Anda di halaman 1dari 36

Maserasi

Ahmad Sopian
Pengertian dan prinsip

Maserasi adalah proses penyarian Prinsip maserasi yaitu :


dengan cara merendam simplisia
menggunakan pelarut dengan
Merendam simplisa dalam
beberapa kali pengocokan atau cairan penyari sehingga
pengadukan pada temperatur cairan penyari dapat
ruang masuk ke dalam sel
Proses maserasi
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke
dalam rongga sel yang mengandung zat aktif

Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi


antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel,
maka larutan yang terpekat didesak ke luar.

Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan


konsentrasi antara larutan diluar sel dan di dalam sel.
Maceration Process

This simple, but still widely used, procedure involveds leaving the pulverized
plant to soak in a suitable solvent in a closed container at room temperature.

Occasional or constant stirring of the preparation (using mechanical shakers or mixers to


guarantee homogenous mixing) can increase the speed of the extraction. The extraction
ultimately stops when an equilibrium is attained betwen the concentration of metabolites
in the extract and that in the plant material.

After extraction, the residual plant material has to be separated from the solvent.
This involves a rough clarification by decanting, which is ussually followed by a
filtration step. Centrifugation may be necessary if the powder too fine to filtered.
Cairan penyari
Cairan penyari yang digunakan :
• Etanol dengan persentase yang bervariasi atau
pelarut lain

• Bila cairan penyari digunakan air maka untuk


mencegah timbulnya kapang, dapat
ditambahkan bhn pengawet, yang diberikan
pada awal penyarian
Keuntungan dan kerugian

Keuntungan
Kerugian:
:

Cara pengerjaan dan


peralatan yang pengerjaannya lama
digunakan sederhana dan penyariannya
dan mudah kurang sempurna
diusahakan.
Advantage/Disadvantage
• The main disadvantage of maceration is that the process can be
quite time-consuming, taking from few hours up to several weeks.
• Exhaustive maceration can also consume large volumes of solvent
and can lead to the potential loss of metabolited and/or plant
material.
• Furthere more, some compounds may not be extracted efficiently if
they are poorly soluble at room temperature.
• On the other hand, as the extraction is performed at room
temperature, maceration is less likely to lead to the degradation of
thermolabile metabolites.
Prosedur FI III
10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan
ke dalam bejana, kmudian dituangi dengan 75 bagian cairan
penyari

Ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya


sambil sesekali diaduk. Setelah 5 hari sari disaring dan
ampasnya diperas.

Tambahkan cairan penyari secukupnya pada ampas aduk dan


disaring, sehingga diperoleh hasil penyarian sebayak 100
bagian

Bejana ditutup , dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari


cahaya selama 2 hari, kemudian endapan dipisahkan
Maserasi
• Cara ini untuk pembuatan tingtur. Jika yang
dibuat adalah ekstrak, pengerjaannya
dilanjutkan dengan pemekatan sari tadi.

• Pemekatan dilakukan dengan cara penyulingan


atau penguapan pada tekanan rendah dan suhu
50° C hingga konsentrasi yang dikehendaki
Prosedur Monografi Ekstrak
Satu bagian serbuk simplisia dimasukkan ke dalam maserator,
ditambah 10 bagian etanol

direndam selama 6 jam sambil sesekali diaduk, kemudian didiamkan


sampai 24 jam.

Maserat dipisahkan dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan


jumlah pelarut yang sama.

Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum


hingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang
dan dicatat
Prinsip alat maserasi
A. Bejana untuk maserasi berisi bahan yang sedang
di maserasi
B. Tutup
C. Pengaduk yang digerakkan secara mekanik

D. Bejana tempat hasil maserasi (maserat)


E. Penyerkai (Penyaring)
Alat maserasi
• Gambar menunjukkan skema alat maserasi, terdiri dari
bejana A yang terbuat dari gelas, baja tahan karat atau
bahan logam lain yang dilapisi bahan anti karat.

