PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kromosom merupakan suatu unit genetika atau pewaris sifat
yang terdapat di dalam inti sel makhluk hidup.kromosom berisi
suatu makromulekul berupa DNA atau gen. Informasi dan sifat sifat
dari sel pembawa tersimpan di dalamnya.Kromosom merupakan
kata yang berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma
yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu
sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk
bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen
berjumlah dua buah (sepasang). Kromosom merupakan sebuah
alat transportasi dalam
materi genetik
suatu
makhluk
hidup,
karena
kromosom
didukung
tecnologi
canggih
yang
menguasai
dunia
langkah
awal
yang
untuk mempelajari
kromosom.Mitosis
dapat
merupakan
dilaksanakan
dasar
dalam
II.
Kromosom
adalah
TINJAUNA PUSTAKA
unit
struktur
sel
yang
berukuran
berbentuk
bulat
kromonema
danlengan
&
kromosom
genberjumlah
dua
yang
buah
(Sastrosumarjo, 2006)
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi
DNA di mana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom
berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma yang berarti
badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer /
kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan
pada
masa
awal
perkembangan
mengalami
dengan
mempertahankan
jumlah
pasangan
kromosom
kromosom
sel
yang
induk.
Mitosis
sama
melalui
pembelahan inti dari sel somatis secara berturut turut. Peristiwa ini
di
luar
inti
sel
dan
memiliki
peran
penting
dalam
sel
terbagi
menjadi
yaitu
mitosis
dan
bawang
merah
dan
bawang
putih.Bawang
merah
tradisional.Bawang
merah
juga
merupakan
salah
satu
III.
METODE PRAKTIKUM
merah,larutan
CH3COOH,larutan
digunakan
dalam
HCL
0,002
dan
larutan
praktikum
hidroxinocilin,larutan
aceto
adalah
kaca
orcein.alat
45%
yang
preparat,cover
II.
A. Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan kromosom
N
Fase
Gambar
o
Keterangan
Profase
1
2
3
Sentromer
Kromatid
Sister kromatid
Perbesaran : 40 kali
Jumlah Kromosom : 16
Preparat
:
Akar
bawang merah
Metafa
se
1
2
3
4
5
5
1
Anafas
e
4
3
2
10
Benang spindel
Kromatid
Sentromer
Kutub
Garis ekuator
Perbesaran : 40 kali
Jumlah Kromosom :
16
Preparat
: Akar
bawang merah
1 Kutub
2 Benang spindel
3 Kromatid
4 Sentromer
Perbesaran : 40 kali
Jumlah Kromosom :
16
Preparat
: Akar
bawang merah
Telofas
e
1
2
3
4
5
5
3
2
1
Sentromer
Kromatid
Sekat Sitokinesis
Membran sel anak
Membran sel anak
Perbesaran : 40 kali
Jumlah Kromosom :
16
Preparat
: Akar
bawang merah
B. Pembahasan
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana
informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang
berarti warna dan soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu
sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan
kromosom yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang).
Sastrosumarjo (2006).Kromosom merupakan struktur dalam makromulekul yag
berada dalam sel yang berisi tentang DNA.DNA sendiri adalah tempat tersimpanya
materi genetik dari turunan induk suatu makhluk hidup.Perana kromosom memiliki
peranan sangat penting bagi berlangsungnya suatu proses suatu makhluk hidup,karna
kromosom merupakan media dimana sebagai tempat pengangkutan ataupun pembawa
gen gen yang akan dipindahkan ke suatu sel dari sel induk anaknya.dari generasi ke
generasi turunan.Pengamatan ini merupakan prilaku penting untuk mengetahui betapa
pentingnya pengetahuan tentang kromosom.Prilaku atau aktivitas kromosom dapat
11
dilihat dalam pembelahan sel yang sering di sebut proses mitosis dan
miosis.Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan sangat
banyak, tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang disebut
juga dengan mitosis (setjo,2004).
