dan rahmat (kasih sayang) Beliau ﷺkepada umatnya sampai Beliau
ﷺberkeinginan untuk melihat saja melihat umat yang datang setelah Beliau ﷺ.
Mereka mengatakan bagaimana engkau mengenal orang yang belum datang diantara
umatmu, bagaimana aku bisa mengenal mereka
َأاَل َيْع ِر ُف َخ ْي َلُه؟، «َأَر َأْي َت َلْو َأَّن َر ُج اًل َلُه َخ ْيٌل ُغ ٌّر ُمَح َّج َلٌة َبْيَن َظْه َر ْي َخ ْي ٍل ُدْه ٍم ُبْهٍم:َقاَل
Bagaimana pendapat kalian seandainya ada seseorang dia memiliki satu kuda, kuda
tersebut ada warna putih di dahinya kemudian warna putih di tangannya dan juga
kakinya
Dia berada di tengah-tengah kuda-kuda yang ُدْه ٍم ُبْه م, yang mereka adalah kuda-kuda
yang sangat hitam, semuanya hitam, di tengah-tengah kuda-kuda yang semuanya
berwarna hitam, ُدْه ٍمartinya adalah hitam, ُبْه مmaksudnya adalah polos hitamnya tidak ada
coret-coretnya atau ada putihnya atau belang-belangnya tidak, polos hitam itu namanya
ُبْه م. Berarti dia adalah kuda-kuda yang semuanya berwarna hitam dari awal sampai akhir
semuanya berwarna hitam kecuali satu saja ada kuda yang kepalanya dahinya putih dan
kaki dan tangannya putih
Apakah laki-laki ini mengenal kuda yang ُغ ٌّر ُمَح َّج َلٌةtadi?
َبَلى:َقاُلوا
َفِإَّنُهْم َيْأ ُتوَن ُغ ًّر ا ُمَح َّج ِليَن ِمَن الُوُض وِء،
Karena manusia di sini ada dua jenis, ada sebagian mereka membuat perumpamaan-
perumpamaan, cantolan-cantolan tapi kalau dilihat ternyata cantolan tadi tidak sesuai
dengan dalil, ini bahaya, bahaya dengan sebagian yang memperbanyak permisalan-
permisalan tadi karena orang awam ketika mereka mendengar dan mereka tidak tahu
tentang dalil, ketika membuat permisalan dan perumpamaan tadi masuk ke akal mereka
menganggap ini sesuatu yang pasti, sesuatu yang hak, sehingga dengan mudah mereka
mengikuti perumpamaan-perumpamaan tadi.
Seperti misalnya orang yang mengumpamakan bahwasanya kita memiliki tujuan yang
sama yaitu ingin baik, ingin masuk ke dalam surga. Ini perumpamaannya seperti orang
yang mau ke Jakarta, terserah dia mau melewati tol yang mana semuanya meskipun
tolnya berbeda akan menuju ke kota yang sama yaitu Jakarta. Kemudian mengatakan
ana ikut aliran ini antum ikut aliran tersebut, yang penting kita Istiqomah tidak keluar
dari jalan tol tadi kita akan sampai sama-sama ke Jakarta, oh iya ya benar berarti. Ini
hati-hati dengan cantolan-cantolan seperti ini, dilihat dalilnya dulu kalau sesuai dengan
dalil silahkan dipake kalau tidak sesuai dengan dalil berarti ini adalah perumpamaan
yang salah.
Karena Allāh ﷻmenyebutkan dalam banyak dalil bahwasanya jalan menuju Allāh
ﷻitu hanya satu bukan berbilang, jadi mengumpamakan jalan menuju Allāh ﷻ
dengan jalan jalan menuju Jakarta tadi ini adalah permisalan yang salah dan banyak
aliran-aliran yang membuat perumpamaan-perumpamaan seperti ini dan banyak yang
tertipu, maka kita harus kritis melihat apakah perumpamaan ini sesuai dengan dalil atau
tidak.
