Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH INDIVIDU MATA KULIAH GENETIKA

TANAMAN

“KROMOSOM”

DISUSUN

OLEH

NAMA : WAHYU HIDAYAT (194110096)


KELAS : AGROTEKNOLOGI 3 B
DOSEN : Dr. FATURRAHMAN ,SP ,MSc

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
i

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum wr. wb.


Segala ucap syukur alhamdulillah kepada ALLAH S.W.T yang telah
melimpahkan rahmat dan ridha-Nya sehingga Penulis bisa menyusun makalah ini
sebagai tugas mata kuliah Genetika Tanaman, Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Islam Riau.
Saya berharap semoga dengan disusunnya makalah ini akan memberikan
manfaat bagi Penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
            Saya pun menyadari pasti ada kekurangan dan kelemahan yang terdapat
pada makalah ini karena keterbatasan pengetahuan yang Saya miliki. Untuk itu,
penyusun terbuka terhadap kritik dan saran sehingga bisa menambah
kesempurnaan dan memberikan kami tambahan pengetahuan.
Wassalamu’alaikum wr.wb
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang, .....................................................................................................1


B. Rumusan Maslah ..................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2

A. Sejarah Teori Kromosom Tentang Keturunan......................................................2


B. Komposisi dan Fungsi Kromosom........................................................................4
C. Struktur Kromosom...............................................................................................7
D. Jumlah Kromosom dan Besarnya Ploidi Tanaman Budidaya Penting..................

BAB IV PENUTUP................................................................................................................13

A. Simpulan................................................................................................................13
B. Saran......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kromosom dalam ( bahasan Yunani ) Chroma, warna dan Soma, badan,
adalah struktur didalam sel berupa deret panjang molekul yang terdiri dari satu
molekul DNA dan berbagai protein terkait yang merupakan Informasi genetic
suatu Organisme seperti molekul kelima jenis histon dan faktor transkripsi yang
terdapat pada beberapa deret dan termasuk gen unsur regulator dan sekuens
nukleotida.
Kromosom pertama kali dikemukakan oleh seorang yang bernama W.
Waldeyer pada tahun 1888, kromosom ini terdapat pada nukleus ( inti sel ) setiap
sel. Didalam inti sel terdapat kompleks DNA dan protein yang membentuk
struktur benang-benang halus dan mudah dengan pewarna tertentu yang disebut
kromatin, pada saat sel tersebut akan membelah benang kromatin ini memendek
dan menebal dan membentuk struktur pada inilah yang dinamakan Kromosom.

B. Perumusan  Masalah
Berdasarkan latar belakang pemasalahan di atas, maka Penulis dalam
menyusun makalah ini dapat mengambil beberapa permasalahan, yaitu
1. Bagaimana Sejarah Teori Kromosom Tentang Keturunan?
2. Bagaimanakah Komposisi dan Fungsi Kromosom?
3. Bagaimanakah Struktur Kromosom?
4. Bagaimana Kromosom dan Besarnya Ploidi Tanaman Budidaya Penting?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Teori Kromosom Tentang Keturunan
2. Untuk mengetahui Komposisi dan Fungsi Kromosom
3. Untuk mengetahui Struktur Kromosom
4. Untuk mengetahui Kromosom dan Besarnya Ploidi Tanaman Budidaya
Penting
2

BAB  II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Teori Kromosom Keturunan

Istilah kromosom diberikan untuk pertama kalinya oleh Weyder pada


tahun 1882 untuk benda-benda halus berbentuk benang panjang atau pendek yang
dapat dilihat di dalam nukleus. Kromosom ikut membelah pada waktu
pembelahan inti berlangsung, lebih dahulu diketahui oleh Schneider pada tahun
1873 dan Strasburger di tahun 1875, yang dikuatkan oleh Flemming pada tahun
1882 serta Van Beneden di tahun 1883 yang melihat bahwa setiap kromosom ikut
membelah secara longitudinal di waktu pembelahan inti. Selanjutnya Rabl dan
Boveri di tahun 1885 berpendapat bahwa tiap-tiap spesies memiliki jumlah
kromosom yang tetap dan bahwa ada hubungan antara kromosom dan gen-gen
yakni gen-gen terdapat dalam kromosom.

