FARMASI FISIK
Visi
“ Menjadi program studi Farmasi (S1) yang unggul dalam
bidang Farmasi Bahan Alam yang berlandaskan nilai-nilai
Islam dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mampu
bersaing ditingkat nasional “
PM-UMM-02-12/L1
Program Studi Farmasi (S1)
Fakultas Ilmu1 Kesehatan
2017
MODUL PRAKTIKUM
FARMASI FISIK
Disusun oleh :
Tiara Mega Kusuma, M.Sc., Apt.
PM-UMM-02-12/L1
2
PENGESAHAN
Modul Praktikum
FARMASI FISIK
PM-UMM-02-12/L1
Revisi : 00
Tanggal : Maret 2017
Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi S1 Farmasi
Dikendalikan Oleh : Gugus Kendali Mutu Fakultas
Disetujui Oleh : Dekan
Tiara Mega Kusuma, M.Sc., Apt Tiara Mega Kusuma, M.Sc., Apt Puguh Widiyanto,S.Kp., M.Kep
NIDN. 0607048602 NIDN. 0607048602 NIDN. 0621027203
3
PENGANTAR
Assalamualaikum, wr, wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga modul praktikum
farmasi fisik ini dapat tersusun. Secara umum, praktikum ini
berhubungan dengan kajian kelarutan dan faktor yang
mempengaruhinya; stabilitas obat; fenomena antar permukaan dan
penentuan tegangan permukaan; sistem dispersi (koloid, emulsi,
suspensi, dispersi padat); pengertian rheologi dan viskositas serta
hubungannya dalam farmasi, mikromeritik. Praktikum ini diharapkan
dapat meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam menyampaikan
informasi melalui komunikasi yang efektif baik interpersonal maupun
profesional kepada pasien, sejawat, apoteker, praktisi kesehatan lain dan
masyarakat sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab.
Penyusun menyadari bahwa buku ini tidak terlepas dari
kekurangan, oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan buku ini. Penyusun
berharap semoga buku ini dapat bermanfaat. Amiin.
Wassalamualaikum, Wr. Wb
Koordinator Praktikum
4
Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum
5
Format Laporan dan Kriterian Penilaian
Laporan Resmi :
2. Isi
a. Judul praktikum
b. Tujuan praktikum
c. Dasar teori
e. Hasil praktikum
g. Kesimpulan
h. Daftar pustaka
Kriteria Penilaian :
Indikator Point
Pretest/Posttest 20
Skill lab 40
Laporan 10
Responsi 30
TOTAL 100
6
PERTEMUAN KE-1
1. Capaian pembelajaran :
Mampu menerapkan ilmu dan teknologi kefarmasian dalam
perancangan, pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan farmasi:
2. Tujuan Praktikum :
Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
a) Menggunakan piknometer untuk penentuan kerapatan dan bobot
jenis dengan baik dan benar
b) Menghitung kerapatan dan bobot jenis suatu zat
3. Dasar Teori
Kerapatan merupakan massa per unit volume suatu zat pada
temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang
paling sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang
paling definitif, dengan demikian dapat digunakan untuk menentukan
kemurnian suatu zat.
Suatu rapatan diperoleh dengan membagi massa suatu objek
dengan volumenya:
(d) = massa (m)
Volume (V)
Bobot jenis suatu zat merupakan perbandingan antara bobot zat
terhadap air volume sama yang ditimbang di udara pada suhu yang
sama. Penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, kecuali
dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara
pada suhu 25° C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang
sama. Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu
yang telah ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu
yang sama.
4. Pelaksanaan Praktikum
Bahan dan Alat
Bahan : aquadest, etanol 70%, aseton, tisu
Alat : piknometer, neraca analitik, gotri
7
Cara Kerja
a. Penentuan volume piknometer
1) Timbang piknometer yang bersih dan kering dengan seksama
2) Isi piknometer dengan aquadest sampai penuh, lalu tutup pikno
3) Usap dan keringkan bagian luar piknometer yang terkena
aquadest dengan tissue
4) Timbang piknometer dengan seksama
5) Hitung volume piknometer
5. Penilaian
a. Pretest
b. Praktek
c. Hasil
d. Laporan
8
PERTEMUAN KE-2
1. Capaian pembelajaran :
2. Tujuan Praktikum :
3. Dasar Teori
9
Penggolongan sistem cair menurut tipe aliran dan deformasinya
ada dua yaitu:
a) Sistem Newton
b) Sistem Non Newton.
Sistem Newton
Pada cairan Newton, hubungan antara shearing rate dan shearing
stress adalah linear, dengan suatu tetapan yang dikenal dengan
viskositas atau koefisien viskositas. Tipe alir ini umumnya dimiliki
oleh zat cair tunggal serta larutan dengan struktur molekul sederhana
dengan volume molekul kecil. Tipe aliran yang mengikuti Sistem
Newton, viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak
tergantung pada kecepatan geser, sehingga viskositasnya cukup
ditentukan pada satu kecepatan geser.
Sistem Non Newton
Pada cairan non-Newton, shearing rate dan shearing stress tidak
memiliki hubungan linear, viskositasnya berubah-ubah tergantung dari
besarnya tekanan yang diberikan. Tipe aliran non-Newton terjadi pada
dispersi heterogen antara cairan dengan padatan seperti pada koloid,
emulsi, dan suspense cair,salep. Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem
Non-Newton, yaitu : PLASTIS, PSEUDOPLASTIS, dan DILATAN.