Halaqah yang ke-93 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis
oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
َفِإَّنُهْم َيْأ ُتوَن ُغ ًّر ا ُمَح َّج ِليَن ِمَن الُوُض وِء
Mereka akan datang dalam keadaan ُغ ًّر ا ُمَح َّج ِليَن ِمَن الُو ُض وِء, dalam keadaan kepalanya putih,
tangan dan juga kakinya berwarna putih dengan sebab berwudhu.
َو َأَنا َفَر ُطُهْم َع َلى الَح ْو ِض،
Ketahuilah bahwasanya akan diusir beberapa orang di hari kiamat dari telagaku
Maksudnya orang-orang Arab mereka punya unta misalnya, biasanya mereka masing-
masing pengembala itu punya telaga atau tempat air yang dikhususkan untuk onta-
ontanya, kalau misalnya di sana ada onta selain ontanya datang maka akan diusir, tidak
boleh, akan diusir onta tersebut dari telaga yang dikhususkan untuk onta-ontanya
َفُيَقاُل:
Ketika engkau ada mereka biasa-biasa saja, mengikut, tapi setelah engkau tidak ada
maka mereka َبَّدُلوا, maksudnya adalah merubah agama ini, merubah sunnah Nabi ﷺ
yang sudah Beliau ﷺsampaikan kepada umat.
Tentunya ini adalah perkara yang besar, sekali lagi Beliau ﷺsudah sampaikan
dengan pengorbanan yang sangat luar biasa ternyata ada sebagian orang yang
kemudian dengan mudah dia mengganti apa yang sudah disampaikan oleh Nabi ﷺ,
membuat sesuatu yang baru
Dan sebagaimana hadits yang pertama ini menunjukkan tentang pentingnya istiqomah
di atas islam diatas sunnah, dan diharamkannya seseorang berbuat bid’ah dan bid’ah ini
adalah bagian dari ketidaksempurnaan Islam seseorang
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah
َح َّتى ِإَذا َع َر ْف ُتُهْم، «َبْيَنا َأَنا َقاِئٌم ِإَذا ُز ْم َر ٌة: َو ِلْل ُبَخ اِر ِّي
Ketika aku dalam keadaan berdiri, kalau didalam haditsnya naa’imun, disini didalam
syarhnya qoimun, shahih. Qoimun maksudnya adlah al-haudh
Ketika aku dalam keadaan berdiri, maksudnya berdiri di telaganya, maksudnya dalam
keadaan berdiri di telaganya melayani umat Beliau ﷺ
ِإَذا ُز ْم َر ٌة
Sehingga ketika aku mengenal mereka dan mereka pun mengenalku artinya mereka
adalah umat Nabi ﷺ. Beliau ﷺmengenal mereka dari sebab bekas wudhu
mereka dan mereka pun mengenal Nabi ﷺ
Tiba-tiba ada َر ُج ٌل, ada yang mengatakan َر ُج ٌلdisini hakikatnya adalah seseorang malaikat
َبْيِني َو َبْيِنِهْم
Yang dia berada antara diriku dengan zumroh tadi, muncul seseorang yang ada di antara
diriku dengan mereka
َهُلَّم:َفَقاَل،
Nabi ﷺmengatakan kepada orang ini mau diajak ke mana mereka, kenapa laki-laki
ini mengatakan kepada mereka yaitu zumroh tadi, yang mereka mengenal Nabi ﷺ
dan Nabi ﷺpun mengenal mereka, laki-laki ini mengatakan kepada zumroh tadi َهُلم
