1. Taksonomi Tumbuhan
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan
contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan
penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi. Taksonomi
berasal dari bahasa Yunani yaitu : Taxis yang artinya susunan (arrangement) dan
Nomos artinya aturan (hukum), taksonomi merupakan susunan berdasarkan aturan
tertentu. Klasifikasi tumbuhan adalah bagian dari taksonomi. Ilmu taksonomi
tumbuhan mengalami banyak perubahan cepat semenjak digunakannya berbagai
teknik biologi molekular dalam berbagai kajiannya. Pengelompokan spesies ke
dalam berbagai takson sering kali berubah-ubah tergantung dari sistem
klasifikasinya.
Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular Plants definisi dari
taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah ilmu
pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi pada obyek
biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan taksonomi
tumbuhan.
2. Sistematika Tumbuhan
Sistematika adalah ilmu yang secara ilmiah mempelajari keanekaragaman makhluk
hidup serta sejarah hubungan kekerabatan evolusi yang ada di antara mereka.
Gabungan antara taksonomi dan filogenetika.
Sistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan sangat erat dengan taksonomi
tumbuhan. Namun demikian, sistematika tumbuhan lebih banyak mempelajari
hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam sistematika bantuan ilmu
seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain, taksonomi tumbuhan
lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel (spesimen) tumbuhan
dan pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan contoh-contoh ini.
Klasifikasi Ø Penempatan tumbuhan kedalam takson tertentu yang sesuai dengan
sistem tata nama
Sistematika tumbuhan:
1. Kingdom
2. Divisio
3. Sub-divisio
4. Class / Klas
5. Sub-class / Sub-klass
6. Ordo / bangsa
7. Sub-ordo / sub-bangsa
8. Familia / suku
9. Genus / marga
10. Species / jenis
Ruang lingkup taksonomi dan sistematika lingkungan mempelajari tentang
macam-macam keanekaragaman ditinjau dari kekerabatannya. Menurut pengertian
baru taksonomi diberi pengertian sebagai ilmu yang mempelajari tentang teori-
teori klasifikasi, pencirian dan penamaan. Dengan demikian kegiatan taksonomi
mencakup tentang :
1. Dasar-dasar pencirian
2. Tata cara pengenalan dan hukum-hukum penamaan
3. Asas-asas pengaturan tumbuhan dalam golongan atau kesatuan kelasnya secara
ideal.
Biosistematik
- Biosistematik menurut Camp dan Gilly (1943) menekankan pada penentuan
batasan kesatuan biotik alami dan menerapkan pada nila-nilai unit suatu sistem
penamaan yang memadai ini kepada tugas pemberitahuan informasi yang tepat
tentang batasan yang ditentukan hubungan kekerabatan, variabilitas dan struktur
dinamikanya.
- Biosistematik menurut Clausen (1945), ia memandang bahwa genetika,
morfologi komperatif dan ekologi sebagai sediaan data yang diperlukan, diambil
dan diterapkan secara kolektif untuk studi dari spesiasi untuk mengambil suatu
keputusan biosistematisnya.
Kunci Taksonomi
Kunci adalah suatu proses yang digunakan untuk dentifikasi tumbuhan yang belum
diketahui namanya. Skema proses ini sering disebut kunci taksonomi. Nomenklatur
adalah penerapan teknik penamaan tumbuhan sesuai dengan peraturan-peraturan
yang tertera di dalam Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (KITT)
Hubungan Taksonomi dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya
Ilmu taksonomi mempunyai beberapa tugas yaitu:
1. Menyediakan jalan untuk memungkinkan orang untuk mengadakan pengenaian,
penentuan atau pendeterminasian semua jenis tumbuhan yang ada didunia ini.
Untuk itu para ahli sistematik telah menciptakan sistem tatanama ilmiah yang
universal, menyusun kunci determinasi, menghimpun koleksi spesimen acuan dan
lain-lain.