Pada tahun 1901, Montgomery menunjukkan kromosom-kromosom


terdapat dalam pasangan-pasangan dengan bentuk dan ukuran yang mudah
dibedakan satu dari yang lain dan juga dibuktikan bahwa berpasangannya
kromosom homolog itu menyangkut kromosom-kromosom yang berasal dari
induk jantan dan induk betina. Sedangkan Sutton dan Boveri dalam tahun 1903
berhasil memperlihatkan dengan jelas bahwa benar ada hubungan antara
kromosom dan keturunannya.

Dalam sel somatis terdapat dua kelompok kromosom yang serupa yaitu
yang satu berasal dari induk betina dan yang lainnya berasal dari induk jantan,
yakni terdapat kromosom dalam pasangan homolog yang sejajar dan terdapatnya
gen-gen dalam pasangan. Kromosom memiliki sifat morfologi yang tetap
sepanjang berbagai pembelahan sel dan setiap kromosom atau pasangan
kromosom mempunyai peranan tertentu dalam kehidupan dan perkembangan
individu.
3

Kromosom terletak di sel nukleus (sel gonad mapun sel somatid) dengan
jumlah yang sama dalam suatu individu. Tiap kromosom disebut juga sebagai
kromatin yang tersusun atas dua kromatid yang berhadap hadapan. Pada kromatin
inilah lokasi gen (lokus), yang didalamnya terdapat alel alel sebagai penyandi
protein ataupun enzim yang menjaga dan memengaruhi sistem biokimia yang ada
pada organisme.

Prinsip kerja untuk mengidentifikasi kromosom disebut karyotyping, yaitu


pengamatan kromosom dengan memanfaatkan teknik pewarnaan dan mengunakan
miskroskop untuk mengamati pemendaraannya. Jaringan yang bisa digunakan
untuk karyotiping misalnya: embrio, larva ikan, epitel sirip atau sisik, leukosit
serta ovari dan testis.

Dari beberapa jenis jaringan/sel di atas yang paling mudah untuk


menampilkan kromosom adalah mengunakan sel leukosit (sel darah). Karena sel
leukosit ini paling mudah untuk dikultur dan dikondisikan pada tahap mitosis,
sedangkan sel darah merah tidak dapat digunakan untuk kariotyping karena tidak
memiliki inti sel.

Kariotyping diawali dengan preparasi sel menuju tahap metafase dengan


suatu teknik kultur untuk merangsang sel mencapai tahap metaphase misalnya
penggunaan colchicines. Meratanya. kromosom-kromosom pada metafase
merupakan saat yang paling baik untuk menghitung jumlah kromosom dan
membandingkan ukuran serta morfologi dari kromosom dan penentuan jumlah
komosom diambil dari frekuensi tertinggi atau modus. Hal serupa telah umum
dilakukan terhadap Melanoteania boasemani, M. patoti, dan Oreohromis sp.
(Carman et al., 1998) dan Telmatherina ladigesi (Andriani, 2001). Dari penelitian-
penelitian lain terhadap jumlah kromosom berdasarkan modus, didapatkan jumlah
kromosom diploid sebanyak 48 pada ikan Atherian elymus yang diteliti oleh Arai
dan Fujiki pada tahun 1978, dan pada ikan Basichlichthys bonariensis yang diteliti
oleh Arai dan Koike pada tahun 1980. Spesies yang berbeda mempunyai jumlah
4

kromosom yang khas (Tabel 1). Kisarannya sangat luas, dari dua pada beberapa
tanaman berbunga sampai beberapa ratus pada tanaman pakis tertentu.

Tabel 1 Jumlah kromosom (2n) beberapa spesies tumbuhan dan hewan


(Brown, 1972; Levan et al., 1983).

Nama umum Nama ilmiah Kromosom (2n)


Nyamuk Culex pipiens 6
Lalat rumah Musca domestica 12
Bawang merah Allium cepa 16
Katak (betung) Bufo americanus 22
Padi Oryza sativa 24
Kodok hijau Rana pipiens 26
Buaya Alligator mississipiensis 32
Kucing Felis domesticus 38
Tikus rumah Mus musculus 40
Monyet rhesus Macaca mulatta 42
Gandum Triticum aestivum 42
Manusia Homo sapiens 46
Kentang Solanun tuberosum 48
Banteng Bos taurus 60
Keledai Equus asinus 62
Kuda Equus caballus 64
Anjing Canis familiaris 78
Ayam Gallus domesticus 78
Ikan mas Cyprinus carpio 104

B. Susunan Kromosom dan Fungsinya

Susunan kromosom adalah benang kromatin yang terdiri dari DNA (asam
deoksiribonukleat), RNA hasil transkripsi dan protein (bersifat histon atau asam
dan non histon atau basa). Tiap kromatid membawa sebuah molekul DNA yang
strukturnya berupa untai ganda sehingga di dalam kedua kromatid terdapat dua
molekul DNA.