Pada praktikum ini membahas mitosis.Mitosis adalah pembelahan yang terjadi
pada sel somatit(sel kelamin).Dimana mitosis merupakan pembelahan duplikasi
dimana sel memperoduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sama dan identik
dengan induk sel.Mitosis mempertahankan pasangkan kromosom yang sama melalui
pembelahan inti dari sel somatis secara berturut turut,dimana peristiwa ini terjadi
bersama sama dengan proses sitoplasma dan bahan bahan di luar inti sel dan memiliki
peran
penting
danlam
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman
semua
organisme.pada mitosis setiap induk yaitu diploid(2n) akan mengahasilkan sel anakan
yang sama dan identik sama sel induknya.mitosis memiliki tahap dalam prosesnya
yaitu profase, metafase, anafase dan telofase.
1.
2.
Interfase
Inti sel Nampak keruh dan tampak benang- benang kromatin yang halus.
Profase
Benang-benang kromatin memendek dan menebal.Terbentuklah kromosam. Tiap
kromosom membelah dan memanjang membentuk kromatid, membrane inti mulai
3.
menghilang
Metaphase
Kromosom- kromosom menempatkan diri di bidang tengah dari sel. Ciri utama
fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini
12
5.
kromosom baru.
Telofase
Setiap kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik.Selaput gelendong inti
lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi lagi menjadi dua
bagian, proses tersebut dikenal sebagai sitokinesis.Sel tumbuhan sitokinesis ditandai
dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah- tengah sel.
Makhluk hidup pada dasarnya akan melakukan pembelahan sel secara vegetatif
dan generatif.Pembelahan sel tumbuhan merupakan prilaku yang sangat penting bagi
tanaman untuk memepertahankan kepunahan tiap tiap spesies dan pembelahan sel
akan terjadi secara generasi ke generasi.Genetika tumbuhan berarti ilmu yang
mempelajari bagaimana sifat keturunan(hereditas) yang diwariskan kepada anak
cucu,serta variasi yang munkin timbul di dalamnya.Maka ketika kita membahas
tentang pembelahan sel tak lepas dari genetika tumbuhan.
Pada paktikum acara 1 kita telah melakukan perlakuan 1). Pilih umbi bawang
merah yang sudah muncul akar dan cuci yang bersih agar nanti pengamartan tidak
terdapat kotoran.2) potong ujung akar bawang merah.ujung akar dipotong karna di
ujung akarlah pembelahan sel masih berlangsung,dan masukan pada larutan 0,002 M
hidroxichinolin adalah larutan pada ujung akar bawang berfunsi mempertebak dan
13
14
dengan kromosom dan merentang secara langsung dari satu kutub ke kutub yang lain.
Pada saat metafase, sentromer-sentromer diduplikasi dan setiap kromatid menjadi
kromosom yang berdiri sendiri atau independen.Penggunaan metode tanpa pra
perlakuan (metode sederhana) mengakibatkan kromosom pada metafase tidak dapat
menyebar dengan baik, sehingga jumlah kromosom tidak dapat dihitung dengan
tepat.kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik.Selaput gelendong inti lenyap
dan dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi lagi menjadi dua
bagian,proses tersebut dikenal sebagai sitokinesis. Pada sel tumbuhan sitokinesis
ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah- tengah sel.
15
IV.
16
A. Kesimpulan
Adapun prilaku kromosom pada pembelahan sel mitosis melalui beberapa tahap
yaitu;
1. Interfase: Pada fase ini saat dimana sel mempersiapkan diri untuk melakukan
pembelahan.
2. Profase: Pada fase ini kromosom memendek dan menebal. Sentriol membelah dan
bergerak kekutub dan terbentuk benang-benang spindel yang terhubung dari kutub ke
kutub
3. Metafase: Pada tahap ini kromosom bergerak kebidang ekuator Benang spindel.
Kromosom terikat pada benang spindel melalui sentromer.
4. Anafase: Selama anafase, kromatid bergerak menuju ke arah kutub-kutub yang
berlawanan.
5. Telofase: Kromatid-kromatid mengumpul pada kutub-kutub. Pada bagian bidang
ekuator terjadi lekukan yang makin lama makin ke dalam hingga sel induk terbagi
menjadi dua .
B. saran
1. Mahasiswa harus meningkatkan ketelitian dalam paktikum,
2. Mahasiswa dan asisten lebih komunikatif.
DAFTAR PUSTAKA
Sastrosumarjo, S. 2006. Panduan laboratorium, hal. 38 63. Dalam S. Sastrosumarjo
(Ed.) Sitogenetika Tanaman.IPB Press. Bogor.