2. Pengumpulan semua data yang lengkap untuk dipertalakan secara teratur
sehingga memungkinkan orang menarik keuntungan dari pengetahuan yang ada
dengan cepat.
3. Menciptakan terciptanya sistem klasifikasi yang tersusun sedemikian rupa dan
mencerminkan dekatnya hubungan kekerabatan alamiah diantara tumbuhan, yang
sekaligus harus pula dapat mengungkapkan jalannya evolusi tumbuhan.
4. Dari segala pengetahuan yang sudah tercapai ini dilakukan pengkajian analisis
dan disintesiskan kembali untuk memperoleh pengertian dasar ilmiah dari
keanekaragaman dan hubungan kekerabatan tumbuhan dan untuk mengetahui
bagaimana mekanisme pendekatannya.
Mata rantai hubungan ilmu-ilmu lain dengan taksonomi tidaklah hanya masalah
nama, peraturan pemberian nama yang benar secara internasional dan
penggolongan saja, melainkan juga menentukan hubungan kekerabatan antar
tumbuahan. Sehingga, ini penting untuk ilmu-ilmu terapan, seperti pertanian,
kehutanan, farmasi, dan ilmu lainnya. Penggolongan tumbuhan harus dilengkapi
dengan suatu dasar yang mantap dari ilmu-ilmu yang termasuk biologi, misalnya
morfologi, anatomi, sitologi, embriologi, fisiologi, fitokimia, genetika, ekologi,
fitogeografi, dan lain-lainnya.
Taksonomi merupakan dasar dari ilmu-ilmu lain, tetapi perkembangan taksonomi
juga tergantung pula dari perkembangan ilmu-ilmu tadi. Klasifikasi yang baik
dapat merupakan pedoman pencarian problem-problem penelitian biologi, serta
bidang-bidang ilmu lainnya. Oleh karena itu para ahli taksonomi mempunyai
tanggung jawab berat dalam membuat sistem klasifikasi yang dapat menjadi
pedoman secara umum bagi ilmu lainnya.
Botani merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan
diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan. Dengan
demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari
pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dengan
komponen biotik dan komponen abiotik, serta evolusi tumbuhan. Orang yang
menekuni bidang botani disebut sebagai botanis.
1. Keanekaragaman tumbuhan
Keanekargaman tumbuhan merupakan ungkapan terdapatnya keanekaragaman
bentuk, penampilan, dan sifat yang tampak pada berbagai tingkatan organisasi
kehidupan seperti ekosistem, jenis dan genetik pada tumbuhan.
Keanekaragaman tumbuhan umumnya dipengaruhi oleh beberapa
faktor pendorong, seperti :
Genetik
Mutasi
Adaptasi
Kompetisi
Variasi Perkembangan
Variasi perkembangan ini ditentukan secara genetis. Contoh pada tanaman cocor
bebek ( Kalanchoe pinnata ) terdapat daun tunggal dan majemuk menyirip beranak
daun tiga pada satu individu tanaman yang sering disebut heteromorfisme.
Makhluk hidup yang ada di bumi kita ini banyak sekali jumlahnya dan beraneka
ragam pula jenisnya. Hasrat dan keinginan untuk menggolong-golongkan segala
sesuatu yang ada di sekitarnya adalah naluri yang dibawa manusia sejak ia
dilahirkan dan semenjak semula manusia telah berusaha untuk memahami bahwa
beraneka ragam tumbuhan ada di bumi kita. Kesadaran dan usaha itulah yang
akhirnya melahirkan salah satu cabang ilmu biologi yang disebut taksonomi atau
sistematik.
Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari identifikasi, tata nama, dan klasifikasi,
yang biasanya terbatas pada objek biologi, bila terbatas pada tumbuhan sering
disebut sistematik tumbuhan. Unsur utama yang menjadi lingkupnya taksonomi
tumbuhan adalah pengenalan yang didalamnya tercakup pemberian nama dan
penggolongan. Sistematik diberi batasan sebagai ilmu yang secara ilmiah
mempelajari tentang macam-macam dan keanekaragaman organisme serta
hubungan kekerabatan di antara mereka. Dengan batasan demikian, beberapa ahli
menganggap bahwa sistematik mempunyai cakupan yang lebih luas daripada
taksonomi.