Pada manusia memasukkan paling sedikit 7 protein penyusun kromosom ,


sedangkan protein yang lain tidak mendapatkan tempat dalam kromosom. Salah
5

satu protein, CENP-A, sangat mirip dengan histon H dan dianggap menggantikan
histon ini dalam sentromer nukleosom.

Bagian fungsi sentromer itu sendiri dinyatakan dengan mikroskop


elektron, yang ditunjukkan dalam pembelahan sel pada bagian yang seperti
piringan yaitu kinetokor, bagian itu sudah ada pada permukaan kromosom dalam
daerah sentromer, struktur tambahannya mikrotubul, yang memancarkan dari
kumparan tubuh yang lokasinya pada permukaan inti dan dapat digambarkan
berupa kromosom yang bercabang yang masuk dalam nuklei. Bagian dari
kinetokor menyusun alphoid DNA ditambah CENP-A dan protein lainnya, tetapi
struktur ini tidak dapat dideskripsikan secara detail. Bagian penting kedua dari
kromosom yaitu daerah terminal atau disebut telomer.

Telomer itu penting karena sebagai tanda sasaran terakhir dari kromosom
dan untuk memungkinkan sel membedakan daerah akhir ynag disebabkan oleh
kerusakan kromosom.Telomer DNA terbuat dari 100 salinan ynag berulang-ulang
motifnya, 5’-TTAGGG-3’ pada manusia, dengan perpanjangan yang pendek dari
ujung 3’ double-stranded molekul DNA.

Dua protein khusus terjepit pada ulangan sekuen dalam telomer manusia
yang dinamakan TRF1, yang membantu mengatur lengan telomer manusia dan
TRF2 mempertahankan perpanjangan single-strand. Jika TRF2 in aktif lalu
perpanjangan hilang dan 2 polinukleotida menyatu bersama dalam hubungan
kovalen. Protein telomer yang lain menganggap bentuk hubungan antara telomer
dan perifer dari nukleus, merupakan lokasi kromosom terakhir.

Kromosom pada organisme eukariotik tersusun dari bagian-bagian berikut:

1. DNA-DNA menyusun kromosom sekitar 35% dari keseluruhan


kromosom.
2. RNA RNA menyusun kromosom sekitar 5% dari keseluruhan kromosom.
3. Protein Protein ini terdiri atas histon yang bersifat basa dan nonhiston
yang bersifat asam. Kedua macam protein ini berfungsi untuk menggulung
6

benang kromosom sehingga menjadi pudar dan berperan sebagai enzim


pengganda DNA dan pengkopian DNA.

Protein penyusun kromosom ada dua macam:

 Protein Histon

Protein histon bersifat basa. Protein Histon yang telah terbungkus DNA disebut
Nukleosom.

 Protein Non Histon

Protein non histon bersifat asam. Pada sel prokariotik,bahan-bahan kromosom


terdapat didaerah inti dan pembelahan sel terjadi secara langsung (pembelahan
biner) Pada sel eukariotik bahan-bahan kromosom tersebar merata di dalam
sitoplasma dan pembelahan sel terjadi melalui tahap mitosis dan meiosis (Julia,
2009).

Beberapa fungsi dasar dari analisis kromosom suatu organisme adalah:


a) Sebagai petunjuk proses evolusi. Ikan yang memiliki kesamaan jumlah
kromosom memiliki kedekatan yang lebih besar dari ikan yang jumlah
kromosomnya berbeda.
b) Identifikasi spesies.
c) Identifikasi stok (populasi) untuk tujuan manajemen (keragaman kromosom
antar spesies pada ikan nila sebagai contoh. Bisa digunakan untuk
menghasilkan monosex dari perkawinan T. nilotica (XX) dengan T.
hornorum jantan (ZZ).
d) Dalam suatu spesies ikan yang sama, bisa memiliki jumlah kromosom yang
berbeda. Derajat kesamaan kromosom dan kesamaan morfologi dapat
digunakan untuk mengestimasi hubungan antar spesies dari tingkat genus
sampai ordo.
e) Taksonomi modern dikembangkan berdasarkan sekuensing kromosom.
f) Variasi dalam populasi menunjukkan keragaman genetik suatu spesies.
7

g) Variasi antar populasi dapat digunakan untuk memperkirakan hubungan


dalam proses evolusi (menentukan tingkatan kedekatan dalam taksonomi).

