Anda di halaman 1dari 9

PART 1 : FARMAKOLOGI

BAB I
OBAT JANTUNG, PEMBULUH DAN DARAH
(CARDIOVASKULAR DAN HEMATOPOIETIKA)

Pendahuluan
Di negara industri, penyakit jantung dan pembulu (PJP) seperti angina pectoris, infark jantung,
gagal jantung dan hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar. Hal ini terutama
disebabkan oleh faktor makanan, yang kaya kalori, protein, lemak (jenuh) dan miskin serat – serat
nabati.

Beberapa pengertian :
1. Atherosclerosis : adalah gangguan pembuluh yang disebabkan karena menebal dan
mengerasnya dinding pembuluh nadi (arteri) besar dan sedang. Hal ini diakibatkan oleh
endapan dari kolesterol, lemak, kalsium dan fibrin (plak) di dinding pembuluh.
2. Hipertensi : adalah tingginya tekanan darah yang berhubungan dengan pengerasan /
penebalan pembuluh darah
3. Angina pectoris adalah penyakit jantung, dimana jantung tidak menerima cukup darah
(dan oksigen) karena cabang arteri jantung hampir tertutup oleh plak.
4. Bila arteri jantung atau arteri otak tersumbat sama sekali, maka timbul infark jantung atau
infark otak (stroke).
5. Kalau jantung tidak sanggup lagi memeliharan peredaran darah selayaknya, maka akan
timbul gagal jantung (dekompensasi)

A. Obat Jantung
Obat – obat jantung atau cardiaca adalah obat yang secara langsung dapat memulihkan fungsi
otot jantung yang terganggu ke keadaan normal.
Gambar : Kerja jantung

Gambar : Sirkulasi darah


1. Gangguan – Gangguan Jantung
(a) Infark Jantung
Infark jantung atau trombosis koroner, umunya disebut serangan jantung, adalah keadaan
tersumbatnya suatu cabang pembuluh jantung yang menyalurkan darah ke jantung oleh
gumpalan darah beku (trombus).

Gejalanya berupa nyeri yang hebat dibelakang tulang dada, rasa gelisah, tidak mampu
mengerakkan tangan dan kaki, muka mebiru dan debar jantung (tachycardia).

(b) Angina Pectoris


Angina pectoris adalah gangguan yang timbul sebagai akibat hipoxia (kekurangan oksigen)
otot jantung karena kelelahan fisik atau emosional dan dapat juga disebabkan oleh
penciutan arteri jantung, infark, kejang – kejang atau adanya tachycardia tertentu, anemia
hebat atau penciutan aorta.

Gejalanya adalah rasa sakit hebat di bawah tulang dada yang menjalar ke pindak kiri dan
lengan bagian atas, terutama bila berjalan atau sesudahnya ; nyeri tersebut akan hilang bila
berhenti dan istirahat.

Tindakan umum untuk mengurangi serangan angina adalah berupa tindakan :

- tidak merokok (karena merokok dapat menciutkan pembuluh) dan diet (kolesterol dan
lemak)
- menghindari beban fisik maupun mental
- berolah raga, sekurang – kurangnya jalan kaki selama 1 jam sehari guna memperbaiki
sirkulasi di jantung
- mengobati hipertensi
(c) Aritmia
Adalah gangguan ritme berupa kelainan dalam frekwensi (kecepatan) denyut jantung karena
serambil (atrium) dan bilik (ventrikel) berdenyut lebih cepat (tachycardia) atau lebih lambat
(bradycardia) dari normal. Dapat pula karena terjadinya kekacauan dalam ritme (irama)
denyutan jantung, misalnya vibrasi (flutter), getaran (fibrilasi) ataupun extrasistole.

Heartblock merupakan suatu jenis aritmia yang disebabkan oleh gangguan penyaluran listrik
dari serambi kanan ke bilik kiri. Terapinya adalah dengan pacemaker, yaitu suatu alat kecil
yang dapat mengirimkan impluls – impuls listrik ke jantung guna menormalisir frekwensi
kontraksinya.

(d) Dekompenasi Jantung


Adalah keadaan dimana sirkulasi darah jantung dan cardiac output menurun, misalnya akibat
infark atau katup – katup jantung yang tidak bekerja sempurna, atau karena proses penuaan.

Gejalanya adalah sukar bernafas bila berbaring (dyspnea), muka membiru (cyanosis), dan
oedema.

(e) Shock
Adalah salah satu komplikasi dari infark jantung yang sangat ditakuti karena biasanya
berakibat fatal. Sebanya adalah tachycardia yang hebat, myocarditis dan sebagainya.

