Anda di halaman 1dari 37

TERJEMAH KITAB AQIDATUL AWAM I (SIFAT-SIFAT

ALLAH)
6 April 2014 pukul 22:19


Saya memuji dengan menyebut Nama Allah SWT, Nama al-Rahman dan al-Rahim yang
selalu berbuat kebaikan. Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Qadim (tidak ada
permulaannya), dan Maha Awal Yang Maha Akhir, dan kekal tanpa ada perubahan.



Kemudian shalawat dan salam sejahtera semoga selamanya tercurahkan kepada
NabiMuhammad SAW sebagai orang terbaik yang mengesakan Allah SWT
Syarh
Muncul pertanyaan, apa perlunya mengucapkan salawat kepada NabiMuhammad SAW
padahal beliau adalah orang yang mulia dan terpilih, dengan jaminan surga dari Allah SWT?
Jawaban dari pertanyaan ini adalah, di dalam al-Quran disebutkan bahwa mengucapkan
shalawat adalah teladan dari Allah SWT dan para malaikat yang mengucapkan shalawat
kepada Nabi Muhammad SAW. Sekaligus perintah Allah SWT kepada seluruh umat Islam
untuk membaca shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Firman Allah SWT

(56 )


"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. al-Ahzab : 56).
Sebagian ulama menyatakan bahwa shalawat adalah mendoakan Nabi Muhammad SAW, agar
selalu mendapatkan shalawat dan salam Allah SWT. Mendoakan Nabi Muhammad SAW agar
pada masa yang akan datang, rahmat dan salam Allah SWT itu akan terus diberikan kepada
Nabi Muhammad SAW.

Sebagian lain mengatakan bahwa walaupun shalawat adalah mendoakan Nabi Muhammad
SAW namun pada hakikatnya ketika seorang membaca shalawat ia sedang bertawassul dan

mengharapkan barokah Allah SWT turun kepada dirinya dengan perantara shalawat tersebut.
Oleh karena itulah ketika seseorang membaca shalawat, niatnya tidak untuk mendoakan
Nabi Muhammad SAW, tetapi mengharap kepada Allah SWT agar semua keinginannya bisa
terkabulkan dengan barokah shalawat yang dibaca

Begitu pula shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada keluarga serta para sahabatnya
dan siapa pun yang mengikuti jalan agama yang benar tanpa berbuat bidah
Syarh:
Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW kemudian diiringi dengan shalawat
kepada keluarga dan para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Yang dimaksud sahabat Nabi adalah orang-orang yang pernah melihat Nabi dalam keadaan
Islam dan meninggalkan dunia tetap pada keislamannya.
Sahabat adalah orang-orang yang mulia, dan selalu dalam petunjuk Allah SWT, walaupun
bukan berarti mereka tidak pernah berbuat salah dan dosa. Di antara mereka ada yang telah
dijamin masuk surga. Mereka adalah orang-orang yang memiliki keimanan yang kokoh, rela
mengorbankan harta bahka nyawa demi kejayaan agama Allah SWT. Taat beribadah kepada
Allah SWT dengan sepenuh hati, bersujud demi mengabdi kepada Allah SWT. Firman Allah
SWT:




.(29 ).
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasihsayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku`
dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud." (QS. al-Fath : 29).
Atas jasanya yang besar pada perjuangan menegakkan agama Allah SWT, Allah SWT
memberikan ridha-Nya kepada mereka dan menjanjikan balasan surga yang siap menanti
kedatangan mereka di akhirat. Firman Allah SWT:





.(100 ).
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang
Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha
kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selamalamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. al-Taubah : 100).

Ketika Allah SWT telah memberikan ridha-Nya kepada para sahabat, maka sudah seharusnya
kita sebagai umat Islam wajib mengakui serta menghormati dan mendoakan sahabat Nabi
Muhammad SAW. Tidak menyalahkan apalagi mengkafirkan mereka. Sabda Nabi
Muhammad SAW:



J

.(4610 : ) .

