Anda di halaman 1dari 38

Sistematika Makhluk Hidup

1. Taksonomi Tumbuhan
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan
contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan
penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi. Taksonomi
berasal dari bahasa Yunani yaitu : Taxis yang artinya susunan (arrangement) dan
Nomos artinya aturan (hukum), taksonomi merupakan susunan berdasarkan aturan
tertentu. Klasifikasi tumbuhan adalah bagian dari taksonomi. Ilmu taksonomi
tumbuhan mengalami banyak perubahan cepat semenjak digunakannya berbagai
teknik biologi molekular dalam berbagai kajiannya. Pengelompokan spesies ke
dalam berbagai takson sering kali berubah-ubah tergantung dari sistem
klasifikasinya.
Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular Plants definisi dari
taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah ilmu
pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi pada obyek
biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan taksonomi
tumbuhan.
2. Sistematika Tumbuhan
Sistematika adalah ilmu yang secara ilmiah mempelajari keanekaragaman makhluk
hidup serta sejarah hubungan kekerabatan evolusi yang ada di antara mereka.
Gabungan antara taksonomi dan filogenetika.
Sistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan sangat erat dengan taksonomi
tumbuhan. Namun demikian, sistematika tumbuhan lebih banyak mempelajari
hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam sistematika bantuan ilmu
seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain, taksonomi tumbuhan
lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel (spesimen) tumbuhan
dan pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan contoh-contoh ini.
Klasifikasi Ø Penempatan tumbuhan kedalam takson tertentu yang sesuai dengan
sistem tata nama

Sistematika tumbuhan:
1. Kingdom
2. Divisio
3. Sub-divisio
4. Class / Klas
5. Sub-class / Sub-klass
6. Ordo / bangsa
7. Sub-ordo / sub-bangsa
8. Familia / suku
9. Genus / marga
10. Species / jenis
Ruang lingkup taksonomi dan sistematika lingkungan mempelajari tentang
macam-macam keanekaragaman ditinjau dari kekerabatannya. Menurut pengertian
baru taksonomi diberi pengertian sebagai ilmu yang mempelajari tentang teori-
teori klasifikasi, pencirian dan penamaan. Dengan demikian kegiatan taksonomi
mencakup tentang :
1. Dasar-dasar pencirian
2. Tata cara pengenalan dan hukum-hukum penamaan
3. Asas-asas pengaturan tumbuhan dalam golongan atau kesatuan kelasnya secara
ideal.
Biosistematik
- Biosistematik menurut Camp dan Gilly (1943) menekankan pada penentuan
batasan kesatuan biotik alami dan menerapkan pada nila-nilai unit suatu sistem
penamaan yang memadai ini kepada tugas pemberitahuan informasi yang tepat
tentang batasan yang ditentukan hubungan kekerabatan, variabilitas dan struktur
dinamikanya.
- Biosistematik menurut Clausen (1945), ia memandang bahwa genetika,
morfologi komperatif dan ekologi sebagai sediaan data yang diperlukan, diambil
dan diterapkan secara kolektif untuk studi dari spesiasi untuk mengambil suatu
keputusan biosistematisnya.
Kunci Taksonomi
Kunci adalah suatu proses yang digunakan untuk dentifikasi tumbuhan yang belum
diketahui namanya. Skema proses ini sering disebut kunci taksonomi. Nomenklatur
adalah penerapan teknik penamaan tumbuhan sesuai dengan peraturan-peraturan
yang tertera di dalam Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (KITT)
Hubungan Taksonomi dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya
Ilmu taksonomi mempunyai beberapa tugas yaitu:
1. Menyediakan jalan untuk memungkinkan orang untuk mengadakan pengenaian,
penentuan atau pendeterminasian semua jenis tumbuhan yang ada didunia ini.
Untuk itu para ahli sistematik telah menciptakan sistem tatanama ilmiah yang
universal, menyusun kunci determinasi, menghimpun koleksi spesimen acuan dan
lain-lain.
2. Pengumpulan semua data yang lengkap untuk dipertalakan secara teratur
sehingga memungkinkan orang menarik keuntungan dari pengetahuan yang ada
dengan cepat.
3. Menciptakan terciptanya sistem klasifikasi yang tersusun sedemikian rupa dan
mencerminkan dekatnya hubungan kekerabatan alamiah diantara tumbuhan, yang
sekaligus harus pula dapat mengungkapkan jalannya evolusi tumbuhan.
4. Dari segala pengetahuan yang sudah tercapai ini dilakukan pengkajian analisis
dan disintesiskan kembali untuk memperoleh pengertian dasar ilmiah dari
keanekaragaman dan hubungan kekerabatan tumbuhan dan untuk mengetahui
bagaimana mekanisme pendekatannya.
Mata rantai hubungan ilmu-ilmu lain dengan taksonomi tidaklah hanya masalah
nama, peraturan pemberian nama yang benar secara internasional dan
penggolongan saja, melainkan juga menentukan hubungan kekerabatan antar
tumbuahan. Sehingga, ini penting untuk ilmu-ilmu terapan, seperti pertanian,
kehutanan, farmasi, dan ilmu lainnya. Penggolongan tumbuhan harus dilengkapi
dengan suatu dasar yang mantap dari ilmu-ilmu yang termasuk biologi, misalnya
morfologi, anatomi, sitologi, embriologi, fisiologi, fitokimia, genetika, ekologi,
fitogeografi, dan lain-lainnya.
Taksonomi merupakan dasar dari ilmu-ilmu lain, tetapi perkembangan taksonomi
juga tergantung pula dari perkembangan ilmu-ilmu tadi. Klasifikasi yang baik
dapat merupakan pedoman pencarian problem-problem penelitian biologi, serta
bidang-bidang ilmu lainnya. Oleh karena itu para ahli taksonomi mempunyai
tanggung jawab berat dalam membuat sistem klasifikasi yang dapat menjadi
pedoman secara umum bagi ilmu lainnya.
Botani merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan
diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan. Dengan
demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari
pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dengan
komponen biotik dan komponen abiotik, serta evolusi tumbuhan. Orang yang
menekuni bidang botani disebut sebagai botanis.
1. Keanekaragaman tumbuhan
Keanekargaman tumbuhan merupakan ungkapan terdapatnya keanekaragaman
bentuk, penampilan, dan sifat yang tampak pada berbagai tingkatan organisasi
kehidupan seperti ekosistem, jenis dan genetik pada tumbuhan.
Keanekaragaman tumbuhan umumnya dipengaruhi oleh beberapa
faktor pendorong, seperti :

 Genetik
 Mutasi
 Adaptasi
 Kompetisi

Sumber Variasi Keanekaragaman

 Variasi Perkembangan

Variasi perkembangan ini ditentukan secara genetis. Contoh pada tanaman cocor
bebek ( Kalanchoe pinnata ) terdapat daun tunggal dan majemuk menyirip beranak
daun tiga pada satu individu tanaman yang sering disebut heteromorfisme.

 Variasi yang disebabkan Lingkungan

Tumbuh-tumbuhan keseluruhan beranekaragam dan banyak jenisnya menyimpang


dalam pertumbuhannya, sebagai respon terhadap lingkungan. Perubahan ini
disebabkan karena sinar, air, makanan, suhu, dan tanah.
Sebagai contoh adalah tumbuhan kaktus. Daun tanaman ini berbentuk seperi duri
atau jarum dan tebal karena tumbuh di daerah yang sinarnya berlebih yaitu di
padang pasir atau gurun. Sehingga agar tidak terjadi transpirasi berlebihan maka
bentuk daun tidak melebar seperti pada umumnya daun.