Ilmu taksonomi tumbuhan mengalami banyak perubahan cepat semenjak
digunakannya berbagai teknik biologi molekular dalam berbagai kajiannya.
Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering kali berubah-ubah
tergantung dari sistem klasifikasinya.
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan
contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan
penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi.
Taksonomi tumbuhan sering kali dikacaukan dengan sistematika tumbuhan dan
klasifikasi tumbuhan. Klasifikasi tumbuhan adalah bagian dari taksonomi
tumbuhan. Sistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan sangat erat dengan
taksonomi tumbuhan. Namun demikian, sistematika tumbuhan lebih banyak
mempelajari hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam sistematika
bantuan ilmu seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain,
taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel
(spesimen) tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi).
Klasifikasi
Identifikasi
Sistematika tumbuhan:
Kingdom
Divisio
Sub-divisio
Class / Klas
Sub-class / Sub-klass
Ordo / bangsa
Sub-ordo / sub-bangsa
Familia / suku
Genus / marga
Species / jenis
4 Hubungan Taksonomi dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya
Ilmu taksonomi mempunyai beberapa tugas yaitu:
MACAM KLASIFKASI
1 Klasifikasi sistem alami
1. herba
2. semak
3. pohon.
Dasar-Dasar Klasifikasi
Sebenarnya dalam klasifikasi setiap makhluk hidup ada polanya entah itu
kapanpun dilakukan , ahli pasti mengemukakan dasar
Dasar dari sistem mengelompokkan itulah sebenarnya Roh Klasifikasi
Roh itulah yang perlu anda tangkap / anda pegang sebagai logika ilmu ,
karena jika hanya menghafal , text book mutlak ya kasihan si otak
Karena dipastikan suatu saat terjadi progres perkembangan lagi , pastinya
tidak ada masalah OK
Kenapa Anjing yang carnivor , kelelawar yang bersayap , lumba lumba yang
hidup di air serta Platypus yang bertelur digolongkan kedalam Mamalia , Ya
pasti ahli dalam mengelompokkan ada dasarnya , Dasarnya karena
semuanya punya Glandula Mamae (mamal) /kelenjar susu sehingga mampu
menyusui makanya digolongkan Mamalia
Berikut akan kami sajikan apa saja yang digunakan dasar dalam Pengelompokkan
atau Klasifikasi tinggal dibaca dibawah ini dan ini yang penting diketahui. ( artinya
jangan dihafalkan anggota mahkluk hidup yang ada di dalamnya namun apa yang
digunakan sebagai dasar ) .
1. Berdasarkan Persamaan
2. Berdasarkan Perbedaan
Meskipun kuda dan sapi merupakan satu kelompok, yaitu hewan mamalia,
kita dapat pula memisahkan keduanya sebagai kelompok yang berbeda
berdasarkan perbedaan cirinya.
Misalnya dengan melihat jumlah jari di setiap kaki. Kuda memiliki tiga jari
di setiap kaki, sehingga masuk dalam kelompok hewan mamalia berjari
ganjil (Perisodactyla) Sedangkan sapi memiliki empat jari di setiap kakinya
(Artiodactylla) , sehingga sapi masuk dalam kelompok mamalia berjari
genap atau Artiodactyla, demikian pula kambing dan kerbau.
3. Berdasarkan Manfaat
Ada banyak alasan yang digunakan para ahli sebagai dasar system
klasifikasi.
Dari berbagai alasan yang pernah digunakan para ahli, system klasifikasi
dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok system saja, yaitu system alami,
system buatan, dan system filogenetik.
Pada masa Linnaeus, pendapat umum menyatakan bahwa semua spesies
berasal dari hasil penciptaan khusus. Kemudian, masing-masing melanjutkan
sifat aslinya sebagai spesies yang tetap dan tidak berubah.