(ayo) padahal inikan di dekat siapa? Didekat Nabi ﷺdi dekat telaga Beliau ﷺ. Ini
mau diajak ke mana kenapa nggak disuruh mampir dan minum ke telaganya Nabi ﷺ
bahkan dia mengatakan ayo, maka Nabi ﷺmengatakan ilaina mau diajak kemana
ِإَّنُهُم اْر َتُّدوا َبْعَدَك َع َلى َأْدَباِر ِهْم الَقْه َقَر ى:َقاَل
Kemudian dia mengatakan sesungguhnya mereka ini murtad setelah dirimu atau bisa
diartikan kembali ke belakang setelah dirimu
َأْيَن ؟: َفُقْلُت، َهُلَّم: َفَقاَل، َح َّتى ِإَذا َع َر ْف ُتُهْم َخ َر َج َر ُج ٌل ِمْن َبْيِني َو َبْيِنِهْم
Datang kelompok lain lagi kemudian muncul laki-laki lagi dan mengatakan ucapan yang
sama dan Nabi ﷺjuga mengucapkan ucapan yang sama
ِإَّنُهُم اْر َتُّدوا َبْعَدَك َع َلى َأْدَباِر ِهْم الَقْه َقَر ى:َقاَل
Berarti dua kali disebutkan kejadiannya di sini
َفَذَك َر ِم ْث َلُه
َقاَل:
»َفَال ُأَر اُه َيْخ ُلُص ِم ْن ُهْم ِإاَّل ِم ْث ُل َهَم ِل الَّنَع ِم
Kemudian Beliau ﷺmengatakan, maka aku tidak melihat, bisa dibaca َفَال أَر اُهatau َفَال
ُأَر اُهkalau ُأَر اُهberarti maka aku tidak berpandangan atau berpendapat, menyangka,
bahwasanya tidak selamat diantara mereka kecuali َهَم ِل الَّنَع ِم, kecuali seperti ternak yang
tersia-sia. َهَم ِلmaksudnya adalah mu’mal yaitu tersia-sia. الَّنَع ِمartinya adalah ternak seperti
unta dan lain-lain, sebagian mengatakan ِم ْث ُل َهَم ِل الَّنَع ِمmaksudnya adalah sedikit sekali.
Beliau ﷺmengabarkan bahwasanya tidak selamat di antara mereka dari neraka
kecuali sangat sedikit, jadi dari zumroh-zumroh tadi yang selamat dari neraka itu hanya
sedikit.
»َفَال ُأَر اُه َيْخ ُلُص ِم ْن ُهْم ِإاَّل ِم ْث ُل َهَم ِل الَّنَع ِم
Aku menganggap, memandang, bahwasanya tidak selamat di antara mereka dari neraka
kecuali seperti ternak yang tersia-siakan, dan ternak yang tersia-sia ini sedikit
dibandingkan ternak yang terlihat.
Allāhu a’lam bahwasanya disini orang-orang yang bid’ah tadi, yang mereka melakukan
sesuatu yang baru setelah Nabi ﷺ, tentunya mereka masuk di dalam hadits ini
sebagaimana hadits-hadits yang sebelumnya, bahwasanya yang selamat dari neraka di
antara mereka ini sedikit, kebanyakan masuk kedalam neraka dan ini kembali seperti
yang sudah pernah kita jelaskan bahwasanya orang yang mengikuti aliran-aliran itu
mereka tahta masyiatillah, kalau Allāh ﷻmenghendaki maka Allāh ﷻakan siksa
dengan sebab bid’ah yang mereka lakukan, kalau Allāh ﷻmenghendaki maka Allāh
ﷻampuni bid’ah tadi dan disini Nabi ﷺmengatakan
»َفَال ُأَر اُه َيْخ ُلُص ِم ْن ُهْم ِإاَّل ِم ْث ُل َهَم ِل الَّنَع ِم
Tidak selamat kecuali sedikit, berarti banyak diantara mereka yang masuk ke dalam
neraka tapi ada diantara mereka yang Allāh ﷻmenghendaki untuk diampuni.