• Sejauh mungkin dihindari penggunaan logam berat


tanpa lapisan karena dapat membentuk senyawa
kompleks dengan kandungan kimia tanaman yang
mempunyai gugus ortodihidarioksi atau
hidarioksikarbonil dalam molekulnya, misalnya
flavonoid, antosianin, tanin dan senyawa fenol lain.
Maserasi
• Pada penyarian dengan cara maserasi, perlu
dilakukan pengadukan.

• Pengadukan diperlukan untuk meratakan


konsentrasi larutan di luar butir serbuk
simplisia, sehingga dengan pengadukan
tersebut tetap terjaga adanya derajat perbedaan
konsentrasi yang sekecil-kecilnya antara larutan
di dalam sel dengan larutan di luar sel.
Maserasi
• Hasil penyarian dengan cara maserasi perlu
dibiarkan selama waktu tertentu.

• Waktu tersebut diperlukan untuk


mengendapkan zat-zat yang tidak diperlukan
tetapi ikut terlarut dalam cairan penyari seperti
malam dll.
Modifikasi maserasi

Remaserasi
Maserasi
dengan Maserasi
mesin melingkar
pengaduk

Maserasi
Digesti Maserasi melingkar
bertingkat
Digesti
• Digesti adalah cara maserasi dengan
menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada
suhu 40°-50° C.
• Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk
simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap
pemanasan.
Digesti
Dengan pemanasan akan diperoleh keuntungan antara lain:

1. Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan


berkurangnya lapisan-lapisan batas.

2. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga


pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan
pengadukan.

3. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolut dan


berbanding terbalik dengan kekentalan, hingga kenaikan suhu
akan berpengaruh pada kecepatan difusi. Umumnya kelarutan
zat aktif akan meningkat bila suhu dinaikkan.
Digesti
• Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu
yang digunakan, maka perlu dilengkapi dengan
pendingin balik, sehingga cairan penyari yang
menguap akan kembali ke dalam bejana.
Alat Digesti
Gambar Alat digesti
A = Alat pendingin
B = Tutup (dari gabus)
C = Panci Digesti
D = Tangas air
E = Sumber panas
Maserasi dengan mesin pengaduk

Penggunaan mesin pengaduk yang


berputar terus menerus, waktu proses
maserasi dapat dipersingkat menjadi 6
sampai 24 jam.
Remaserasi
• Cairan penyari dibagi 2.
• Seluruh serbuk simplisia dimaserasi
dengan cairan penyari pertama, sesudah
dienap tuangkan dan diperas,
• Ampas dimaserasi lagi dengan cairan
penyari yang kedua dan seterusnya
Maserasi Melingkar

Dengan cara ini penyari


Maserasi dapat diperbaiki selalu mengalir kembali
dengan mengusahakan agar secara berkesinambungan
cairan penyari selalu melalui serbuk simplisia
bergerak dan menyebar. dan melarutkan zat
aktirnya.
Maserasi Melingkar
Cairan penyari dipompa dari bawah bejana penyari (A) melalui pipa penghubung
(B), masuk ke bejana penyari.

Cairan penyari oleh alat penyembur (D) disemburkan ke permukaan serbuk


simplisia (F).

Dengan cara ini diharapkan cairan penyari akan membasahi seluruh butir serbuk
yang disari Cairan penyari akan turun kebawah sambil melarutkan zat aktifnya

Saringan (E) berfungsi untuk menghalangi serbuk simplisia turun ke bawah.


Cairan penyari kemudian dipompa kembali ke bejana penyari . Proses tersebut
dilakukan berulang-ulang, sehingga cairan penyari jenuh thd zat aktif.
Maserasi Melingkar
Cairan penyari
akan
didistribusikan
secara seragam,
sehingga akan
memperkecil
kepekatan
Aliran cairan setempat
Waktu yang
penyari
diperlukan lebih
mengurangi
pendek
lapisan batas

KEUNTUNGAN
Alat maserasi melingkar
Gambar.
Alat maserasi melingkar

A = Bejana penyari
B = Pipa penghubung
C = Pompa
D = Alat penyembur
E = Saringan
F = Serbuk simplisia

BACK
Maserasi Melingkar Bertingkat

• Pada maserasi melingkar penyarian tidak dapat


dilaksanakan secara sempurna, karena
pemindahan massa akan berhenti bila
keseimbangan telah terjadi.

• Masalah ini dapat diatasi dengan maserasi


melingkar bertingkat (M.M.B.).
Maserasi Melingkar Bertingkat
• Maserasi melingkar bertingkat peralatannya
hampir sama dengan maserasi melingkar.

• Bejana penyari (A) dihubungkan dengan pompa


(C) dan bejana penampung (E) melalui pipa-
pipa penghubung (B) dan klep-klep. Bejana
penampung (E) jumlahnya disesuaikan dengan
keperluan, di sini diambil 3 buah
Maserasi Melingkar Bertingkat
Cara kerja:
1. Bejana penyari (A) diisi dengan serbuk simplisia yang
akan disari, kemudian ditambahkan cairan penyari dan
dialirkan seperti pada proses maserasi melingkar. Sari
dialirkan ke bejana penampung pertama (E1).
2. Bejana penyari (A) diisi kembali dengan cairan penyari
dan dialirkan. Sari dialirkan ke bejana penampung
kedua (E2).
Maserasi Melingkar Bertingkat
3. Bejana penyari (A) diisi kembali dengan cairan penyari
dan dialirkan. Sari dialirkan ke bejana penampung
keliga (E3).

4. Serbuk simplisia pertama selelah dilakukan penyarian


beberapa kali (disini untuk ke tiga kali) dianggap sudah
menjadi ampas. Ampas dibuang. Bejana penyari (A)
diisi kembali dengan serbuk simplisia yang baru.

5. Hasil penyari pada bejana penampung pertama (EI )


dialirkan kedalam bejana penyari. Sari dialirkan ke
bejana penampung lainnya (E4) untuk diuapkan.
Maserasi Melingkar Bertingkat
6. Bejana penyari (A) diisi kembali dengan hasil penyarian
pada bejana penampung kedua (E2) kemudian
dialirkan. Sari dialirkan ke dalam bejana penampung
pertama (E1).

7. Bejana penyari (A) diisi kembali dengan hasil penyarian


pada bejana penampung ketiga (E3), kemudian
dialirkan. Sari dialirkan ke dalam bejana penampung
kedua (E2).
Maserasi Melingkar Bertingkat
8. Bejana penyari (A) diisi kembali dengan cairan penyari
baru, kemudian dialirkan. Sari dialirkan ke dalam
bejana penampung ketiga (E3).

9. Serbuk simplisia kedua dianggap sudah tersari


sempurna. Ampas dibuang, kemudian diganti dengan
serbuk simplisia ketiga. Ulangi proses seperti diatas
dimulai dari proses no 4
Maserasi Melingkar Bertingkat
• Pada proses ini tiap "batch" serbuk simplisia
disari beberapa kali dengan sejumlah cairan
penyari (disini dilakukan tiga kali).
• Pada bejana penampung E 1 berisi sari yang
paling pekat dan pada bejana penampung E 3
berisi sari yang paling encer.
Maserasi Melingkar Bertingkat
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan:
• Serbuk simplisia mengalami proses penyarian
beberapa kali, sesuai dengan jumlah bejana
penampung. pada contoh di atas dilakukan 3
kali, jumlah tersebut dapat diperbanyak sesuai
dengan keperluan.

• Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari


bejana penyari, dilakukan penyarian dengan
cairan penyari baru. dengan ini diharapkan agar
memberikan hasil penyarian yang maksimal.
Maserasi Melingkar Bertingkat
• Hasil penyarian sebelum diuapkan digunakan
dulu untuk menyari serbuk simplisia yang baru,
hingga memberikan sari dengan kepekatan yang
maksimal.

• Penyarian yang dilakukan berulang-ulang akan


mendapatkan hasil yang lebih baik daripada
yang dilakukan sekali dengan jumlah pelarut
yang sama.
BACK1
BACK2

BACK3
BACK4
BACK5

Gambar Alat maserasi melingkar bertingkat


A = Bejana penyari
B = Pipa penghubung
C = Pompa
D = Alat penyembur
E = Bejana penampung

Alat maserasi melingkar bertingkat


THE END

Anda mungkin juga menyukai