2. Penggolongan Obat Jantung


(a) Kardiotonika
Yaitu glikosida – glikosida jantung, yang berkhasiat mempertinggi kontraktilitas jantung
hingga cardiac output (volume menitnya) bertambah, sedangkan denyutnya dikurangi (efek
chronotrop negatif). Disamping itu glikosida jantung ini juga merintangi sistem penyaluran
impuls A-V (atrioventikuler, yakni dari serambi ke bilik) hingga penyaluran tersebut di
perlambat.Kegunaan utamanya adalah pada kelemahan otot jantung (myocard) yang terjadi
pada dekompensasi dan fibrilasi serambi.

Termasuk kedalam golongan obat ini adalah :

(1) Digitalis folium


Merupakan preparat galenika, berupa tinctura digitalis, yang diperoleh dari digitalis
pupurea dan digitalis lanata. Daun digitalis mengandung dua glikosida yaitu lanatosida A
dan Lanatosida B. Sedangkan digitalis lanata mengandung zat ke tiga, yaitu lanatosida C.

Pada terapi dengan digitalis, dikenal dua jenis dosis, yaitu dosis digitalisasi (selama 1 – 6
hari pertama) dan dosis pemeliharaan. Dosis ini sangat individual, tergantung apda
kepekaan seseorang terhadap glikosida jantung.

(2) Digoksin
Zat ini mulai bekerja setelah 2 – 4 jam dan bertahan sampai 3 hari. Umumnya diberikan
per oral. Dalam hati mengalami biotransformasi menjadi metabolit – metabolit in aktif
yang dileluarkan oleh ginjal. Kinidin dapat memperlambat eliminasi digoksin, sehingga
dosisnya perlu dikurangi hingga setengahnya bila kedua obat ini digunakan secara
bersamaan.

(3) Digitoksin
Zat ini terutama digunakan pada terapi menahun dari dekompensasi. Mulai kerjanya
setelah 1 jam dan bertahan 2 – 3 minggu. Oleh karena itu bahaya kumulasi lebih besar.
Dalam hati diubah menjadi beberapa metabolit aktif, antara lain digoksin, yang dengan
perlahan diekskresi oleh ginjal. Disamping itu juga mengalami siklus enterohepatik, yang
lebih besar dari pada digoksin.

(4) Quabain
Glikosida ini diperoleh dari biji tumbuhan Strophantus gratus. Mulai bekerjanya setelaj
injeksi i.v. adalah lebih kurang 5 menit dan bertahan lebih kurang 24 jam. Zat ini tidak
mengalami biotransformasi dan dikeluarkan dalam kedaaan utuh oleh ginjal. Juga tidak
mengalami siklus enterohepatik, sehingga kemungkinan kumulasi kecil.

(5) Proscilaridin
Zat ini diperoleh dari glikosida scillaren A yang terdapat dalam umbi tumbuhan Scilla
maritima. Disamping berkhasiat sebagai kardiotonik, zat ini juga bersifat diuretik. Mulai
bekerja setelah penggunaan oral adalah lebih kurang satu jam, lama kerjanya relatif
singkat, sehingga risikokumulasi ringan.

(b) Obat – Obat Angina Pectoris


Keadaan kekurangan darah (ischemia) pada angina pectoris dapat diobati dengan vasodilator –
vasodilator arteri jantung dan zat yang mengurangi kebutuhan jantung akan oksigen. Diobati dengan :

 Vasodilator koroner
Memperlebar arteri jantung, memperlancar pemasukan darah beserta oksigen, sehingga
meringankan beban jantung. Obat pilihan utama untuk serangan akut adalah
nitrogliserin. Obat lainnya adalah Dipiridamol.

 Antagonis – antagonis kalsium


Kalsium merupakan elemen essensial bagi fungsi myocard dan otot polos dinding
arteriole. Pada kadar kalsium intrasel tertentu, sel mulai berkontraksi ; otot jantung dan
arteriole - arteriole menciut (vasokonstriksi).

Antagonis kalsium menghambat pemasukan kalsium ke dalam sel – sel myocard dan otot
polos dinding arteriole, sehingga dapat mencegak kontraksi dan vasokonstriksi..Termasuk
ke dalam antagonis kalsium antara lain Nifedipin, Diltiazem, Verapamil.

 Beta blockers
Pada reseptor β1 di jantung, berefek inotrop negatif dan efek kronotrop positif, yaitu
mengurangi daya dan frekwensi kontraksi jantung, serta memperlambat penyaluran
impuls pada nosus AV.

Sedangkan pada reseptor β2 di bronchia (juga dinding pembuluh dan usus), memberikan
efek vasokonstriktor. Semua β – blockers dapat digunaan untuk mengobati angina
pectoris, tachy aritmia, hipertensi, infark jantung. Efek samping dari obat golongan ini
adalah :

 dekompensasi jantung, akibat bradycardia, dengan gejala sesak napas


 bronchokonstriksi dengan gejala sesak napas dan serangan serupa asma
 persaaan dingin (pada jari kaki – tangan) dan terasa lemah (akibat berkurangnya
sirkulasi perifer dan oksigen di otot).
 Hipoglikemia
 Efek sentral seperti gangguan tidur dengan mimpi – mimpi ganjil
(nightmare), lesu, bahkan depresi dan halusinasi

 Gangguan lambung dan usus seperti mual, muntah, diare


 Penurunan HDL-kolesterol
Tergolong ke dalam obat ini antara lain Propanolol, Acebutolol

(c) Antiaritmia
Adalah obat – obat yang dapat menormalisasi frekwensi dan ritme pukulan jantung.
Disamping menurunkan frekwensi denyutan jantung (efek chronotrop negatif), umumnya
obat – obatan ini juga mengurangi daya kontraksi jantung (efek inotrop positif). Berdasarkan
mekanisme kerjanya, pengobatan aritmia dibagi 4 golongan, yaitu :

 Zat – zat dengan daya anestetika lokal, disebut juga efek kinidin atau efek stabilisasi
membran. Zat ini mengurangi kepekaan membran sel – sel jantung untuk
rangsangan dengan jalan menghambat pemasukan ion natrium di membran dan
memperlambat depolarisasinya. Akibatnya ritme dan frekwensi jantung menjadi
normal kembali. Termasuk zat ini adalah kelompok kinidin dan lidokain.
 Zat perintang reseptor β adrenergik atau beta blockers, yang mengurangi aktivitas
saraf adrenergik di otot jantung, sehingga frewensi dan daya kontraksi jantung
menurun. Contohnya Timolol dan Propranolol.
 Zat yang memperpanjang masa refrakter, dengan jalan memperpanjang aksi
potensial. Contohnya Amiodaron dan Sotalol.
 Antagonis kalsium, contohnya Verapamil, Nifedipin, Diltiazem.

3. Zat tersendiri
(a) Digoksin
Indikasi : Payah jantung kronik, payah jantung akut, payah jantung
pada lansia tanpa gangguan ginjal, payah jantung pada anak
– anak, aritmia
Kontra indikasi : Bradikardia, pasien dengan suntikan kalium
Efek samping : Dosis berlebihan berakibat anoreksia, mual, muntah,
disorientasi, ataksia, urtikaria
Sediaan : Tablet 0,25mg

(b) Propranolol
Indikasi : Angina pectoris, tachy aritmia, hipertensi, infark jantung.
Kontra indikasi : Asma, hipotensi
Efek samping : Gangguan saluran cerna, kelemahan otot, lelah.
Sediaan : Tablet

(c) Acebutolol
Indikasi : Angina pectoris, hipertensi, mengontrol aritmia
Kontra indikasi : Shock kardiogenik, asma bronchial, obstruksi paru,
bradikardia
Efek samping : Bradikardia, ekstremitas dingin, mata kering, ruam,
bronkospasme, mialgia
Sediaan : Kapsul, tablet

(d) Verapamil
Indikasi : Angina pektoris, hipertensi
Kontra indikasi : Hipotensi, bradychardia, gagal jantung akut, wanita hamil
dan menyusui
Efek samping : Konstipasi, hipotensi, pusing, sakit kepala, kemerahan pada
wajah, ruam kulit, gangguan lambung
Sediaan : Tablet 80 mg, , kapsul sustained release 240 mg,

(e) Nifedipin
Indikasi : Digunakan untuk profilaksis dan terapi angina pectoris.
Mekanisme : Zat ini mencegah transpor ion kalsium ke dalam otot jantung
kerja dan otot dinding pembuluh dengan efek vasodilatasi,
sehingga pemasukan oksigen ke myocard bertambah.
Nifedipin mengalami perombakan di hati menjadi metabolit
in aktif. Dan 75 % pengeluarannya melalui kemih
Kontra indikasi : Hipotensi, glaucoma, anemia
Efek samping : udema pada mata kaki. Pada dosis awal yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan hipotensi, menyebabkan serangan angina
dan kadang – kadang infark.

Interaksi obat : Efek hipotensi diperkuat oleh adanya alkohol, anti


hipertensi, antidepresan dan narkotika.
Sediaan : Tablet 10 mg, 20 mg, 40 mg ; tablet sub lingual 5mg ; injeksi
10 mg / 10 ml ; aerosol 17 g

(f) Diltiazem
Indikasi : Angina pectoris, hipertensi
Kontra indikasi : Hipotensi, wanita hamil / menyusui, gagal jantung kongestif.

Efek samping : Konstipasi, hipotensi, pusing, sakit kepala, kemerahan pada


wajah, ruam kulit, gangguan lambung
Sediaan : Kaplet / tablet salut selaput 30 mg ; tablet 60 mg ; injeksi
10 mg, 50 mg.

(g) Isosorbid Dinitrat


Indikasi : Angina pektoris, infark jantung

Kontra indikasi : Hipotensi, shock kardiogenik

Efek samping : Sakit kepala

Sediaan : Tablet sub lingual

(h) Dipyridamol
Indikasi : derivat dipiperidino ini berdaya vasodilatasi terhadap arteri jantung.
Berkhasiat inotrop positif lemah tanpa menaikkan penggunaan
oksigen.

Digunakan untuk insufisiensi jantung, myocardial, angina pectoris

Kontra indikasi : -

Efek samping : nyeri kepala, palpitasi dan gangguan lambung

Interaksi obat : Golongan xantine dapat menghilangkan efek vasodilatasi


Sediaan : Tablet salu selaput 25 mg
(i) Dopamin
Indikasi : Payah jantung akut, penunjang pada pengobatan dengan

diuretika.

Kontra indikasi : Phaechromocytoma, hipertropi ventrikel kiri,

Efek samping : Mual, muntah, aritmia

Sediaan : Injeksi

(j) Nitroglyceryl
Indikasi : mengontrol hipertensi sebelum, selama dan sesudah operasi ; gagal jantung
kongestif yang berhubungan dengan infar myocard ;
mengontrol hipotensi.

Efek pada penggunaan secara sub lingual sangat cepat ( lebih


kurang setelah 1 – 3 menit).

Kontra indikasi : hipotensi, idiosinkrosi, anemia, hipoksemia arteri

Efek samping : perasaan nyeri di kepala dan tachycardia ringan, pada dosis yang besar
jantung berdebar, pusing, penglihatan buram lalu menjadi
pucat. Jika efek ini terjadi, maka pasien harus mengeluarkan
sisa tablet dari mulut dan segera berbaring.

Interaksi obat : efek hipotensi ditingkatkan oleh alkohol, β-blocker, anti


hipertensi. Meningkatkan efek anti histamin, anti kolinergik.
Sediaan : kapsul 5 mg, injeksi 50 mg / 10 ml

4. Spesilite :
NO. Nama Generik Nama Dagang Sediaan Produsen
1. Digoksin Lanoxin 0,25mg / tablet Glaxo-Wellcome
Fargoxin Fahrenheit

2.
-Metil Digoxin Lanitop 0,1mg / tablet Rajawali Nusindo

3. Digoksin 0,25mg / tablet Glaxo-Wellcome


Lanoxin Fargoxin
Fahrenheit
10mg, 20mg, 30mg /
4. Nifedipine Adalat tablet Bayer

5. Diltiazem Herbesser 30mg, 60mg / tablet Tanabe-Abadi


90mg, 180mg / kapsul
5mg, 10mg, 20mg / tablet
6. Isosorbid Dinitrate Cedocard Darya-Varia

Boehringer
7. Dipyridamol Persantin 25mg, 75mg / tablet

8. Glyceryl Trinitrate Glyceryl Trinitrate DBL Tempo Scan


50mg / 10ml ampul
Pacific

9. Nitrogliceryn Nitradisc Tetes : 5mg, 10mg / 24 Soho


jam

NO. Nama Generik Nama Dagang Sediaan Produsen


10. Propranolol HCl Inderal 10mg, 40mg / tablet Zeneca

11. Acebutolol Corbutol 400mg / tablet Otto

12. Verapamil HCl Isoptin 80 mg / dragee


Tunggal

13. Quinidine Sulfate Sulfas Chinidin 100mg / tablet Kimia Farma

14. Dopamin Cetadop 10mg, 40mg / ml ampul Ethica

Doperba 40mg / ml ampul Kalbe Farma

Proinfark 20 mg / ml ampul Phapros

Anda mungkin juga menyukai