0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan2 halaman
Ketenangan dan kekhusyukan merupakan esensi utama shalat. Kekhusyukan dalam shalat diperlukan agar shalat terwujud dengan maknanya. Rasulullah menyamakan orang yang kehilangan kekhusyukan dalam shalat seperti pencuri shalat. Rasulullah juga mengingatkan bahaya bagi orang yang mengerjakan shalat dengan terburu-buru tanpa melengkapi rukun dan maknanya.
Ketenangan dan kekhusyukan merupakan esensi utama shalat. Kekhusyukan dalam shalat diperlukan agar shalat terwujud dengan maknanya. Rasulullah menyamakan orang yang kehilangan kekhusyukan dalam shalat seperti pencuri shalat. Rasulullah juga mengingatkan bahaya bagi orang yang mengerjakan shalat dengan terburu-buru tanpa melengkapi rukun dan maknanya.
Ketenangan dan kekhusyukan merupakan esensi utama shalat. Kekhusyukan dalam shalat diperlukan agar shalat terwujud dengan maknanya. Rasulullah menyamakan orang yang kehilangan kekhusyukan dalam shalat seperti pencuri shalat. Rasulullah juga mengingatkan bahaya bagi orang yang mengerjakan shalat dengan terburu-buru tanpa melengkapi rukun dan maknanya.
َأ َّما َب ْع ُد، َص ْح ِب ِه َأ ْجـ َمـعِين َ سلِينَ َو َعل َىآلِ ِه َو ْ َأ َ ش َرفِ الـ ُم ْر puja dan puji syukur tak lupa kita panjatkan atas nikmat yang telah Allah SWT yang berikan kepada kita terutama nikmat islam nikmat iman dan nikmat sehat. Taklupa kita lantunkan sholawat serta salam kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini Jama’ah Sholat tarawih rohimmakumullah Pada kesempatan ini izin kan saya menyampaikan kultum singkat yang bertema perlu nya kekhusyuan dalam sholat
Ketenangan dan kekhusyukan shalat merupakan esensi yang
utama. Ketiadaan ketenangan atau kerap disebut thuma’ninah akan mengancam hilangnya ruh dari shalat itu sendiri.
Bahkan, dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW mengibaratkan
mereka yang kehilangan thuma’ninah, adalah para pencuri shalat.
''Sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri dari shalatnya.
Para sahabat nabi bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimana dia mencuri dari shalatnya?' Beliau menjawab, [Ia] tidak menyempurnakan ruku dan sujudnya.'' (HR Ahmad).
Suatu hari, seusai shalat berjamaah, Rasulullah duduk bersama para
sahabatnya di salah satu sudut masjid. Tiba-tiba datang seorang laki- laki ke sebuah sudut lain dan langsung mengerjakan shalat sendirian. Dalam shalatnya orang itu rukuk dan sujud dengan cara mematuk (sebentar-sebentar) karena terburu-buru. Melihat hal itu, kemudian Rasulullah berkata kepada para sahabatnya, ''Apakah kalian menyaksikan orang ini? Barang siapa meninggal dalam keadaan [shalatnya] seperti ini, maka dia meninggal di luar agama Muhammad.'' Nabi SAW kemudian meng-qiyas-kan (memperumpamakan) orang itu seperti burung gagak yang sedang mematuk darah dan seperti orang lapar yang hanya makan sebutir atau dua butir kurma. ''Bagaimana dia bisa kenyang?'' tanya beliau. Sikap terburu-buru dalam shalat, hingga merusak gerakan dan makna shalat, menurut Muhammad Shalih Al-Munajim termasuk perbuatan dosa. Hal itu sama saja dengan memusnahkan thuma'ninah 'tenang/diam sejenak' yang merupakan salah satu rukun shalat.
Padahal, tidak ada shalat tanpa melengkapi rukun-rukunnya. Jadi,
dengan tidak dipenuhinya thuma'ninah, shalat bukan sekadar tidak sah, melainkan shalat itu dianggap tidak ada. Allah bahkan mengancam orang-orang yang shalatnya seperti itu dengan kutukan bahwa mereka akan celaka. Pasalnya, dengan meninggalkan hal tersebut (thuma'ninah), mereka sudah lalai dalam shalat (QS Al- Ma'un: 4).
Mengapa Allah dan Nabi SAW sedemikian mencela dan mengancam
perbuatan itu, sampai disamakan dengan mencuri? Sebab, shalat adalah hubungan batin antara hamba dan Allah yang sangat sakral. Hubungan khusus itu mengandung makna penghambaan dan penghormatan kepada Sang Pemilik Kehidupan, Allah yang mahaagung. Maka dari itu disini saya mengajak kepada diri saya dan jamaah sekalian untuk meningkat kan lagi kualitas sholat kita dan terus memperbaikinya.
Cukup sekian yang mungkin dapat saya sampaikan jika ada salah kata saya mohon maaf kepada jamaah sekalian dan kepada Allah saya mohon ampun AkhiruQalam Wassalammualaikum warahmatullahhi wabarakatuh.