Macam Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Organisasi Kehidupan dan


Taksonomi
1. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem didasarkan pada adanya variasi komponen-komponen
penyusun ekosistem. Sebagaimana diketahui bahwa ekosistem merupakan satu
kesatuan utuh antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik lingkungan
biotickmaupun lingkungan abiotik dan komponen-komponen tersebut saling
berinteraksi di dalamnya
2. Keanekaragaman Komunitas
Keanekaragaman komunitas dibagi berdasarkan adanya perbedaan mintakat,
modus hidup, rantai energi dan makan, interaksi, dan tingkatan takson.
Beberapa contoh keberagaman komunitas berdasarkan perbedaan mintakat antara
lain adalah keberagaman komunitas di dalam ekosistem danau terdiri dari
komunitas tumbuhan ataupun hewan litoral, komunitas organisme bentik, dan
komunitas ikan.
3. Keanekaragaman Jenis ( Populasi )
Keanekaragaman jenis mengacu pada banyaknya spesies yang terdapat di dalam
marga. Faktor yang berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis adalah pembatas
kehidupan yang berupa tekanan dan gangguan yang dapat berupa faktor fisik,
kimiawi, kompetisi antar individu dalam spesies atau antar individu dalam spesies
yang berbeda. Pada tingkat jenis pola sebaran tumbuhan dapat menyebar secara
luas ke seluruh bagian dunia.
2. Taksonomi

Makhluk hidup yang ada di bumi kita ini banyak sekali jumlahnya dan beraneka
ragam pula jenisnya. Hasrat dan keinginan untuk menggolong-golongkan segala
sesuatu yang ada di sekitarnya adalah naluri yang dibawa manusia sejak ia
dilahirkan dan semenjak semula manusia telah berusaha untuk memahami bahwa
beraneka ragam tumbuhan ada di bumi kita. Kesadaran dan usaha itulah yang
akhirnya melahirkan salah satu cabang ilmu biologi yang disebut taksonomi atau
sistematik.

Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari identifikasi, tata nama, dan klasifikasi,
yang biasanya terbatas pada objek biologi, bila terbatas pada tumbuhan sering
disebut sistematik tumbuhan. Unsur utama yang menjadi lingkupnya taksonomi
tumbuhan adalah pengenalan yang didalamnya tercakup pemberian nama dan
penggolongan. Sistematik diberi batasan sebagai ilmu yang secara ilmiah
mempelajari tentang macam-macam dan keanekaragaman organisme serta
hubungan kekerabatan di antara mereka. Dengan batasan demikian, beberapa ahli
menganggap bahwa sistematik mempunyai cakupan yang lebih luas daripada
taksonomi.
Ilmu taksonomi tumbuhan mengalami banyak perubahan cepat semenjak
digunakannya berbagai teknik biologi molekular dalam berbagai kajiannya.
Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering kali berubah-ubah
tergantung dari sistem klasifikasinya.
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan
contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan
penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi.
Taksonomi tumbuhan sering kali dikacaukan dengan sistematika tumbuhan dan
klasifikasi tumbuhan. Klasifikasi tumbuhan adalah bagian dari taksonomi
tumbuhan. Sistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan sangat erat dengan
taksonomi tumbuhan. Namun demikian, sistematika tumbuhan lebih banyak
mempelajari hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam sistematika
bantuan ilmu seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain,
taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel
(spesimen) tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi).
Klasifikasi

 Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh


tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara
teratur mengikuti suatu hierarki.
 Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda
tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai
dengan pengklasifikasian itu.
 Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah
mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada
tingkat takson (kategori) di atasnya.
 Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang
ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan
istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan
dalam suatu hierarki tertentu.
 Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan
suatu nama takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).
 Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem
klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.
 Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut
dibagi menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode sistem
numerik, periode sistem alam, dan periode sistem filogenetik.
 Klasifikasi adalah penyusunan tumbuhan secara teratur ke dalam suatu
sistem hierarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi
tumbuhan secara individual, dengan hasil akhir yang menggambarkan
hubungan kekerabatan. Klasifikasi yang bertujuan untuk menyederhanakan
objek studi pada hakekatnya adalah mencari keseragaman dalam
keanekaragaman. Betapapun besarnya keanekaragaman yang diperlihatkan
oleh suatu populasi pastilah kita menemukan kesamaan ciri atau sifat-sifat
tertentu diantara warga populasi itu.

Identifikasi

 Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan


tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
 Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia
ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal
oleh dunia ilmu pengetahuan.
 Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti
aturan yang ada dalam KITT.
 Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan
ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam
tentang isi KITT.
 Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen
herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar
identifikasi jenis.
 Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-
jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.
 Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat
jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang
terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh
dunia.
 Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang
jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.
 Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan
jawabnya, berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan
yang akan diidentifikasi dapat diketahui.
 Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang
disertai dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan.

Identifikasi penunjukan, penentuan, dan pemastian nama yang benar dan


penempatannya di dalam sistem klasifikasi. Oleh karena di dunia ini tidak ada dua
benda hidup yang identik atau persis sama dalam arti hakiki, maka istilah
determinasi dianggap lebih tepat daripada identifikasi. Kunci adalah suatu proses
yang digunakan untuk identifikasi tumbuhan yang belum diketahui namanya.
Skema proses ini disebut kunci taksonomi.
Kunci identifikasi merupakan daya penganalisis yang berisi ciri-ciri khas takson
tumbuhan yang dicakupnya, dan ciri-ciri tadi disusun sedemikian rupa sehingga
selangkah demi selangkah pemakai kunci dipaksa memilih satu dari beberapa sifat
yang bertentangan, begitu seterusnya sehingga akhirnya diperoleh suatu jawaban
berupa identitas tumbuhan yang diinginkan. Tatanama (nomenklatur) adalah
penerapan tekhnik penamaan tumbuhan sesuai dengan peraturan-peraturan yang
tertera dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT).
3. Sistematika tumbuhan
Sistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan sangat erat dengan taksonomi
tumbuhan. Namun demikian, sistematika tumbuhan lebih banyak mempelajari
hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam sistematika tumbuhan
bantuan ilmu seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain,
taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel
(spesimen) tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi).
sistematika tumbuhan menjadikan tumbuhan sebagai objek studinya baik
tumbuhan yang sekarang masih hidup maupun tumbuhan dari masa lampau yang
sekarang tinggal ditemukan sisa-sisanya dalam bentuk fosil atau “cap”nya pada
batuan. Menghadapi objek yang sedemikian besarjumlah, macam, dan ragamnya,
tentulah kita harus berusaha terlebih dahulu menyederhanakan objek studi agar
lebih mudah penanganannya. Objek yang besar itu dipilah-pilah, dikelompok-
kelompokkan menjadi kelas-kelas atau golongan atau unit-unit tertentu.unit-unit
inilah yang sekarang ini kita sebut dengan istilah takson, dan pembentukan takson-
takson ini kita sebut klasifikasi.

Sistematika tumbuhan:
􀁺 Kingdom
􀁺 Divisio
􀁺 Sub-divisio
􀁺 Class / Klas
􀁺 Sub-class / Sub-klass
􀁺 Ordo / bangsa
􀁺 Sub-ordo / sub-bangsa
􀁺 Familia / suku
􀁺 Genus / marga
􀁺 Species / jenis
4 Hubungan Taksonomi dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya
Ilmu taksonomi mempunyai beberapa tugas yaitu:

 Menyediakan jalan untuk memungkinkan orang untuk mengadakan


pengenaian, penentuan atau pendeterminasian semua jenis tumbuhan yang
ada didunia ini. Untuk itu para ahli sistematik telah menciptakan sistem
tatanama ilmiah yang universal, menyusun kunci determinasi, menghimpun
koleksi spesimen acuan dan lain-lain.
 Pengumpulan semua data yang lengkap untuk dipertalakan secara teratur
sehingga memungkinkan orang menarik keuntungan dari pengetahuan yang
ada dengan cepat.
 Menciptakan terciptanya sistem klasifikasi yang tersusun sedemikian rupa
dan mencerminkan dekatnya hubungan kekerabatan alamiah diantara
tumbuhan, yang sekaligus harus pula dapat mengungkapkan jalannya evolusi
tumbuhan.
 Dari segala pengetahuan yang sudah tercapai ini dilakukan pengkajian
analisis dan disintesiskan kembali untuk memperoleh pengertian dasar
ilmiah dari keanekaragaman dan hubungan kekerabatan tumbuhan dan untuk
mengetahui bagaimana mekanisme pendekatannya.
 Taksonomi merupakan dasar dari ilmu-ilmu lain, tetapi perkembangan
taksonomi juga tergantung pula dari perkembangan ilmu-ilmu tadi.
Klasifikasi yang baik dapat merupakan pedoman pencarian problem-
problem penalitian biologi, serta bidang-bidang ilmu lainnya. Oleh karena
itu para ahli taksonomi mempunyai tanggung jawab berat dalam membuat
sistem klasifikasi yang dapat menjadi pedoman secara umum bagi ilmu
lainnya.
 Mata rantai hubungan ilmu-ilmu lain dengan taksonomi tidaklah hanya
masalah nama, peraturan pemberian nama yang benar secara internasional
dan penggolongan saja, melainkan juga menentukan hubungan kekerabatan
antar tumbuahan. Sehingga, ini penting untuk ilmu-ilmu terapan, seperti
pertanian, kehutanan, farmasi, dan ilmu lainnya. Penggolongan tumbuhan
harus dilengkapi dengan suatu dasar yang mantap dari ilmu-ilmu yang
termasuk biologi, misalnya morfologi, anatomi, sitologi, embriologi,
fisiologi, fitokimia, genetika, ekologi, fitogeografi, dan lain-lainnya

MACAM KLASIFKASI
1 Klasifikasi sistem alami

 Klasifikasi sistem alami dikemukakan oleh Aristoteles.