Dari Abu Hurairah RA. berkata, Rasulullah SAW bersabda, Janganlah kalian mencaci
para sahabat, janganlah kalian mencaci sahabat-sahabatku!. Demi Dzat Yang Menguasaiku,
andaikata salah satu diantara kalian menafkahkan emas sebesar gunung Uhud, maka
(pahala nafkah itu) tidak akan menyamai (pahala) satu mud atau setengahnya dari (nafkah)
mereka. (Shahih Muslim [4610]).
Para sahabat tidak melakukan hal-hal yang terlarang dalam agama, termasuk pula tidak akan
berbuat bidah yang terlarang dalam agama. Apa yang mereka kerjakan, walaupun tidak
dicontohkan secara langsung oleh Rasulullah SAW, bukanlah sebuah bidah yang buruk
(sayyiah), tetapi bidah yang baik (hasanah) yang dianjurkan dalam agama. Karena
Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk mengikuti apa yang beliau teladankan serta
apa yang diteladankan oleh para sahabatnya. Sabda Rasulullah SAW:
:J

.(16519 ) .
"Dari Abdurrahman bin Amr as-Sulamy, sesungguhnya ia mendengar Irbadh bin Sariyah
berkata, Rasulullah SAW memberikan wejangan kepada kami, Maka kalian wajib
berpegang teguh pada sunnahku (apa yang aku ajarkan) dan sunnah al-Khulafaur Rasyidin
(sahabat yang empat yang terpilih) yang mendapatkan petunjuk dari Allah. (Musnad Ahmad
Ibn Hanbal, 16519).


Setelah apa yang dikemukakan tadi, ketahuilah tentang kewajiban mengetahui ada dua puluh
sifat yang wajib bagi Allah SWT
Syarh:
Aqoid lima puluh adalah 50 hal yang wajib ketahui dan diyakini oleh seorang yang beriman
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.


)

.(3

"Ketahuilah bahwa setiap muslim (laki-laki atau perempuan) wajib mengetahui lima puluh
akidah beserta dalil-dalilnya yang bersifat global atau terperinci." (Kifayatul 'Awam, 3).

Lima puluh keyakinan itu terdiri dari:

1. Keimanan kepada Allah SWT:

a. Sifat wajib bagi Allah SWT = 20

b. Sifat mustahil bagi Allah SWT = 20

c. Sifat jaiz bagi Allah SWT = 1

2. Keimanan kepada para rasul:

a. Sifat wajib bagi rasul = 4

b. Sifat mustahil bagi rasul = 4

c. Sifat jaiz bagi rasul = 1

Jumlah = 50

Yang dimaksud sifat wajib di sini adalah sesuatu yang pasti ada atau dimiliki Allah SWT atau
rasul-Nya, di mana akal tidak akan membenarkan jika sifat-sifat itu tidak ada pada Allah
SWT dan rasul-Nya.

Mustahil merupakan perkara yang tidak mungkin ada pada Allah SWT dan rasul-Nya.
Kebalikan dari sifat wajib, yaitu akal tidak akan terima jika sifat-sifat tersebut ada pada Allah
SWT dan para rasul-Nya.

Sedangkan jaiz adalah sifat yang tidak harus ada pada Allah SWT dan rasul-Nya. Dengan
pengertian bahwa ada dan tidak adanya sifat ini pada Allah SWT dan rasul-Nya bisa diterima
oleh akal.

Maka Allah SWT adalah Dzat yang bersifat Wujud (Ada), Qadim (tidak ada permulaan-Nya),
Kekal, dan berbeda dengan makhluk secara mutlak.

Syarh:

Sifat Allah SWT yang dua puluh tersebut adalah sebagai berikut:

1. Wujud (Ada)

Allah SWT adalah Tuhan yang wajib kita sembah itu pasti ada. Allah SWT, ada tanpa ada
perantara sesuatu dan tanpa ada yang mewujudkan. Firman Allah SWT:

.(14 )

"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (QS. Thaha : 14).

Kalau sekarang manusia tidak bisa melihat Allah SWT, itu karena memang ada hijab
sehingga manusia tidak mampu melihat Allah SWT, sebagaimana yang dialami oleh Nabi
Musa AS (QS. Al-A'raf : 143). Kelak di surga, ketika hijab itu diangkat, manusia akan
mampu melihat jelas Dzat Allah SWT dan dengan mata telanjang. Sabda Nabi SAW:

.( )

"Dari Jarir bin Abdillah RA ia berkata, "Suatu malam kami berkumpul bersama Nabi SAW.
Kemudian Nabi SAW melihat bulan purnama, lalu bersabda, "Sesungguhnya kelak kalian
akan melihat Tuhan kalian (sama jelasnya ) seperti kalian melihat bulan purnama ini, kalian
tidak silau ketika melihatnya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Adanya alam semesta beserta isinya merupakan tanda bahwa Allah SWT ada. Dialah yang
menciptakan alam raya yang menakjubkan ini.