Alat untuk mengukur viskositas dan rheologi suatu zat disebut
viskometer. Ada 2 jenis viksometer :
a) Viskometer satu titik
Hanya digunakan untuk menentukan viskositas cairan Newton.
Misal viskometer kapiler, bola jatuh
b) Viskometer banyak titik
Viskometer jenis ini bisa digunakan untuk cairan Newton dan
Non Newton. Misal viskometer stromer, brookfield, dll.
10
4. Pelaksanaan Praktikum
Cara Kerja
5. Penilaian
a. Pretest
b. Praktek
c. Hasil
d. Laporan
11
PERTEMUAN KE-3
TEGANGAN PERMUKAAN
1. Capaian pembelajaran :
2. Tujuan Praktikum :
3. Dasar Teori
12
2. Metode tersiometer Du-Nouy:
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari
alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu
cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan
sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka
dari cairan tersebut.
Manfaat Fenomena antar muka dalam farmasi:
1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu
padat pada sediaan obat
2. Penetrasi molekul melalui membrane biologis
3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak
larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi
4. Pelaksanaan Praktikum
Cara Kerja
13
e) Dihentikan pengukuran ketika tidak terjadi perubahan
ketinggian dari cairan dalan pipa kapiler.
f) Dihitung tegangan permukaan cairan tersebut
5. Penilaian
a. Pretest
b. Praktek
c. Hasil
d. Laporan
14
PERTEMUAN KE-4
UKURAN PARTIKEL
1. Capaian pembelajaran :
2. Tujuan Praktikum :
3. Dasar Teori
15
Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel:
a) Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi,
diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan
ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah mikroskop tersebut,
pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer
untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut.
b) Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari
penentuan ukuran partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini
penentunya adalah pengukuran geometrik partikel.
4. Pelaksanaan Praktikum
Cara Kerja
a. Penentuan ukuran partikel dengan metode mikroskopik
1) Kalibrasi skala okuler: tempatkan mikrometer di bawah
mikroskop. Himpitkan garis awal skala okuler dengan garis
awal skala objektif kemudian tentukan garis kedua yang tepat
berhimpit. Tentukan jarak skala lensa okuler.
2) Buat suspensi asetosal encer partikel yang akan dianalisa dan
buat preparat di atas gelas objek
3) Lakukan pengelompokkan : tentukan ukuran partikel yang
terkecil dan terbesar, bagilah jarak ukur yang diperoleh menjadi
beberapa bagian
4) Ukurlah partikel dan golongkan ke dalam grup/kelompok yang
telah ditentukan dan ukurlah sedikitnya 200 partikel.
5) Buat kurva distribusi ukuran partikel dan tentukan harga
diameter rata-rata
16
b. Penentuan ukuran partikel dengan metode pengayakan
1) Susun beberapa ayakan dengan nomor tertentu berurutan dari
atas ke bawah makin besar nomor pengayakan
2) Sejumlah granul yang sudah ditimbang diletakkan pada
pengayak paling atas, ditutup dan mesin pengayak dihidupkan
selama 10 menit
3) Fraksi yang tersisa pada masing-masing pengayak ditimbang
4) Fraksi rata-rata partikel dihitung dari rata-rata lubang pengayak
yang dapat dilewati dan lubang pengayak yang menahan serbuk
tersebut
5) Buat distribusi ukuran partikel dan hitung diameter rata-rata
partikel
5. Penilaian
a. Pretest
b. Praktek
c. Hasil
d. Laporan
17
PERTEMUAN KE-5
KELARUTAN
1. Capaian pembelajaran :
2. Tujuan Praktikum :
3. Dasar Teori
Kelarutan adalah interaksi spontan atau lebih dari dua atau lebih
zat membentuk dispersi molekuler yang homogen. Secara kuantitatif,
kelarutan suatu zat adalah konsentrasi zat terlarut di dalam larutan
jenuhnya pada suhu atau tekanan tertentu.
Kelarutan dinyatakan dalam satuan ml pelarut yang dapat
melarutkan 1 gram zat, atau dinyatakan dalam molaritas, molalitas
atau persen.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat
antara lain pH, suhu, bentuk dan ukuran partikel, konstanta dielektrik
pelarut, adanya zat-zat lain seperti surfaktan, pembentuk kompleks ion
sejenis dan lain-lain.
4. Pelaksanaan Praktikum
Bahan dan Alat
Bahan : parasetamol, aquadest, propilenglikol, gliserol, tween 80
Alat : seperangkat alat gelas, spektrofotometer uv vis, orbital shaker
18
Cara Kerja
5. Penilaian
a. Pretest
b. Praktek
c. Hasil
d. Laporan
19
PERTEMUAN KE-6
STABILITAS
1. Capaian pembelajaran :
2. Tujuan Praktikum :
3. Dasar Teori
20
Efek dari Perubahan Suhu pada Laju Reaksi
Ketika temperatur ditingkatkan maka laju reaksinya akan meningkat.
Laju reaksi akan berlipatganda setiap kenaikan suhu tertentu. Dan angka
dari derajat suhu yang diperlukan untuk melipatgandakan laju reaksi akan
berubah secara bertahap seiring dengan meningkatnya temperatur.
Temperatur dapat mempengaruhi gerak molekul, dimana seluruh
molekul zat bergerak dengan arah dan laju yang sama. Adanya
kenaikan temperatur mempengaruhi arah dan kecepatan gerak
molekul sehingga molekul bergerak dengan kecepatan dan arah yang
berbeda.
4. Pelaksanaan Praktikum
Cara Kerja
21
5. Penilaian
a. Pretest
b. Praktek
c. Hasil
d. Laporan
22
Daftar Pustaka
23