 Aristoteles membagi makhluk hidup menjadi 2 kigdom, yaitu hewan dan
tumbuhan.
 Aristoteles membagi hewan menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat
dan perilakunya.
 Sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.
 Kingdom tumbuhan dibagi menjadi 3 devisi, yaitu

1. herba
2. semak
3. pohon.

 karena kurang teliti, klasifikasi menurut sistem ini memiliki banyak


kesalahan, meskipun demikian telah digunakan selama lebih dari 2.000
tahun.

2. Klasifikasi sistem buatan

 Klasifikasi sistem buatan diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707-1778).


 Carl Von Linne adalah seorang ahli ilmu pengetahuan alam dari Swedia
yang namanya dilatinkan menjadi Carolus Linnaeus.
 Sistem yang disusun oleh Linnaeus merupakan sistem klasifikasi buatan.
 Maksud klasifikasi buatan.adalah kategori organisme didasarkan pada
sejumlah kecil sifat-sifat morfologi tanpa memandang kesamaan struktur
yang mungkin memperlihatkan kekerabatan.
 Klasifikasi sistem buatan ini TIDAK mengelompokkan tumbuhan atas dasar
habitus tanaman , kekerabatan namun didasarkan pada deskripsi ciri
 misal pada tanaman dilihat bunganya, masa bunga, bentuk daun, jumlah
benang sari, putik, dan lain-lain. OK
 Sistem klasifikasi tumbuhan yang dikemukakan oleh Linnaeus juga disebut
“sistem seksual” karena Linnaeus memusatkan perhatiannya pada alat
reprodusi tumbuhan.
 Karya Linnaeus yang sangat penting adalah penamaan jenis (spesies) dengan
menggunakan dua nama atau disebut binomial nomenclature.
 Yang karya itu dituangkan dalam bukunya Systema Natyrae , Species
Plantarum , Genera Plantarum dan berbagai buku lainnya

3. Klasifikasi sistem filogenetik


 Pada masa Linnaeus, pendapat umum menyatakan bahwa semua spesies
berasal dari hasil penciptaan khusus.
 Kemudian masing-masing melanjutkan sifat aslinya sebagasi spesies yang
tetap dan tidak berubah.
 Mereka menduga bahwa pada awal dibentuknya mahluk hidup, telah
diciptakan mahluk hidup yang sama seperti mahluk hidup yang ada
sekarang, misalnya pisang, ayam, padi, dan jagung. kemudian, makhluk
hidup tersebut tetap hidup dan berkembang sampai sekarang.
 Hal ini meyebabkan mereka tidak mengetahui bahwa terdapat kekerabatan
antar jenis organisme.
 Bertolak dari teori evolusi Darwin, muncullah sistem klasifikasi modern
berdasarkan filogeni, yaitu klasifikasi yang disusun dengan melihat
keturunan dan hubungan kekerabatan.
 Ciri-ciri yang digunakan dalam pengklasifikasian adalah ciri morfologi,
anatomi, fisiologi dan perilaku.

Dasar-Dasar Klasifikasi
 Sebenarnya dalam klasifikasi setiap makhluk hidup ada polanya entah itu
kapanpun dilakukan , ahli pasti mengemukakan dasar
 Dasar dari sistem mengelompokkan itulah sebenarnya Roh Klasifikasi
 Roh itulah yang perlu anda tangkap / anda pegang sebagai logika ilmu ,
karena jika hanya menghafal , text book mutlak ya kasihan si otak
 Karena dipastikan suatu saat terjadi progres perkembangan lagi , pastinya
tidak ada masalah OK
 Kenapa Anjing yang carnivor , kelelawar yang bersayap , lumba lumba yang
hidup di air serta Platypus yang bertelur digolongkan kedalam Mamalia , Ya
pasti ahli dalam mengelompokkan ada dasarnya , Dasarnya karena
semuanya punya Glandula Mamae (mamal) /kelenjar susu sehingga mampu
menyusui makanya digolongkan Mamalia

Berikut akan kami sajikan apa saja yang digunakan dasar dalam Pengelompokkan
atau Klasifikasi tinggal dibaca dibawah ini dan ini yang penting diketahui. ( artinya
jangan dihafalkan anggota mahkluk hidup yang ada di dalamnya namun apa yang
digunakan sebagai dasar ) .
1. Berdasarkan Persamaan

 Kita dapat mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaannya.


 Berdasarkan ciri-cirinya, kuda dan sapi dapat dikelompokkan berdasarkan
apanya ?
 Dengan mengamati ciri-cirinya, kita dapat memasukkan kuda dan sapi
dalam kelompok hewan memilik tulang belakang, keduanya merupakan
kelompok hewan bertulang belakang.
 Atau secara detail dikelompokkan sebagai hewan yang menyusui atau
mamalia, karena memiliki kelenjar susu.
 Atau secara detail lagi Kuda dan Sapi juga dapat dimasukkan dalam
kelompok hewan tetrapoda, karena sama-sama berkaki empat (tetra =
empat,podos = kaki).
 begitu seterusnya sehingga pengelompokkan yang dilakukan menimbulkan
jenjang yang disebut takson
 maka jangan dijawab dengan menyusui kalau ada partanyaan kuda dan sapi
dimasukkan Vertebrata karena ?

2. Berdasarkan Perbedaan

 Meskipun kuda dan sapi merupakan satu kelompok, yaitu hewan mamalia,
kita dapat pula memisahkan keduanya sebagai kelompok yang berbeda
berdasarkan perbedaan cirinya.
 Misalnya dengan melihat jumlah jari di setiap kaki. Kuda memiliki tiga jari
di setiap kaki, sehingga masuk dalam kelompok hewan mamalia berjari
ganjil (Perisodactyla) Sedangkan sapi memiliki empat jari di setiap kakinya
(Artiodactylla) , sehingga sapi masuk dalam kelompok mamalia berjari
genap atau Artiodactyla, demikian pula kambing dan kerbau.

3. Berdasarkan Manfaat

 Pengelompokan merupakan salah satu upaya dalam mengklasifikasi.


Hamper setiap orang melakukan klasifikasi terhadap makhluk hidup.
 Dalam dunia tumbuhan, kita mengelompokkan mawar, melati, cemara, dan
bugenvil ke dalam kelompok tanaman hias.
 Kacang, jagung, dan ketela dikelompokkan ke dalam tanaman budidaya.
 Kacang tanah, kacang panjang, dan kacang merah dikelompokkan ke dalam
tanaman Leguminosae (kacang kacangan)
 Kambing, sapi, kerbau, dan kelinci dikelompokkan ke dalam hewan ternak.
 Klasifikasi dapat dilakukan oleh siapa saja, asal memiliki dasar dan tujuan
yang jelas. OK
 Misalnya bayam, kol, kentang, kacang panjang, wortel, dan sawi
dimasukkan dalam satu kelompok tanaman sayur- sayuran.
 Dasar pengelompokan itu adalah bahwa tanaman-tanaman tersebut dapat
digunakan sebagai sayuran,
 sedangkan Tujuannya adalah untuk memudahkan manusia dalam
memanfaatkan tanaman tanaman tersebut sebagai sayur-sayuran.

4. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi

 Klasifikasi didasarkan pada persamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu. Ciri-


ciri yang digunakan terutama ciri-ciri morfologi dan anatomi.
 Morfologi adalah ciri-ciri yang tampak di bagian luar tubuh makhluk hidup,
sedangkan anatomi adalah ciri-ciri yang ada di bagian dalam tubuh makhluk
hidup.
 Pada tumbuh-tumbuhan, ciri-ciri yang dapat digunakan dalam
mengklasifikasi dapat berupa ciri- ciri morfologi, misalnya warna bunga,
bentuk bunga, bentuk biji, kekerasan biji, bentuk pohon, bentuk daun, dan
lain-lain.
 Selain itu, dapat pula menggunakan ciriciri anatomi, misalnya ada- tidaknya
berkas pengangkut, ada-tidaknya cambium, dan ada-tidaknya sel trakea.
 Ciri-ciri yang dapat digunakan dalam mengklasifikasi hewan, misalnya ada-
tidaknya tulang belakang, bentuk alat gerak, jumlah sayap (pada serangga),
ruas-ruas pada tubuh, jumlah kaki, simetri tubuh , lapisan embryonal dan
lain- lain.

5. Berdasarkan Ciri Biokimia

 Dalam perkembangannya, ciri-ciri yang dapat digunakan dalam klasifikasi


tidak hanya ciri-ciri morfologi dan anatomi, tetapi juga ciri-ciri biokimia,
misalnya jenis-jenis protein, jenis-jenis enzim, ada- tidaknya membrane
organela sel. DNA atau asam nukleat juga digunakan untuk menetukan
hubungan kekerabatan makhluk hidup. Misalnya ntuk menentukan ayah
seorang bayi, dapat dibandingkan DNA- nya.
 Meskipun ciri wajah dan tubuh tidak mirip, jika DNA-nya mirip, dapat
dipastikan orang tersebut merupakan ayah si bayi.

Setelah itu sistem pengklasifikiasian tentu terus berkembang . Tahun 1969


Whitaker membagi dunia kehidupan ini menjadi 5 Kingdom ( kerajaan )
1. Monera
2. Protista
3. Fungi
4. Plantae
5. Animalia
Pengelompokkan yang dilakukan whitaker ini tentu tidak mengubah visi utama
klasifikasi yang dilakukan oleh Pemulanya , Visinya tetap yaitu menyederhanakan
obyek mudah dikenal, mudah dipelajari dan menyenangkan .
Dari sinilah Klasifikasi yang ada digunakan dalam pembelajaran dari SD hingga
Perguruan Tinggi mengelompokkan mhkluk hidup , karena Whitaker dirasakan
lebih rasional membagi kingdom itu terbukti masih digunakan dan banyak yang
bilang Modern . OK

Agar tidak begitu mendadak perkembangan Klasifikasi Whitaker , silahkan baca


history pengelompokan dalam bacaan ini , sehingga pemahaman ilmunya tidak
missing link dan tentu kita tahu bangsa yang besar tahu sejarah bangsanya mau jadi
ahli biologi ya harus tahu ahli sebelumnya hehehe

Pengklasifikasian makhluk hidup dilakukan dengan alas an-alasan tertentu.

 Ada banyak alasan yang digunakan para ahli sebagai dasar system
klasifikasi.
 Dari berbagai alasan yang pernah digunakan para ahli, system klasifikasi
dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok system saja, yaitu system alami,
system buatan, dan system filogenetik.
 Pada masa Linnaeus, pendapat umum menyatakan bahwa semua spesies
berasal dari hasil penciptaan khusus. Kemudian, masing-masing melanjutkan
sifat aslinya sebagai spesies yang tetap dan tidak berubah.
 Mereka menduga bahwa pada awal dibentuknya makhluk hidup, telah
diciptakan makhluk hidup yang sama seperti makhluk hidup yang ada
sekarang, misalnya pisang, ayam, padi, dan jagung.
 Kemudian, makhluk hidup tersebut tetap hidup dan berkembang sampai
sekarang.
 Hal ini menyebabkan mereka tidak mengetahui bahwa terdapat kekerabatan
antarjenis organism.
 Pada tahun-tahun sesudah Charles Darwin menerbitkan publikasinya The
Origin of Specis (On the origin of Species by Means of Natural Selection)
pada tahun 1859, doktrin evolusi berangsur-angsur berubah dari doktrin
penciptaan khusus ke doktrin yang menyatakan bahwa antarorganisme
terdapat kekerabatan.
 Bertolak dari teori evolusi Darwin, muncullah system klasifikasi modern
berdasarkan filogeni, yaitu kalsifikasi yang disusun dengan melihat
keturunan dan hubungan kekerabatan.
 Filogeni adalah sejarah evolusi suatu kelompok organism. Klasifikasi yang
berdasar proses filogeni disebut klasifikasi system filogenetik.
 System ini didasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan antarorganisme atau
kelompok organism.
 Organism-organisme yang berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang
lebih banyak jika dibandingkan dengan organism yang berkerabat jauh.
 Ciri-ciri yang digunakan dalam pengklasifikasian adalah ciri morfologi,
anatomi, fisiologi, dan perilaku.

 Klasifikasi yang didasarkan pada hubungan filogenetik mengalami berbagai


perkembang an.
 Klasifikasi ini diakui dan dipakai secara internasional.
 Ada beberapa system klasifikasi yang pernahdiperkenalkan oleh para ahli
taksonomi yaitu sebagai berikut.

System Dua Kingdom Klasifikasi system dua kingdom dikemukakan oleh


Aristoteles (Yunani). Pada saat itu, belum dikenal organism mikroskopis.

 Pada tahun 1735, ahli ilmu alam Swedia bernama Carolus Linnaeus
diklasifikasikan.
 Dalam system dua kingdom, organism dibagi atas 2 kerajaan (Kingdom),
yaitu: memperkenalkan metode klasifikasi modern, organism bersel satu
telah diobservasi tetapi belum

1. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan), ciri-cirinya memiliki dinding sel yang


tersusun dari selulosa sehingga selnya kaku, berklorofil dan mampu
berfotosintesis. Meskipun tidak berklorofil, bakteri dan jamur dimasukkan ke
dalam kerajaan tumbuhan. Alga, lumut, jamur, paku-pakuan dan tumbhuan berbiji
juga dimasukkan ke dalam kerajaan tumbuhan.
2. Kingdom Animalia (Dunia Hewan), ciri-cirinya adalah tidak berdinding sel, tidak
berklorofil, dapat bergerak bebas. Dunia hewan meliputi Protozoa, Porifera,
Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, sampai Chordata.
System Tiga Kingdom

Klasifikasi system tiga kingdom dikemukakan oleh Ernst Haeckel (Jerman) pada
tahun 1866 dengan menggunakan kingdom baru yaitu Protista.

 Dalam klasifikasi tiga kingdom, makhluk hidup dibagi menjadi tiga


kingdom berikut ini.
1. Kingdom Protista, ciri-cirinya adalah tubuh tersusun atas satu sel atau banyak sel
yang belum terdiferensiasi. Organism yang termasuk kingdom protista adalah
semua organism bersel satu misalnya amoeba dan diatom serta organism
multiseluler sederhana, misalnya alga.
2. Kingdom Plantae, terdiri dari organism yang umumnya bersifat autotrof, eukariot
multiseluler, dan bereproduksi dengan spora. Di dalam kingdom tumbuhan
terdapat jamur, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
3. Kingdom Animalia, terdiri dari organism yang bersifat heterotrof dan eukariot
multiseluler. Sama seperti system dua kingdom, anggotanya dimulai dari Protozoa
sampai Chordata.
System Empat Kingdom

 System ini berkembang setelah ditemukannya inti sel. Orang yang pertama
kali mengemukakan system empat kingdom adalah Herbert Copeland,
seorang ahli biologi berkebangsaan Amerika. Copeland mengusulkan nama
kingdom Monera bagi organism yang inti selnya tidak memiliki mambran
inti (prokarion), yaitu bakteri dan alga hijau-biru. Bakteri dan alga hijau-biru
disebut organism prokariotik. Sebaliknya organism yang memiliki inti yang
diselubungi oleh membrane inti disebut organism eukariotik, misalnya alga
(selain alga biru), jamur, tumbuhan, dan hewan. Keempat kingdom tersebut
adalah sebagai berikut.