C. Struktur Kromosom

Struktur kromosom dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian sentromer dan
bagian lengan.

a) Sentromer

Sentromer merupakan bagian kepala kromosom berbentuk bulat yang


merupakan pusat kromosom dan membagi kromosom menjadi dua lengan. Bagian
ini merupakan daerah penyempitan pertama pada kromosom yang khusus dan
tetap. Daerah ini disebut juga kinetokor atau tempat melekatnya benang-benang
gelendong (spindle fober).

Elemen-elemen ini berfungsi untuk menggerakkan kromosom selama


mitosis atau sebagian dari mitosis. Pembelahan sentromer ini akan memulai
gerakan kromatid pada masa anafase. Dan Sentromer merupakan salah satu bagian
dari kromosom yang berfungsi untuk melekatkan kromosom pada benang spindel
pembelahan sehingga dapat bergerak dari bidang ekuator ke arah kutub masing-
masing.

b) Lengan

Bagian lengan ini merupakan bagian badan utama kromosom yang


mengandung kromosom dan gen. Umumnya jumlah lengan pada kromosom dua,
tetapi ada juga beberapa yang hanya berjumlah satu. Lengan dibungkus oleh
selaput tipis dan di dalamnya terdapat matriks yang berisi cairan bening yang
mengisi seluruh bagian lengan. Cairan ini mengandung benang-benang halus
berpilin yang disebut kromonema.

Bagian kromonema yang mengalami pembelahan disebut kromomer yang


berfungsi untuk membawa sifat keturunan sehingga disebut sebagai lokus gen
serta kromomer merupakan bahan protein yang mengendap di dalam
8

kromonemata. Kromonemata pita berbentuk spiral dalam kromosom dan lekukan


kedua pangkal dari kromonemata. Fungsi lekukan kedua adalah tempat
terbentuknya nukleolus. Pada bagian ujung kromosom terdapat suatu tambahan
yang disebut satelit, satelit merupakan tambahan pada ujung kromosom.

Sentromer adalah bagian kromosom yang menyempit dan berwarna


terang, membagi 2 bagian lengan kromosom juga merupakan kromonemata yang
berbentuk lurus. Pada sentromer terdapat kinetokor, yaitu suatu protein struktural
yang berperan dalam pergerakan kromosom selama berlangsungnya pembelahan
sel. Kinetokor merupakan tonjolan dekat sentromer yang berfungsi untuk melekat
pada benang spindel (Mader, Silvia, 1995)

Secara umum sebuah kromosom terdiri atas bagian-bagian kromonema,


kromorner, sentromer, lekukan kedua, telomer, dan satelit. Struktur kromosom
yaitu:

1. Kromonema berupa pita spiral yang terdapat penebalan.


2. Kromomer adalah penebalan-penebalan pada kromonema. Di dalam
kromomer terdapat protein yang mengandung molekul DNA. Berfungsi
sebagai pembawa sifat keturunan sehingga disebut sebagailokus gen.
3. Sentromer adalah bagian kromosom yang menyempit dan tampak lebih
terang. Di dalam sentromer terdapat granula kecil yang disebutsferus.
4. Telomer adalah bagian ujung-ujung kromosom yang menghalang-halangi
bersambungnya ujung kromosom yang satu dengan kromosom yang lain.
5. Satelit adalah suatu tambahan atau tonjolan yang terdapat pada ujung
kromosom. Tidak semua kromosom mempunyai satelit (Suryo, 1994).

Bahan penyusun kromosom adalah kromatin. Bagian dari kromosom yang


tidak padat dan membawa gen-gen disebut eukromatin, sedang bagian lainnya
yang tetap padat disebut heterokromatin. Dengan pembesaran yang kuat lengan
kromosom memperlihatkan bahwa kromomer tampak seperti manik-manik yang
berjajar rapat. Kromomer ini sebagai bahan nukleoprotein yang mengendap.
9

Protein penyusun kromosom ada dua macam yaitu proteinhiston yang bersifat
basa dan non histon yang bersifat asam.

