Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

I. MASALAH UTAMA
IsolasiSosial: Menarik Diri

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Pengertian
Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang
lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak ( Carpenito, 2007 ).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang
lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Towsend,1998). Seseorang
dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain. Individu
merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk
membagi perasaan, pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk
berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanivestasikan dengan sikap
memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan
orang lain (DepKes, 1998).
Isolasi Sosial adalah kondisi kesepian yang diekspresikan oleh individu dan
dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan
negatif yang mengancam. Dengan karakteristik : tinggal sendiri dalam ruangan,
ketidakmampuan untuk berkomunikasi, menarik diri, kurangnya kontak mata. Ketidak
sesuaian atau ketidakmatangan minat dan aktivitas dengan perkembangan atau
terhadap usia. Preokupasi dengan pikirannya sendiri, pengulangan, tindakan yang
tidak bermakna. Mengekspresikan perasaan penolakan atau kesepian yang
ditimbulkan oleh orang lain. Mengalami perasaan yang berbeda dengan orang lain,
merasa tidak aman ditengah orang banyak. (Mary C. Townsend, Diagnose Kep.
Psikiatri, 1998; hal 252). Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Pawlin dalam
Keliat 2011)
B. Faktor predisposisi
1. Faktor perkembangan
Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan sosial berkembang
sesuai dengan proses tumbuh kembang mulai dari usia bayi sampai dewasa lanjut
untuk dapat mengembangkan hubungan sosial yang positif, diharapkan setiap
tahap perkembangan dilalui dengan sukses. sistemsystemrga yang terganggu dapat
menunjang perkembangan respon maladptif.
2. Faktor biologis
Faktor genetic dapat berperan dalam respon sosial maladaptive.
3. Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan berhubungan. Hal ini
diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain,
tidak mempunyai anggota masyarakat yang kurang produktif seperti lansia, orang
cacat, dan penderita penyakit kronis. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi
norma, perilaku dan system nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya
mayoritas.
4. Faktor dalam keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam gangguan
berhubungan, bila keluarga hanya menginformasikan hal-hal yang negative dan
mendorong anak mengembangkan harga diri rendah. Adanya dua pesan yang
bertentangan disampaikan pada saat yang bersamaan, mengakibatkan anak
menjadi engan berkomunikasi dengan orang lain (Ernawato, 2009).

C. Faktor presipitasi
1. Stress sosiokultural
Faktor presipitasi (pencetus) terjadinya perilaku menarik diri (isolasi sosial)
adalah dari faktor sosio-cultural karena menurunnya stabilitas keluarga dan
berpisah karena meninggal dan faktor psikologis seperti berpisah dengan orang
yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti
dalam keluarga sehingga menyebabkan klien berespons menghindar dengan
menarik diri dari lingkungan (Stuart and Sundeen, 1995).
2. Stress Psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersaman dengan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang dekat
atau kegagalan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan
dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi (Ernawati, 2009)

D. Tanda dan gejala


Menurut Townsend, M.C (1998:152-153) & Carpenito,L.J (1998: 382) isolasi sosial
menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut:
1. Data Subyektif
Tanda dan gejala pada klien dengan isolasi sosial sebagai berikut:
a. Mengungkapkan perasaan tidak berguna, penolakan oleh lingkungan.
b. Mengungkapkan keraguan tentang kemampuan yang dimiliki
2. Data Obyektif
Tanda dan gejala pada klien dengan isolasi sosial sebagai berikut:
a. Tampak menyendiri dalam ruangan
b. Tidak berkomunikasi, menarik diri
c. Tidak melakukan kontak mata
d. Tampak sedih, afek datar
e. Posisi meringkuk di tempat tidur dengang punggung menghadap ke pintu
f. Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur dengan
perkembangan
g. Usianya
h. Kegagalan untuk berinterakasi dengan orang lain didekatnya
i. Kurang aktivitas fisik dan verbal
j. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi
k. Mengekspresikan perasaan kesepian dan penolakan di wajahnya
Menurut Farida dan Hartono (2010) tanda dan gejala menarik diri adalah:
a. Menyendiri diruangan
b. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
c. Sedih, efek datar
d. Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya
e. Berpikir menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak bermakna
f. Mengekspresikan penolakan atau kesepian kepada orang lain
g. Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan lainnya
h. Menggunakan kata-kata simbolik
i. Menggunakan kata yang tidak berarti
j. Kontak mata kurang/ tidak mau menatap lawan bicaranya
k. Pasien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun,
berdiam diri

E. Akibat
1. Data Subjektif
a. Menungkapkan enggan untuk memulai hubungan atau pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
2. Data Objektif
a. Kurang spontan ketika diajak berbicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara

III. A. POHON MASALAH


Perubahan Sensori Persepsi Halusinasi Effect

Isolasi sosial: menarik diri


Cor Problem

Gangguan konsep diri: harga diri rendah


Causa
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Perubahan Sensori Persepsi Halusinasi
DS: - Klien mengatakan sering mendengar suara – suara perempuan yang
memanggil manggilnya dan suara seperti perempuan itu hanya memanggil
namanya saja.
- Klien mengatakan suara – suara itu timbul pada saat klien mneyendiri
dikamar dan pada saat akan tidur malam.
DO : - Klien terkadang tampak bicara sendiri
- Tampak tertawa sendiri dan mondar mandir
2. Isolasi Sosial Menarik Diri
DS : - Klien mengatakan bergaul dengan orang yang dianggapnya baik saja, takut
nanti menghina keadaan dirinya
- Klien merasa malu dengan orangp orang didekat rumahnya dan tidak ingin
bertemu dengan teman-teman nya dalam keadaan klien saat ini
DO : - klien tampak jarang bergaul dengan teman-teman sesama pasien
- Klien tampak jarang membuat kontak terlebih dahulu

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. Perubahan Sensori Persepsi Halusinasi
B. Isolasi Sosial : Menarik Diri

V. RENCANA TINDAKAN
1. Membina hubungan saling percaya
2. Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial
3. Membantu pasien untuk mengenal manfaat berhubungan dengan orang lain dengan cara
mendiskusikan manfaat jika pasien memiliki banyak teman
4. Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
5. Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1 (SP)
KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Tanggal : 10 September 2021 Jam : 10.30 Interaksi ke :

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
Data subjektif :
a) Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
b) Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya.
c) Klien merasa orang lain tidak selevel.
Data objektif :
d) Klien tampak menyendiri.
e) Klien terlihat mengurung diri.
f) Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
4. Tindakan Keperawatan :
Melakukan SP 1

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan nama saya belia. Saya
mahasiswa praktek dari STIKES ‘Aisyiyah Surakarta yang akan dinas di ruangan
flamboyan ini selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai
jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa?
Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Bu hari ini? O.. jadi Bu merasa bosan dan tidak berguna.
c. Kontrak (topik, waktu, tempat) :
1) Topik
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan Bu
dan kemampuan yang Bu miliki? Apakah bersedia? Tujuananya Agar ibu
dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui
keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain
2) Waktu :
Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
3) Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
2. Fase Kerja :
Dengan siapa ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? apa
yang menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut? Siapa anggota keluarga dan
teman ibu yang tidak dekat dengan ibu? apa yang membuat ibu tidak dekat dengan
orang lain? Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan saat bersama keluarga?
Bagaimana dengan teman-teman yang lain? Apakah ada pengalaman yang tidak
menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang menghambat ibu dalam
berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?
Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah benar, kita
mempunyai teman untuk bercakap-bercakap. Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu? ya
apa lagi? (sampai menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya
teman ya. Kalau begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang lain? Nah untuk
memulainya sekrang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini ibu,
untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang lain kita sebutkan dahulu nama kita
dan nama panggilan yang kita sukai. Contohnya: nama saya belia, senang sipanggil
abel. Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya
nama ibu siapa ? senangnya dipanggil apa? Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya
saya belum kenal dengan ibu. coba ibu berkenalan dengan saya.
Ya bagus sekali ibu!! coba sekali lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!! setelah berkenalan
dengan ibu orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan ibu bicara. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga,
pekerjaan dan sebagainya, nah bagaimana kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap
dengan teman ibu. (dampingi pasien bercakap-cakap).
3. Fase Terminasi :
a. Evaluasi Respon Subjektif dan Objektif:
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan? Nah sekarang coba
ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain
b. Rencana Tindak Lanjut :
Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap dengan
teman? Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini ada jadwal
kegiatan, kita isi pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan ibu adalah bercakap-cakap
dengan teman sekamar. Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu
menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau
teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu
mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat) :
1) Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan
bercakap-cakap dengan topik tertentu. apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu.
saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

C. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Teknik komunikasi terapeutik yang digunakan : Membuka komunikasi
2. Sikap komunikasi terapeutik yang digunakan : Berhadapan, mempertahankan kontak
mata, membungkuk kearah klien, mempertahankan sikap terbuka, tetap rileks.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 2 (SP)
KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Tanggal : Jam : Interaksi ke :