1. Kingdom Monera, ciri-cirinya memiliki inti tanpa membrane (prokarion).


2. Kingdom Protista, terdiri dari organism bersel satu dan organism multiseluler yang
belum berdiferensiasi.
3. Kingdom Plantae, terdiri dari jamur, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan
tumbuhan biji.
4. Kingdom Animalia, semua hewan mulai Protozoa sampai Chordata dimasukkan ke
dalam kerajaan hewan atau kingdom Animalia.
System Lima Kingdom

 Robert H. Whittaker, seorang ahli biologi Amerika pada tahun 1969


menyusun klasifikasi berdasarkan pada tingkatan organism, susunan sel, dan
cara pemenuhan makanannya.
 Klasifikasi ini dikenal sebagai klasifikasi lima kingdom.
 Dalam system lima kingdom ini terdapat perubahan besar pada penataan
filumnya,
 Jika dibandingkan dengan klasifikasi system dua kingdom sampai empat
kingdom.

Perubahan yang cukup mendasar yaitu sebagai berikut.


1. Protozoa yang sebelumnya merupakan salah satu filum pada kingdom Animalia,
sekarang masuk pada kingdom Protista.
2. Akibatnya Protozoa bukan nama takson filum tetapi hanya nama kelompok.
3. Sedangkan yang dulu berada dalam tingkatan takson kelas seperti Mastigophora,
Alga biru yang dulu nama filumnya adalah Cynophyta berubah menjadi filum
Cynobacteria dan masuk pada kingdom Monera.
4. Alga hijau, keemasan, api, cokelat, dan alga merah yang dulu masuk pada
kingdom Plantae sekarang masuk pada kingdom Protista.
5. Euglena yang dahulu dimasukkan dalam filum Protozoa, kelas Mastigophora, atau
filum Chlorophyta (alga hijau), sekarang menjadi filum tersendiri dengan nama
filum Euglenophyta,
6. Muncul kingdom baru yaitu Fungi (jamur) berdasarkan kekhususan struktur dan
cara mengambil makanan.
Secara lengkap, system klasifikasi lima kingdom terdiri dari Monera, Protista,
Fungi, Plantae, dan
Animalia.
Kingdom Monera

 Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki cirri-ciri


sel yang prokariotik, artinya sel tersebut tidak memiliki membrane inti.
 Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria, reticulum
endoplasma, badan Golgi, dan lisosom.
 Monera berkembang biak dengan membelah diri secara langsung (amitosis),
tidak dengan cara mitosis dan meiosis.\
 Berdasarkan ciri-ciri diatas, makhluk hidup yang masuk dalam kerajaan
Monera adalah

1. Archaebacteria
2. Eubacteria.
3. Cynobacteria (alga hijau-biru) masuk ke dalam Eubacteria.
Kingdom Protista

 Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kingdom Protista memiliki tubuh


yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi sel-sel tersebut sederhana
dan tidak membentuk jaringan.
 Selnya bersifat eukariotik, artinya inti sel memiliki membrane inti dan
organel bermembran lainnya.

Kingdom Fungi

 Semua jamur, kecuali jamur lender dan jamur air, dimasukkan dalam
kingdom Fungi.
 Selnya eukariotik, cara makan heterotrof yaitu menyerap zat organic dari
lingkungan, tidak berklorofil, dinding sel dari zat kitin.
 Sebagian besar hidup parasit dan saprofit.

Kingdom Plantae

 Organism yang termasuk dalam kingdom Plantae tubuhnya ada yang


tersusun atas satu sel (misalnya alga hijau), banyak sel tetapi tidak
terdiferensiasi (misalnya alga cokelat dan merah), dan banyak sel yang
terdiferensiasi membentuk jaringan (misalnya tumbuhan lumut, paku, dan
tumbuhan biji).
 Semua selnya eukariotik, mempunyai plastid (umumnya kloroplas), karena
itu hidup secara autotrof.
 Dinding sel mengandung selulosa, dan siklus hidupnya mengalami pergiliran
keturunan antara generasi sporofit dan gametofit (khususnya lumut, paku,
dan tumbuhan biji).

Kingdom Animalia

 Tubuh Animalia tersusun atas banyak sel yang terspesialisasi membentuk


jaringan, sel eukariotik, cara makan bersifat heterotrof, dan makanan ditelan
ke dalam tubuhnya.

System Enam Kingdom

 Klasifikasi ini berdasarkan pada evolusi genetic dan evolusi molekuler


kladistik (filogeni). Pada tahun 1977, Carl Woese, seorang ahli biologi
molekuler Amerika, memperluas system lima kingdom Whittaker dengan
memecah kingdom bakteri menjadi dua kingdom, yaitu Eubacteria dan
Archaebacteria.

 Archaebacteria berbeda dengan Eubacteria dalam hal proses transkripsi dan


translasi genetiknya.
 Pada Archaebacteria, transkripsi dan translasi genetiknya lebih mirip dengan
apa yang terjadi pada eukariotik.
 Perbedaan karakteristik ini diketahui melalui analisis genetic molekuler.
Secara lengkap

Klasifikasi system enam kingdom adalah sebagai berikut.


1. Plantae (tumbuhan), bersifat autotrof, eukariot multiseluler, dan bereproduksi
dengan spora.
2. Animalia (hewan), bersifat heterotrof dan eukariot multiseluler
3. Eubacteria (bakteri), ciri-cirinya adalah prokariot bersel satu.
4. Archaebacteria (prokariot), anggota kingdom ini berbeda dengan bakteri dalam hal
transkripsi dan translasi genetic. Archaebacteria lebih mirip eukariot.
5. Protista (eukariot bersel satu), ciri-cirinya tidak memiliki jaringan atau sel yang
terdiferensiasi.
6. Fungi (jamur), ciri-cirinya bersifat eukariot osmotrofik bersel satu atau banyak.

 Perlu diingat bahwa system klasifikasi tidak ada yang sempurna dan selalu
ada kemungkinan untuk berubah sesuai dengan perkembangan ilmu dan
berbagai penemuan baru.
 Misalnya Haeckel menempatkan alga merah dan alga hijau-biru pada
kingdom Plantae, sedangkan pada klasifikasi modern, alga merah dan alga
hijau-biru ditempatkan sebagai Protista.
 Dari semua system klasifikasi tersebut, klasifikasi manakah yang terbaik,
tergantung pada kesepakatan bersama. Tidak ada keputusan dari para ahli
biologi dan taksonomi yang menentukan mana system klasifikasi yang
paling baik. Kita menyepakati penggunaan system klasifikasi berdasarkan
pada rasionalitas.
 Masing-masing system memiliki dasar sendiri-sendiri. Pada saat ini ada
kecenderungan para ahli biologi menggunakan system klasifikasi dengan
lima atau enam kingdom.
DUNIA TUMBUHAN (PLANTAE)

Dunia tumbuhan tba :


- Tumbuhan tak berpembuluh (non-tracheophyta) : Bryophyta
- Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) : a. Pteridophyta
b. Spermathophyta :
i. Gymnospermae
ii. Angiospermae

I. TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) = Tak berpembuluh (non-


tracheophyta)

a. Struktur tubuh :
- Merupakan tumbuhan peralihan antara thallophyta dan cormophyta
- Akar berupa rizoid
- Reproduksi : metagenesis dari fase gametofit ke fase sporofit
- Berklorofil
- Tidak memiliki berkas pengangkut (Air dan mineral diserap secara difusi)
- Dibedakan atas :
a. lumut berumah satu (monoseus)
b. lumut berumah dua (dioseus)
- Habitat : tempat lembab, teduh pada tanah, bebatuan dan pohon
- Cara hidup : fotoautotrop
b. Klasifikasi lumut tba 3 kelas :1 Lumut Hati (Hepaticopsida)
2. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
3. Lumut Daun (Bryopsida)

1. Lumut Hati ( Hepaticopsida) : contoh species : 1. Riccia nutans


2. Marchantia sp
3. Lunularia
Struktur tubuh Hepaticopsida : - Tubuh berupa tallus pipih, bercabang dua dengan
bagian tengah
terdapat kuncup (gemma cup) yang menghasilkan lumut kecil
- Bagian ujung tallus bercabang. Pada pangkal cabang akan tumbuh
anteridiofor dan arkegoniofor
- Berumah dua.