Schulz-Schaeffer, J. 1980.Cytogenetics : Plants, Animals, Humans. SpringerVerlag.New York, Heidelberg, Berlin.
17
Stack S. M., and D. E. Comings. 1979. The cromosomes and DNA of Allium cepa.
CHROMOSOMA. 70:161 181
Suryo, H. 2007. Sitogenetika.Gajah Mada University Press.Yogyakarta.hal 446.
Suprihati, D., Elimasni, E. Sabri. 2007. Identifikasi karyotipe terung belanda
(Solanum betaceum Cav.) kultivar Brastagi Sumatera Utara. Jurnal Biologi Sumatera
Utara. 2(1): 7 11.
Campbell, Neil A. 1987. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Margono, Hadi. 1973. Pengaruh Colchicine terhadap pertumbuhan Memanjang Akar
Bawang Merah (Alium cepa).1998. Malang: IKIP
LAMPIRAN
18
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
19
dasarnya
itu
terjadi
peluang
genetika.Probabilitas
yang
suatu
diperlukan
kejadian
adanya
adalah
hipotesis
angka
yang
X2
(Chi
Square
Test)
merupakan
hal
terpenting
dalam
expected(harapan).Makin
besar
20
perbedaan
nilai
observe
membandingkan
data
percobaan
yang
diperoleh
dari
bayangan
statistik
dari
distribusi
Xi,
jadi
dapat
dapat
memperoleh
secara
kualitas
persesuaian
atau
perseesuaian
21
itu
kita
memerlukan
ukuran
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan berlatih
menggunakan uji x2 dan dapat menggunakannya kembali untuk
persilangan yang sesungguhnya.
22
II.
Teori
peluang
TINJAUAN PUSTAKA
atau
lebih
dikenal
dengan
probabilitas
menghasilkann
nya
akan
membentuk
23
gamet
yang
ialah
kebolehjadian/
peluang/
probabilitas
mengambil
peranan penting.
Beberapa contoh:
1. Sebelum kita hendak berpergian, kita menengok dahulu ke
udara, apakah kiranya akan turun hujan atau tidak, sehingga kita
perlu membawa payung atau tidak. 2. Seorang mahasiswa yang
menanti pengumuman hasil ujian kemungkinan lulus ataukah tidak.
3.
Seorang
ibu
yang
hendak
melahirkan
juga
menghadapi
24
yang
membawa
gen,
menghadapiberbagai
kemungkinan
(Suryo,1990).
III.
METODE PRAKTIKUM
25
B. Prosedur Kerja
1. Satu keping mata uang logam dilempar ke atas,lalu dicatat
hasil pengamatanya.lemparan dilakukan sebanyak 50x atau
100x.Uji
X2
sebagai
analaisis
yang
diguanakan
dalam
penghitungan.
2. Lakukan hal yang sama pada kasus 2 dan 3 dengan perlakuan
lembar sekaligus.
3. Semua
hasil
pengamatan
dicatat
pada
lembar
IV.
A. Hasil
Tabel
AG
26
GG
16
24
10
(O-E)2
50
50
1
2
x 50=12,5
x 50=25
4
4
(|16-12,5|)2 = (|24-25|)2 = 1
12,25
1
x 50=12,5
4
(|10-12,5|)2 = 6,25
19,5
1,49
12,25
1
( OE)2
=0,98
=0,04
12,5
25
E
2
X
0,98
0,04
X2 hitung
6,25
=0,5
12,5
0,5
1,49
: 1,49
X2 tabel: 5,99
X2 tabel >X2hitung : 5,99 > 1,49
Kesimpulan : Pengujian signifikan, artinya percobaan sesuai dengan
teori.
Tabel
AA
28
AG
51
27
GG
21
100
(O-E)2
100
1
x 100=25
4
(|28-25|)2 = 9
2
x 100=50
4
(|51-50|)2 = 1
1
x 100=25
4
(|21-25|)2 = 8
1
=0,02
50
0,02
8
=0,32
25
0,32
18
0,7
9
( OE)2
=0,36
25
E
X2
0,36
X2 hitung
0,7
: 0,7
X2 tabel: 5,99
X2 tabel >X2hitung : 5,99 > 0,7
Kesimpulan : Pengujian signifikan, artinya percobaan sesuai dengan
teori.