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
Data subjektif :
Klien mengatakan malas berinteraksi.
Data objektif :
a) Klien menyendiri di kamar.
b) Klien tidak mau melakukan aktivitas di luar kamar.
c) Klien tidak mau melakukan interaksi dengan yang lainnya.
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan denagn orang lain.
b. Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain.
4. Tindakan Keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan
satu orang.
c. Membenatu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum W, Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya
b. Evaluasi/Validasi :
Mulai berkenalan dengan orang lain? Bagai mana perasaan ibu setelah mulai
berkenalan? Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian, bagaimana semangatnya untuk bercakap-cakap dengan teman? Apakah
ibu sudah
c. Kontrak (topik, waktu, tempat) :
1) Topik :
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan bagai mana
berkenalan dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain agar ibu semakin banyak
teman. Apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
3) Tempat :
ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
2. Fase Kerja :
Baiklah hari ini saya datang bersama dua orang ibu perawat yang juga dinas di
ruangan melati ini, ibu bisa memulai berkenalan.. apakah ibu masih ingat bagaimana
cara berkenalan? (beri pujian jika pasien masih ingat, jika pasien lupa, bantu pasien
mengingat kembali cara berkenalan) nah silahkan ibu mulai (fasilitasi perkenalan
antara pasien dengan perawat lain) wah bagus sekali ibu, selain nama,alamat, hobby
apakah ada yang ingin ibu ketahui tetang perawat C dan D? (bantu pasien
mengembangkkan topik pembicaraan) wah bagus sekali, Nah ibu apa kegiatan yang
biasa ibu lakukan pada jam ini? Bagai mana kalau kita menemani teman ibu yang
sedang menyiapkan makan siang di ruang makan sambil menolong teman ibu bisa
bercakap-cakap dengan teman yang lain. Mari bu.. (dampingi pasien ke ruang
makan) apa yang ingin ibu bincangkan dengan teman ibu. ooh tentang cara
menyusun piring diatas meja silahkan ibu( jika pasien diam dapat dibantu oleh
perawat) coba ibu tanyakan bagaimana cara menyusun piring di atas meja kepada
teman ibu? apakah harus rapi atau tidak? Silahkan bu, apalagi yang ingin bu
bincangkan.. silahkan.

3. Fase Terminasi :
a. Evaluasi Respon Subyektif dan Obyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan perawat B dan C dan
bercakap-cakap dengan teman ibu saat menyiapkan makan siang di ruang makan?
Coba ibu sebutkan kembali bagaimana caranya berkenalan?
b. Rencana Tindak Lanjut :
Bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu jadwal kegiatan
bercakap-cakap ketika membantu teman sedang menyiapkan makan siang. Mau
jam berapa ibu latihan? Oo ketika makan pagi dan makan siang.
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat) :
1) Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu berkenalan
dengan 4 orang lain dan latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
harian lain, apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ? Baiklah ibu besok saya
akan kesini jam 10:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum
WR,WB.
3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?

C. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Teknik komunikasi terapeutik yang digunakan : Membuka komunikasi
3. Sikap komunikasi terapeutik yang digunakan : Berhadapan, mempertahankan kontak
mata, membungkuk kearah klien, mempertahankan sikap terbuka, tetap rileks
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 3 (SP)
KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Tanggal : Jam : Interaksi ke :

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
Data subjektif :
a. Klien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain.
b. Klien mengatakan masih sedikit malas ber interaksi dengan orang lain.
Data objektif :
c. Klien tampak sudah mau keluar kamar.
d. Klien belum bisa melakukan aktivitas di ruangan.
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi sosial
3. Tujuan Khusus :
a. Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih.
b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien.
b. Memberikan kesempatan pada klien berkenalan.
c. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian? Apakah ibu sudah bersemangat bercakap-cakap dengan otrang lain?
Apa kegiatan yang dilakukan sambil bercakap-cakap? Bagaimana dengan
jadwal berkenalan dan bercakap-cakap, apakah sudah dilakukan? Bagus ibu.
c. Kontrak (topik, waktu, tempat) :
1) Topik :
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan mendampingi
bu berkenalan atau bercakap-cakap dengan tukang masak, serta bercakap-
cakap dengan teman sekamar saat melakukan kegiatan harian. Apakah ibu
bersedia?
2) Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
3) Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

