Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STRUKTUR KROMOSOM DAN KOMPONEN


PENYUSUNNYA, PROSES BIOSINTEIS PROTEIN DI ORGANEL

DISUSUN OLEH :
RIZKA AMALIA SANGO
RIFKY ALFARIZY DJAELANI
GILANG PRATAMA ABD KARIM
JIHAN NADIA KORO
ASRIYANI BASRI

DOSEN PENGAMPUH : IBU JULIA MEGAWATI DJAMAL, S.Farm.,


MATA KULIAH : BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER
Kata Pengantar
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan karya makalah, tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian
dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah penelitian ini berguna


bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Manado,18 Oktober 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………….. 1
Daftar Isi …………………………………………….. 2
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………… 3
1.1 Latar Belakang…………………………………… 3
1.2 Rumusan Masalah ……………………………….. 4
1.3 Tujuan …………………………………………… 4
BAB 2 PEMBAHASAN …………………………….. 5
2.1 Pengertian ………………………………………... 5
2.2 Fungsi…………………………………………….. 7
2.3 Struktur…………………………………………… 7
BAB 3 PENUTUP…………………………………….17
Daftar Pustaka…………………………………………19
BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG

Struktur kromosom terdiri dari kromatid, kromomer,


sentromer, satelit, dan telomer. Di dalam inti terdapat benang-benang
halus yang dapat menyerap warna yang disebut kromatin (chroma -
berwarnatin benang)Pada tahap profase (fase awal ketika sel akan
membelah diri)benang-benang kromatin memendekmenebaldan
disebut kromosom (chroma - berwarna, soma - badan) Pada keadaan
demikian kromosom lebih mudah menyerap zat warnamisalnya sudan
IIIhematoksilinmethylen bluedan kalium iodide

komponen penyusunnya atau Struktur kromosom pada makhluk


hidup terdiri atas kromatid, sentromer, lengan pendek (p) dan lengan
panjang (q).

Secara umum, sintesis protein berawal dari DNA, lalu pembentukan


RNA, kemudian penyusunan protein (DNA > RNA > Protein). Proses
perubahan molekul ini juga dengan central dogma. Proses sintesis
protein di tahap awal ini merupakan proses dimana terjadi penyalinan
sebagian molekul DNA.

I.II Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan suatu masalah
yaitu di antaranya
1. Bagaimana struktur kromosom serta komponen penyusunnya?
2. Bagaimana proses biosintesis pada organel?

I.III Tujuan penulisan


Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu diantaranya untuk
mengetahui;
1. Apa saja struktur kromosm ?
2. Apa yang terjadi pada proses biosintesis protein pada organel ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian
Kromosom adalah bagian penting dari inti sel yang berfungsi sebagai
pembawa sifat keturunan.
Dalam kromosom terdapat nukleoprotein yang membawa informasi genetik.
Dalam buku "Pembelajaran Kimia dan Biologi Pendidikan Dasar" oleh Dr Yanti
Fitria, M.Pd, dijelaskan bahwa pada organisme terdapat dua macam kromosom,
yakni kromosom seks (gonosom) yang menentukan jenis kelamin dan
kromosom tubuh (autosom) yang tidak menentukan jenis kelamin.

Kromosom dibuat dari protein dan satu molekul DNA yang berisi instruksi
genetik suatu organisme yang diturunkan dari orang tua. Pada manusia, hewan,
dan tumbuhan, sebagian besar kromosom diatur berpasangan di dalam inti sel.