B. Pembahasan
Ilmu genetika tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari
berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat
28
akan
muncul
suatu
hal
atau
kejadian
pada
kondisi
29
karna
semua
pelemparan
yang
dilakukan
sesuai
dengan
perbandingan.
Sifat dari kejadian pada logam merupakan prilaku lemparan,
peristiwanya yaitu saat pratikam melakukan lemparan yang mana
nantinya akan muncul hasil gambar atau angka.Jumlah peristiwa
yang didapat adala 2 yaitu gambar dan angka.perbandingan atau
nilai kemungkinan pada perlakuan peluang adalah 0,5. Namun
apabila diperlakukan hasil perbandingan 1; 1 tetapi hasil tidak
mutlak bahwa 1; 1 atau 50%, akan tetapi seperti dari hasil
praktikum yaitu 16 : 24: 10 untuk pelemparan 50 kali pada 2 keping
uang.
Dari
keseluruhan
percobaan
yang
telah
dilakukan
30
atau
pengujian
eror
yang
kemungkinan
terjadi
dalam
31
penggolongan
yang
tidak
berpotongan
(laki-laki
atau
tertentu
(Normal,
uniform
atau
poisson).
Hipotesis
yang
diharapkan
berdasarkan
hipotesis
secara
sitematis dan teoritis. Pada praktikum kali ini teori peluang yaitu
sebuah kemungkinan kemunkinan yang akan terjadi dengan galat
5% pada kegagalan dari 100% kemungkina kemungkian. Maka uji
yang sesuai adalah uji chi square dimana digunakan untuk
mentaksir diterima tidaknya suatu observasi. Untuk penerimaan
hipotesis nol, perbedaan frekuensi observasi dengan kemungkinan
32
adalah
pengujian
signifikan
atau
sesuai
dengan
artinya
percobaan
sesuai
dengan
teori
dan
33
V.
34
A. Kesimpulan
1.
data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau
nilai
ekspektasinya
yang
juga
dapat
diartikan
bahwa
hasil
35
DAFTAR PUSTAKA
Surjadi. 1989. Pendahuluan Teori Kemungkinan Dan Statistika.
Bandung, Penerrbit ITB
Suryo. 1992. Genetika. Strata 1.Yogyakarta :Gadjah Mada University
Press.
Crowder, L.V. 1986.Genetika Tumbuhan, Edisi Indonesia. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Nurhadi, B. 1984.Genetika Dasar. Armico. Bandung
Suryo.1984. Genetika. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Yatim, W. 1991. Genetika. Tarsito. Bandung
Ruyani, A. 2011. Genetika. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Suryati, Dotti. 2012. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu:
Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
36
LAMPIRAN
37
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak.Makluk
hidup berkembang biak salah satunya dengan cara pembelahan sel
yang dimana makhluk hidup berkembang biak akan menghasilkan
keturunan yang tak jauh dari induknya.Genetis merupakan faktor
memengaruhi adanya perbedaan keturunan dan kesamaan pada
setiap makhluk hidup.Gen ialah pewarisan sifat atau pembawa
sifat.Dimana gen dimiliki oleh semua makluk hidup yang akan
dibawa
dan diteruskan
itu
persilangan
sederhana
38
atau
persilangan
monohibrid.Dimana
mendel
melanjutkan
persilangan
dengan
muncul
pada
keturunannya.Agar
mudah
memahami
dalam
praktikum
persilangan
monohibrid
39
adalah
II.
TINJAUAN PUSTAKA
ercis(Pisum
sativun).Tanaman
ercis
memiliki
bunga
berlangsung
kegenerasi
40
secara
terus
menerus
dan
saat
ini
hukum
mandel
masih
digunakan
dalam
sebenarnya
belum
mengenal
istilah
keturunan
41
demikianlah
yang
dinamakan
dominan(Ganawati,2009).
III.
METODE PRAKTIKUM
42
sifat
IV.
