Anda di halaman 1dari 10

Hadis tentang Anjuran

Bersikap Lunak

Oleh kelompok VII


NURHASISA
MIFTAHUL JANNAH
Pengertian Lemah
Lembut

Lemah lembut dalam bahasa


Arab diungkapkan dengan kata ar-rifqu
yang berarti kesepakatan dan pendekatan
tanpa menggunakan kekerasan. Menurut
Ibn Faris, secara etimologi “lemah
lembut” adalah lawan kata dari “kasar”,
sedangkan secara terminology, ar-rifqu
berarti kelemahlembutan dalam bertutur
kata dan berbuat serta membalas
kesalahan orang lain dengan balasan yang
paling ringan.
‫‪A. Hadis Utama‬‬

‫ار َبا‬ ‫ش ْيبَةَ َوتَقَ َ‬ ‫صبَّاحِ َوأَبُو بَ ْك ِر ْب ُن أَبِي َ‬ ‫ح ََ َّدثَنَا أَبُو َج ْعفَ ٍر ُم َح َّم ُد ْب ُن ال َّ‬
‫اف‬ ‫ص َّو ِ‬ ‫س َم ِعي ُل ْب ُن إِ ْب َرا ِهي َم ع َْن َح َّجاجٍ ال َّ‬ ‫ث قَا َل َح َّدثَنَا إِ ْ‬ ‫فِي لَ ْف ِظ ا ْل َحدِي ِ‬
‫س ٍار‬ ‫اء ْب ِن يَ َ‬ ‫ع َط ِ‬ ‫ع َْن يَحْ يَى ْب ِن أَبِي َكثِ ٍير ع َْن ِه ََل ِل ْب ِن أَبِي َم ْي ُمونَةَ ع َْن َ‬
‫صلَّى‬ ‫َّللا َ‬
‫سو ِل َّ ِ‬ ‫ص ِلي َم َع َر ُ‬ ‫سلَ ِمي ِ قَا َل بَ ْينَا أَنَا أ ُ َ‬ ‫ع َْن ُمعَا ِويَةَ ْب ِن ا ْل َحك َِم ال ُّ‬
‫َّللاُ فَ َر َمانِي‬ ‫س َر ُج ٌل ِم ْن ا ْلقَ ْو ِم فَقُ ْلتُ يَ ْر َح ُم َك َّ‬ ‫ع َط َ‬ ‫سلَّ َم إِ ْذ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫َّللاُ َ‬‫َّ‬
‫ي فَ َجعَلُوا‬ ‫ون إِلَ َّ‬‫ظ ُر َ‬‫ص ِار ِه ْم فَقُ ْلتُ َوا ث ُ ْك َل أ ُ ِميَا ْه َما شَأْنُ ُك ْم تَ ْن ُ‬ ‫ا ْلقَ ْو ُم بِأ َ ْب َ‬
‫س َكتُّ‬‫ص ِمتُونَنِي لَ ِكنِي َ‬ ‫علَى أَ ْف َخا ِذ ِه ْم فَلَ َّما َرأَ ْيت ُ ُه ْم يُ َ‬ ‫ون بِأ َ ْيد ِ‬
‫ِيه ْم َ‬ ‫ض ِربُ َ‬ ‫يَ ْ‬
‫سلَّ َم فَ ِبأ َ ِبي ُه َو َوأ ُ ِمي َما َرأَيْتُ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫َّللا َ‬
‫سو ُل َّ ِ‬ ‫صلَّى َر ُ‬ ‫فَلَ َّما َ‬
‫ض َربَنِي َو ََل‬ ‫َّللا َما َك َه َرنِي َو ََل َ‬ ‫س َن تَ ْع ِلي ًما ِم ْنهُ فَ َو َّ ِ‬ ‫ُمعَ ِل ًما قَ ْبلَهُ َو ََل بَ ْع َدهُ أَحْ َ‬
‫اس إِنَّ َما‬ ‫ش ْي ٌء ِم ْن ك َََل ِم النَّ ِ‬ ‫صلُ ُح فِي َها َ‬ ‫ص ََلةَ ََل يَ ْ‬ ‫شتَ َمنِي قَا َل إِ َّن َه ِذ ِه ال َّ‬ ‫َ‬