Dalam biologi molekuler, Sintesis protein (disebut juga biosintesis protein)


adalah proses pembentukan partikel protein yang di dalamnya melibatkan
sintesis RNA yang dipengaruhi oleh DNA. Dalam proses sintesis protein,
molekul DNA adalah sumber pengodean asam nukleat untuk menjadi asam
amino yang menyusun protein, tetapi tidak terlibat secara langsung dalam
prosesnya. Molekul DNA pada suatu sel ditranskripsi menjadi molekul RNA.
Molekul RNA inilah yang ditranslasi menjadi asam amino sebagai penyusun
protein. Dengan demikian, molekul RNA yang terlibat secara langsung dalam
proses sintesis protein.
2.2 Fungsi

Fungsi kromosom, Pada saat pembelahan sel, kita bisa melihat kromosom
dengan jelas. Nah, kromosom inilah yang memastikan bahwa DNA terbagi
secara merata dengan sel baru selama pembelahan sel berlangsung. Hal ini tentu
saja dilakukan untuk menjaga integritas (konsistensi pembelahan sel) dan
ketepatan replikasi genom pada setiap siklus sel.

Di dalam kromosom itu ada DNA, artinya kromosom juga berperan dalam
pewarisan sifat dari satu generasi ke generasi lain. Selain itu, kromosom juga
berfungsi dalam mengontrol metabolisme sel dan pembentukan struktur protein.

Di dalam proses biosintesis terdapat ribosom, Ribosom merupakan struktur


antar sel yang terbuat dari RNA dan protein yang menjadi tempat sintesis
protein dalam sel. Organel sel ini membaca urutan messenger RNA (mRNA)
dan menerjemahkan kode genetik tersebut menjadi rangkaian asam amino
tertentu, yang tumbuh menjadi rantai panjang yang terlipat untuk membentuk
protein.
Sintesis protein adalah proses pembuatan molekul protein oleh sel yang
melibatkan DNA, RNA, dan berbagai enzim. Pada sel prokariotik, proses
sintesis protein terjadi di sitoplasma.

2.3 Struktur

A. Kromosom terbentuk dari DNA dan protein histon. Dari ikatan antara
DNA dan protein dihasilkan nukleosom. Panjang dari nukleosom sekitar
10 nm. Lalu, nukleosom tersebut akan membentuk lilitan yang sangat
banyak dan itulah yang menjadi penyusun kromatid. Di dalam kromosom
terdapat beberapa bagian, yaitu :

1. Telomer
merupakan bagian ujung dari kromosom yang berfungsi untuk mempertahankan
kestabilan kromosom saat pembelahan sel. Selain itu, telomer juga berfungsi
untuk melindungi kromosom. Sama seperti saat kita naik motor, nah kita butuh
helm untuk melindungi kepala kita.

2. Sentromer
merupakan bagian tengah dari kromosom yang berfungsi sebagai tempat
pelekatan kromosom dan sistem kromatidnya. Selain itu, sentromer juga
berfungsi sebagai tempat pelekatan benang spindel untuk pembelahan sel.
3. Lengan kromosom
yang berisi untaian DNA dan protein. Bagian lengan yang panjang kita sebut
saja q dan lengan yang pendeknya disebut lengan kromosom.

Kromosom terdiri dari 2 jenis, yaitu sebagai berikut :

1. Autosom
Autosom merupakan kromosom tubuh. Jadi, kromosom sebanyak 22 pasang
inilah yang nantinya akan menentukan seperti apa tampilan tubuh elo. Misalnya,
menentukan gimana warna rambut, warna kulit, bentuk tubuh, semua yang
terlihat pada tubuh

2. Gonosom
kromosom yang menentukan jenis kelamin disebut gonosom. Itulah mengapa
gonosom juga disebut dengan kromosom kelamin. Jadi, kromosom inilah yang
menentukan apakah menjadi perempuan atau laki-laki.

Laki-laki memiliki kromosom “X” dan “Y”, sedangkan perempuan memiliki


sepasang “X” kromosom.

1. Aneuploidi
Aneuploidi merupakan suatu kondisi di mana ada kromosom yang hilang atau
bertambah akibat pemisahan gen yang nggak normal selama pembelahan sel.