43
A. Hasil
Tabel 1.1 Persilangan Kedelai varietas Grobogan x varietas Muria
Grobog
an
HH
HH = Hipokotil Ungu
Muria
Hh
hh = Hipokotil Hijau
F1 = Hh
Hipokotil Ungu
F1 X F1
Hh X Hh
P2
F2
H
HH
Hh
H
H
H
Hh
Hh
Perbandingan Genotip:
1 HH = Hipokotil Ungu
2 Hh = Hipokotil Ungu
1 hh = Hipokotil Hijau
Perbandingan Fenotip:
3 Hipokotil Ungu = 12
1 Hipokotil Hijau = 5
Tabel 1.2 Uji X2 pada Persilangan Kedelai varietas Grobogan x
varietas Muria
Karakter yang diamati
Ungu
Hijau
44
Jumlah
O
E
12
3
4
x 17 = 12,75
|O-E|2
(|12-12,75|)-0,5)2
|O-E|2
0,0625
0,0625
=0,004
12,75
1
4
17
x 17 = 4,25
17
= (|5-4,25|)-0,5)2
=
0,125
0,0625
0,0625
4,25
= 0,014
0,018
E
X2
X2 tabel
: 3,84
X2 hitung
: 0,018
0,004
0,014
0,018
B. Pembahasan
Persilangan monohibrida adalah persilangan sederhana yang
hanya memperhatikan satu sifat atau tanda beda.Dimana dalam
praktikum ini drosophilla sebagai sample persilnagan monohibrid
untuk membuktikan hukum mandel 1.Pada kasus dominant penuh,
keturunan yang didapat pada F2 akan menunjukkan perbandingan
fenotip dominan dan resesif 3 : 1 atau perbandingan genotip 1 : 2 :
1. Analisa dengan uji X2 hanya dilakukan untuk perbandingan
fenotipnya. Persilangan ini bersifat resiprokal, artinya penggunaan
45
individu jantan dan betina dengan satu tanda beda tertentu dapat
sesuka hati tanpa ada pengaruhnya dalam rasio fenotip generasi
kedua
(F2).Mendel
melakukan
persilangan
monohibrid
atau
uraian di
atas
membuktikan adanya
petani
jawa
tengah,
khususnya
petani
kabupaten
besar,
bersamaan,
jadi
dan
tidak
pada
kematangan
saat
dipanen
polong
daun
dan
kedelai
daun
sudah
rontok.Potensi hasil 3,40 t/ha dengan rata rata hasil 2,77 t/ha.
Dekripsi kedelai varietas Grobongan yaitu
46
Dilepas tahun:
2008
SK mentan:
238/kpts/SR.120/3/2008
Asal:
Tipe pertumbuhan:
Determinit
epokotil:
ungu
Warna daun:
ungu
kuning muda
coklat
Lanceolate
Umur berbunga:
30-32 hari
50-60 cm
Bobot biji:
Rata rata hasil
Potensi hasil :
18 g/100 biji
:
2,77 ton/ha
3,40 ton/ha
47
Daerah sebaran:
Muria
SK :
Tahun
1987
1.8 ton/ha
Nomor induk
Psj/69
Nomor galur :
Psj/69
48
Warna hipokotil :
Hijau
Warna epikotil
Hijau
Warna daun :
Hijau muda
Warna bunga
Warna biji
Kuning
Putih
Coklat
Coklat
Tipe tumbuh:
Determinit
Tinggi tanaman :
Coklat
40-50 cm
33-35 hari
83-88 hari
Bentuk biji
Kerebahan
Tahan rebah
12.5 gram
Kandungan protein
35-36%
Kandungan lemak
21.5%
Hasil
1.8 ton/ha
49
sifat
keturunan
dapat
yang
dapat
kita
amati
disebut
unggul.dan
manfaat
dalam
ilmu
pertanian
itu
sendiri
50
varietas
Grobongan
dengan
51
Muria
perbandingan
V.
A. Kesimpulan
Pada persilangan monohibrid membuktikan adanya hukum
mandel.yaitu
perbandingan
hasil
pada
praktikum
F2
1:2:1
52
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John W. 1987. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Suryo. 1994. Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Welsh, James R and Johanis P. Mogea. 1991. Dasar Dasar Genetika
dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta : Erlangga.
Yatim, Wildan. 1983. Genetika Edisi ke-3. Bandung : Tarsito.