Kebalikan sifat ini adalah sifat adam (), yakni Allah SWT mustahil tidak ada.

2. Qidam (Dahulu)

Sebagai Dzat yang menciptakan seluruh alam, Allah SWT pasti lebih dahulu sebelum
makhluk. Firman Allah SWT:


.(3 )

Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan dia Maha mengetahui
segala sesuatu." (QS. al-Hadid : 3).

Dahulu bagi Allah SWT tanpa awal. Tidak berasal dari tidak ada kemudian menjadi Ada.
Sabda Nabi SAW:

.( ) J

"Dari Imron bin Hushain RA, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT ada (dengan
keberadaan tanpa permulaan) dan belum ada sesuatupun selain-Nya." (HR. al-Bukhari dan
al-Baihaqi).

Kebalikannya adalah huduts (), yakni mustahil Allah SWT itu baru dan memiliki
permulaan.

3. Baqa (Kekal)

Arti baqa' adalah bahwa Allah SWT senantiasa ada, tidak akan mengalami kebinasaan atau
rusak. Dalam al-Quran disebutkan:


.(27-26 )

Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan." (QS. ar-Rahman : 26-27).

Allah SWT adalah Dzat yang Maha Mengatur alam semesta. Dia selalu ada selama-lamanya
dan tidak akan binasa untuk mengatur ciptaan-Nya itu. Hanya kepada-Nya seluruh kehidupan
ini akan kembali. Firman Allah SWT:


.(88 )

"Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya
kepada-Nyalah kamu dikembalikan." (QS. al-Qashash : 88).

Kebalikannya adalah sifat Fana () , yang berarti mustahil Allah SWT tidak kekal.

4. Mukhalafatu Lilhawaditsi, (Berbeda dengan makhluk)

Allah SWT pasti berbeda dengan segala yang baru (makhluk). Perbedaan Allah SWT dengan
makhluk itu mencakup segala hal, baik dalam sifat, dzat dan perbuatannya. Firman Allah
SWT:

.(11 ).

"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat." (QS. as-Syura : 11).

Apapun yang terlintas di dalam benak dan pikiran seseorang, maka Allah SWT tidak seperti
yang dipikirkan itu. Imam Ahmad mengatakan:


.(20 ) .

"Apapun yang terlintas di benakmu (tentang Allah SWT) maka Allah SWT tidak seperti yang
dibayangkan itu." (Al-Farqu Bainal Firoq, 20).

Karena itulah seorang mukmin tidak diperkenankan membahas Dzat Allah SWT karena ia
tidak akan mampu untuk melakukannya. Justru ketika ia menyadari akan kelemahannya itu,
maka pada saat itu sebenarnya ia telah mengenal Allah SWT. Sayyidina Abu Bakar AsShiddiq mengatakan:

Ketidak-mampuan untuk mengetahui Allah SWT adalah sebuah kemampuan. Sedangkan


membahas Dzat Allah SWT adalah kufur dan syirik.

Kebalikannya adalah mumatsalatuhu lilhawaditsi () , yakni mustahil Allah SWT


sama dengan makhluk-Nya.

Allah SWT adalah Dzat Yang berdiri sendiri, Tunggal, Hidup, Berkuasa, Berkehendak dan
Mengetahui segala sesuatu.

Syarh:

5. Qiyamuhu binafsih (berdiri sendiri)

Berbeda dengan makhluk yang masih membutuhkan sesuatu yang lain diluar dirinya, Allah
SWT tidak butuh terhadap sesuatu apapun. Allah SWT tidak membutuhkan tempat dan dzat
yang menciptakan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

.(6 )

"Sesungguhnya Allah SWT benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam." (QS. al-Ankabut : 6).

Allah SWT Maha Kuasa untuk mewujudkan sesuatu tanpa membutuhkan bantuan makhlukNya. Tetapi merekalah yang membutuhkan Allah SWT. Firman Allah SWT:

.(15 )

"Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji." (QS. Fathir : 15).