2. Poliploidi
Poliploidi merupakan suatu kondisi di mana ada kelebihan kromosom di semua
pasang kromosom. Jadi, normalnya jumlah kromosom ada 46. Nah, pada
penderita poliploidi, jumlah kromosomnya bisa menjadi 69 atau 92 kromosom

Dalam kromosom juga terdapat struktur penyusunnya, yaitu:


Komponen penyusun kromosom, adalah benang kromatin yang terdiri dari
DNA (asam deoksiribonukleat), RNA hasil transkripsi dan protein (bersifat
histon atau asam dan non histon atau basa)

Kromosom mempunyai komponen utama, antara lain: DNA (Deoxyribo


Nucleic Acid atau asam nukleat deoksiribosa), protein histon, dan protein non
histon. Protein histon bersifat basa kuat dan menetralkan keasaman DNA.

DNA
DNA menyusun kromosom sekitar 35% dari keseluruhan kromosom.

RNA
RNA menyusun kromosom sekitar 5% dari keseluruhan kromosom.

Protein
Protein ini terdiri atas histon yang bersifat basa dan nonhiston yang bersifat
asam. Kedua macam protein ini berfungsi untuk menggulung benang kromosom
sehingga menjadi pudar dan berperan sebagai enzim pengganda DNA dan
pengkopi DNA.

Ukuran Dan Bentuk kromosom

Kromosom akan lebih mudah dapat dilihat apabila digunakan teknik pewarnaan
yang khusus selama nukleus membelah. Ini disebabkan karena pada saat itu
kromosom mengadakan kontraksi sehingga menjadi lebih tebal, lagi pula dapat
mengisap zat warna lebih baik daripada kromosom yang terdapat di dalam inti
istirahat.

Ukuran kromosom sangat bervariasi dari suatu spesies ke spesies lainnya.


Panjangnya antara 12-50 mikron sedangkan diameternya antara 0,2-20 mikron.
Ukuran berbagai kromosom yang terdapat dalam sebuah sel tidak pernah sama.
Umumnya kromosom pada sel yang mempunyai jumlah sedikit, berukuran lebih
besar dari pada kromosom sel dengan jumlah kromosom lebih banyak.
Apa yang terjadi kalau jumlah kromosomnya abnormal seperti itu? Ada yang
saat bayi lahir bisa mengalami kematian mendadak. Ada juga yang mengalami
kecacatan. Contohnya bisa seperti di bawah ini.

– Sindrom Down

Sindrom ini merupakan jenis trisomi, yaitu ada kelebihan jumlah kromosom ke-
21. Gejala dari sindrom down, yaitu memiliki perkembangan fisik dan mental
yang terhambat, tubuh pendek, telinga kecil, lidah besar dan menjulur, mata
kecil dan sipit.

Penyebab dari sindrom down adalah kegagalan pembelahan sel gamet pada
proses meiosis I atau II, sehingga ada kelebihan pada kromosom ke-21. Seperti
ini gambaran kromosomnya.

B. Proses Biosintesis Protein Di Organel


Proses biosintesis protein di dalam sel melibatkan beberapa organel dan jalur
yang berbeda. Berikut adalah struktur biosintesis protein di beberapa organel
utama dalam sel eukariotik:

1. Ribosom: Ribosom adalah tempat utama untuk sintesis protein. Mereka


ada dalam sitoplasma sel dan di dalam mitokondria (mitokondria juga
memiliki ribosomnya sendiri). Ribosom terdiri dari dua subunit, yaitu
subunit besar dan subunit kecil, yang bekerja bersama untuk membentuk
polisom ribosom.

2. Nukleus: Proses biosintesis protein dimulai dengan transkripsi DNA


menjadi RNA oleh RNA polimerase. Proses ini terjadi di dalam nukleus sel.
Hasilnya adalah RNA berupa mRNA (messenger RNA) yang berisi instruksi
untuk sintesis protein.

3 Retikulum Endoplasma Kasar (REK), REK adalah tempat di mana ribosom


terikat pada membran yang melap isi retikulum endoplasma. Di sini,
ribosom mensintesis rantai polipeptida berdasarkan instruksi mRNA yang
ditranskripsikan di nukleus. Protein yang dihasilkan akan memasuki
rongga REK untuk mengalami modifikasi lebih lanjut, seperti
pembentukan ikatan glikosilasi.