Mereka menduga bahwa pada awal dibentuknya makhluk hidup, telah
diciptakan makhluk hidup yang sama seperti makhluk hidup yang ada
sekarang, misalnya pisang, ayam, padi, dan jagung.
Kemudian, makhluk hidup tersebut tetap hidup dan berkembang sampai
sekarang.
Hal ini menyebabkan mereka tidak mengetahui bahwa terdapat kekerabatan
antarjenis organism.
Pada tahun-tahun sesudah Charles Darwin menerbitkan publikasinya The
Origin of Specis (On the origin of Species by Means of Natural Selection)
pada tahun 1859, doktrin evolusi berangsur-angsur berubah dari doktrin
penciptaan khusus ke doktrin yang menyatakan bahwa antarorganisme
terdapat kekerabatan.
Bertolak dari teori evolusi Darwin, muncullah system klasifikasi modern
berdasarkan filogeni, yaitu kalsifikasi yang disusun dengan melihat
keturunan dan hubungan kekerabatan.
Filogeni adalah sejarah evolusi suatu kelompok organism. Klasifikasi yang
berdasar proses filogeni disebut klasifikasi system filogenetik.
System ini didasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan antarorganisme atau
kelompok organism.
Organism-organisme yang berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang
lebih banyak jika dibandingkan dengan organism yang berkerabat jauh.
Ciri-ciri yang digunakan dalam pengklasifikasian adalah ciri morfologi,
anatomi, fisiologi, dan perilaku.
Pada tahun 1735, ahli ilmu alam Swedia bernama Carolus Linnaeus
diklasifikasikan.
Dalam system dua kingdom, organism dibagi atas 2 kerajaan (Kingdom),
yaitu: memperkenalkan metode klasifikasi modern, organism bersel satu
telah diobservasi tetapi belum
Klasifikasi system tiga kingdom dikemukakan oleh Ernst Haeckel (Jerman) pada
tahun 1866 dengan menggunakan kingdom baru yaitu Protista.
System ini berkembang setelah ditemukannya inti sel. Orang yang pertama
kali mengemukakan system empat kingdom adalah Herbert Copeland,
seorang ahli biologi berkebangsaan Amerika. Copeland mengusulkan nama
kingdom Monera bagi organism yang inti selnya tidak memiliki mambran
inti (prokarion), yaitu bakteri dan alga hijau-biru. Bakteri dan alga hijau-biru
disebut organism prokariotik. Sebaliknya organism yang memiliki inti yang
diselubungi oleh membrane inti disebut organism eukariotik, misalnya alga
(selain alga biru), jamur, tumbuhan, dan hewan. Keempat kingdom tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Archaebacteria
2. Eubacteria.
3. Cynobacteria (alga hijau-biru) masuk ke dalam Eubacteria.
Kingdom Protista
Kingdom Fungi
Semua jamur, kecuali jamur lender dan jamur air, dimasukkan dalam
kingdom Fungi.
Selnya eukariotik, cara makan heterotrof yaitu menyerap zat organic dari
lingkungan, tidak berklorofil, dinding sel dari zat kitin.
Sebagian besar hidup parasit dan saprofit.
Kingdom Plantae
Kingdom Animalia
Perlu diingat bahwa system klasifikasi tidak ada yang sempurna dan selalu
ada kemungkinan untuk berubah sesuai dengan perkembangan ilmu dan
berbagai penemuan baru.
Misalnya Haeckel menempatkan alga merah dan alga hijau-biru pada
kingdom Plantae, sedangkan pada klasifikasi modern, alga merah dan alga
hijau-biru ditempatkan sebagai Protista.
Dari semua system klasifikasi tersebut, klasifikasi manakah yang terbaik,
tergantung pada kesepakatan bersama. Tidak ada keputusan dari para ahli
biologi dan taksonomi yang menentukan mana system klasifikasi yang
paling baik. Kita menyepakati penggunaan system klasifikasi berdasarkan
pada rasionalitas.