2. Lumut tanduk : contoh species : Anthoceros laevis : - tubuh berupa tallus seperti
spons, hijau
gelap, sporofit berupa kapsul memanjang
halus/kasar seperti tanduk
- Reproduksi : vegetatif dengan fragmentasi
kumpulan rizoid, generatif dengan spora
3. Lumut Daun / Musci / Bryopsida : - Disebut lumut sejati : tubuh tdd akar rizoid,
batang dan daun
- Contoh species : 1. Polytrichum
2. Sphagnum
- Berumah satu
- Tubuh tdd bagian :- vaginula
- seta (tangkai)
- apofisis / kapsul
- sporangium
- kaliptra
- operkulum
- cincin annulus
- gigi peristom

II. TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA ) = Kormophyta berspora


- Memiliki akar , batang dan daun sejati
- Memiliki berkas pembuluh
- Reproduksi metagenesis dari fase gametofit ke fase sporofit
- Daun dibedakan atas :
1. daun mikrofil
2. daun makrofil
3. daun sporofil, berupa helaian/strobilus
4. daun tropofil
- Kumpulan sporangium pada sporofil membentuk sorus yang dikelilingi oleh
indusium
- Habitat : daratan (terestrial)
- Cara hidup : fotoautrotrop
- Berdasarkan jenis spora dibedakan atas :
1. paku homospora / isospora
2. paku heterospora
3. paku peralihan
- Klasifikasi tba : 4 subdivisio
1. Paku Purba / Psilopsida :- Psilotum nudum
2. Paku Kawat / Lycopsida: - Lycopodium cernuum
- Selaginella caudata
3. Paku Ekor Kuda / Sphenopsida :- Equisetum debile
4. Paku Sejati / Pteropsida :- Marsilea crenata ( semanggi)
- Platycerium bifurticum ( paku tanduk
rusa)
- Asplenium nidus (paku sarang burung)
- Adiantum cuneatum (suplir)
- Azolla pinnata (paku sawah)
III. TUMBUHAN BERBIJI = SPERMATHOPYTA
- Meliputi semua tumbuhan berbiji
- Habitus berupa :- pohon, perdu, semak, dan herba
- Habitat : daratan, mengapung p[ada air
- Cara hidup : fotoautotrop
- Reproduksi :
- vegetatif dan generatif
- Klasifikasi :Tba : 2 subdivisio
1. Gymnospermae, tba kelas :- Cycadinae
- Coniferae / Coniferinae
- Gnetinae
- Ginkgoinae

2. AngiospermaeTba 2 kelas :
i. Dicotyledoneae, tba subklas :- Monochlamydae
- Dialypetalae
- Sympetalae

ii. Monocotyledoneae

- Peristiwa pembuahan :
1. Pembuahan Tunggal : - Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae
- serbuk sari yang jatuh pada tetes penyerbukkan , masuk ke
ruang arkegonium melalui mikrosfil
- Serbuk sari membelah menjadi dua sel menjadi 1 sel vegetatif
dan 1 sel generatif
- Inti generatif membelah menjadi spermatozoid yang berambut
getar

- Sel vegetatif lenyap, sel spermatozoid kemudian membuahi


ovum dan terbentuklah zigot
2. Pembuahan Ganda : a. Perkembangan Sari :
- eksin pecah
- intin membentuk buluh serbuk sari keruang bakal biji
- inti serbuk sari membelah menjadi 2, 1 inti vegetatif 1 inti
generatif
- inti generatif membelah menjadi 2 spermatozoid
b. Pembentukkan sel telur :
- Bersamaan dengan perkembangan sari, di dalam ruang bakal sel
nuselus membelah menjadi 4 sel baru
3 mereduksi, 1 menjadi inti kandung lembaga primer
- Inti kemudian membelah menjadi 2. Masing-masing menuju ke
kutub yang berlawanan,
1 menuju ke kalaza, 1 menuju ke mikrosfil masing-masing inti
membelah lagi 2x sehingga menghasilkan 8 inti
- Pada daerah kalaza : 3 inti menempatkan diri di dinding dan
disebut antipoda, 1 bergerak ke tengah
- Pada daerah mikrosfil : 3 menempatkan diri pada mikrosfil,
yang ditengah adalah ovum, pengapitnya disebut sinergid
- 2 inti yang di tengah melebur membentuk inti kandung
lembaga sekunder

- Ketika sampai daerah mikrosfil, inti vegetatif lenyap, 1


inti spermatozoid membuahi ovum menghasilkan zigot,
1 inti spermatozoid lain membuahi inti kandung lembaga
sekunder dan menghasilkan calon endosperma / kotiledon

DUNIA HEWAN
Kingdom animalia adalah salah satu kingdom yang memiliki anggota yang paling
banyak dan bervariasi. Secara garis besar kingdom animalia dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan, yaitu golongan vertebrata (hewan bertulang belakang) dan
golongan invertebrata (hewan tak bertulang belakang. Dan berikut akan dijelaskan
mengenai ciri-ciri, struktur lapisan tubuh, dan klasifikasi dari kingdom animalia.

Peta konsep kingdom animalia


(klik gambar untuk memperbesar)

A. Ciri-ciri Kingdom Animalia


Anggota kingdom animalia memiliki ciri-ciri yang yang membedakannya dengan
kingdom-kingdom lain, seperti:
1. Hewan merupakan organisme eukariotik multiseluler.
2. Bersifat heterotrofik, berbeda dengan tumbuhan yang bisa memproduksi makanan
sendiri lewat fotosintesis (autotrof), hewan tidak bisa memproduksi makanan
sendiri sehingga akan memakan bahan organik yang sudah jadi.
3. Tidak memiliki dinding sel, komponen terbesar sel hewan tersusun atas protein
struktural kolagen.
4. Memiliki jaringan saraf dan jaringan otot sehingga bisa aktif bergerak (bersifat
motil).
5. Sebagian besar bereproduksi secara seksual.
6. Siklus hidup didominasi oleh bentuk diploid (2n).
B. Struktur Tubuh Animalia

Dalam klasifikasi kingdom animalia, paling tidak ada dua ciri yang membedakan
struktur tubuh suatu hewan. Dua ciri tersebut antara lain berdasarkan simetri tubuh
dan lapisan tubuh.

1. Simetri tubuh

Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dapat dibedakan menjadi hewan yang


memiliki simetri tubuh bilateral dan hewan yang memiliki simetri tubuh radial.

 Simetri Bilateral, adalah hewan yang bagian tubuhnya tersusun bersebelahan


dengan bagian lainnya. Jika diambil garis memotong dari depan ke
belakang, maka akan terlihat bagian tubuh tubuh yang sama antara kiri dan
kanan. Hewan yang bersimetri bilateral selain memiliki sisi puncak (oral)
dan sisi dasar (aboral), juga memiliki sisi atas (dorsal) dan sisi bawah
(ventral), sisi kepala (anterior) dan sisi ekor (posterior), serta sisi samping
(lateral).
 Simetri Radial, adalah hewan yang memiliki lapisan tubuh melingkar
(bulat). Hewan dengan simetri radial hanya memiliki dua bagian, yaitu
bagian puncak (oral) dan bagian dasar (aboral). Hewan yang bersimetri
radial disebut sebagai radiata, hewan yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain porifera, cnidaria, dan echinodermata.
2. Lapisan Tubuh

Dalam perkembangannya menjadi individu dewasa, hewan akan membentuk


lapisan tubuh. Berdasarkan jumlah lapisan tubuhnya, hawan dikelompokkan
menjadi diploblastik dan tripoblastik.

 Hewan Diploblastik, adalah hewan yang memiliki dua lapis sel tubuh.
Lapisan terluar disebut dengan ektoderma, sedangkan lapisan dalam disebut
dengan endoderma. Contoh dari hewan diploblastik adalah cnidaria.
 Hewan Triploblastik, adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel tubuh.
Lapisan terluar disebut eksoderma, lapisan tengah disebut mesoderma, dan
lapisan dalam disebut endoderma. Ektoderma akan berkembang menjadi
epidermis dan sistem saraf, mesoderma akan berkembang menjadi kelenjar
pencernaan dan usus, sedangkan endoderma akan berkembang menjadi
jaringan otot.

3. Rongga Tubuh (selom)

Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan rongga tubuh


(selom) yang dimilikinya. Rongga tubuh pada hewan sendiri dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata.