Halaqah yang ke-94 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis
oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau mengatakan
Dan didalam shahih Bukhari dan Muslim dari hadits Abdullah ibn Abbas
Maka aku akan mengatakan seperti yang dilakukan oleh hamba Allāh ﷻyang sholeh
maksudnya adalah Nabi ‘Isa. Apa yang dilakukan oleh Nabi Isa ketika dihari kiamat
Beliau ditanya oleh Allāh ﷻ
َء َأنَت ُقۡل َت ِللَّناِس ٱَّتِخ ُذوِني َو ُأِّمَي ِإَٰل َهۡي ِن ِم ن ُدوِن ٱلَّلِۖه
[Al Ma”idah:116]
َتُه َتۡع َلُم َما ِفي َنۡف ِس ي َو ٓاَل َأۡع َلُم َما ِفي َنۡف ِس َۚك ِإَّنَك َأنَت
َقاَل ُسۡب َٰح َنَك َما َيُك وُن ِلٓي َأۡن َأُقوَل َما َلۡي َس ِلي ِبَح ٍّۚق ِإن ُكنُت ُقۡل ُتُهۥ َفَقۡد َع ِلۡم ۚۥ
َع َّٰل ُم ٱۡل ُغُيوِب
َما ُقۡل ُت َلُهۡم ِإاَّل َمٓا َأَمۡر َتِني ِبِهٓۦ َأِن ٱۡع ُبُدوْا ٱلَّلَه َر ِّبي َو َر َّبُك ۚۡم َو ُكنُت َع َلۡي ِهۡم َش ِهيٗد ا َّما ُدۡم ُت ِفيِهۖۡم
[ 117-116:]المائدة
Beliau tidak mengetahui, aku melihat mereka selama aku bersama mereka
Ketika Engkau sudah mematikan aku, maksudnya adalah menidurkan Beliau dan
mengangkat Beliau keatas
Engkau-lah yang melihat keadaan mereka, ini yang diucapkan oleh Nabi Isa. Aku melihat
ketika aku masih bersama mereka setelah aku tidak bersama mereka maka aku tidak
melihat keadaan mereka, tidak tahu bahwasanya ternyata ada manusia yang
menyembah Beliau. Ada yang menyembah Beliau, Beliau tidak tahu, yang Beliau tahu
ketika Beliau bersama mereka yaitu belum ada orang yang menyembah kepada Beliau,
maka Nabi Muhammad ﷺmengingat ucapan Nabi Isa ini dan Beliau ﷺ
mengatakan
Aku akan berucap seperti yang diucapkan oleh hamba yang sholeh, yaitu apa?
Aku melihat mereka menyaksikan mereka selama aku bersama mereka tapi setelah
Beliau ﷺmeninggal dunia maka Beliau ﷺtidak tahu apa yang terjadi, apa yang
mereka ihdats setelah Beliau ﷺmeninggal dunia, ternyata ada yang membuat bid’ah
didalam agama ternyata ada yang melakukan pemurtadan, ini haditsnya
َو ِإَّن ُأَناًسا ِمْن َأْص َح اِبي ُيْؤ َخ ُذ ِبِهْم َذاَت الِّش َماِل
Ada sebagian orang diantara sahabatku ternyata mereka masuk di dalam َذاَت الِّش َماِل
maksudnya adalah dimasukkan ke dalam Jahannam
َفَيُقوُل ِإَّنُهْم َلْم َيَز اُلوا ُمْر َتِّديَن َع َلى َأْع َقاِبِهْم ُم ْن ُذ َفاَر ْق َتُهْم
Mereka senantiasa murtad setelah engkau berpisah dengan mereka, yaitu setelah
meninggal Nabi ﷺdisana ada orang-orang yang murtad
maka saat itu Beliau ﷺakan mengucapkan seperti yang diucapkan oleh hamba yang
sholeh
َو ُكْنُت َع َلْي ِهْم َش ِهيًدا َما ُدْم ُت ِفيِهْم َفَلَّما َتَو َّفْي َتِني ِإَلى َقْو ِلِه اْلَع ِز يُز اْل َح ِك يُم
Ini menunjukkan bahwasanya Nabi ﷺberlepas diri dari orang-orang yang murtad
setelah Nabi ﷺatau merubah agamanya setelah Nabi ﷺdan ini menunjukkan
tentang bahaya meninggalkan Islam. Dan sebab meninggalkan Islam diantaranya adalah
karena sering melakukan bid’ah, sebab meninggalkan Islam dan Nabi ﷺberlepas diri
dari mereka, orang-orang yang murtad dari agama Islam maka Beliau ﷺberlepas diri
dari mereka, di antara sebab murtad adalah karena melakukan bid’ah di dalam agama,
karena terus melakukan bid’ah akhirnya lama kelamaan setan menghiasi-hiasi bid’ah
tersebut dan membisiki bahwasanya tidak perlu dengan islam lagi tidak perlu dengan
sunnah lagi dan akhirnya keluar dari agama Islam.