‫صلَّي َّللا‬ ‫س ْو ُل َّللا – َ‬ ‫ير َوقِ َرا َءةُ ا ْلقُ ْرآن أَ ْو َك َما قَا َل َر ُ‬ ‫سبِي ُح َوالت َّ ْكبِ ُ‬ ‫ُه َو الت َّ ْ‬
‫ع ْه ٍد بِ َجا ِه ِليَّ ٍة ‪َ ،‬وقَ ْد‬ ‫ث َ‬ ‫س ْو ُل َّللا ‪ ،‬إِنِي ِ َح ِد ْي ُ‬ ‫سلَّ ْم ‪.-‬قُ ْلتُ ‪ :‬يَا َر ُ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫ون ا ْل ُك َها َن قَا َل‪(( :‬فََلَ تَأْتِ ِه ْم))‬ ‫سَلَ ِم ‪َ ،‬وإِ َّن ِمنَا ِر َجا َلً يَأ ت ُ َ‬ ‫َجا َءَّللاُ ِبأ َِل ْ‬
‫صد ُْو ِر ِه ْم‬ ‫ش ْي ٌء يَ ِجد ُْونَهُ فِ ْي ُ‬ ‫‪.‬قُ ْلتُ ‪َ :‬و ِمنَّا ِر َجا ٌل يَتَ َطيَّ ُر ْو َن قَا َل‪ (( :‬اَ َك َ‬
‫صدَّن ُه ْم )) رواه مسلم‬ ‫فََلَ يَ ُ‬
Artinya:
Hadis dari Abu Ja’far Muhammad i bn Shabah dan Abu Bakr
ibn Abi Syaibah, hadis Ismail ibn Ibrahim dari Hajjâj as-Shawwâf dari
Yahya ibn Abi Kaşir dari Hilâl ibn Abi Maimũnah dari ‘Atha’ ibn Yasâr
dari Mu’awiyah ibn Hakam as-Silmiy, Katanya: Ketika saya salat bersama
Rasulullah saw., seorang dari jama’ah bersin maka aku katakan
yarhamukallâh. Orang-orang mencela saya dengan pandangan mereka,
saya berkata: Celaka, kenapa kalian memandangiku? Mereka memukul
paha dengan tangan mereka, ketika saya memandang mereka, mereka
menyuruh saya diam dan saya diam. Setelah Rasul saw. selesai salat (aku
bersumpah) demi Ayah dan Ibuku (sebagai tebusannya), saya tidak pernah
melihat guru sebelumnya dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya
daripada beliau. Demi Allah beliau tidak membentak, memukul dan
mencela saya. Rasulullah saw. (hanya) bersabda: Sesungguhnya salat ini
tidak boleh di dalamnya sesuatu dari pembicaraan manusia. Ia hanya
tasbîh, takbîr dan membaca Alquran. Aku bertanya: Ya Rasulullah
sesungguhnya aku baru masuk islam dan Allah telah mendatangkan islam,
sedangkan diantara kami ada yang mendatangi dukun tenung”. Beliau
menjawab: “ Janganlah kamu mendatanginya”. Aku bertanya lagi: “ Di
antara kami ada yang meraal nasib dengan burung”. Beliau menjawab:
“Demikian itu hanya terkaan hati saja, maka janganlah diperhambat
dengan dugaan itu”.( HR. Muslim ).
Penjelasan Hadis