Protein histon dan non histon ini berfungsi untuk menggulung benang
kromosom menjadi padat dan berperan sebagai enzim pengganda DNA dan
pengkopian DNA menjadi RNA. Gambaran struktur kromosom ini dapat dilihat
pada gambar 2.1. Kromosom yang terdiri dari dua kromatid serupa mempunyai
lengan pendek (p) dan lengan panjang (q).

Kedua lengan kromosom ini dipisahkan oleh suatu bagian yang disebut
sentromer atau lekukan pertama (centromere) dan pada masing-masing kromatid
terdapat bagian yang disebut kinetokor yang berfungsi untuk berpegangannya
kromosom dengan benang-benang spidel.

Pada beberapa kromosom kadang-kadang masih dapat dilihat adanya


lekukan kearah dalam lainnya sehingga memisahkan bagian kecil dari lengan
kromosom dan lekukan ini dinamakan lekukan sekunder (secondary constriction).

Pada lekukan sekunder terdapat senyawa pembentuk nucleolus (anak inti),


sehingga lekukan ini juga disebut nucleolar organizer. Di dalam kromatid tampak
adanya dua pita berbentuk spiral yang disebut kromonema (jamak: kromonemata).
Pada kromonemata terdapat penebalan-penebalan yang disebut kromomer.

Bahan dasar dari lengan kromosom tempat kromonemata terletak


dinamakan matriks. Selanjutnya bagian dari ujung-ujung kromosom disebut
telomere yang berfungsi mengahalang-halangi bersambungnya kromosom satu
dengan lainnya (Suryo,1994).

Pada sel eukariotik kromosom terkondensasi melalui pengemasan


(packing) DNA secara bertahap yang terdiri dari DNA, RNA, dan protein.
Kemudian eukariot seperti bakteri juga mempunyai satu atau lebih plasmid.
Plasmid adalah DNA ekstrak kromosomal kecil berbentuk sirkuler dan dapat
mengkode 20-100 protein. Semua gen esensial bakteri terdapat pada kromosom
10

DNA untai ganda yang berbentuk sirkuler danterletak di daerah nukleoid pada
sitoplasma.

Kromosom bakteri diyakini terikat pada membran plasma dan


mengkodekan antara 1000-5000 protein (Schaum’s, 2006). Kromosom eukariot,
yang telah kita ketahui berbentuk linier, ternyata dapat dikelompokkan menurut
kedudukan sentromirnya. Sentromir adalah suatu daerah pada kromosom yang
merupakan tempat melekatnya benang-benang spindel dari sentriol selama
berlangsungnya pembelahan sel. Dilihat dari kedudukan sentromirnya, dikenal
ada tiga macam struktur kromosom eukariot, yaitu metasentrik, submetasentrik,
dan akrosentrik. Struktur kromosom ini dapat dilihat dengan jelas ketika
pembelahan sel berada pada tahap anafase (Fabioqta, 2009).

D. Jumlah Kromosom dan Besarnya Ploidi Tanaman Budidaya Talas

Tanaman talas (Colocasia esculenta) mempunyai jumlah kromosom unik.


Jumlah kromosom talas yang pernah dilaporkan adalah 2n =2x= 22, 26, 28, 38
dan 42, dengan jumlah yang sering dipublikasikan adalah 2n=2x=28 atau 42
(Onwueme 1999; Mace & Godwin 2002). Menurut Darlington & Wylie (1955),
jumlah kromosom dasar dari genus Colocasia adalah x=12 dan x=14. Selain itu,
jenis ini dilaporkan juga mempunyai beberapa jumlah kromosom dasar yaitu x=7,
x=12 atau x=14. (Cootes et al. 1988). Hasil penelitian menunjukkan adanya
variasi jumlah kromoson dasar baik yang terdapat pada kultivar tanaman yang
sama (Bentul, Semir dan Mentega) maupun pada klon-klon tanaman hasil
perlakuan orizalin. Menurut Onwueme (1999) terjadinya variasi jumlah
kromosom pada talas disebabkan karena pada saat pembelahan sel terjadi
penyebaran kromosom yang tidak normal. Pada penelitian ini beberapa sel
mempunyai jumlah
11

