Anda di halaman 1dari 32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan

3.1.1 Metode Penelitian

Penelitian merupakan pengamatan yang dilakukan selama jangka

waktu tertentu terhadap suatu fenomena yang memerlukan jawaban dan

penjelasan. Metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam

upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian serta dalam

melakukan analisis masalah yang diteliti.

Sugiyono (2013:5) menjelaskan metode penelitian sebagai berikut:

“Metode penelitian adalah cara ilmiah mendapatkan data yang


valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan
dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah dalam bisnis”.

3.1.2 Obyek Penelitian


Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi penelitian

dalam suatu penelitian, objek penelitian menjadi sasaran dalam penelitian

untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang akan

dibuktikan secara objektif. Sugiyono (2010:41) menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan objek penelitian adalah:

53
54

“Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu tentang sasuatu hal objektif, valid dan reliabel

tentang suatu hal (variabel tertentu).”

Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah,

Independensi, Kompetensi, Integritas, dan Kualitas Audit pada Auditor di

beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bandung.

3.1.3 Unit Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada beberapa Kantor Akuntan Publik di

Kota Bandung. Hal tersebut dikarenakan peneliti ingin mengetahui

seberapa besar pengaruh independensi, kompetensi, dan integritas

terhadap kualitas audit pada beberapa Kantor Akuntan Publik di Bandung.

3.1.4 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan penulis adalah

penelitian deskriptif-verifikatif, karena penelitian ini berupaya

mendeskripsikan dan menginterpretasikan pengaruh antara variabel-

variabel yang akan ditelaah hubungannya serta tujuannya untuk

menyajikan gambaran terstruktur, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta

hubungan antara variabel yang diteliti.

Sugiyono (2013:3) mendefinisikan penelitian deskriptif sebagai

berikut:

“Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk


mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik yang hanya pada
55

satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan


menghubungkan dengan variabel lain (variabel mandiri adalah
variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena
variabel independen selalu dipasangkan dengan variabel
dependen)”.
Pendekatan deskriptif akan digunakan untuk mengidentifikasi

tentang Independensi, Kompetensi, Integritas, dan Kualitas Audit.

Sedangkan penelitian verifikatif menurut Moch. Nazir (2011:91) bahwa:

“Dalam penelitian ini penerapan metode deskriptif adalah metode


penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas
antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu
perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang
menunjukan hipotesis yang ditolak atau diterima”.

3.1.4 Model Penelitian

Model penelitian merupakan abstrak dari kenyataan-kenyataan

yang ada atau dari fenomena yang sedang terjadi dan akan diteliti. Dalam

penelitian ini sesuai dengan judul yang diambil maka model penelitian

dapat digambarkan sebagai berikut:

𝑋1

Independensi bY𝑋1

Y
𝑋2
bY𝑋2 Kualitas Audit
Kompetensi

𝑋3 bY𝑋3

Integritas

Gambar 3.1 Model Penelitian


56

Keterangan :

𝑋1 = Independensi

𝑋2 = Kompetensi

X3 = Integritas

Y = Kualitas Audit

PY𝑋1 = Independensi berpengaruh terhadap Kualitas

Audit

PY𝑋2 = Kompetensi berpengaruh terhadap Kualitas Audit

PY𝑋3 = Integritas berpengaruh terhadap Kualitas Audit

3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian


3.2.1 Definisi Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian ini didefinisikan secara jelas sehingga

tidak menimbulkan pengertian ganda. Secara teoritis variabel dapat

didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai

variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek

yang lain (hatct dan Farhady, 1981) dalam Sugiyono (2013:58).

Sugiyono (2013:59) mendefinisikan pengertian variabel sebagai

berikut:

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan ditarik
kesimpulannya”.
57

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengukuran terhadap

keberadaan suatu variabel dengan menggunakan instrumen penelitian.

Setelah itu penulis akan melanjutkan analisis untuk mencari pengaruh

suatu variabel dengan variabel lain. Menurut Sugiyono (2013:30)

berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, maka

variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berkut:

- “Variabel Bebas

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat).

- Variabel Terikat

Variabel Y ini sering disebut variabel output, kriteria,

konsekuen, dalam Bahasa Indonesia disebut variabel terikat.

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas).

