Dibuat Oleh
NANDA ARDINI
( ) ( )
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
Community acquired pneumonia (CAP) adalah infeksi akut parenkim paru yang tidak
diperoleh di rumah sakit, fasilitas rawatan jangka panjang (selama 14 hari atau lebih), atau
kontak dengan sarana kesehatan.Community acquired pneumonia (CAP) ditegakkan dengan
gambaran klinis (seperti batuk, demam, sesak nafas) dan pencitraan paru yang biasanya akan
nampak infilrasi baru pada pencitraan paru. Evaluasi awal pada CAP dapat menentukan
kebutuhan manajemen perawatan pasien, memprediksi derajat keparahan penyakit dan angka
kematian.
Organ-organ pernafasan
a. Hidung
Merupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2lubang, dipisahkan oleh sekat
hidung. Di dalamnyaterdapat bulu-bulu yang berfungsi untuk menyaring
danmenghangatkan udara (Mutaqqin, 2009).
b. Faring
Merupakan persimpangan antara jalan nafas dan jalanmakanan, terdapat di dasar
tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulangleher.
Terdapat epiglotis yang berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan
(Mutaqqin, 2009).
c. Laring (pangkal tenggorok)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di depan
bagian faringsampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk kedalam trakea di
bawahnya (Mutaqqin, 2009).
d. Trakea (batang tenggorok)
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari
tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah
dalamdiliputi oleh sel bersilia yang berfungsi untukmengeluarkan benda-benda asing
yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan. Percabangan trakeamenjadi
bronkus kiri dan kanan disebut karina(Mutaqqin, 2009).
e. Bronkus (cabang tenggorokan)
Merupakan lanjutan dari trakea yang terdiri dari 2 buah pada ketinggian vertebra
torakalis IV dan V (Mutaqqin,2009).
f. Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besarterdiri dari gelembung-gelembung
hawa (alveoli).Alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jikadibentangkan luas
permukaannya lebih kurang 90 meter persegi, pada lapisan inilah terjadi pertukaran
udara (Mutaqqin,2009).
Fisiologis pernafasan
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udarayang mengandung oksigen dan
menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar
daritubuh. Adapun guna dari pernafasan yaitu mengambil O2 yang di bawa oleh darah ke
seluruh tubuh untuk pembakaran,mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari pembakaran yang
dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang, menghangatkan dan melembabkan udara.
Pada dasarnya sistem pernafasan terdiridari suatu rangkaian saluran udara yang
menghangatkan udara luar agar bersentuhan dengan membran kapiler alveoli.Terdapat
beberapa mekanisme yang berperan memasukkan udara ke dalam paru-paru sehingga
pertukaran gas dapat berlangsung. Fungsi mekanis pergerakan udara masuk dankeluar dari
paru-paru disebut sebagai ventilasi atau bernapas.Kemudian adanya pemindahan O2 dan
CO2 yang melintasi membran alveolus-kapiler yang disebut dengan difusi sedangkan
pemindahan oksigen dan karbondioksida antara kapiler-kapiler dan sel-sel tubuh yang
disebut dengan perfusiatau pernapasan internal (Mutaqqin, 2009). Proses pernafasan :Proses
bernafas terdiri dari menarik dan mengeluarkan nafas. Satu kali bernafas adalah satu kali
inspirasi dan satu kaliekspirasi. Bernafas diatur oleh otot-otot pernafasan yangterletak pada
sumsum penyambung (medulla oblongata).Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah
dapatrangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut datar.Ekspirasi terjadi pada saat otot-
otot mengendor dan ronggadada mengecil. Proses pernafasan ini terjadi karena adanya
perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.
Proses fisiologis pernafasan dimana oksigen dipindah kandari udara ke dalam jaringan-
jaringan dan karbondioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat dibagi menjadi
tigastadium. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam
dan ke luar paru-paru. Stadium kedua adalah transportasi yang terdiri dari beberapa aspek
yaitu difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru(respirasi eksterna) dan antara darah
sistemik dengan sel-sel jaringan, distribusi darah dalam sirkulasi pulmonar dan
penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus-alveolus dan reaksi kimia, fisik dari
oksigen dan karbondioksida dengan darah. Stadium akhir yaitu respirasi sel dimana metabolit
dioksida untuk mendapatkan energi dankarbon dioksida yang terbentuk sebagai sampah
proses metabolisme sel akan dikeluarkan oleh paru-paru (Mutaqqin,2009)
IV. MANIFESTASI KLINIK
Gejala dan tanda klinis pneumonia bervariasi tergantung kuan penyebab,usia,status
imunologis dan beratnya penyakit. Manifestasi klinis pneumonia bervariasi tergantung kuan
penyebab,usia,status imunologis dan beratnya penyakit.Manifestasi klinis berat yaitu sesak
dan sianosis. Gejala dan tanda pneumonia dibedakan gejala non
spesifik,pulmonal,pleural,dan ekstrapulmonal.
A. Gejala Spesifik
a. Demam
b. Batuk dahak
c. Gelisah
d. Gangguan gastronintestinal seperti muntah,kembung,diare atau sakit perut
B. Gejala Pulmonal
a. Nafas Cuping hidung
b. Takipnea,dispenea dan apnea
c. Menggunakan otot interkostal dan abdominal
d. Wheezing
C. Gejala Pleura
Nyeri dada yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoia dan Staphylococcus
aureus
D. Gejala ekstrapulmonal
a. Abes kulit atau jaringan lunak pada kasus pneumonia karena Staphylococcus
aureus
b. Otitis media,konjungtivis,sinusitis dapat ditemukan pada kasus infeksi karena
H.Influenza,Steptococcus atau H.Influenza.
V. PATOFISIOLOGI
Mikro organisme masuk kesaluran nafas atas menyebabkan reaksi imun dan
mekanismen pertahanan terganggu kemudian membentuk kolonisasi mikroorganisme
sehingga terjadi inflamasi .Selain itu toksin yang dikeluarkan bakteri dapat secara
langsung merusak sel-sel sistem pernafasan bawah,termasuk produksi surfaktan alveoral
II.pneumonia bakteri mengakibatkan respon imun dan inflamasi yang paling mencolok
yang perjalanan nya tergambar jelas pada pneumonia pneumokokus ( Corwin,2008 ).
VI. PATWAY KEPERAWATAN
CAP
Toleransi Aktivitas
VII. PENATALAKSANAAN
2. Pemeriksaan fisik
Pada penderita pneumonia hasil pemeriksaan fisik yang biasanya muncul yaitu :
Keadaan umum : tampak lemah, sesak nafas
Kesadaran : tergantung tingkat keparahan penyakit bisa somnolen
Tanda-tanda vital :
TD : hipertensi
Nadi : takikardi
RR : takipnea, dyspnea dan nafas dangkal
Suhu : hipertermi
Pemeriksaan head to toe
b. Rambut
Tujuan : Untuk mengetahui tekstur, warna, dan percabangan rambut serta untuk
mengetahui rontok dan kotor nya.
Inspeksi : pertumbuhan rambut merata atau tidak, kotor atau tidak serta bercabang atau
tidak.
Palpasi : mudah rontok atau tidak, tekstur rambut kasar atau halus.
c. Kuku
Tujuan : Untuk mengetahui warna, keadaan kuku panjang atau tidak, serta mengetahui
kapiler refill.
Inspeksi : catat mengenai
warna biru : sianosi, merah peningkatan vesibilitas Hb, bentuk
bentuk : clubbing karena hypoxia pada kanker paru.
Palpasi : catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler refill (pada pasien
hypoxia lambat 5-15 detik)
d. Kepala /wajah
Tujuan : Untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala serta mengetahui luka atau kelainan
pada kepala.
Inspeksi : lihat kesimetrisan wajah apa bila muka kanan dan kiri tidak sama, misal lebih
condong ke kanan atau kiri, hal itu menunjukkan ada nya parase/kelumpuhan.
Palpasi : rasakan apabila adanyaluka, tonjolan patogik, dan respon nyeri dengan menekan
kepala sesuai kebutuhan.
e. Mata
Tujuan : Untuk mengetahui bentuk serta fungsi mata (medan penglihatan dan visus dan
ototo-otot mata), serta mengetahui adanya kelainan pandangan pada mata atau tidak.
Inspeksi : lihat kelopak mata ada lubang atau tidak, reflek berkedip baik/tidak,
konjungtiva dan sclera : merah atau konjungtivitis, ikterik/indikasi hiperbilirubin,
miosis atau medriasis.
Palpasi : tekan dengan ringan untuk mengetahui adanya TIO (Tekanan Intra Okuler) jika
ada peningkatan akan teraba keras (pasien dengan glaucoma/kerusakan dikus optikus)
adanya nyeri tekan atau tidak.
f. Hidung
Tujuan : Untuk mengetahui bentuk serat fungsi dari hidung dan mengetahui ada atau
tidaknya imflamasi atau sinusitis.
Inspeksi : simetris atau tidaknya hidung, ada atau tidaknya inflamasi, sert ada atau
tidaknya secret.
Palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak.
g. Telinga
Tujuan : Untuk mengetahui keadaan telinga, kedalaman, telinga luar, saluran telinga,
gendang telinga.
Inspeksi : daun telinga simetris atau tidak, ukuran, warna, bentuk, kebersihan dan lesi.
Palpasi : tekan dun telinga adakah respon nyeri atau tidak serta rasakan kelenturan
kartilago.
i. Leher
Tujuan : Untuk menentukan struktur integritas leher, bentuk serta organ yang berkaitan
untuk memeriksa sistem limfatik.
Inspeksi : amati tiroid, dan amati kesimetrisan leher dari depan, belakang dan samping.
Palpasi : pegang leher klien, anjurkan klien untuk menelan dan rasakan adanya kelenjar
tiroid.
j. Dada
Tujuan : Untuk mengetahui kesimetrisan, irama nafas, frekuensi, ada atau tidaknya nyeri
tekan, dan untuk mendengarkan bunyi paru.
Inspeksi : amati bentuk dada dan pergerakan dada kanan dan kiri, amati adanya retraksi
intercostal, amati pergerakan paru.
Palpasi : ada atau tidaknya nyeri tekan.
Perkusi : menentukan batas normal suara ketukan normal paru. Bunyi resonan atau sonor
pada seluruh lapang paru, jika disertai efusi pleura akan di dapati suara redup hingga
pekak, jika disertai pneumothoraks akan diserati bunyi hiperesonon.
Auskultasi : Untuk mengetahui ada atau tidaknya suara tambahan nafas, vesikuler,
wheezing/clecles, atau ronkhi.
k. Abdomen
Tujuan : Untuk mengetahui gerakan dan bentuk perut, mendengarkan bunyi peristaltik
usus, dan mengetahui ada atau tidaknya nyeri tekan pada organ dalam abdomen.
Inspeksi : amati bentuk perut secara umum, warna, ada tidaknya retraksi, benjolan, ada
tidaknya simetrisan, serta ada atau tidaknya asietas.
Palpasi : ada atau tidaknya massa dan respon nyeri. Aukultasi : mendengarkan bising usu
normal 10-12x/menit.
l. Muskuloskeletal
Tujuan : Untuk mengetahui mobilitas kekuatan dari otot dan gangguan-gangguan di
daerah tertentu.
Inspeksi : mengenali ukuran adanya atrofi dan hiperatrofi, amati kekuatan otot dengan
memberi penahan pada anggota gerak atas dan bawah.