4. Aparatus Golgi: Setelah protein dihasilkan di REK, mereka dipaketkan


dan dimodifikasi lebih lanjut di aparatus Golgi. Proses ini melibatkan
tambahan gula, lipida, dan penentuan struktur akhir protein. Protein
yang telah dimodifikasi ini kemudian diarahkan ke lokasi tujuan dalam sel
atau untuk diekspor dari sel.

5. Sitosol: Beberapa protein juga disintesis di dalam sitosol, di mana


ribosom bebas terdapat dalam jumlah besar. Ini termasuk protein-
protein yang diperlukan segera oleh sel dan tidak memerlukan proses
pengiriman melalui REK dan aparatus Golgi.

6. Mitokondria: Mitokondria memiliki ribosomnya sendiri dan dapat


mensintesis beberapa protein yang diperlukan untuk respirasi selular.
Sintesis protein di mitokondria penting untuk mempertahankan fungsi
mitokondria dan produksi energi.
7. Kloroplas (hanya pada sel tumbuhan): Pada sel tumbuhan, kloroplas
berperan dalam sintesis protein yang diperlukan untuk fotosintesis, yang
mengubah energi matahari menjadi gula dan oksigen.

Proses biosintesis protein melibatkan interaksi kompleks antara berbagai


organel dan komponen seluler. Protein-protein yang dihasilkan ini memiliki
beragam fungsi dalam sel, dan setiap langkah dalam proses ini memastikan
bahwa protein-protein ini dibentuk dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
spesifik sel.
Pada proses biosintesis protein di organel melibatkan serangkaian tahapan
yang juga melibatkan beberapa organel yang berbeda. Proses ini dikenal
sebagai sintesis protein atau translasi. rangkaian proses biosintesis protein di
organel yang utama yaitu :
1. Transkripsi: Proses dimulai di nukleus, di mana DNA berfungsi sebagai
cetakan untuk menghasilkan molekul mRNA (messenger RNA). RNA
polimerase adalah enzim yang bertanggung jawab atas pembentukan
mRNA dengan menyalin sekuen basa nukleotida dari DNA. Transkripsi
adalah tahap awal biosintesis protein dan terjadi di dalam nukleus.

2. Pemrosesan mRNA: Setelah transkripsi, mRNA yang dihasilkan mungkin


mengalami berbagai modifikasi, termasuk penghilangan intron (bagian
yang tidak mengkode protein) dan penambahan cap 5' dan ekor poli-A 3'
Proses ini membantu menjaga stabilitas mRNA dan memudahkan
pengiriman ke sitoplasma.

3. Transport ke sitoplasma: Setelah pemrosesan, mRNA dikeluarkan dari


nukleus dan masuk ke sitoplasma, tempat terjadi sintesis protein.

4. Inisiasi : Di dalam sitoplasma, ribosom, (kompleks ribonucleoprotein)


adalah tempat dimulainya sintesis protein. Pada ribosom, dua sub-unit
(besar dan kecil ) berinteraksi dengan mRNA dan tRNA (transfer RNA).
TRNA mengangkut asam amino yang sesuai untuk menyusun rantai
pelipeptida.
5. Elongasi: selama tahap ini,ribosom menggerakkan mRNA melalui jalur
ribosom, membaca kode triplet basa mRNA (kodon), memungkinkan
tRNA yang sesuai membawa asam amino untuk bergabung dengan rantai
pelipeptida yang sedang tumbuh.

6. Terminasi: proses sintesis protein berakhir ketika ribosom mencapai


kodon stop (UAA,UAG,atau UGA) di mRNA. Ketika kodon stop ini terbaca,
tidak ada tRNA yang sesuai untuk asam amino, dan sintesis protein
berhenti. Protein yang dihasilkan kemudian dilepaskan dari ribosom.