Kromosom Aneuploid, yaitu terjadi pengurangan atau penambahan jumlah


kromosom dari jumlah normalnya yang diakibatkan oleh hal tersebut. Keragaman
genetik talas juga disebabkan karena budidaya yang berlangsung sangat lama pada
daerah pusat keragaman talas sehingga mengakibatkan sifat genetik yang tidak
stabil, seperti dilaporkan oleh Mace & Godwin (2002) dan Yang et al. (2003).
Konfirmasi tingkat ploidi yang mudah dan sederhana dapat dilakukan
dengan flositometri. Berdasarkan densitas DNA yang dibaca oleh alat flositometer
dapat mengekspresikan tingkat ploidi suatu tanaman (Yanpaisan et al. 1999;
Vrana et al. 2014). Pada talas Bentul, dengan menggunakan kontrol tanaman
diploid dihasilkan letak puncak pada histogram dengan nilai mean PI tertentu.
Nilai ini kemudian dijadikan acuan untuk menentukan tingkat ploidi tanaman
klon-klon poliploid hasil perlakuan orizalin. Penghitungan jumlah kromosom
menggunakan metode squashing pada penelitian ini penting dilakukan untuk
mengetahui sebaran jumlah kromosom sebagai konfirmasi lebih rinci dari hasil
analisis flositometri sehingga diketahui jumlah kromosom dasar masing-masing
klon sesuai dengan tingkat ploidinya. Selanjutnya sifat sebaran variasi jumlah
kromosom dapat dihubungkan dengan sifat lain yang berhubungan dengan
genetiknya. Sebagai contoh variasi jumlah kromosom ini sangat memungkinkan
berhubungan dengan karakter pertumbuhan yang juga bervarasi dari beberapa
klon-klon talas Bentul tetraploid hasil perlakuan orizalin (Wulandari dkk. 2017).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua perlakuan induksi
orizalin menghasilkan tanaman poliploid. Tanaman klon O4-2.8.5 merupakan
klon diploid hasil perlakuan orizalin. Tidak hanya akibat perlakuan orizalin,
perlakuan kolkisin pada talas Kaliurang juga memberikan hasil sebanyak 36,4-
57,1% tanaman diploid dan sebanyak 14,4-57,1% tanaman tetraploid. Penelitian
Wulansari dkk. (2017) menunjukkan bahwa perlakuan orizalin terhadap talas
bentul menghasilkan 22,86-46,67% tanaman diploid. Hal ini disebabkan bahwa
orizalin seperti halnya kolkisin hanya efektif dalam menginduksi poliploidi pada
sel meristem yang sedang mengalami pembelahan. Perbedaan fase pembelahan
setiap sel menyebabkan tidak terinduksinya semua sel meristem oleh kolkisin
12

secara bersamaan sehingga membuat perbedaan tingkat ploidi antar tunas. Sel-sel
yang tidak terinduksi akan tetap diploid seperti induknya (Ermayanti dkk. 2018).

Variasi jumlah kromosom tidak hanya terjadi pada planlet akibat proses
ploidisasi, namun juga terjadi pada kultur akar rambut hasil transformasi dengan
Agrobacterium rhizogenes. Contohnya pada tanaman Artemisia annua dan
Artemisia cina (Ermayanti dkk. 2002; Ermayanti et al. 2004). Variasi jumlah
kromosom ini berhubungan dengan sifat lainnya yaitu konsentrasi senyawa
aktifnya yang juga bervariasi. Oleh karena itu pada talas Bentul perlu dilakukan
karakterisasi sifat lainnya yang memungkinkan adanya variasi sehingga diperoleh
klon unggul dengan sifat tertentu yang menguntungkan. Hasil penelitian
Wulandari et al. (2017) menunjukkan bahwa beberapa klon tetraploid talas Bentul
mempunyai pertumbuhan yang berbeda-beda sehingga memungkinkan untuk
mendapatkan klon dengan pertumbuhan yang lebih baik dari klon diploidnya
dengan produktivitas yang lebih tinggi.
Adanya variasi jumlah kromosom juga dapat mengindikasikan sifat
genetik yang tidak stabil. Variasi jumlah kromosom juga terjadi pada kultur kalus
beberapa genus Gentiana. Hal ini berhubungan dengan genotipe tanaman
induknya (Twardovska et al. 2008). Untuk mengatasi sifat genetik yang tidak
stabil dapat dilakukan dengan skrining planlet hasil embriogenesis dan regenerasi
seperti dilaporkan pada tanaman Corum copticum (Niazian et al. 2017). Oleh
karena itu planlet dari klon-klon poliploid talas Bentul perlu ditanam di lapang
kemudian dilakukan konfirmasi tingkat ploidinya kembali untuk seleksi stabilitas
genetiknya.
13

BAB  III
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Susunan kromosom adalah benang kromatin yang terdiri dari DNA (asam
deoksiribonukleat), RNA hasil transkripsi dan protein (bersifat histon atau
asam dan non histon atau basa). Tiap kromatid membawa sebuah molekul
DNA yang strukturnya berupa untai ganda sehingga di dalam kedua kromatid
terdapat dua molekul DNA.

 Beberapa fungsi dasar dari analisis kromosom suatu organisme adalah:


a) Sebagai petunjuk proses evolusi. Ikan yang memiliki kesamaan jumlah
kromosom memiliki kedekatan yang lebih besar dari ikan yang jumlah
kromosomnya berbeda.
b) Identifikasi spesies.
c) Identifikasi stok (populasi) untuk tujuan manajemen (keragaman
kromosom antar spesies pada ikan nila sebagai contoh. Bisa digunakan
untuk menghasilkan monosex dari perkawinan T. nilotica (XX) dengan T.
hornorum jantan (ZZ).
d) Dalam suatu spesies ikan yang sama, bisa memiliki jumlah kromosom
yang berbeda. Derajat kesamaan kromosom dan kesamaan morfologi dapat
digunakan untuk mengestimasi hubungan antar spesies dari tingkat genus
sampai ordo.
e) Taksonomi modern dikembangkan berdasarkan sekuensing kromosom.
f) Variasi dalam populasi menunjukkan keragaman genetik suatu spesies.
 Struktur kromosom yaitu:
1. Kromonema berupa pita spiral yang terdapat penebalan.
2. Kromomer adalah penebalan-penebalan pada kromonema. Di dalam
kromomer terdapat protein yang mengandung molekul DNA. Berfungsi
sebagai pembawa sifat keturunan sehingga disebut sebagailokus gen.
14

3. Sentromer adalah bagian kromosom yang menyempit dan tampak lebih


terang. Di dalam sentromer terdapat granula kecil yang disebutsferus.
4. Telomer adalah bagian ujung-ujung kromosom yang menghalang-halangi
bersambungnya ujung kromosom yang satu dengan kromosom yang lain.
5. Satelit adalah suatu tambahan atau tonjolan yang terdapat pada ujung
kromosom. Tidak semua kromosom mempunyai satelit (Suryo, 1994).

 Variasi jumlah kromosom akibat proses ploidisasi dengan menggunakan


orizalin terjadi pada talas Bentul (Colocasia esculenta). Analisis jumlah
kromosom penting dilakukan dengan metode squashing untuk konfirmasi hasil
tingkat ploidi dengan menggunakan flositometri. hitungan jumlah kromosom
dengan metode squashing talas Bentul menunjukkan bahwa pada semua klon
baik pada klon tanaman hasil perlakuan orizalin maupun tanaman kontrol
mempunyai variasi jumlah kromosom, namun sebagian besar sel mempunyai
jumlah kromosom dengan tingkat ploidi yang sesuai dengan hasil analisis
flositometri. Sel dengan jumlah kromsom aneuploid dijumpai pada semua
tanaman, namun dengan persentase rendah.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk
kedepannya Penulis akan menjelaskan makalah secara lebih focus dan detail
dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis
Saran dari saya pada pembuatan makalah ini adalah bagi para pembaca
diharapkan mampumencoba menganalisis stiap fenomena yang terjadi didalam
kehidupan serta senantiasa bersyukur disetiap ilmu yang yang diperoleh, karena
dengan ilmu itulah kita tahu kebesaran Sang Pencipta.
15

DAFTAR PUSTAKA

 http://www.gurupenduidikan.co.id/struktur-kromosom/

 http://www.e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/journal-biologi

 http://ramanitote.wordpress.com/2015/10/31/genetika-sejarah-sitogenetika

 http://www.reseachgate,.net/sitogenetika-dan-analisis-kromosom

Anda mungkin juga menyukai