dan bagi keduanya maksudnya adalah Bukhori dan juga Muslim, diangkat sampai Nabi
ﷺ
Tidak ada seorang anak yang dilahirkan kecuali di atas fitrah, dan yang dimaksud dengan
fitrah di sini adalah Al-Islam. Anak yang dilahirkan oleh ibunya maka pertama dia
dilahirkan dalam keadaan fitrah yaitu dalam keadaan Islam, seandainya dia tumbuh dan
berkembang bersih tidak ada pengaruh dari luar, tidak ada pengaruh dari orang tua,
tidak ada pengaruh dari setan maka akan tumbuh di atas fitrah, maka dia akan menjadi
seorang muslim.
Namun apakah demikian, tidak, ternyata di sana ada pengaruh-pengaruh dari luar
sehingga fitrah tersebut terkadang berubah, terkadang berasal dari orang tua, terkadang
dari setan. Adapun dari orang tua maka disebutkan dalam hadits ini
Dan sudah disebutkan bahwasanya agama yang bathil terbagi menjadi dua, pertama
adalah agama yang memang ajarannya bertentangan dengan agama Islam seperti
majusiyyah, watsaniyyah, dan ada diantaranya agama yang dia asalnya adalah agama
para Nabi dan juga para Rasul, mereka mengikuti kitab mengikuti Nabi cuma menjadi
bathil setelah kedatangan Rasulullah ﷺ. Karena setelah kedatangan Islam yang
dibawa oleh Nabi ﷺtidak boleh bagi seseorang yang telah mendengar kedatangan
Beliau ﷺkecuali mengikuti Beliau ﷺ.
Disini Beliau ﷺkarena berbicara dengan orang-orang Arab yang mereka mengenal
hewan-hewan ternak tersebut ingin memudahkan pemahaman bagi mereka dan sekali
lagi menggunakan perumpamaan ini di gunakan oleh Nabi ﷺdengan tujuan untuk
memudahkan memahami apa yang Beliau ﷺsampaikan, tidak masalah demikian dan
ini adalah termasuk uslub didalam berdakwah namun yang perlu diperhatikan jangan
sampai kita membuat permisalan yang bertentangan dengan syariat.
Apakah kalian merasakan didalam anak hewan ternak tadi ِمْن َج ْدَع اَءada sesuatu yang
terpotong atau apakah telinganya terpotong, karena kebiasaan mereka menandai
dengan memotong sebagian anggota badan hewan ternak tersebut. Sebelum dipotong
apakah kalian melihat di dalam anak hewan ternak tersebut cacat atau terpotong
telinganya misalnya, di sini Beliau ﷺingin memudahkan pemahaman bagi mereka
bahwasanya asalnya seorang anak manusia dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan dia di
atas Islam menyerahkan diri kepada Allāh ﷻdan ini menunjukkan tentang keutamaan
Islam
Sehingga kalianlah yang akhirnya menjadikan dia terpotong, asalnya dalam keadaan
sempurna kemudian kalian yang memotongnya.
Demikian pula manusia yang dilahirkan oleh ibunya maka dia dalam keadaan fitrah di
atas Islam dan kemudian yang merubah adalah orang itu sendiri atau dari orang tuanya
atau dari syaithan sehingga berubah dari awalnya adalah Islam menundukan diri kepada
Allāh ﷻakhirnya dia menjadi orang yang membangkang, membangkangnya sampai
keluar dari hakikat atau dari pondasi Islam menjadi orang yang kafir atau
membangkangnya adalah dengan cara melakukan bid’ah atau melakukan dosa besar
karena ini semua tentunya bertentangan dengan Islam.
