PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
aging, serta diikuti dengan penurunan fungsi anggota gerak serta diikuti
19. Tingginya angka kematian yang terjadi pada lansia dimasa pandemi
kecemasan, kondisi ini dapat menurunkan daya tahan tubuh lansia, apalagi
lansia seperti keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram dan terkadang
1
2
musculoskeletal yang paling terlihat jelas pada lansia masa otot pada
tingkat atrofi yang jelas pada gastrocnemius serta grup otot hamstring dan
juga berkurang masa ototnya namun berbeda dengan lansia yang sedang
tirah baring maka grup otot abdominal justru meningkat massa ototnya
penglihatan lansia, vertigo pada tipe perifer yang sering dialami lansia
terjadinya penurunan fungsi seperti sel otot jantung menurun akibat proses
menua yang membuat katup jantung kaku dan menebal serta dinding
629 juta jiwa, di Asia tenggara 8% atau sekitar 142 jiwa, dan menurut
sekitar 14,20 ribu jiwa. Prevalensi kualitas tidur pada lansia dilaporkan 10
meskipun kira-kira 50% dari mereka yang lebih parah gejala yang
sekitar 5%. Kesulitan utama tidur kurangnya aktivitas pada siang hari
adalah gejala yang paling umum (setelah menginfeksi 61% orang dengan
insomnia), diikuti dengan bangun pagi (52%) dan kesulitan tidur tertidur
terpecah pecah atau tidak fokus (Kemenkes, 2013). Durasi tidur yang tidak
(Bascom, 2011)
membuat jam biologik lansia menjadi pendek dan fase tidurnya lebih
mengantuk, letih, dan mudah jatuh tidur pada siang hari. Dengan
tidur dan sekresi yang terjadi pada malam hari (Naufel et al., 2020)
lain merusak sistem kekebalan tubuh, jumlah sel darah putih, fungsi otak,
lansia, tidur terdiri dari fase NREM (Non rapid eye movement) dan fase
REM (rapid eye movement) yang dimana selama masa penuaan fase REM
5
akan semakin dangkal, dan semakin sedikit, fase sirkadian maju paling
awal maka dari peluang untuk tidur siang semakin meningkat dan
jarak tertentu dan memproses informasi yang tidak akurat hal tersebut
Faktor risiko jatuh yang terjadi pada lansia seperti kelemahan pada
dan kognitif, osteoarthritis, depresi dan usia lebih dari 80 tahun. selain itu
juga timbulnya rasa takut pada lansia sehingga dalam melakukan aktivitas
prevalensi insiden jatuh pada lansia pada tahun 2006 adalah 36,4% di
dengan prosedur peserta duduk dikursi, lalu berjalan sejauh tiga meter
dalam garis lurus kemudian berbalik 180%, berjalan kembali ke kursi dan
keseimbangan buruk, hasil observasi yang kami dapatkan rasa kantuk tak
serta menekan angka kejadian jatuh pada lansia yang diakibatkan kualitas
hari.
pada penurunan kualitas kesehatan dan kualitas tidur terutama pada lansia
sehingga aspek yang perlu ditinjau dalam penelitian ini adalah status
19. Penelitian yang terdahulu yang telah dilakukan oleh (Lo & Lee, 2012)
cukup signifikan.
7
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
keseimbangannya terganggu
Malang.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
keseimbangan lansia
permasalahan tersebut.