Allah SWT tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Bahkan terhadap ibadah yang
dilakukan seorang hamba, Allah SWT tidak membutuhkannya. Ketika Allah SWT
mensyariatkan shalat, puasa, zakat, haji, sedekah dan lain sebagainya, maka itu bukan karena
Allah SWT membutuhkannya. Tetapi karena di dalamnya ada manfaat besar yang akan
dirasakan oleh orang-orang yang melaksanakan-Nya. Jadi ibadah itu bukan untuk
kepentingan Allah SWT, tetapi itu adalah kebutuhan kita sebagai hamba.

Kebalikan dari sifat ini adalah ihtiyajuhu li ghairihi ( ) artinya mustahil Allah SWT
butuh kepada makhluk.

6. Wahdaniyat (Esa/satu)

Allah SWT satu/esa, tidak ada tuhan selain Diri-Nya. Allah SWT Maha Esa dalam Dzat, Sifat
dan perbuatan-Nya. Firman Allah SWT:

.(108 )

"Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu


adalah Tuhan Yang Esa, maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)". (QS. al-Anbiya'
: 108).

Satu dalam Dzat Artinya, bahwa Dzat Allah SWT satu, tidak tersusun dari beberapa unsur
atau anggota badan dan tidak ada satupun dzat yang menyamai Dzat Allah SWT.

Satu dalam sifat artinya bahwa sifat Allah SWT tidak terdiri dari dua sifat yang sama, dan
tidak ada sesuatupun yang menyamai sifat Allah SWT.

Dan satu dalam perbuatan adalah bahwa hanya Allah SWT yang memiliki perbuatan. Dan
tidak satupun yang dapat menyamai perbuatan Allah SWT.

Sifat yang mustahil bagi-Nya yaitu taaddud" ( )berbilangan, bahwa mustahil Allah lebih
dari satu. Firman Allah SWT:


.(22 )

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu Telah
rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka
sifatkan. (QS. al-Anbiya: 22).

7. Qudrat (Kuasa)

Allah SWT Maha Kuasa dengan kekuasaan yang tidak terbatas. Kekuasaan Allah SWT
meliputi terhadap segala sesuatu. Kuasa untuk mewujudkan dan meniadakan segala sesuatu
yang dikehendaki-Nya. Allah SWT berfirman:

.(6 )

Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. al-Hasyr : 6).

Kalau Allah SWT tidak kuasa, tentu Ia tidak akan mampu meciptakan alam raya yang sangat
menakjubkan ini. Karena itu, mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat al-'Ajzu ( )yang
berarti lemah.

8. Iradah (Berkehendak)

Allah SWT Maha berkehendak, dan tidak seorangpun yang mampu menahan kehendak Allah
SWT. Dan segala yang terjadi di dunia berjalan sesuai dengan kehendak Allah SWT. Allah
SWT berfirman:

.(11 ).

"Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah


jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfa`at bagimu.
Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. al-Fath : 11).

Allah SWT juga berfirman:

.(82 )

"Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata


kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia." (QS. Yasin : 82).

Lawan dari sifat ini adalah ( )yang mempunyai makna terpaksa", yakni mustahil Allah
berbuat sesuatu karena terpaksa, atau tidak dengan kehendak-Nya sendiri.

9. Ilmu (Mengetahui)

Allah SWT adalah Dzat yang Maha Menciptakan, maka Ia pasti mengetahui segala sesuatu
diciptakan-Nya. Allah SWT mengetahui dengan jelas akan semua perkara yang jelas tampak
ataupun yang samar, tanpa ada perbedaan antara keduanya. Allah SWT berfirman:

.(7 ) .

Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. (QS. al-Ala : 7).

Kebalikan sifat ini adalah al-jahlu (), yang berarti bodoh. Bahwa mustahil Allah SWT
bodoh atau tidak mengetahui pada apa yang diciptakan.

10. Hayat (Hidup)

Allah SWT Maha Hidup, dan hidup Allah SWT adalah kehidupan abadi, tidak pernah dan
tidak akan mati.


.(58 : ) .

"Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah
dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya."
(QS. al-Furqan : 58).

Kebalikan dari sifat ini adalah al-mautu (), yang berarti mati. Yakni mustahil Allah SWT
mati.