Sesuai dengan judul yang dipilih, maka dalam penelitian ini

terdapat tiga variabel bebas (independent variable), yaitu:

1. Independensi. “Independensi dalam audit berarti sikap mental

yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,

tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti

adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan

fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak


58

dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya.” (Mulyadi 2013:26-27)

2. Kompetensi. “Kompetensi merupakan suatu kecakapan dan

kemampuan dalam menjalankan suatu pekerjaan atau

profesinya. Orang yang kompeten berarti orang yang dapat

menjalankan pekerjaannya dengan kualitas hasil yang baik.

Dalam arti luas kompetensi mencakup penguasaan

ilmu/pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skill) yang

mencakupi, serta mempunyai sikap dan perilaku (attitude) yang

sesuai untuk melaksanakan pekerjaan atau profesinya.”

(Sukrisno Agoes 2008:146)

3. Integritas. “Integritas merupakan sebuah konsep yang

menekankan adanya kesesuaian tindakan seseorang dengan

prinsip atau nilai tertentu yang dipilihnya. Integritas meliputi

komitmen seseorang terhadap suatu prinsip masyarakat atau

organisasi dimana seseorang berbeda. Dalam sudut pandang ini

ketika berbicara tentang integritas maka kita berbicara tentang

menjadi orang yang utuh, terpadu, seluruh bagian diri kita yang

berlainan bekerja sama dan berfungsi sesuai rancangan untuk

tetap komitmen terhadap nilai atau prinsip yang dianut dalam

masyarakat atau organisasi”. (Anggara Wisesa 2011:8)

Sesuai dengan masalah yang diteliti maka yang menjadi

variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah


59

kualitas audit. Kualitas audit sebagai memberikan pendapat yang

profesional yang didukung oleh bukti audit dan keputusan yang

dihasilkan bersifat objektif”. (Financial Reporting Council, 2006

dalam Nasrullah Djamil (2012:160)).

3.2.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel

penelitian ke dalam konsep dimensi dan indikator. Disamping itu

tujuannya adalah untuk memudahkan pengertian dan menghindari

perbedaan persepsi dalam penelitian ini. Berikut adalah operasionalisasi

variabel dalam penelitian ini:


60

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Independensi (X1)

Variabel Konsep Dimensi Indikator No. Skala


Item
Independensi Independensi 1. Program a. Bebas dari tekanan 1 Ordina
dalam audit berarti ming atau intervensi l
sikap mental yang independ manajerial atau friksi
ence yang dimaksudkan
bebas dari
untuk menghilangkan
pengaruh, tidak (eliminate),
dikendalikan oleh menentukan (specify)
pihak lain, tidak atau mengubah
tergantung pada (modify) apapun dalam
orang lain. audit.
b. Bebas dari intervensi 2
Independensi juga
apapun dari sikap tidak Ordina
berarti adanya
kooperatif yang l
kejujuran dalam berkenan dengan
diri auditor dalam penerapan prosedur
mempertimbangka audit yang dipilih.
n fakta dan adanya c. Bebas dari upaya pihak 3
pertimbangan yang luar yang memaksakan
objektif tidak pekerjaan audit itu Ordina
direview diluar batas- l
memihak dalam
batas kewajaran dalam
diri auditor dalam proses audit.
merumuskan dan
menyatakan 2. .Investiga a. Akses langsung dan 4
pendapatnya. tive bebas atas seluruh
Independ buku, catatan,
ence pimpinan pegawai
(Mulyadi 2013:26-
perusahaan dan
Ordina
27) sumber informasi l
lainnya mengenai
kegiatan perusahaan,
kewajiban dan sumber-
sumbernya.
b. Kerjasama yang aktif
5
dari pimpinan
perusahaan selama
berlangsunnya
kegiatan audit. Ordina
c. Bebas dari upaya
pimpinan perusahaan
6 l
untuk menugaskan
atau mengatur
kegiatan yang harus
diperiksa atau
menentukan dapat
diterimanya suatu
Ordina
evidential metter l
(sesuatu yang
61

mempunyai nilai
pembuktian). 7
d. Bebas dari kepentingan
atau hubungan pribadi
yang akan
menghilangkan atau
membatasi
pemeriksaan atas
kegiatan, catatan atau
orang yang
Ordina
seharusnya masuk l
dalam lingkup
pemeriksaan.
8
3. Reportin a. Bebas dari perasaan
g loyal kepada seseorang
Independ atau merasa
ence berkewajiban kepada
seseorang untuk
(Menurut mengubah dampak dari
Mautz dan fakta yang dilaporkan 9
Sharaf b. Menghindari praktik
dalam untuk mengeluarkan Ordina
Theodorus hal-hal penting dari
M. laporan formal dan
l
Tuanakotta memasukannya
2011) kedalam laporan
informal dalam bentuk
apapun. 10
c. Menghindari
penggunaan bahasa Ordina
yang tidak jelas (kabur, l
samar-samar) baik
yang disengaja maupun
yang tidak didalam
pernyataan fakta, opini
dan dalam
rekomendasi dalam
interpretasi. 11
d. Bebas dari upaya untuk
memveto (judgement) Ordina
auditor mengenai apa l
yang seharusnya
masuk dalam laporan
audit, baik yang
bersifat fakta maupun
opini.

Ordina
l
62

Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Kompetensi (X2)

Variabel Konsep Dimensi Indikator No. Skala


Item
Kompetensi “Suatu kecakapan a. Pencapaian - Standar 1 Ordinal
(X2) dan kemampuan Kompetensi pendidikan umum
dalam Profesional
menjalankan suatu - Pendidikan khusus 2 Ordinal
pekerjaan atau Pelatihan
profesinya. Orang
yang kompeten - Ujian profesional 3 Ordinal
berarti orang yang dalam subyek-
dapat menjalankan subyek yang
pekerjaannya relevan
dengan kualitas
hasil yang baik. - Pengalaman kerja 4 Ordinal
Dalam arti luas
kompetensi
mencakup
penguasaan b. Pemeliharaan - Kompetensi harus
ilmu/pengetahuan Kompetensi dipelihara dan 5–6 Ordinal
(knowledge), dan Profesional dijaga melalui
keterampilan komitmen untuk
(skill) yang belajar dan
mencakupi, serta melakukan
mempunyai sikap peningkatan
dan perilaku (Menurut profesional secara
(attitude) yang Mulyadi berkesinambungan
sesuai untuk 2010:58) selama kehidupan
melaksanakan profesional
pekerjaan atau anggota.
profesinya.”
- Pemeliharaan Ordinal
(Sukrisno Agoes kompetensi
7–8
2008:146) profesional
memerlukan
kesadaran untuk
terus mengikuti
perkembangan
profesi akuntansi,
termasuk
diantaranya
pernyataan-
pernyataan
akuntansi, auditing
dan peraturan
lainnya, baik
nasional maupun
internasional yang
relevan.
63

- Anggota harus
9 Ordinal
menetapkan suatu
program yang
dirancang untuk
memastikan
terdapatnya
kendali mutu atas
pelaksanaan jasa
profesional yang
konsisten dengan
standar nasional
dan internasional.

Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Integritas (X3)
Variabel Konsep Dimensi Indikator No. Skala
Item
Integritas “Integritas merupakan - Kejujuran • Bersikap dan 1 Ordinal
(X3) sebuah konsep yang Auditor berhak jujur
menekankan adanya merupakan
kesesuaian tindakan tuntutan untuk
seseorang dengan dapat dipercaya.
prinsip atau nilai Hasil audit dapat
tertentu yang dipercaya oleh
dipilihnya. Integritas pengguna apabila
meliputi komitmen auditor dapat di
seseorang terhadap junjung tinggi
suatu prinsip kejujuran.
masyarakat atau
organisasi dimana
seseorang berbeda.
Dalam sudut pandang - Keberanian a. Sikap berani
ini ketika berbicara Auditor menegakkan
2–3 Ordinal
tentang integritas maka kebenaran dan
kita berbicara tentang tidak mudah
menjadi orang yang diancam dengan
utuh, terpadu, seluruh berbagai
bagian diri kita yang ancaman.
berlainan bekerja sama b. Memiliki rasa
4 Ordinal
dan berfungsi sesuai percaya diri ketika
rancangan untuk tetap menghadapi
komitmen terhadap kesulitan dalam
nilai atau prinsip yang melakukan audit.
dianut dalam
masyarakat atau
64

organisasi”.

Anggara Wisesa - Sikap


(2011:8) Bijaksana a) Auditor
Ordinal
Auditor melaksanakan 5
tugasnya tidak
tergesa-gesa. Ordinal
b) Auditor selalu 6
mempertimbangk
an permasalahan
dalam melakukan
auditnya.

- Tanggung
Jawab • Auditor dinilai
Ordinal
Auditor bertanggung 7–8
jawab apabila jika
hasil pemeriksaan
masih dibutuhkan
perbaikan serta
dalam
penyampaian
(Menurut pengawasannya
Sukriah seluruh bukti yang
2009:7) mendukung
temuan audit
didasarkan pada
bukti yang cukup,
kompeten,
relevan.
65

Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Kualitas Audit (Y)

Variabel Konsep Dimensi Indikator No. Skala


Item
Kualitas Kualitas audit a) Standar • Audit harus 1 Ordinal
Audit (Y) mengacu pada Umum dilaksanakan oleh
standar yang seorang atau lebih
berkenaan pada yang memiliki
kriteria atau keahlian dan
ukuran-ukuran pelatihan teknis
mutu yang cukup
pelaksanaan sebagai auditor.
serta dikaitkan • Dalam semua hal 2 Ordinal
dengan tujuan yang berhubungan
yang hendak dengan. Perikatan,
dicapai dengan independensi
menggunakan dalam sikap
prosedur yang mental harus
berkaitan. dipertahankan
Kualitas Jasa oleh auditor
sangat penting • Dalam 3 Ordinal
untuk pelaksanaan audit
menghasilkan dan penyusunan
bahwa profesi laporannya,
bertanggung auditor wajib
jawab kepada menggunakan
klien, kemahiran
masyarakat profesionalnya
umum dan dengan cermat
aturan-aturan dan seksama.
(Boyton, et, al,
2006:7)

b) Standar a. Pekerjaan harus 4–5 Ordinal


pekerjaan direncanakan
lapangan sebaik-baiknya
dan jika
dipergunakan
asisten harus
disupervisi
dengan
semestinya.
b. Pemahaman 6 Ordinal
memadai atas
pengendalian
intern harus
diperoleh untuk
merencanakan
audit dan
menentukan
sifat, saat, dan
lingkup
pengujian yang
66

akan dilakukan. 7–8 Ordinal


c. Bukti audit
kompeten yang
cukup dan
konfirmasi
sebagai dasar
memadai untuk
menyatakan
pendapat atas
laporan
keuangan yang
diaudit. 9 Ordinal
c) Standar
Pelaporan a. Laporan auditor
harus
menyatakan
apakah laporan
keuangan telah
Sukrisno disusun sesuai
Agoes (2012: dengan prinsip
30-31) yang akuntansi yang
telah berlaku umum
ditetapkan dan di Indonesia.
10 Ordinal
disahkan oleh b. Laporan auditor
Ikatan harus
Akuntan menunjukkan,
Publik jika ada,
Indonesia ketidakkonsiste
(2011: 150.1- nan penerapan
150.2) prinsip
akuntansi dalam
penyusunan
laporan
keuangan
periode berjalan
dibandingkan
dengan
penerapan
prinsip 11 Ordinal
akuntansi
tersebut dalam
periode
sebelumnya.
c. Pengungkapan
informatif
dalam laporan
keuangan harus
dipandang 12 - 13 Ordinal
memadai,
kecuali
dinyatakan lain
dalam laporan
auditor.
d. Laporan auditor
harus memuat
67

suatu
pernyataan
pendapat
mengenai
laporan
keuangan secara
keseluruhan
atau suatu asersi
bahwa
pernyataan
demikian tidak
dapat diberikan,
maka alasannya
harus
dinyatakan.
Dalam hal nama
auditor
dikaitkan
dengan laporan
keuangan, maka
laporan auditor
harus memuat
petunjuk yang
jelas mengenai
sifat pekerjaan
audit yang
dilaksanakan,
jika ada, dan
tingkat
tanggungjawab
yang dipikul
oleh auditor.

(IAPI,
2011:150.1 &
150.2).

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Sugiyono (2014:80) mendefinisikan populasi sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”
68

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa populasi bukan

sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Jadi

populasi bukan hanya orang tetapi juga objek dan berbeda-beda alam yang

lain.

Berdasarkan penelitian ini, populasi penelitiannya adalah subyek yang

berhubungan dengan Independensi, Kompetensi, Integritas dan Kualitas

Audit. Yang menjadi sasaran populasi adalah Auditor yang bekerja pada

Kantor Akuntan Publik di Bandung yang berjumlah 113 orang.

Tabel 3.5 Populasi

No Jumlah Auditor
Nama KAP
Tetap
1 KAP Prof.H.Tb Hasanudin, MSc dan
Rekan 23
2 KAP Dr.H.E.R Suhardjadinata dan Rekan 32
3 KAP Djoemarma, Wahyudin dan Rekan 9
4 KAP Drs Gunawan Sudrajat 10
5 KAP AF Rachman 6
6 KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto &
Rekan 14
7 KAP M.Zainudin, Sukmadi & Rekan 19
Jumlah 113
Sumber: http/www.bi.go.id/id/publikasi/lain/lainnya/documents/kap.pdfe

3.3.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:116), sampel adalah: “...bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Besarnya sampel dapat ditentukan secara statistik maupun melalui

estimasi penelitian. Dalam penelitian ini sampel yang diteliti dan dipilih
69

penulis yaitu manajer auditor, senior auditor, junior auditor dan partner

auditor pada 7 Kantor Akuntan Publik yang ada di Kota Bandung

sejumlah 56 orang.

3.5.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan cara pengumpulan data yang sifatnya

tidak menyeluruh, yaitu tidak mencakup seluruh objek penelitian. Akan

tetapi hanya sebagian saja dari jumlah populasi yang ada. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-

probability Sampling dengan Metode Purposive Sampling.

Menurut Sugiyono (2013:120) non-probability sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau

kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber

data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014:392). Kriteria yang

ditetapkan penulis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengisi kuesioner dengan lengkap.

2. Telah bergabung dengan instansi minimal 1 tahun

(berdasarkan penjelasan dari salah satu Kantor Akuntan

Publik yang ada di Kota Bandung).


70

3. Telah menjadi auditor di Instansi minimal 1 tahun

(berdasarkan penjelasan dari salah satu Kantor Akuntan

Publik yang ada di Kota Bandung).

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan

untuk memperoleh data dan keterangan-ketrangan yang diperlukan dalam

penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah teknik Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu mengumpulkan data

dengan melakukan survey lapangan yang ada hubungannya dengan

masalah yang diteliti. Jenis penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan

data primer melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan tehnik

pengolahan data dengan menyebarkan pertanyaan kepada auditor yang

bekerja pada Kantor Akuntan Publik. Hal ini untuk mendapatkan

informasi mengenai tanggapan responden yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti. Bentuk kuesioner yang dibuat adalah kuesioner

berstruktur, dimana materi pertanyaan menyangkut pendapat responden

mengenai Independensi, Kompetensi, Integritas dan Kualitas Audit.

3.5. Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.5.1 Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013:199) analisis data adalah:


71

“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh


responden atau sumber data lain terkumpul.”
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sampling,

dimana yang diselidiki adalah sampel yang merupakan sebuah

himpunan dari pengukuran yang dipilih dari populasi yang menjadi

perhatian pada penelitian.

2. Setelah metode pengumpulan data ditentukan, kemudian

ditentukan instrument untuk memperoleh data dari elemen-elemen

yang akan diselidiki, instrument yang digunakan dalam penelitian

ini adalah daftar pernyataan atau kuesioner untuk menentukan nilai

dari kuesioner tersebut, penulis menggunakan skala likert.

Selanjutnya ketika data tersebut terkumpul, kemudian dilakukan

pengolahan data, disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik. Untuk menilai variabel X

dan variabel Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata

(Mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata ini didapat dengan

menjumlahkan total keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian dibagi

dengan jumlah responden Rumus rata-rata (Mean) adalah sebagai berikut:

Untuk Variabel X

∑ 𝑋𝑖
Me = 𝑛

Untuk Variabel Y

∑ 𝑌𝑖
Me = 𝑛
72

Keterangan:

Me = Rata-rata

Σ = Jumlah

Xi = Nilai X ke 1 sampai n

Yi = Nilai Y ke 1 sampai n

n = Jumlah Responden

Menurut Sudjana (2005:47) untuk membuat daftar distribusi frekuensi

dengan panjang kelas yang sama dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil.

b. Tentukan banyak kelas-kelas interval yang diperlukan. Banyak

kelas sering biasa diambil paling sedikit 5 kelas dan paling banyak

15 kelas, dipilih menurut keperluan, cara lain cukup bagus untuk n

berukuran besar n ≥200 misalnya, dapat menggunakan aturan

Sturges, yaitu: Banyak kelas 1+(3,3) log n

c. Tentukan panjang kelas interval P.


𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
P=𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

Nilai terendah dan nilai tertinggi itu masing-masing peneliti ambil

dari banyak pernyataan dalam kuesioner, 11 pernyataan untuk variabel 𝑋1,

9 pernyataan untuk variabel 𝑋2, 8 pernyataan untuk variabel 𝑋3, dan 13

pernyataan untuk variabel Y, dikalikan dengan skor terendah (1) untuk

nilai terendah dan skor tertinggi (5) untuk nilai tertinggi.

Maka dengan demikian kriteria untuk menilai Independensi

(Variabel 𝑋1 ) diperoleh nilai terendah (1x11)=11 dan nilai tertingginya


73

adalah (5x11)= 55. Kelas interval (55-11) : 5)= 8,8. Maka kriteria untuk

menilai karakteristik Independensi (𝑋1) adalah sebagai berikut:

a. Nilai 11-19,8 dirancang untuk kriteria “Tidak

Independen”

b. Nilai 19,8-28,6 dirancang untuk kriteria “Kurang

Independen”

c. Nilai 28,6-37,4 dirancang untuk kriteria “Cukup

Independen”

d. Nilai 37,4-46,2 dirancang untuk kriteria “Independen”

e. Nilai 46,2-55 dirancang untuk kriteria “Sangat

Independen”

Selanjutnya untuk menilai Kompetensi (Variabel 𝑋2). Nilai

terendah dari variabel adalah (9x1=9) dan nilai tertinggi adalah (9x5) = 45.

Kelas interval ((45-9) : 5)= 7.2 Maka kriteria untuk menilai Kompetensi

(Variabel 𝑋2) adalah sebagai berikut:

a. Nilai 9 – 16.2 dirancang untuk kriteria “Sangat Rendah”

b. Nilai 16.2 – 23.4 dirancang untuk kriteria “ Rendah”

c. Nilai 23.4 – 30.6 dirancang untuk kriteria “Cukup”

d. Nilai 30.6 – 37.8 dirancang untuk kriteria “Tinggi”

e. Nilai 37.8 – 45 dirancang untuk kriteria “Sangat Tinggi”

Selanjutnya untuk menilai Integritas (Variabel 𝑋3) nilai

terendahnya adalah (8x1) = 8 dan nilai tertingginya (8x5) = 40, kelas


74

interval sebesar ((40-8) : 5 = 6.4), Maka kriteria untuk melihat Integritas

(X3) adalah sebagai berikut:

a. Nilai 8 –14.4 dirancang untuk kriteria “Sangat Tidak

Integritas”

b. Nilai 14,4 – 20.8 dirancang untuk kriteria “Tidak

Integritas”

c. Nilai 20.8 – 27.2 dirancang untuk kriteria “Cukup

Integritas”

d. Nilai 27.2 – 33.6 dirancang untuk kriteria “Berintegritas”

e. Nilai 33.6 – 40 dirancang untuk kriteria “Sangat

Integritas”

Sedangkan untuk variabel Y diperoleh masing-masing nilai

terendahnya diperoleh nilai (1x13)=13, dan nilai tertingginya (5x13)=65),

kelas interval sebesar (65-13)/5)= 10.4, maka kriteria untuk melihat

Kualitas Audit (Y) adalah sebagai berikut:

a. Nilai 13- 23.4 dirancang untuk kriteria “Tidak

Berkualitas”

b. Nilai 23.4 – 33.8 dirancang untuk kriteria “Kurang

Berkualitas”

c. Nilai 33.8 – 44.2 dirancang untuk kriteria “Cukup

Berkualitas”

d. Nilai 44.2 – 54.6 dirancang untuk kriteria “Berkualitas”


75

e. Nilai 54.6 – 65 dirancang untuk kriteria “Sangat

Berkualitas”

Perhitungan dari hasil kuesioner dilakukan setelah adanya analisis

data antara lapangan dengan kepustakaan agar hasil akhir analisis dapat

teruji dan dapat diandalkan.

3.5.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.5.2.1 Pengujian Validitas

Menurut Sugiyono (2013:168) bahwa hasil penelitian yang

valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur.

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

jumlah dari setiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat,

maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut

menurut Sugiyono (2013:173,174) yang harus dipenuhi yaitu harus

memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Jika ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner


adalah valid.
b. Jika ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner
adalah tidak valid.
76

Uji validitas dapat menggunakan rumus korelasi parsial.

Rumus korelasi parsial berdasarkan Pearson Product Moment yang

dikutip dari (Sugiyono, 2008:276) yaitu:

𝑛 (ΣXY)− (ΣXΣY)
r=
√[𝑛ΣX2 − (ΣX2 ]−[𝑛ΣY2 −(ΣY)2 ]

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi Pearson Product Moment

X = Variabel Independen

Y = Variabel Dependen

n = Banyaknya Sampel

3.5.2.2 Pengujian Reliabilitas

Menurut Sugiono (2013: 168), bahwa hasil penelitian yang

reliabel adalah bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini penulis menngunakan

metode Alpha Cronbachb (a) yang penulis kutip dari Ety Rochaety

(2007:54) dengan rumus sebagai berikut:


2
𝑁 𝑆 2(1−ΣS1
R͇𝛼͇͇R ͇ 𝑁−1 ( )
𝑆2

Keterangan:

𝛼͇ = Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

𝑆2 = Varians Skor Keseluruhan


77

S12 = Varians Masing-masing Item

Suatu konstruksi atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60 (Nunnally,1967 dalam

Ghozali, 2007). Syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat

adalah jika koefisien reliabilitas yang didapat 0,6 jika koefisien

yang didapat kurang dari 0,6 maka instrumen penelitian tersebut

dinyatakan tidak reliabel.

3.5.3 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Data pada penelitian ini diperoleh dari jawaban kuesioner para

responden yang menggunakan skala likert, dari skala pengukuran likert itu

akan diperoleh data ordinal. Agar dapat dianalisis secara statistik maka

data tersebut harus dinaikkan menjadi skala interval. Menurut Hay’s

(1999:39) dalam Ian (2013), menggunakan Methods of Successive Interval

(MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner

yang disebarkan.

2. Untuk setiap butir pernyataan tentukan frekuensi (f) responden

yang menjawab skor 1,2,3,4 dan 5 untuk setiap item pernyataan.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya

disebut proporsi.

4. Menentukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai

proporsi secara berurutan perkolom skor.


78

5. Menentukan nilai z untuk setiap PF yang diperoleh dengan

menggunakan tabel distribusi normal.

6. Menentukan nilai skala (Scala Value = SV) untuk setiap skor

jawaban yang diperoleh (dengan menggunakan Tabel Tinggi

Densitas).

7. Menentukan skala dengan menggunakan rumus:

(𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝐿𝑜𝑤𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡)−(𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑈𝑝𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡)


SV = (𝐴𝑟𝑒𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑜𝑤 𝑈𝑝𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡)−(𝐴𝑟𝑒𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑜𝑤 𝐿𝑜𝑤𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡)

Keterangan:

Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah,

Density at Upper Limit = Kepadatan batas atas.

Area Below Upper Limit = Daerah dibawah batas atas.

Area Below Lower Limit = Daerah dibawah batas bawah.

8. Sesuai dengan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Scala Value

(SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah

menjadi sama dengan 1 (satu).

Menentukan nilai transformasi dengan rumus sebagai berikut:

Transformed Scala Value = Y = SV + 𝑆𝑉𝑚𝑖𝑛 + 1

Keterangan:

Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah.

Density at Upper Limit = Kepadatan batas atas.

Area Below Upper Limit = Daerah dibawah batas atas.

Area Below Lower Limit = Daerah dibawah batas bawah.


79

9. Nilai skala inilah yang disebut skala interval dan dapat digunakan

dalam perhitungan analisis regresi.

3.5.4 Pengujian Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang

dibuat untuk menjelaskan hal tersebut dan dituntut untuk melakukan

pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan tersebut dikhususkan mengenai

populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka

hipotesis itu disebut dengan hipotesis statistik.

Menurut Sugiyono (2014:93) bahwa hipotesis adalah sebagai berikut:

“Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh


karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum dijawab yang
empirik.”

Adapun langkah-langkah dalam menguji hipotesis ini dimulai

dengan menetapkan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha),

pemilihan tes statistik dan perhitungannya, menetapkan tingkat

signifikansi dan penetapan kriteria pengujian.

Uji t (Signifikan Parsial)

Uji statistik t disebut juga uji signifikasi individual. Uji ini

menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. H0 :b1 = 0, artinya independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit
80

Ha :b1 ≠ 0 artinya independensi berpengaruh terhadap kualitas audit

2. H0 :b2 = 0, artinya kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit

Ha :b2 ≠ 0, artinya kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit

3. H0 :b3 = 0, artinya integritas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit

Ha :b3 ≠ 0, artinya integritas berpengaruh terhadap kualitas audit

Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu

aplikasi software IBM SPSS Statisticsts agar pengukuran data yang

dihasilkan lebih akurat. Adapun rumus yang digunakan menurut Sugiyono

(2014:184) dalam menguji hipotesis (Uji t) penelitian ini adalah:

𝑟√𝑛 − 2
Keterangan : 𝑡=
√1 − 𝑟²

r = Korelasi

n = Banyaknya sampel

t = Tingkat signifikan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang selanjutnya dibandingkan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Kemudian menentukan model keputusan dengan menggunakan

statistik Uji t, dengan melihat asumsi sebagai berikut :

a. Interval keyakinan α = 0.05

b. Derajat kebebasan = n-2

c. Dilihat hasil𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Hasil hipotesis 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan kriteria uji

sebagai berikut:
81

▪ Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada α= 5 % atau ̵𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <̵𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau P value

(sig) < α maka Ho ditolak dan H1 diterima (berpengaruh)

▪ Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 α = 5 % atau ̵𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >̵𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau P value (sig) >

α maka Ho diterima dan H1 ditolak (tidak berpengaruh).

Gambar 3.2 Kurva Distribusi Uji t

3.5.5 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Teknik analisis data yang

digunakan untuk memecahkan permasalahan yang terdapat dalam

penelitian ini adalah tehnik analisis kuantitatif, yaitu analisis data dengan

mengadakan perhitungan-perhitungan yang relevan dengan masalah yang

dianalisis.

1) Analisis Regresi Sederhana

Pengertian regresi sederhana menurut Sugiyono (2014:241)

adalah : “Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional

ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen”.

Y= a+ bx
82

Dimana dinilai a dan b dicari terlebih dahulu dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut:

(  X 2 )  ( X )( XY )
a
n X 2  ( X ) 2

n XY )  ( X )( Y )
b
n  X 2  ( X ) 2

Keterangan : X = Variabel independen

Y = Variabel dependen

n = banyaknya sampel

a = nilain konstan

b = angka arah

3.5.6 Analisis Korelasi

Koefisien kolerasi yaitu angka yang menyatakan derajat hubungan

antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) atau untuk

mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen.

Analisis Korelasi Parsial

Analisis korelasi parsial menunjukan arah dan kuatnya hubungan

antara dua variabel. Arahnya dinyatakan dalam bentuk hubungan positif

dan negatif, sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam

besarnya koefisien korelasi. Adapun rumusan korelasi pearson product

moment sebagai berikut:


83

𝑛 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − (∑ 𝑥𝑖 )(∑ 𝑦𝑖 )
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 ∑ 𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑥𝑖 )2 } − {𝑛 ∑ 𝑦𝑖 2 − (∑ 𝑦𝑖 )2 }

Sumber: Sugiyono (2014:248)

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi pearson

𝑥𝑖 = Variabel independen

𝑦𝑖 = Variabel dependen

𝑛 = Banyak sampel

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu,

maka dapat digunakan pedoman seperti berikut :

Tabel 3.6
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2014 : 250)

3.5.7 Koefisien Determinasi

Setelah koefisien diketahui dan untuk melihat seberapa besar

tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

digunakan koefisien determinasi (Kd) dengan rumus sebagai berikut:

Kd = r2 x 100%
Keterangan :
84

Kd = koefisien determinasi

r2 = koefisien korelasi

3.6 Rancangan Kuesioner

Berdasarkan dari indikator-indikator setiap variabel (variabel X

dan variabel Y), maka dibuatlah suatu daftar pertanyaan (kuesioner) yang

berhubungan dengan Penelitian Penulis. Pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan dalam kuesioner akan mempergunakan skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi sosial seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2013; 132)

Anda mungkin juga menyukai