 Aselomata, adalah hewan bertubuh padat yang tidak memiliki rongga antara
usus dengan tubuh terluar. Hewan yang termasuk aselomata adalah cacing
pipih (Platyhelmintes).
 Pseudoselomata, adalah hewan yang memiliki rongga dalam saluran tubuh
(pseudoselom). Rongga tersebut berisi cairan yang memisahkan alat
pencernaan dan dinding tubuh terluar. Rongga tersebut tidak dibatasi
jaringan yang berasal dari mesoderma. Hewan yang termasuk
pseudoselomata adalah Rotifera dan Nematoda.
 Selomata, adalah hewan berongga tubuh yang berisi cairan dan mempunyai
batas yang berasal dari jaringan mesoderma. Lapisan dalam dan luar dari
jaringan hewan ini mengelilingi rongga dan menghubungkan dorsal dengan
ventral membentuk mesenteron. Mesenteron berfungsi sebagai penggantung
organ dalam. Selomata sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
protoselomata dan deutroselomata. Contoh hewan yang termasuk
protoselomata antara lain Mollusca, Annelida, dan Arthropoda. Sedangkan
hewan yang termasuk dalam deutroselomata antara lain Echinodermata dan
Chordata.

C. Klasifikasi Kingdom Animalia

Anggota kingdom animalia diklasifikasikan menjadi sembilan filum, antara lain:

1. Porifera (hewan berpori).


2. Cnidaria (hewan berongga).
3. Platyhelmintes (cacing pipih).
4. Nemathelmintes (cacing gilig).
5. Annelida (cacing bersegmen).
6. Mollusca (hewan bertubuh lunak).
7. Arthropoda (hewan berbuku).
8. Echinodhermata (hewan berkulit duri).
9. Chordata (hewan bertulang).
← AGLAONEMA : CARA MENYILANGKAN

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TANAMAN →

Biosistematika
Posted on April 9, 2010 by Fadhil Almasyhur

Dalam mempelajari Biosistematika ada 4 hal penting yang perlu diketahui. Keempat hal itu
yaitu: pengenalan, pertelaan, penggolongan, pengkajian kekerabatan.

Pengenalan, merupakan penentuan atau pendeterminasian semua jenis tumbuh-tumbuhan yang


ada di dunia. Untuk keperluan ini biasanya para ahli melakukan hal: menciptakan sistem tata
nama yang universal, menyusun berbagai macam kunci determinasi, menghimpun koleksi
specimen acuan dll.

Pertelaan merupakan penyajian data yang lengkap dan teratur. Penyajian data ini dapat
merupakan suatu karangan seperti: monografi suku kangkung-kangkungan (Convolvulaceae),
flora pulau jawa, revisi marga Durio, siklopedia tumbuh-tumbuhan ekonomi, buku pangan
tentang sifat-sifat semai atau penyerbukan dan pembuahan, pertelaan tanaman yang baik untuk
sayur atau tanaman hias, daftar tanaman penghasil minyak atsiri dll.
Klasifikasi merupakan pengelompokan berdasarkan kesamaan sifat ciri yang dimiliki oleh suatu
organisme. Sistem klasifikasi yang tersusun hendaknya dapat mencerminkan jauh dekatnya
hubungan kekerabatan atau dengan memata-matai jalan bekerjanya evolusi, yang juga
merupakan hal yang keempat yang perlu diketahui

Dalam melakukan tahap pengenalan maka kita hendaknya mengetahui sifat ciri suatu organisma.
Sifat ciri mengacu pada bentuk, susunan, kelakuan tumbuhan yang dapat digunakan untuk
membanding, mendeterminasi, menginterpretasi atau memisahkan suatu tumbuhan dari yang
lainnya. Sifat ciri yang dapat digunakan sebagai bukti taksonomi adalah morfologi, anatomi,
sitologi, embriologi, fisiologi, fitokimia, dsb.

Morfologi

Ciri morfologi sering digunakan karena sifat ciri ini begitu banyak, mudah terlihat jika
dibandingkan sifat ciri lainnya.

Misalnya:

– Tinggi pohon 5 meter atau 70 meter

– Pinggir daun mungkin rata, beringgit, bercangap atau lainnya lagi.

– Bentuk daun jantung sungsang, bulu kasar

– Warna tajuk/ mahkota lembayung atau kuning.

Anatomi
Ciri anatomi digunakan untuk memperkuat ciri morfologi atau bila secara morfologi suatu jenis
masih meragukan maka digunakan ciri anatomi.

Misalnya:

– bentuk dan kerapatan stomata.

– Bentuk sel epidermis.

– Jumlah lapisan palisade.

– Lapisan kutikula

– Trikoma

– Tipe ikatan pembuluh.


Contoh pada anggrek Rananthera coccinea sebetulnya ada dua kelompok yang berbeda secara
morfologi daun, tetapi dari morfologi bunga sulit dibedakan. Hasil pengamatan anatomi daun
maka kedua kelompok dapat dibedakan pada tingkat varietas.

SITOLOGI
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk sel. Dalam botani sistematika biasa diberi
pengertian sempit yaitu hanya meliputi bahan inti saja. Khususnya bentuk dan jumlah kromosom
serta kelakuan kromosom pada meiosis. Untuk bukti taksonomi biasanya dibandingkan kariotipe,
yaitu keadaan kromosom pada tingkat metafase daripada proses mitosis yang meliputi: sifat-sifat
panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit dan jumlah kromosom.

Ukuran kromosom mantap untuk masing-masing jenis. Pada monokotil ukurannya lebih besar
daripada dikotil. Sedangkan tumbuhan berkayu mempunyai ukuran kromosom yang lebih kecil
dari pada tumbuhan terna sekerabat.

Jumlah kromosom semua individu dalam satu jenis umumnya sama kecuali pada jenis jenis
tertentu. Sampai sekarang kira-kira baru 10 % dari seluruh tumbuhan yang ada yang sudah
diperiksa secara sitologi. Jumlah kromosom bervariasidari n (jumlah haploid atau jumlah satu set
kromosom) = 2 untuk Haplopappus gracilis (Compositae/Asteraceae) sampai n = 631
Ophioglosum reticulatum (tumbuhan paku).

Secar garis besar terdapat tiga macam jumlah kromosom:

1. Jumlah kromosom yang sama untuk seluruh anggota golongan

Contoh : Pinus n = 12.

1. Adanya kelipatan jumlah kromosom sehingga terjadi deret poliploid

Contoh: Taraxacum (Compositae) 2n = 16, 24, 32, 40, 48. Dalam deret ini 8 merupakan
kromosom dasar yang ditandai dengan x. Pada Dryopteris jenis jenis yang ada merupakan
kelipatan jumlah dasar kromosom gamet (x = 41) : 82, 123, 164.

1. Jumlah kromosom yang tidak beraturan, bisa bertambah atau berkurang satu demi satu jika
dibanding jumlah dasar haploidnya disebut aneuploid.

Contoh: Clarkia. Pada kelompok ini bisa decending seri dari 6-5 sedangkan 6-7-8-9 adalah
ascending seri. Pada contoh ini 6 adalah kromosom dasar.

Beberapa perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur tumbuhan dari ciri morfologi, anatomi
dll dari tingkat Schizophyta s.d. Spermatophyta sebagai berikut:
Thallophyta Bryophyta Pteridophyta Spermatophyt
Organisme Shizophyt a
a
Ciri

Tubuh Talus Talus Peralihan Kormus Kormus


talus→kormu
Jml sel penyusun Ekaselule ekaseluler multiselula Multiselula
s
tubuh r → r r
multiselular
Difrensiasi sel Belum multiselula Inti dan Inti dan
jelas r Inti dan plastida plastida
Alat
adanya plastida jelas jelas jelas
perkembangbiaka inti jelas,
inti dan
n (calon individu plastida aseksual dan aseksual aseksual
plastida
baru) beraneka seksual dan dan
Aseksual ragam / seksual seksual
Pergiliran ada
tdk ada
keturunan Belum ada ada
ada aseksual rizoid
Akar dan akar yg tdk akar keluar dr
ada semacam keluar dr kutub akar
– seksual
Batang batang kutub akar
– ada
Daun sebagian, ada berkas sel- ada
– belum ada, sel memanjang ada berkas
Bunga sebagian ada berkas pebuluh
ada “semacam” pebuluh pengangkutan
– sudah
Buah daun-daun pengangkutan
– ada
rizoid belum ada
Biji ada
mesofil strobilus,
– sumbu talus kumpulan bunga ada
– sporofil
tanpa berkas ada
pembuluh – –
pengangkutan
ada
– ada yg punya


Divisi Tumbuhan Spermatophyta dibedakan menjadi 2 anak divisi yaitu Tumbuhan berbiji
terbuka dan tumbuhan berbiji tertutup