53
LAMPIRAN
54
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam makhluk hidup adalah kemampuan
untuk
melakukan
reproduksi
dan
dengan
adanya
reproduksi
55
penampakan
atau
perbedaan
sifat
dari
suatu
kata
kata(misanya
ukuran,warna,bentuk,rasa).Genotip
adalah susunan atau konstitusi genetika dari suatu indivu yang ada
hubunganya
dengan
fenotif,biasanya
dinyatakan
dengan
56
yang
dimana
melibatkan
57
dua
sifat
beda,misalnya
dua
individu
yang
memiliki
atau
lebih
karakter
yang
kedua
lokus
memperlihatkan
hubungan
dominan
dan
resesif.Ratio ini dapat dimodifikasi jika atau kedua lokus mempunyai alel-alel
dominan dan alel lethal (Crowder,1990: 43).
Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang
ercis untuk dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan
58
warna biji. Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat
berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi independent assortment of
genes. Atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika
pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub
ketika meiosis.B untuk biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k
untuk warna hijau.Jika tanaman ercis biji bulat kuning homozygote (BBKK)
disilangkan dengan biji kisut hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat
kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk kembali, maka tanaman ini
akan membentuk empat macam gamet baik jantan ataupun betina masing-masing
dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2 dihasilkan 16
kombinasi,yang terdiri dari empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning, 3/16 bulat
hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16 kisut hijau. Dua diantara fenotip itu serupa dengan
induknya semula dan dua lainnya merupakan fariasi baru (Gooddenough,1984).
59
yang
digunakan
dalam
praktikum
ini
adalah
botol
hari
setelah
dikawinkan),induk
60
IV.
A. Hasil
1. Lalat Drosophilla melanogaster(normal)
No Tipe
Terlihat Gambar
Keterangan
.
1
Lalat
Norma
dari
Atas
1
2
Kelabu
Panjang sayap :
Lurus panjang
Segmen : Bergaris
l
(jantan
)
Norma
hitam diatasnya
1 Warna mata : Merah
2 Warna badan :
Atas
l
(betina
Kelabu
Panjang sayap :
Lurus panjang
Segmen : Bergaris
hitam pekat
Segmen : Berwarna
hitam
AP : Tumpul
Norma
Bawah
l
(jantan
61
Norma
Bawah
Segmen : Berwarna
kelabu
AP : Lancip
l
(betina
)
No
.
1
Lalat
Ebony
dari
Atas
Keterangan
1
2
Kelabu
Panjang sayap :
(jantan
)
Ebony
dengan badan
Segmen : Bergaris
hitam tebal
1 Warna mata : Merah
2 Warna badan :
Atas
(betina
)
Kelabu
Panjang sayap :
62
Ebony
Bawah
Segmen : Berwarna
hitam tebal
AP : Tumpul
Segmen : Berwarna
hitam tipis
AP : Lancip
(jantan
)
Ebony
Bawah
(betina
)
Tipe
Terlihat
.
1
Lalat
dari
Dumpy Atas
Gambar
Keterangan
1
2
Coklat
Panjang sayap :
(jantan
)
Tidak melebihi
Dumpy Atas
tubuh
Segmen : Bergaris
1
2
hitam tebal
Warna mata : Merah
Warna badan :
Coklat
Panjang sayap :
(betina
)
Tidak melebihi
63
Dumpy Bawah
tubuh
Segmen : Bergaris
hitam tipis
Segmen : Berwarna
hitam
AP : Tumpul
Segmen : Berwarna
kelabu
AP : Lancip
(jantan
)
Dumpy Bawah
(betina
)
B. Pembahasan
Percobaan yang telah dilakukan george mandel tidak hanya
berhenti
pada
monohibrid
saja
akan
tetapi
penelitian
trus
oleh
sepasang
gen
autosom
berbeda
yang
berpasangan secara bebas (dengan kata kata lain, gen gen pada
kromosom
64
beserta
merupakan
perbandingannya.susnan
hukum
mandel
terkait
gen
yang
penyilangan
bebas
dihibrid
kertas,
dan
melihat
pada
65
susunan
fenotipe
individu
nukleotida
kemudian
mempengaruhi
transkripsi
dan
66
(Russell, 1994:
113)
3. Clot : Mata berwarna maroon yang semakin gelap menjadi coklat
seiring dengan pertambahan usia (Borror, 1994)
4. Ebony : Lalat ini berwarna gelap , hampir hitam dibadannya.
Adanya suatu mutasi pada gen yang terletak pada kromosom
ketiga.