Ini adalah fitrah Allāh ﷻyang Allāh ﷻfitrahkan manusia di atasnya. Hadits ini
muttafaqun ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah َر ِض َي الَّلُه َع ْنُه
Maka beliau mendatangkan hadits ini untuk menunjukkan kepada kita bahwasanya Islam
ini adalah fitrah manusia dan bahwasanya bid’ah, kesirikan maka ini adalah sesuatu yang
menyelisihi fitrah. Kalau ini adalah fitrah yang sudah Allāh ﷻfitrahkan di atasnya
manusia maka hendaklah kita menjaga fitrah ini dan istiqomah di atas fitrah ini, tidak
keluar dari fitrah ini baik dalam artian keluar dari agama Islam atau dalam artian
membuat perkara yang baru di dalam agama karena membuat perkara yang baru di
dalam agama ini juga termasuk sesuatu yang bertentangan dengan Islam, bertentangan
dengan penyerahan diri maka tentunya ini adalah dorongan dan perintah bagi kita
semua untuk Istiqomah di atas Islam yaitu Istiqomah di atas fitrah.
Halaqah yang ke-95 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis
oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau mengatakan
Hudzaifah bertanya lagi kepada Nabi ﷺapakah kotoran tersebut yang menyelinap,
menyelip di dalam kebaikan tadi?, Beliau ﷺmengatakan yang menjadikan, yang
mengotori kebaikan tadi adalah sebuah kaum yang mereka tidak melakukan sunnah
Nabi ﷺ, mengambil petunjuk bukan dengan petunjuk Nabi ﷺ, mengamalkan
bukan dengan amalan Nabi ﷺdan mengambil petunjuk bukan dengan petunjuk
Nabi ﷺ.
Engkau mengenal dari mereka dan engkau mengingkari. Setelahnya aku mengatakan
apakah setelah kebaikan yang ada َدَخ ٌنnya tadi kemudian datang lagi kejelekan? maka
Nabi ﷺmengatakan ya, fitnah yang buta, dan di sana ada dai-dai tapi ternyata
mereka adalah ُدَع اٌة ِإَلى َأْبَو اِب َج َهَّنَمmereka berdiri di depan pintu-pintu tersebut dan ini
adalah perumpamaan maksudnya mereka ُدَع اٌةmengajak manusia berada di atas jahanam
barang siapa yang menjawab ajakan dari da’i-da’i tadi maka langsung oleh da’i tadi
langsung dilemparkan ke dalam jahanam.
Maka Hudzaifah bertanya lagi bagaimana seandainya saat itu tidak ada jama’ah, tidak
ada kaum muslimin, tidak ada orang-orang yang mendengar dan taat kepada imam dan
tidak ada imamnya, maka Nabi ﷺmemberikan petunjuk yang lain. Nabi ﷺ
mengatakan kamu tinggalkan firqoh-firqoh itu semuanya meskipun engkau harus
menggigit akar pohon, yaitu pohon yang besar, sampai datang kepadamu kematian dan
engkau dalam keadaan menggigit akar pohon tadi.
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim dari Hudzaifah bin Al-Yaman.
Al-Imam Muslim ada ziyadah, bahwasanya Hudzaifah bertanya lagi; setelah itu apalagi ya
Rasulullah ?ﷺKemudian setelah itu, yaitu di akhir zaman, akan keluar fitnah yang
paling besar di akhir zaman yaitu keluarnya dajjal, dia membawa sungai dan juga
membawa api, barang siapa yang masuk kedalam apinya dajjal ini maka dia akan
mendapatkan pahala dan akan dihilangkan darinya dosa dan barangsiapa yang lebih
memilih masuk ke dalam sungai tadi maka dia berdosa dan akan dihilangkan pahalanya.