Tumbuhan Tumbuhan biji terbuka Tumbuhan biji Tertutup

Ciri
Habitus Semak, perdu atau pohon Terna, semak ,perdu,
pohon
Batang Tegak lurus, bercabang-
cabang Bermacam-macam,
daun
bercabang-cabang, atau
jarang berdaun lebar. jarang
bunga tidak
bersifat majemuk
Tunggal atau majemuk
Penyerbukan sistem pertulangan tidak
banyak ragamnya
dengan komposisi yg
beraneka ragam
Sel kelamin bunga sesungguhnya belum
Beraneka sistem
ada, sporofil terpisah-pisah
pertulangan
Jantan atau membentuk strobilus ♀
dan ♂ Bunga ada. Tersusun dari
Anatomi
sporofil plus bagian-bagian yg
makrosporofil (daun buah) dengan lain
bakal biji (makrosporangium yg
tampak menempel padanya Makrosporofil (daun buah)
membentuk badan yg disebut
makro dan mikrosporofil terpisah putik dengan bakal biji di
dalamnya (tidak tampak)
anemogami
Mak ro dan mikrosporofil
serbuk sari jatuh pd bakal biji (benang sari) terpisah atau
terkumpul pada satu bunga
jarak waktu dr
penyerbukan→pembuahan panjang Autogami, anemogami,
hidrogami, zoidiogami
berupa spermatozoid yg masih
bergerak aktif Serbuk sari jatuh pada bakal
putik
akar, batang berkambium.
jarak waktu dr
selalu mengadakan pertumbuhan penyerbukan→pembuahan
menebal sekunder. pendek

Berkas pembuluh pengangkut berupa inti sperma (inti


kolateral terbuka generatif) yg tdk bergerak aktif

Xilem terdiri atas trakeida saja ada yg berkambium, ada yg tdk

Floem tanpa sel-sel pengiring ada yg menebal sekunder, ada


yg tdk

berkas pembuluh pengangkut


ada yg kolateral terbuka,
kolateral tertutup, ada yg
bikolateral

xilem terdiri atas trakea dan


trakeida

floem dg sel-sel pengiring

Salah satu contoh tentang penelitian biosistematik: kajian kultivar salak bali “Salacca zalacca
varietas amboinense (Becc.) Mogea.”

Berdasarkan tinggi tanaman, rangkaian daun, jumlah duri, karakter buah yang meliputi: warna
sisik atau kulit buah, warna, aroma, dan rasa daging buah petani salak Sibetan membedakan
salak Bali menjadi 12 macam nama salak yaitu:

1. Salak ‘Nanas’: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah yang putih kekuningan dan rasa
buahnya manis seperti nanas.
2. Salak ‘Nangka’: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah putih kekuningan, rasa buah
manis harum seperti buah nangka.
3. Salak ‘Maong’: Kulit buah coklat kemerahan dengan bercak-bercak putih yang oleh petani salak
disebut “maong” atau jamuran. Daging buah putih kekuningan, rasa manis.
4. Salak ‘Putih’: Kulit buah putih, daging buah putih kekuningan, oleh penduduk sering disebut
salak “toris” yaitu orang asing yang mempunyai kulit bule atau salak “mangku” yaitu seorang
rohanian Hindu yang memakai pakaian adat putih.
1. Salak ‘Gula pasir’: Kulit buah coklat kehitaman, daging buah putih, rasanya manis seperti
gula pasir.
2. Salak ‘Gondok’: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah putih kekuningan, bau buah
harum seperti bunga “gondok” atau bunga cempaka.
3. Salak ‘Sepet’: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah putih kekuningan, rasa sepet.
4. Salak ‘Boni’: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah merah seperti buah “boni”
(Antidesma bunius Spreng) yang masak. Salak ini juga diberi nama salak “getih” (darah)
karena daging buah yang merah.
5. Salak ‘Cengkeh’: Kulit buah warna coklat kemerahan, daging buah warna putih
kekuningan dan agak keras, rasa seperti cengkeh.

10. Salak ‘Nyuh’: Kulit buah merah kecoklatan, daging buah putih kekuningan. Jumlah duri
sedikit, salak “nyuh” mempunyai pelepah daun seperti pohon “nyuh” atau pohon kelapa.

11. Salak ‘Pada’: Kulit buah merah kecoklatan, daging buah putih kekuningan. Tinggi tanaman
yaitu 1 – 1,5 m sehingga sering pula disebut salak ‘Kate’. Panjang daun hampir sama satu
dengan lainnya, oleh penduduk disebut “pada”. Panjang tangkai daun 0,5 – 1 m.
12. Salak ‘Injin’: Kulit buah merah kecoklatan, daging buah putih kehitam-hitaman seperti
“injin” atau beras ketan hitam.

Tabel Ciri morfologi salak Bali

Ciri Nama Salak

Nns Ngk Mao Pth Gpr Gdk Spt Bon Ckh Nyh Pad Ijn

1. Tinggi tanaman – – – – – – – – – – + –

a. 1 –1,5 m + + + + + + + + + + – +

b. 4 – 7 m
2. Panjang daun – – – – – – – – – – + –

a. 0,5 – 1m + + + + + + + + + + – +

b. 4 – 6 m
3. Panjang anak daun – – – – – – – – – + – –

a. 30 – 35 cm + + + + + + + + + – + +

b. 40 – 73 cm
4. Jumlah duri pada – – – – – – – – – + – –

tangkai daun + + + + + + + + + – + +

a. 38 – 60 duri

b. 70 – 138 duri
5. Duri halus pada – – – – – – – – – + – –

bagian adaksial + + + + + + + + + – + +

a. tidak ada

Ad b. ada
6. Kulit buah – – – + – – – – – – – –

a. putih – – + – – – – – – – – –

b. Merah kecoklatan + + – – + + + + + + + +
dengan bercak putih

c. Merah kecoklatan
7. Daging buah – – – – – – – + – – – –

a. Merah – – – – + – – – – – – –

b. putih – – – – – – – – – – – +

c. putih dengan garis + + + + + + + – + + – –

hitam

d. putih kekuningan
8. Rasa daging buah – – – + – – – – – – – –

a. Manis seperti gula + + + – + + + + + + + +

b. Manis

Keterangan: Nns = ‘Nanas’. Ngk = ‘Nangka’. Mao = ‘Maong’. Pth = ‘Putih’. Gpr = ‘Gula
pasir’. Gdk = ‘Gondok’.

Spt = ‘Sepet’. Bon = ‘Boni’. Ckh = ‘Cengkeh’. Nyh = ‘Nyuh’. Pad = ‘Pada’. Ijn = ‘Injin’

+ = Ciri tersebut terdapat pada salak yang bersangkutan

– = Ciri tersebut tidak terdapat pada salak yang bersangkutan.

Tabel Data matriks ciri morfologi salak Bali

No Nama Salak Ciri Morfologi atau Nilai

A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2 E1 E2 F1 F2 F3 G1 G2 G3 G4 H1 H2

1. ’Nanas’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1

2. ’Nangka’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1

3. ’Maong’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1

4. ‘Putih’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1

5. ’Gula pasir’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
6. ’Gondok’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1

7. ’Sepet’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1

8. ’Boni’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1

9. ’Cengkeh’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1

10. ’Nyuh’ 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1

11. ’Pada’ 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1

12. ’Injin’ 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1

Keterangan:

A1 A2 = tinggi perawakan 1 – 1,5 m & 4 – 7 m, B1 B2 = panjang daun 0,5 – 1 m & 4 – 6


m, C1 C2 = panjang helai daun 0,30 – 0,35 m & 0,40 – 0,73 m, D1 D2 = jumlah duri pada
tangkai daun 38 – 60 & 70 – 138 , E1 E2 = ada tidaknya duri pada adaksial tangkai daun, F1
F2 F3 = warna sisik buah putih; merah kecoklatan dengan bercak putih; merah kecoklatan, G1
G2 G3 G4 = daging buah salak merah; putih; putih dengan garis hitam; putih kekuningan, H1 H2
= rasa buah salak manis seperti “gula pasir” & manis.

Angka 0 = ciri morfologi tersebut tidak didapatkan pada salak yang bersangkutan.

Angka 1 = ciri morfologi tersebut terdapat pada salak yang bersangkuta

Anda mungkin juga menyukai