2. Fase Kerja :
Baiklah ibu, bagaimana jika kita menuju ruang dapur, disana para juru
masak sedang memasak dan jurumasak disana berjumlah lima orang disana.
Bagaimana jika kita berangkat sekarang? Apakah ibu sudah siap bergabubg
dengan banyak orang? Nah ibu sesampainya disana ibu langsung bersalaman dan
memperkenalakan diri seperti yang sudah kita pelajari, ibu bersikap biasa saja
dan yakin bahwa orang-orang disana senang dengan kedatangan ibu. baik lah bu
kita berangkat sekarang ya bu. (selanjutnya perawat mendampingi pasien di
kegiatan kelompok, sampai dengan kembali keruma).
Nah bu, sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman saat
melakukan kegiatan harian, kegiatan apa yang ingin bu lakukan? Ooh merapikan
kamar baiklah dengan siapa ibu ingin didampingi? Dengan Nn. E? baiklah bu.
kegiatannya merapikan tempat tidur dan menyapu kamar tidur ya bu( perawat
mengaja pasien E untuk menemani pasien merapikan tempat tidur dan menyapu
kamar, kemudian memotivasi pasien dan teman sekamar bercakap-cakap.
3. Fase Terminasi :
a. Evaluasi Respon Subyektif dan Obyektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan juru masak di dapur ?
kalau setelah merapikan kamar bagaimana ibu? apa pengalaman ibu yang
menyenangkan berada dalam kelompok? Adakah manfaatnya kita bergabung
dengan orang banyak?
b. Rencana Tindak Lanjut :
Baiklah ibu selanjutnya ibu bisa menambah orang yang ibu kenal. Atau ibu bisa
ikut kegiatan menolong membawakan nasi untuk dimakan oleh teman-teman
ibu. jadwal bercakap-cakap setiap pagi saat merapikan tempat tidur kita
cantumkan dalam jadwal ya ibu. setiap jam berapa ibu akan berlatih? Baiklah
pada pagi jam 08:00 dan sore jam 16:00.
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat) :
1) Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu dalam
melakukan berbincang-bincang saat menjemput pakaian ke laundry.
apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? ? Baiklah B besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok
B. saya permisi Assalamualaikum WR,WB

C. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Teknik komunikasi terapeutik yang digunakan : Membuka komunikasi
2. Sikap komunikasi terapeutik yang digunakan : Berhadapan, mempertahankan kontak
mata, membungkuk kearah klien, mempertahankan sikap terbuka, tetap rileks.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 4 (SP)
KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Tanggal : Jam : Interaksi ke :

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
Data subjektif :
a. Klien mengatakan sudah mau berinteraksi dengan orang lain.
b. Klien mengatakan mampu berinteraksi dengan orang lain.
Data objektif :
a. Klien sudah mau keluar kamar.
b. Klien bisa melakukan aktivitas di ruangan.
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi sosial
3. Tujuan Khusus :
a. Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih.
b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien.
b. Memberikan kesempatan pada klien berkenalan
c. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu. Apakah ibu masih kenal dengan saya?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? masih ada perasaan kesepia, rasa enggan
berbicara dengan orang lain? Bagaimana dengan kegiatan hariannya sudah
dilakukan?dilakukan sambil bercakap-cakap kan ibu? sudah berapa orang baru
yang ibu kenal? Dengan teman kamar yang lain bagaimana? Apakah sudah
bercakap-cakap juga? Bagaiman perasaan ibu setelah melakukan semua kegiatan?
Waah ibu memang luar biasa.
c. Kontrak (topik, waktu, tempat) :
1) Topik :
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan mendampingi ibu
dalam menjemput pakaian ke laundry atau latihan berbicara saat melakukan
kegiatan sosial. Apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
3) Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

2. Fase Kerja :
Baiklak, apakah bu sudah mempunyai daftar baju yang akan di ambil? (sebaiknya
sudah disipakan oleh perawat) baiklah ibu mari kita berangkat ke ruangan laundry.
(komunikasi saat di ruangan laundry).
Nah ibu caranya yang pertama adalah ibu ucapkan salam untuk ibu siti, setelah itu
ibu bertanya kepada ibu Siti apakah pakaian untuk ruangan melati sudah ada? Jika
ada pertanyaan dari ibu siti ibu jawab ya.. setelah selesai, minta ibu siti menghitung
total pakaian dan kemudian ibu ucapkan terimakasih pada Ibu siti.. Nah sekarang
coba ibu mulai ( perawat mendampingi pasien)

3. Fase Terminasi :
a. Evaluasi Respon Subyektif dan Obyektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap saat menjemput pakaian ke
ruangan laundry? Apakah pengalaman yang menyenangkan bu?
b. Rencana Tindak Lanjut :
Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal dan
melakukan kegiatan menjemput pakaian ke ruangan laundry.
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat) :
1) Topik :
Baik lah bu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang
kebersihan diri. apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya
permisi Assalamualaikum WR,WB.

C. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Teknik komunikasi terapeutik yang digunakan : Membuka komunikasi
2. Sikap komunikasi terapeutik yang digunakan : Berhadapan, mempertahankan kontak
mata, membungkuk kearah klien, mempertahankan sikap terbuka, tetap rileks.

Anda mungkin juga menyukai