Masing-masing system memiliki dasar sendiri-sendiri. Pada saat ini ada
kecenderungan para ahli biologi menggunakan system klasifikasi dengan
lima atau enam kingdom.
DUNIA TUMBUHAN (PLANTAE)
a. Struktur tubuh :
- Merupakan tumbuhan peralihan antara thallophyta dan cormophyta
- Akar berupa rizoid
- Reproduksi : metagenesis dari fase gametofit ke fase sporofit
- Berklorofil
- Tidak memiliki berkas pengangkut (Air dan mineral diserap secara difusi)
- Dibedakan atas :
a. lumut berumah satu (monoseus)
b. lumut berumah dua (dioseus)
- Habitat : tempat lembab, teduh pada tanah, bebatuan dan pohon
- Cara hidup : fotoautotrop
b. Klasifikasi lumut tba 3 kelas :1 Lumut Hati (Hepaticopsida)
2. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
3. Lumut Daun (Bryopsida)
2. Lumut tanduk : contoh species : Anthoceros laevis : - tubuh berupa tallus seperti
spons, hijau
gelap, sporofit berupa kapsul memanjang
halus/kasar seperti tanduk
- Reproduksi : vegetatif dengan fragmentasi
kumpulan rizoid, generatif dengan spora
3. Lumut Daun / Musci / Bryopsida : - Disebut lumut sejati : tubuh tdd akar rizoid,
batang dan daun
- Contoh species : 1. Polytrichum
2. Sphagnum
- Berumah satu
- Tubuh tdd bagian :- vaginula
- seta (tangkai)
- apofisis / kapsul
- sporangium
- kaliptra
- operkulum
- cincin annulus
- gigi peristom
2. AngiospermaeTba 2 kelas :
i. Dicotyledoneae, tba subklas :- Monochlamydae
- Dialypetalae
- Sympetalae
ii. Monocotyledoneae
- Peristiwa pembuahan :
1. Pembuahan Tunggal : - Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae
- serbuk sari yang jatuh pada tetes penyerbukkan , masuk ke
ruang arkegonium melalui mikrosfil
- Serbuk sari membelah menjadi dua sel menjadi 1 sel vegetatif
dan 1 sel generatif
- Inti generatif membelah menjadi spermatozoid yang berambut
getar
DUNIA HEWAN
Kingdom animalia adalah salah satu kingdom yang memiliki anggota yang paling
banyak dan bervariasi. Secara garis besar kingdom animalia dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan, yaitu golongan vertebrata (hewan bertulang belakang) dan
golongan invertebrata (hewan tak bertulang belakang. Dan berikut akan dijelaskan
mengenai ciri-ciri, struktur lapisan tubuh, dan klasifikasi dari kingdom animalia.
Dalam klasifikasi kingdom animalia, paling tidak ada dua ciri yang membedakan
struktur tubuh suatu hewan. Dua ciri tersebut antara lain berdasarkan simetri tubuh
dan lapisan tubuh.
1. Simetri tubuh
Hewan Diploblastik, adalah hewan yang memiliki dua lapis sel tubuh.
Lapisan terluar disebut dengan ektoderma, sedangkan lapisan dalam disebut
dengan endoderma. Contoh dari hewan diploblastik adalah cnidaria.
Hewan Triploblastik, adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel tubuh.
Lapisan terluar disebut eksoderma, lapisan tengah disebut mesoderma, dan
lapisan dalam disebut endoderma. Ektoderma akan berkembang menjadi
epidermis dan sistem saraf, mesoderma akan berkembang menjadi kelenjar
pencernaan dan usus, sedangkan endoderma akan berkembang menjadi
jaringan otot.
Aselomata, adalah hewan bertubuh padat yang tidak memiliki rongga antara
usus dengan tubuh terluar. Hewan yang termasuk aselomata adalah cacing
pipih (Platyhelmintes).