7. Pemroresan dan Modifikasi: Beberapa protein mungkin memerlukan


pemroresan lebih lanjut setelah sintesis, seperti liputan protein dengan
gula atau potongan potongannya (misalnya, dalam kasus hormon
insulin).pemrosesan dan modifikasi ini dapat terjadi di REK dan apartus
golgi.

8. Transport dan Lokalisasi: setelah sintesisn dan modifikasi, protein dapat


diarahkan ke lokasi tujuan dalam sel. Dapat melibatkan transport melalui
vesikel dan pelepasan di berbagai organel atau lokasi seluler.
Proses biosintesis protein ini merupakan langkah kunci dalam menjaga
kehidupan dan fungsi sel. Organisme menggunakan instruksi yang
terdapat dalam DNA untuk menghasilkan protein yang diperlukan untuk
berbagai fungsi seluler, termasuk struktur sel, katalisator biokimia
(enzim), dan komponen-spesifik lainnya.

Proses biosintesis protein dalam sel terjadi di berbagai organel, terutama


di sitoplasma dan ribosom. Berikut beberapa komponen utama yang berperan
dalam proses biosintesis protein di organel:

1. DNA (Deoksiribonukleat Asam): DNA mengandung informasi genetik


yang diperlukan untuk mengodekan protein. Informasi ini dibaca oleh
selama proses transkripsi.

2. Gen: Gen adalah segmen-segmen spesifik dalam DNA yang


mengodekan instruksi untuk sintesis protein tertentu.
3. RNA (Ribonukleat Asam): RNA berperan penting dalam proses
biosintesis protein. Ada beberapa jenis RNA yang terlibat, termasuk:

- RNA Messenger (mRNA): RNA ini adalah salinan dari gen dalam DNA.
mRNA mengandung kode genetik yang diterjemahkan oleh ribosom
untuk memproduksi protein.

- RNA Transfer (tRNA): tRNA membawa asam amino ke ribosom dan


berfungsi sebagai penghubung antara mRNA dan asam amino yang akan
digunakan dalam pembentukan protein.

- RNA Ribosomal (rRNA): rRNA adalah komponen utama ribosom,


struktur sel yang mengkatalisis sintesis protein.

4. Ribosom: Ribosom adalah organel sel yang berperan dalam translasi,


proses di mana kode genetik dalam mRNA diterjemahkan menjadi
urutan asam amino dalam protein.

5. Asam Amino: Asam amino adalah "bahan baku" dari protein. Mereka
adalah molekul yang disusun dalam urutan tertentu sesuai dengan kode
genetik dalam mRNA.

6. Enzim: Berbagai enzim terlibat dalam berbagai tahap proses


biosintesis protein, seperti enzim yang memediasi transkripsi (RNA
polimerase), dan enzim yang memediasi translasi (misalnya, enzim
peptidil transferase yang membentuk ikatan peptida antara asam
amino).

7. Energi: Proses biosintesis protein memerlukan energi, yang biasanya


disediakan dalam bentuk ATP (Adenosin Triphosphate).

8. GTP (Guanosin Trifosfat): GTP juga berperan dalam proses translasi


sebagai sumber energi untuk membantu menggerakkan ribosom.

9. Faktor Inisiasi dan Terminasi: Ada faktor-faktor inisiasi dan terminasi


yang memungkinkan ribosom untuk memulai dan mengakhiri sintesis
protein dengan benar.
10. Perubahan Post-translasional: Setelah protein terbentuk, mereka
dapat mengalami berbagai modifikasi post-translasional di berbagai
organel lain, seperti ER (Retikulum Endoplasma) dan Golgi, sebelum
mereka mencapai bentuk akhir dan fungsi mereka.