Allah SWT juga Maha Mendengar, Melihat, dan BerbicaraDia mempunyai tujuh sifat yang
teratur, Yaitu sifat Qudrat, Iradat, Sama', Bashar Hayat, Ilmi dan Kalam yang berlangsung
terus.

Syarh:

11. Sama (Mendengar)

Allah SWT Maha Mendengar. Namun pendengaran Allah SWT tidak sama dengan
pendengaran manusia yang bisa dibatasi ruang dan waktu. Allah SWT mendengar dengan
jelas semua yang diucapkan hamba-Nya. Pendengaran Allah SWT tidak berbeda pada perkara
yang dhahir atau yang bathin. Firman Allah SWT:

.(6 : ) .

"Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. ad-Dukhan :
6).

Kebalikan dari sifat ini adalah al-shamamu ( )yang berarti tuli. Yakni bahwa mustahil
Allah SWT itu tuli.

12. Bashor (Melihat)

Allah SWT Maha melihat segala sesuatu. Baik yang nampak ataupun yang samar. Bahkan
andaikata ada semut yang sangat hitam berjalan di tengah malam yang gelap gulita, Allah
SWT dapat melihatnya dengan jelas.





.(11 : ).

"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikanNya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan
Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. as-Syura : 11).

Kebalikan sifat ini adalah al-'ama ( ) yang berarti buta, yakni bahwa mustahil Allah SWT
itu buta.

13. Kalam (Berfirman)

Allah SWT Maha berfirman, namun firman Allah SWt tidak sama seperti perkataan manusia
yang terdiri dari suara dan susunan kata-kata. Firman Allah SWT, tanpa suara dan kata-kata.



.(164 : ) .

"Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan
Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung." (QS. an-Nisa :164).

Kebalikan sifat ini adalah al-bakamu (), yang berarti bisu. Yakni bahwa mustahil Allah
SWT itu bisu.

Tujuh sifat ini adalah tergolong sifat Maani. Sedangkan tujuh sifat setelahnya adalah
sifat Manawiyyah. Yakni, 14) Qodiron (Allah Maha Berkuasa ), 15) Muridan (Allah Maha
Berkehendak), 16) Aliman (Allah Maha Mengetahui), 17) Hayyan (Allah Maha Hidup), 18)
Samian (Allah Maha Mendengar), 19) Bashiron (Allah Maha Melihat), dan 20)
Mutakalliman (Allah Maha Berbicara).

Jika diperinci, maka dua puluh sifat wajib bagi Allah SWT terbagi menjadi empat criteria,

1. Sifat Nafsiyyah, yakni sifat untuk menegaskan adanya Allah SWT, di mana Allah SWT
menjadi tidak ada tanpa adanya sifat tersebut. Yang tergolong sifat ini hanya satu, yakni sifat
wujud.

2. Sifat Salbiyyah, yaitu sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak
bagi Allah SWT. Sifat Salbiyah ini ada lima sifat yakni, 1) Qidam, 2) Baqo', 3) Mukhalafatu
lil hawaditsi, 4) Qiyamuhu binafsihi, dan 5) Wahdaniyyah.

3. Sifat Maani, adalah sifat yang pasti ada pada Dzat Allah SWT. Terdiri dari tujuh sifat, 1)
Qudrat, 2) Iradah, 3) Ilmu, 4) Hayat, 5) Sama, 6) Bashar dan 7) Kalam.

4. Sifat Manawiyyah, adalah sifat yang mulazimah (menjadi akibat) dari sifat maani, yakni
1) Qadiran, 2) Muridan, 3) Aliman, 4) Hayyan, 5) Samian, 6) Bashiran, 7) Mutakalliman.

Dan adalah boleh dengan anugerah Allah SWT dan keadilannya, ialah meninggalkan segala
yang mungkin seperti halnya Dia melakukannya.

Syarh:

Sifat jaiz Allah SWT ada satu, yakni:

"Allah berhak untuk mengerjakan sesuatu atau meninggalkan (tidak mengerjakan)-nya."

Tidak ada satu pun kekuatan yang dapat memaksa-Nya. Allah SWT memiliki hak penuh
untuk mengerjakan atau mewujudkan suatu perkara. Sebagaimana juga Allah SWT
mempunyai pilihan bebas untuk tidak menjadikannya. Firman Allah SWT:

.(40: ).

"Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami


hanya mengatakan kepadanya: "Kun (jadilah)", maka jadilah ia." (QS. an-Nahl : 40).

Tidak seorangpun dari makhluk Allah SWT yang berhak untuk memaksa Allah SWT untuk
melaksanakan atau meninggalkan sesuatu. Karena Allah SWT adalah Dzat yang Maha
Memaksa dan Maha Kuasa, tidak bisa dipaksa atau dikuasai. Sedangkan usaha
dan doa manusia hanya sekedar perantara untuk mengharap belas kasih Allah SWT dalam
mengabulkan apa yang diinginkan. Keputusan akhir adalah mutlak ada pada kekuasaa Allah
SWT. Firman Allah SWT:

.(68 : ).

"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada
pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan
(dengan Dia)." (QS. al-Qashash : 68).

http://hakamabbas.blogspot.com/2014/04/terjemah-aqidatul-awam_6974.html

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan


Bagikan
46 46
36 Komentar
39 kali dibagikan
Komentar

Kholis Noor Swun hu mga brokah...................


6 April 2014 pukul 22:32 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie

6 April 2014 pukul 22:46 Suka


Kholis Noor Kpan kryany d ctak hu,jgn hnya di share di dumay aza.............
6 April 2014 pukul 23:00 Suka 1
Hakam Ahmed El-Chudrie duite durung ono......
6 April 2014 pukul 23:00 Suka
Kholis Noor Cri sponsor to hu................Lihat Terjemahan
6 April 2014 pukul 23:02 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie hehehe... g duwe chanel Q

6 April 2014 pukul 23:04 Suka


Kholis Noor Usaha to hu,go eman nk hnya cma di CoPas aza..........
6 April 2014 pukul 23:08 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie hehehe... g po2... sing penting karya terbagus tak
simpan......paling tak share sitik2 wae....
6 April 2014 pukul 23:09 Suka
Moh Alamuddin Eling..hafalan Ibtida' kang..,,,barokallah
6 April 2014 pukul 23:10 Suka
Kholis Noor Oo... critane mancing sponsor tho...........gaggag.....Lihat Terjemahan
6 April 2014 pukul 23:11 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie qiqi... nek pengen yo kon moro sponsore...qiqiqi
6 April 2014 pukul 23:13 Suka
Kholis Noor hrga perdana brp? Bsa d twar hu?........... hahhahaha
6 April 2014 pukul 23:16 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie qiqiqi...buku sing opo dsek??? sing selayang pandang pernikahan
laranag regane, soale kajiane ora tekok kitab tok tap dibandingkan dg hukum positif, KHI,
dan hukum adat lo ya...
6 April 2014 pukul 23:18 Suka
Kholis Noor Wah klau bku pernkahan psti bnyak yang gk prcya ale yg ngarang blm
membuktikanny............
6 April 2014 pukul 23:20 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie qiqiqi...arep tak jalukke kata sambutan teko gus mus
rembang...mumpung duwe chanel kuat....qiqiqi
6 April 2014 pukul 23:21 Suka
Kholis Noor Cucok tu cpet di lksnakan hu...............Tyus di praktekan.............
6 April 2014 pukul 23:22 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie kadang Q bingung, nek pengarange durung nikah,
dipertanyakan... tp pengarang kitab fiqih durung tahu haid kok iseh dipercoyo tanpa
dipertanyakan ya..hmmmm
6 April 2014 pukul 23:23 Suka

Kholis Noor Ojo bngung,ws bda msalahnya hu,ojo ndok pdakke.............