Pseudoselomata, adalah hewan yang memiliki rongga dalam saluran tubuh
(pseudoselom). Rongga tersebut berisi cairan yang memisahkan alat
pencernaan dan dinding tubuh terluar. Rongga tersebut tidak dibatasi
jaringan yang berasal dari mesoderma. Hewan yang termasuk
pseudoselomata adalah Rotifera dan Nematoda.
Selomata, adalah hewan berongga tubuh yang berisi cairan dan mempunyai
batas yang berasal dari jaringan mesoderma. Lapisan dalam dan luar dari
jaringan hewan ini mengelilingi rongga dan menghubungkan dorsal dengan
ventral membentuk mesenteron. Mesenteron berfungsi sebagai penggantung
organ dalam. Selomata sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
protoselomata dan deutroselomata. Contoh hewan yang termasuk
protoselomata antara lain Mollusca, Annelida, dan Arthropoda. Sedangkan
hewan yang termasuk dalam deutroselomata antara lain Echinodermata dan
Chordata.
Biosistematika
Posted on April 9, 2010 by Fadhil Almasyhur
Dalam mempelajari Biosistematika ada 4 hal penting yang perlu diketahui. Keempat hal itu
yaitu: pengenalan, pertelaan, penggolongan, pengkajian kekerabatan.
Pertelaan merupakan penyajian data yang lengkap dan teratur. Penyajian data ini dapat
merupakan suatu karangan seperti: monografi suku kangkung-kangkungan (Convolvulaceae),
flora pulau jawa, revisi marga Durio, siklopedia tumbuh-tumbuhan ekonomi, buku pangan
tentang sifat-sifat semai atau penyerbukan dan pembuahan, pertelaan tanaman yang baik untuk
sayur atau tanaman hias, daftar tanaman penghasil minyak atsiri dll.
Klasifikasi merupakan pengelompokan berdasarkan kesamaan sifat ciri yang dimiliki oleh suatu
organisme. Sistem klasifikasi yang tersusun hendaknya dapat mencerminkan jauh dekatnya
hubungan kekerabatan atau dengan memata-matai jalan bekerjanya evolusi, yang juga
merupakan hal yang keempat yang perlu diketahui
Dalam melakukan tahap pengenalan maka kita hendaknya mengetahui sifat ciri suatu organisma.
Sifat ciri mengacu pada bentuk, susunan, kelakuan tumbuhan yang dapat digunakan untuk
membanding, mendeterminasi, menginterpretasi atau memisahkan suatu tumbuhan dari yang
lainnya. Sifat ciri yang dapat digunakan sebagai bukti taksonomi adalah morfologi, anatomi,
sitologi, embriologi, fisiologi, fitokimia, dsb.
Morfologi
Ciri morfologi sering digunakan karena sifat ciri ini begitu banyak, mudah terlihat jika
dibandingkan sifat ciri lainnya.
Misalnya:
Anatomi
Ciri anatomi digunakan untuk memperkuat ciri morfologi atau bila secara morfologi suatu jenis
masih meragukan maka digunakan ciri anatomi.
Misalnya:
– Lapisan kutikula
– Trikoma
SITOLOGI
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk sel. Dalam botani sistematika biasa diberi
pengertian sempit yaitu hanya meliputi bahan inti saja. Khususnya bentuk dan jumlah kromosom
serta kelakuan kromosom pada meiosis. Untuk bukti taksonomi biasanya dibandingkan kariotipe,
yaitu keadaan kromosom pada tingkat metafase daripada proses mitosis yang meliputi: sifat-sifat
panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit dan jumlah kromosom.
Ukuran kromosom mantap untuk masing-masing jenis. Pada monokotil ukurannya lebih besar
daripada dikotil. Sedangkan tumbuhan berkayu mempunyai ukuran kromosom yang lebih kecil
dari pada tumbuhan terna sekerabat.