Semua komponen ini bekerja bersama-sama dalam serangkaian tahapan


yang kompleks untuk menghasilkan protein yang sesuai dengan instruksi
genetik dalam DNA. Proses ini sangat terkoordinasi dan memerlukan
banyak tahapan yang berurutan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan tentang struktur kromosom dan komponen penyusunnya:

Kromosom adalah struktur dalam sel yang mengandung informasi


genetik. Mereka terdiri dari materi genetik yang disebut DNA, yang
dililitkan dengan protein. Komponen-komponen penting dari struktur

kromosom termasuk:

1. DNA: DNA adalah molekul yang mengandung instruksi genetik untuk


mengatur perkembangan, fungsi, dan reproduksi organisme. DNA
tersusun dari dua untai berpilin yang membentuk heliks ganda.

2. Histone: Protein-protein ini membantu memadatkan dan


mengorganisasi DNA di dalam kromosom. Mereka membungkus DNA
dan memungkinkan untuk penyusunan yang lebih rapi.

3. Sentromer: Ini adalah area tengah kromosom yang menghubungkan


kedua lengan kromosom dan penting selama proses pemisahan
kromosom selama pembelahan sel.

4. Telomer: Bagian ujung kromosom yang berperan dalam melindungi


ujung-ujung DNA dari degradasi saat sel membelah.

Kesimpulan tentang proses biosintesis protein di organel:

Proses biosintesis protein terjadi di berbagai organel dalam sel, terutama


di sitoplasma dan ribosom, yang merupakan organel penting dalam
produksi protein. Proses ini melibatkan beberapa tahap penting,
termasuk:

1. Transkripsi: Proses di mana DNA digunakan sebagai cetakan untuk


menghasilkan molekul RNA yang disebut RNA messenger (mRNA).
Transkripsi terjadi di inti sel.
2. Pengolahan mRNA: mRNA yang baru dibuat kemudian mengalami
berbagai perubahan seperti penyuntingan (RNA splicing) dan
penambahan penanda seperti 5' cap dan ekor poli-A di ujungnya.

3. Translasi: Proses di mana mRNA diinterpretasikan oleh ribosom untuk


menghasilkan rantai polipeptida. Ini melibatkan transfer RNA (tRNA)
yang membawa asam amino ke ribosom berdasarkan urutan kodon pada
mRNA.

4. Lipatan Protein: Setelah rantai polipeptida terbentuk, protein


mengalami proses lipatan untuk mencapai struktur tiga dimensi yang
sesuai dengan fungsinya.

5. Modifikasi Post-Translasional: Protein mungkin mengalami berbagai


modifikasi setelah sintesis selesai, seperti penambahan gugus gula,
fosforilasi, atau pemotongan untuk memodifikasi aktivitas dan lokasi
fungsionalnya.

Proses biosintesis protein ini melibatkan kerja sama berbagai organel


dan struktur sel, termasuk inti sel, ribosom, retikulum endoplasma,
aparatus Golgi, dan vesikel transportasi. Selain itu, sel juga
membutuhkan sejumlah faktor transkripsi, faktor translasional, dan
enzim untuk mengatur dan memfasilitasi seluruh proses tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. “Molecular Biology of the Cell” oleh Bruce Alberts, Alexander Johnson,


Julian Lewis, Martin Raff, Keith Roberts, dan Peter Walter - Buku teks
komprehensif ini mencakup topik seperti struktur kromosom, organellenya,
serta proses biosintetis protein di dalam sel.
2. “Genes” oleh Benjamin Lewin - Buku ini membahas genetika
molekuler, termasuk bagaimana informasi genetik diwakili di dalam kromosom
dan bagaimana protein disintesis.
3. “Protein Synthesis and Ribosome Structure: Translating the
Genome” oleh Janine Maddock dan Max E. Gottesman - Buku yang mendalami
proses biosintetis protein di organel, khususnya melalui ribosom.
4. “Chromosomes: Organization and Function” oleh David M.
Prescott - Buku ini fokus pada struktur kromosom dan bagaimana informasi
genetik disusun di dalamnya.
5. “The Cell: A Molecular Approach” oleh Geoffrey M. Cooper dan
Robert E. Hausman - Buku yang mencakup berbagai aspek biologi sel, termasuk
bagaimana gen diekspresikan dan protein disintesis.

Anda mungkin juga menyukai