Kemudian aku bertanya lagi kemudian setelah itu apa ya Rasulullah ﷺ, yang terjadi
setelah itu adalah terjadinya ِقَياُم الَّساَع ِة
َأ
َك اَن الَّناُس َيْس ُلوَن َر ُسوَل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َع َلْيِه َو َس َّلَم َع ِن الَخ ْي ِر
Dahulu manusia, maksudnya adalah para sahabat Nabi ﷺ, mereka bertanya kepada
Rasulullah ﷺtentang kebaikan, tentang besarnya keutamaan amal, bagaimana cara
melakukan amalan ini dan seterusnya, dan maksudnya di sini adalah aghlab, sebagian
besar, ada juga di antara para sahabat selain Hudzaifah yang dia bertanya tentang الَّش ِّر,
di sini Hudzaifah berbicara tentang aghlab yaitu kebanyakan manusia mereka bertanya
tentang kebaikan
َأ َأ
َو ُكْنُت ْس ُلُه َع ِن الَّش ِّر
Dan aku bertanya kepada Beliau ﷺtentang kejelekan, tentang fitnah yang terjadi,
tentang kejelekan yang terjadi, dan maksudnya disini adalah aghlab juga, jadi sebagian
besar pertanyaan Hudzaifah adalah tentang kejelekan bukan berarti beliau sama sekali
tidak bertanya tentang kebaikan, disana ada beberapa riwayat, ada beberapa hadits,
beliau juga bertanya tentang kebaikan, jadi baik yang pertama َك اَن الَّناُس َيْس َأُلوَنatau yang
kedua َو ُكْنُت َأْس َأُلُهmaksudnya disini adalah sebagian besarnya, bukan berarti beliau sama
sekali tidak bertanya tentang kebaikan dan bukan berarti para sahabat sama sekali tidak
bertanya tentang kejelekan.
Kenapa beliau bertanya tentang kejelekan padahal kebanyakan para sahabat mereka
bertanya tentang kebaikan, ini ada maksudnya, beliau mengatakan
Karena aku takut kejelekan tersebut menemui diriku, artinya bertemu dengan kejelekan
kalau dia tidak tahu dan tidak punya ilmu tentang kejelekan tadi maka dikhawatirkan dia
terjerumus karena dia tidak mengetahui. Berbeda kalau sebelumnya dia sudah diberitahu
tentang ilmu dan dikabarkan tentang kejelekan ini maka ketika datang biidznillah, kalau
Allāh ﷻmemberikan taufik kepadanya dengan ilmu tadi dia akan selamat. Ini adalah
kejelekan yang kemarin dikabarkan oleh Nabi ﷺdan petunjuk Beliau ﷺaku
harus demikian dan yakin bahwasanya di dalam petunjuk Beliau ﷺada keselamatan
di dunia dan juga di akhirat maka dia lakukan.
Inilah yang dimaksudkan oleh Hudzaifah ibnu yaman َر ِض َي الَّلُه َع ْنُهdan ini menunjukkan
tentang fiqihnya dan pemahaman beliau. Dan demikian seorang muslim di dalam
kehidupan beragama dia mempelajari al-khair wa syarr, dia mempelajari kebaikan dan
juga mempelajari kejelekan. Mempelajari apa itu amal saleh apa itu tauhid dan juga
mempelajari tentang yang bertentangan dengan kebaikan tersebut, belajar tentang
macam-macam syirik dan harus di atas ilmu diatas cahaya mengetahui tentang macam-
macam syirik.
Kita harus mempelajari nawaqidhul Islam, sesuatu yang membatalkan keislaman kita, kita
harus mempelajari sesuatu yang membatalkan
Dikarang di sana Al-Bida’wan Nahyu ‘Anha, macam-macam bid’ah dan juga larangannya,
di sana ada yang mengarang tentang Al-Kabair dosa-dosa besar dan tujuannya adalah
supaya kita tidak melakukan atau terjerumus ke dalam kejelekan tadi maka harus
seimbang.