Jumlah kromosom semua individu dalam satu jenis umumnya sama kecuali pada jenis jenis
tertentu. Sampai sekarang kira-kira baru 10 % dari seluruh tumbuhan yang ada yang sudah
diperiksa secara sitologi. Jumlah kromosom bervariasidari n (jumlah haploid atau jumlah satu set
kromosom) = 2 untuk Haplopappus gracilis (Compositae/Asteraceae) sampai n = 631
Ophioglosum reticulatum (tumbuhan paku).
Contoh: Taraxacum (Compositae) 2n = 16, 24, 32, 40, 48. Dalam deret ini 8 merupakan
kromosom dasar yang ditandai dengan x. Pada Dryopteris jenis jenis yang ada merupakan
kelipatan jumlah dasar kromosom gamet (x = 41) : 82, 123, 164.
1. Jumlah kromosom yang tidak beraturan, bisa bertambah atau berkurang satu demi satu jika
dibanding jumlah dasar haploidnya disebut aneuploid.
Contoh: Clarkia. Pada kelompok ini bisa decending seri dari 6-5 sedangkan 6-7-8-9 adalah
ascending seri. Pada contoh ini 6 adalah kromosom dasar.
Beberapa perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur tumbuhan dari ciri morfologi, anatomi
dll dari tingkat Schizophyta s.d. Spermatophyta sebagai berikut:
Thallophyta Bryophyta Pteridophyta Spermatophyt
Organisme Shizophyt a
a
Ciri
–
Divisi Tumbuhan Spermatophyta dibedakan menjadi 2 anak divisi yaitu Tumbuhan berbiji
terbuka dan tumbuhan berbiji tertutup
Ciri
Habitus Semak, perdu atau pohon Terna, semak ,perdu,
pohon
Batang Tegak lurus, bercabang-
cabang Bermacam-macam,
daun
bercabang-cabang, atau
jarang berdaun lebar. jarang
bunga tidak
bersifat majemuk
Tunggal atau majemuk
Penyerbukan sistem pertulangan tidak
banyak ragamnya
dengan komposisi yg
beraneka ragam
Sel kelamin bunga sesungguhnya belum
Beraneka sistem
ada, sporofil terpisah-pisah
pertulangan
Jantan atau membentuk strobilus ♀
dan ♂ Bunga ada. Tersusun dari
Anatomi
sporofil plus bagian-bagian yg
makrosporofil (daun buah) dengan lain
bakal biji (makrosporangium yg
tampak menempel padanya Makrosporofil (daun buah)
membentuk badan yg disebut
makro dan mikrosporofil terpisah putik dengan bakal biji di
dalamnya (tidak tampak)
anemogami
Mak ro dan mikrosporofil
serbuk sari jatuh pd bakal biji (benang sari) terpisah atau
terkumpul pada satu bunga
jarak waktu dr
penyerbukan→pembuahan panjang Autogami, anemogami,
hidrogami, zoidiogami
berupa spermatozoid yg masih
bergerak aktif Serbuk sari jatuh pada bakal
putik
akar, batang berkambium.
jarak waktu dr
selalu mengadakan pertumbuhan penyerbukan→pembuahan
menebal sekunder. pendek
Salah satu contoh tentang penelitian biosistematik: kajian kultivar salak bali “Salacca zalacca
varietas amboinense (Becc.) Mogea.”
Berdasarkan tinggi tanaman, rangkaian daun, jumlah duri, karakter buah yang meliputi: warna
sisik atau kulit buah, warna, aroma, dan rasa daging buah petani salak Sibetan membedakan
salak Bali menjadi 12 macam nama salak yaitu:
1. Salak ‘Nanas’: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah yang putih kekuningan dan rasa
buahnya manis seperti nanas.
2. Salak ‘Nangka’: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah putih kekuningan, rasa buah
manis harum seperti buah nangka.
3. Salak ‘Maong’: Kulit buah coklat kemerahan dengan bercak-bercak putih yang oleh petani salak
disebut “maong” atau jamuran. Daging buah putih kekuningan, rasa manis.
4. Salak ‘Putih’: Kulit buah putih, daging buah putih kekuningan, oleh penduduk sering disebut
salak “toris” yaitu orang asing yang mempunyai kulit bule atau salak “mangku” yaitu seorang
rohanian Hindu yang memakai pakaian adat putih.
1. Salak ‘Gula pasir’: Kulit buah coklat kehitaman, daging buah putih, rasanya manis seperti
gula pasir.
2. Salak ‘Gondok’: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah putih kekuningan, bau buah
harum seperti bunga “gondok” atau bunga cempaka.
3. Salak ‘Sepet’: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah putih kekuningan, rasa sepet.
4. Salak ‘Boni’: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah merah seperti buah “boni”
(Antidesma bunius Spreng) yang masak. Salak ini juga diberi nama salak “getih” (darah)
karena daging buah yang merah.
5. Salak ‘Cengkeh’: Kulit buah warna coklat kemerahan, daging buah warna putih
kekuningan dan agak keras, rasa seperti cengkeh.
10. Salak ‘Nyuh’: Kulit buah merah kecoklatan, daging buah putih kekuningan. Jumlah duri
sedikit, salak “nyuh” mempunyai pelepah daun seperti pohon “nyuh” atau pohon kelapa.
11. Salak ‘Pada’: Kulit buah merah kecoklatan, daging buah putih kekuningan. Tinggi tanaman
yaitu 1 – 1,5 m sehingga sering pula disebut salak ‘Kate’. Panjang daun hampir sama satu
dengan lainnya, oleh penduduk disebut “pada”. Panjang tangkai daun 0,5 – 1 m.
12. Salak ‘Injin’: Kulit buah merah kecoklatan, daging buah putih kehitam-hitaman seperti
“injin” atau beras ketan hitam.
Nns Ngk Mao Pth Gpr Gdk Spt Bon Ckh Nyh Pad Ijn
1. Tinggi tanaman – – – – – – – – – – + –
a. 1 –1,5 m + + + + + + + + + + – +
b. 4 – 7 m
2. Panjang daun – – – – – – – – – – + –
a. 0,5 – 1m + + + + + + + + + + – +
b. 4 – 6 m
3. Panjang anak daun – – – – – – – – – + – –
a. 30 – 35 cm + + + + + + + + + – + +
b. 40 – 73 cm
4. Jumlah duri pada – – – – – – – – – + – –
tangkai daun + + + + + + + + + – + +
a. 38 – 60 duri
b. 70 – 138 duri
5. Duri halus pada – – – – – – – – – + – –
bagian adaksial + + + + + + + + + – + +
a. tidak ada
Ad b. ada
6. Kulit buah – – – + – – – – – – – –
a. putih – – + – – – – – – – – –
b. Merah kecoklatan + + – – + + + + + + + +
dengan bercak putih
c. Merah kecoklatan
7. Daging buah – – – – – – – + – – – –
a. Merah – – – – + – – – – – – –
b. putih – – – – – – – – – – – +
hitam
d. putih kekuningan
8. Rasa daging buah – – – + – – – – – – – –
b. Manis
Keterangan: Nns = ‘Nanas’. Ngk = ‘Nangka’. Mao = ‘Maong’. Pth = ‘Putih’. Gpr = ‘Gula
pasir’. Gdk = ‘Gondok’.
Spt = ‘Sepet’. Bon = ‘Boni’. Ckh = ‘Cengkeh’. Nyh = ‘Nyuh’. Pad = ‘Pada’. Ijn = ‘Injin’
A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2 E1 E2 F1 F2 F3 G1 G2 G3 G4 H1 H2
1. ’Nanas’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
2. ’Nangka’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
3. ’Maong’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1
4. ‘Putih’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1
5. ’Gula pasir’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
6. ’Gondok’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
7. ’Sepet’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
8. ’Boni’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1
9. ’Cengkeh’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
10. ’Nyuh’ 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
11. ’Pada’ 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
12. ’Injin’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
Keterangan:
Angka 0 = ciri morfologi tersebut tidak didapatkan pada salak yang bersangkutan.