6 April 2014 pukul 23:25 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie qiqiqi...bedone neng endi hayo????
6 April 2014 pukul 23:25 Suka
Kholis Noor bdane pean org Jpara............ Gtu aza og rpot............ gaggag
6 April 2014 pukul 23:27 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie gkgkgk.... sebenere podo..... podo2 durung ngelakoni tp wis wani
muni.... nek teko penelitian? Q yo podo lo ya.....
6 April 2014 pukul 23:27 Suka
Kholis Noor Ora bkal iso pdo tho... nk haid ora bkal pngarange mngalami n bliau sdh
wfat,klau bab nkah itu hrus di bktikan bkan hnya teori aza n pean msih blm brani
mempraktekkan teori anda........... Emanga penilitian perlu klinci percobaan n biar sukses
pngarangnya yg hrus membuktikannya sperti pnjual jamu.............
6 April 2014 pukul 23:33 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie opo penjual racun kudu nyobo racune??? hayooo
6 April 2014 pukul 23:34 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie opo penjual racun kudu nyobo racune??? hayooo
6 April 2014 pukul 23:35 Suka
Kholis Noor Yo bda wng bkul rcun tikus bkan utk di mnum pnjualnya tp utk tkus
hu..............Lihat Terjemahan
6 April 2014 pukul 23:36 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie qiqi... racun manungso lo ya... piye coba nek kanggo buktikan nek
racune mandi? kan harus diminum wonge dsek.... tah piye?
6 April 2014 pukul 23:37 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie opo dimiumkan orang lain???? nah podo to... bab nikah wis
amalke wong liyo Q cuma ngulas...
6 April 2014 pukul 23:37 Suka
Kholis Noor gak bleh mmproduksi rcun mnusia aplagi smpai mnjualnya lrangan agama n
pmerintah,sbelum pnjualnya mnum bsa d tngkap dlu.........Lihat Terjemahan
6 April 2014 pukul 23:39 Suka

Kholis Noor Nk nkah klau yg mmpraktekkan org lain psti bda tmpat n kndisinya hu,jdi sblum
pneliti mneliti orang lain dia jga hrus bsa mmbandingkannya dgn drinya sndiri.......... gtu lho
biar lbih afdhoool.............
6 April 2014 pukul 23:41 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie wkwkwk.....
7 April 2014 pukul 16:19 Suka
Zee Sug izin ngeh ,matur suwun
19 Oktober 2015 pukul 8:46 Suka
Raden Muhammad Abumusal mohon izin copy ustadz... oia ko sampe

lanjutannya mana ustadz?
23 Maret pukul 5:23 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie monggo, untuk sementara sampai itu dulu, membahas sifat2
Allah...
23 Maret pukul 5:26 Suka
Raden Muhammad Abumusal ox syukron katsirr,,, ditunggu lanjutannya ustadz,,, ^__^
23 Maret pukul 5:27 Suka
Hakam Ahmed El-Chudrie
23 Maret pukul 5:27 Suka 1
Kapiten Naga wahdaniyah sifat,gmna belum paham nih?sukron
8 Agustus pukul 11:06 Suka

Hakam Ahmed El-Chudrie

Kepemilikan di Ar-Roudhoh Press

Catatan oleh Hakam Ahmed El-Chudrie

Semua Catatan

Sisipkan Kiriman

Laporkan

Orang yang Mungkin Anda Kenal

Lihat Semua
Orang yang Mungkin Anda Kenal

Nayla Shafa
20 teman yang sama

Silvani Lavia Rifda


12 teman yang sama

Titta
25 teman yang sama
Saran Halaman

Lihat Semua
Saran Halaman

Group Sholawat Al-banjari Miftakhul Salam


Faisal
dan
Ahlun Iffi Chereztt
menyukai ini.

Pecinta Romo KH Husein Ilyas


Muhammad
menyukai ini.

Komunitas Parkour Indonesia


537 orang menyukai ini.

cidadappunya.com
Cah
menyukai ini.
Buat Buat
Karie
Pilihan
Bantua
Tentang
Pengembang
PrivasiKuki
Ketentuan
Pengaturan
Iklan Halaman
r
Iklan
n
Log
Aktivitas
Facebook 2016

Bahasa Indonesia

Basa Jawa

Bahasa Melayu

Franais (France)

Espaol

Portugus (Brasil)

Deutsch

Italiano

GAME ANDA
Lainnya

2
SARAN GAME
Lainnya

Neng Zaa

Sulipit Elek mengomentari kiriman Chiya As-sani.

Siti Munzidah menyukai foto Sie Damayantie.

Ay Noen Jarieyah dan Pipiet Lestari sekarang berteman.


Tampilkan Kiriman Terdahulu

Ngobrol dengan teman

Maghfiroh ElHidayath

11+
Nur Istiqomah

8+
Yunuz Al-zyem

Lukman Ghozali

Fifi Dewi Luthfiyah

Nyalakan obrolan untuk melihat siapa saja yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai