Metode Penelitian
2. Kecerdasan Emosional
1. Validitas
Validitas adalah pertimbangan yang paling utama dalam
mengevaluasi kualitas tes sebagai instrumen ukur. Konsep
validitas mengacu pada kelayakan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan (Azwar, 2012). Untuk menguji validitas dalam
penelitian ini menggunakan jenis pengujian validitas isi.
Validitas isi adalah kemampuan yang diestimasi lewat
pengujian terhadap kelayakan instrumen atau isi tes penelitian
dalam mengungkap atau mewakili semua isi yang hendak
diukur melalui analisis rasional oleh seseorang yang
berkompeten (expert judgement). Atau dengan kata lain,
validitas isi merupakan fungsi seberapa baik dimensi dan
elemen sebuah konsep yang telah digambarkan. (Sekaran,
2006). Validitas isi dengan expert judgement adalah menelaah
kisi-kisi terutama kesesuaian pada tujuan penelitian dan butir-
butir pertanyaan. (Sugiyono, 2013).
2. Daya Diskriminasi Aitem
Daya diskriminasi aitem atau beda aitem dikenal dengan
sebutan koefisien korelasi aitem total. Sebutan itu adalah benar
karena hakikatnya fungsi suatu tes adalah memberikan
gambaran mengenai perbedaan individual sehingga aitem yang
fungsinya sesuai dengan fungsi tes tersebut berarti memiliki
kemampuan atau daya untuk membedakan individu pada aspek
yang diukur oleh tes yang bersangkutan. Semakin tinggi
koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor tes
berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan
fungsi ukur tes secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi
daya bedanya. Bila koefisien korelasinya rendah mendekati nol
berarti fungsi aitem tersebut tidak sesuai dengan fungsi ukur tes
dan aitem tersebut tidak memiliki daya diskriminasi. Koefisien
dapat bergerak antara 0 sampai dengan 1,0, namun koefisien
yang berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,50 telah dapat
memberikan kontribusi yang baik. Apabila kurang dari 0,30
biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan (Azwar, 2012).
3. Reliabilitas
Pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki
tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang
reliable. Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu
proses pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2012), sedangkan
menurut Nasution (2006) menjelaskan bahwa suatu alat ukur
dikatakan reliable bila alat tersebut dalam mengukur suatu
gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan
hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara konsisten
memberi hasil ukuran yang sama. Reliabilitas dinyatakan
dengan koefisien reliabilitas yang setidaknya 0,70 atau lebih,
apabila koefisien reliabiliasnya 1,0 berarti adanya konsistensi
yang sempurna pada hasil ukur yang bersangkutan (Azwar,
2012).