Hadits di atas menjelaskan bagaimana Akhalak


Rasulullah SAW sebagai seorang guru yang baik
dalam menyikapi kesalahan yang dilakukan oleh para
sahabat. Ada beberapa kesalahan yang dilakukan
para sahabat pada saat melaksanakan shalat
berjama’ah bersama Nabi SAW, namun beliau sangat
toleran dan bijaksana dalam menghadapinya .
Kesalahan itu sebagai berikut :
a. Ketika ada seorang sahabat bersin dijawab
Muawiyah; Yarhamukallah.
b. Melihat kejadian itu para sahabat yang dalam
keadaan shalat itu memandangkan matanya secara
melotot artinya marah.
c. Mu’awiyah berbicara: “Celaka aku mengapa kalian
memandang aku seperti itu?”
d. Para sahabat memukulkan tangan diatas pahanya,
maksudnya menyuruhya berdiam tidak berbicara.
Penjelasan Hadis

Menghadapi berbagai ulah para sahabat


pada awal islam yang belum mengetahui hal-hal
yang membatalkan shalat, Rasulullah SAW tidak
marah-marah dan tidak membenci diantara mereka.
Mu’awiyah mengakui keindahan akhlak beliau dan
belum pernah melihat sosok seorang guru sebelum
dan sesudahnya yang lebih baik dari pengejaran
Rasulullah SAW.
Rasullullah hanya menjelaskan bahwa
dalam shalat tidak boleh berbicara, shalat hanyalah
membaca tasbih, takbir dan membaca Al-Qur’an.
Beliau mengakui keabsahan shalat mereka, karena
segala kejadian itu terjadi pada awal islam dan
mereka tidak diperintah mengulangi shalatnya.
Hadis Pendukung

1. Hadis Pertama

‫الر ْفقَ ِف ْي األ َ ْم ِر ك ُِل ِه‬


ِ ‫ب‬ ُّ ‫ق يُ ِح‬ َ َّ ‫َياعَا ِئشَةُ ِإ َّن‬
ٌ ‫َّللا َر ِف ْي‬
Artinya:
“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Mahalembut
dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan”
(HR. Bukhari)

Pelajaran hadis:
1. Anjuran untuk berlemah lembut, karena sikap ini
akan mendukung terciptanya lingkungan yang
lembut.
2. Anjuran untuk mengusahakan kemudahan atau
sesuatu yang lebih mudah karena hal itu akan
menjalin sebuah komunikasi dan kasih sayang.
2. Hadis Ke- 2
‫ش ُر ْوا َوَلَ تُنَ ِف ُر ْوا‬ ِ ‫س ُر ْوا َوَلَ ت ُ َع‬
ِ ‫ َو َب‬،‫س ُر ْوا‬ ِ ََ ‫ي‬
Artinya:
“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar
gembira dan janganlah kalian membuat orang lari” (HR.
Bukhari)
Pelajaran hadis:
1. Seseorang mukmin wajib mencintai manusia dengan
kebaikan dan menganjurkan mereka untuk berbaik hati
dan mewaspadai agar jangan sampai mereka beralih
darinya atau menghindarkan diri darinya, yang mana hal
itu dapat terjadi karena adanya sikap keras dan kasar
dalam memperlakukan mereka.
2. Hadis ini merupakan dasar dalam menjelaskan
kemudahan hukum islam, berkaitan dengan tuntunan
dan syari’atnya, yang merupakan salah satu aspek yang
menjadikan beban tersebut merupakan beban yang
mampu dilakukan manusia sesuai dengan kemampuan
individu manusia dan tugas mereka. Sementara agama
sendiri tidak memberikan beban yang berat,
menyulitkan dan memberikan beban yang sangat berat,
yang dapat menyeret manusia kepada kesempitan dan
kesulitan
3. Hadis Ke- 3

ُ‫ش ْي ٍء إَِلَّ شَانَه‬


َ ‫ع ِم ْن‬ َ ‫الر ْفقَ َلَ يَكُو ُن فِي‬
ُ ‫ش ْي ٍء إَِلَّ َزانَهُ َوَلَ يُ ْن َز‬ ِ ‫إِ َّن‬

Artinya:
“Sesungguhnya sifat lemah lembut tidaklah berada
pada sesuatu kecuali akan membuat indah sesuatu
tersebut dan tidaklah sifat lemah lembut dicabut dari
sesuatu kecuali akan membuat sesuatu tersebut
menjadi buruk.” (HR. Muslim)
Pelajaran Hadis:
1. Pentingnya manusia haruslah bersikap lemah
lembut karena ia akan menjadi hiasan seseorang
dalam pandangan manusia dan pandangan Allah
swt.
2. Jika kelemah lembutan itu tercabut dari manusia,
maka ia akan rendah dimata manusia dan di sisi
Allah swt. sebab sesungguhnya Allah swt. tidak
akan menyukai kecuali kepada orang yang
mempunyai akhlak yang baik
4. Hadis Ke- 4

‫الر ْفقَ يُحْ َر ِم ا ْل َخي َْر‬


ِ ‫م ََ ْن يُحْ َر ِم‬
Artinya:
“Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, maka
tidak akan mendapatkan kebaikan”. (HR. Muslim)

Pelajaran hadis:
1. Barang siapa yang bersikap kasar, maka dia tidak
akan mendapatkan kebaikan.
2. Kehilangan kelembutan berarti juga kehilangan
pahala yang diberikan oleh Allah swt dalam
kelembutan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai