Anda di halaman 1dari 4

Lanjutan pertemuan ke 2 :

Larutan topikal
Larutan topikal ialah larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali juga pelarut lain,
misalnya etanol untuk penggunaan topikal pada kulit dan untuk penggunaan
topikal pada mukosa mulut. Larutan topikal yang berupa suspensi disebut lotio Sedian-sedian
termasuk larutan topical :

1. Collyrium
Adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonus, digunakan untuk
membersihkan mata.dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.
Kolirium dibuat dengan melarutkan obat dalam air, saring hingga jernih,masukkan kedalam
wadah, tutup dan sterilkan.
Penyimpanan : Dalam wadah kaca atau plastik tertutup kedap.

Catatan :
 Pada etiket harus tertera :
a. Masa penggunaan setelah tutup dibuka.
b. “ Obat cuci mata”
 Kolirium yang tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan paling lama 24
jam setelah botol dibuka tutupnya. Kolirium yang mengandung pengawet dapat
digunakan paling lama tujuh hari setelah botol dibuka tutupnya.

2. Guttae Ophthalmicae.
Tetes mata adalah larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan
dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Tetes mata juga tersedia
dalam bentuk suspensi, partikel halus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan
iritasi atau goresan pada kornea.

Hal –hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan obat tetes mata :

a. Nilai isotonisitas.
Secara ideal obat tetes mata harus memiliki nilai isotonis sama dengan larutan NaCl 0,9
% b/v. Tetapi mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis rendah yang setara dengan
larutan NaCl 0,6 % b/v dan tertinggi yang setara dengan larutan NaCl 2, 0 % b/v.

b. Pendaparan
Salah satu maksud pendaparan larutan obat mata adalah untuk mencegah kenaikan pH
yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah kaca. Hal tersebut dapat
mengganggu kelarutan dan stabilitas obat. Selain itu penambahan dapar juga
dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat tertentu misalnya : garam – garam alkaloid.
Air mata normal memiliki pH 7,4 secara ideal obat tetes mata memiliki pH seperti
pada air mata, tetapi karena beberapa bahan obat tidak stabil (tidak larut/ rusak/
mengendap) pada pH tersebut maka sebaiknya obat tetes mata di dapar pada pH sedekat
mungkin dengan pH air mata supaya tidak terlalu merangsang mata.
Pada larutan yang digunakan pada mata, terlebih pada mata yang luka sterilitas adalah
yang paling penting, untuk mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut.

c. Pengawet
Wadah larutan obat mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada
pemakaian pertama. Larutan harus mengandung zat atau campuran zat yang sesuai untuk
mencegah pertumbuhan atau memusnahkan bakteri yang mungkin masuk pada waktu
wadah dibuka pada saat digunakan.

Pengawet yang dianjurkan : 


nipagin dan nipasol
 fenil merkuri nitrat, timerosol
 benzalkonium klorid
 klorbutanol, fenil etil alcohol

Untuk penggunaan pada pembedahan , selain steril larutan obat mata tidak boleh
mengandung antibakteri karena dapat menimbulkan iritasi pada jaringan mata.

d. Pengental
Ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan sehingga obat lebih lama kontak dengan
jaringan. Larutan obat mata yang dikentalkan harus bebas dari partikel yang dapat
terlihat. Contoh : metil selulosa, hidroksi propil selulosa, polivinil alcohol

Cara pembuatan obat tetes mata


a. Obat dilarutkan kedalam sal;ah satu zat pembawa yang mengandung salah satu
zat pengawet , dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan kedalam
wadah, tutup wadah dan sterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 115-116 oC
selama 30 menit.

b. Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu
zat pengawet dan disterilkan menggunakan bakteri filter masukkan kedalam
wadah secara tehnik aseptis dan tutup rapat

c. Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu
zat pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan kedalam
wadah, tutup rapat dan sterilkan dengan penambahan bakterisid , dipanaskan
pada suhu 98- 100oC selama 30 menit.

3. Gargarisma (Gargle)
Gargarisma atau obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan
pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk digunakan
sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan.

Penandaan.
1. Petunjuk pengenceran sebelum
digunakan
2. “ Hanya untuk kumur, tidak ditelan “
Contoh : Betadin Gargle.

4. Litus Oris.
Oles Bibir adalah cairan agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam mulut.
Contoh : Larutan 10 % borax dalam gliserin.

5. Guttae Oris
Tetes mulut adalah obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih
dahulu dengan air untuk dikumur-kumurkan, tidak untuk ditelan.

6. Guttae Nasales
Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke
dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Minyak
lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa.

7. Inhalationes
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut, atau disemprotkan dalam
bentuk kabut kedalam saluran pernafasan . Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat
halus sehingga dapat mencapai bronkhioli. Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.
( akan dibahas lebih lanjut dikelas III)
Penandaan : Jika mengandung bahan yang tidak larut pada etiket harus tertera “ Kocok
dahulu”

8. Injectiones / obat suntik. (dibahas dikelas III)

9. Lavement / Clysma / Enema.


Cairan yang pemakaiannya per rectum/colon yang gunanya untuk membersihkan atau
menghasilkan efek terapi setempat atau sistemik Enema yang digunakan untuk
membersihkan atau penolong pada sembelit atau pembersih faeces sebelum operasi,
tidak boleh mengandung zat lendir. Selain untuk membersihkan enema juga berfungsi
sebagai karminativa, emolient, diagnostic, sedative, anthelmintic dan lain-lain. Dalam hal
ini untuk mengurangi kerja obat yang bersifat merangsang terhadap usus , dipakai basis
berlendir misalnya mucilago amyli. Pada pemakaian per rectal berlaku dosis maksimal.
Enema diberikan dalam jumlah variasi tergantung pada umur dan keadaan penderita. Umumnya
0,5 sampai 1 liter, tetapi ada juga yang diperpekat dan diberikan sebanyak 100 – 200 ml.

10. Douche.
Adalah larutan dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik untuk
pengobatan maupun untuk membersihkan. Karenanya larutan ini mengandung bahan obat
atau antiseptik. Untuk memudahkan, kebanyakan douche ini dibuat dalam bentuk
kering/padat (serbuk, tablet yang kalau hendak digunakan dilarutkan dalam sejumlah
air tertentu, dapat juga diberikan larutan kental yang nantinya diencerkan seperlunya.
Contoh Betadin Vaginal Douche (dikemas beserta aplikatornya)
11. Epithema /Obat kompres
Adalah cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat tempat yang sakit
dan panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose digunakan untuk
mengeringkan luka bernanah. Contoh : Liquor Burowi, Solutio Rivanol, campuran
Borwater - Rivanol.

Anda mungkin juga menyukai