Secara
normal
fungsi
gen
tersebut
berfungsi
untuk
karena
mengalami
kerusakan
maka
pigmen
hitam
67
68
yaitu 9/16 bulat kuning, 3/16 bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16
kisut hijau. Dua diantara fenotip itu serupa dengan induknya
semula
dan
dua
lainnya
merupakan
fariasi
baru
(Gooddenough,1984)
Selanjutnya adalah tanaman kedelai dengan kecambah kedelai
yang berwarana putih = 9, kecambah yang berwaran ungu = 64. Contoh selanjutnya
yaitu lalat buah atau dresophilla melanogasterdengan persilangan sayap panjang
,warna tubuh coklat dan sayap 2/3 panjang lalat, warna coklat tubuh putih sehingga
dihasilkan sayap panjang warna tubuh coklat (244), sayap 2/3 panjang lalat warna
tubuh coklat (78), sayap panjang warna tubuh putih (83), sayap 2/3 panjang lalat
warna tubuh putih(27).
Tanaman semangka warna buah merah dengan buah tanpa biji disilangkan semangka
warna buah kuning dengan buah dengan biji. Hasilnya buah semangka warna merah
pingk dengan buah tanpa biji.
Pada praktikum ini telah dilakukan persilangan dihibrida pada
lalat buah atau drosophilla melanogaster dengan hasil x 2 tabel > x2
hitung
yang
artinya
hasil
signifikan
69
hasil
sesuai
dengan
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Persilangan dihibrid merupakan pewarisan atau persilangan dua
sifat dengan tanda yang berbeda.dan merupakan dari hukum
mandel dua atau pemilihan secara bebas.Dimana segregasi suatu
pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen
lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan
terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas.
C. Saran
Praktikan harus lebih bersabar, tenang dang teliti dalam
pratikum persilangan lalat buah. Semangat untuk para asisten mas
mbak.
70
DAFTAR PUSTAKA
71
LAMPIRAN
72
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori pewarisan sifat dalam suatu populasi yang dapat diterima kebenaranya
dikemukakan oleh Gregor Mandel,teori ini berdasarkan penelitian beliau selama
bertahun tahun yaitu dengan penelitian persilangan berbagai varietaskacang kapri.
Dalam percobaannya Mendel memilih tanaman yang memiliki sifat biologi yang
mudah diamati. Berbagai alasan dan keuntungan menggunakan tanaman kapri yaitu,
(a) Tanaman kapri tidak hanya memiliki bunga yang menarik, tetapi juga memiliki
mahkota yang tersusun sehingga melindungi bunga kapri terhadap fertilisasi oleh
serbuk sari dari bunga yang lain. Hasilnya, tiap bunga menyerbuk sendiri secara
alami; (b) Penyerbukan silang dapat dilakukan secara akurat dan bebas, dapat dipilih
mana tetua jantan dan betina yang diinginkan; (c) Mendel dapat mengumpulkan benih
73
74
II.
TINJAUAN PUSTAKA
75
Pada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen lain,digunakan untuk
menumbuhkan karakter. Gen-gen itu mungkin terdapat pada
kromosom sama (berangkai), mungkin pula pada kromosom berbeda. Setelah
penemuan Mendel dan penelitian awal tentang pewarisan sifat secara bebas,diketahui
bahwa tidak semua keturuan yang bersegregasi dapat dipisahkan
menjadi kelas-kelas yang jelas dengan nisbah yang sederhana. Keragaman nisbah
genetika Mendel ini dapat dijelaskan berdasarkan adanya interaksi gen, yaitu
pengaruh satu alel terhadap alel lain pada lokus yang sama dan juga pengaruh satu
gen pada satu lokus terhadap gen pada lokus lain (Crowder, 1993).
Hukum-hukum mendel merupakan prinsip dasar genetika. hukum Mendel terdiri atas
2 hukum, yaitu:
1. Hukum Mendel I ( Hukum Pemisahan Mendel - Prinsip Segregasi Hukum pemisahan
gen sealel )
a. Dalam peristiwa pembentukan sel kelamin (gamet), pasangan-pasangan alel akan
memisah secara bebas.
b. Berlaku untuk pembastaran dengan satu sifat beda (monohibridisasi), baik
dominansi maupun intermediet.
2. Hukum Mendel II (Hukum Kebebasan Mendel = Prinsip berpasang-pasangan secara
bebas)
a. Dalam peristiwa pembentukan gamet, alela-alela mengadakan
kombinasi secara bebas sehingga kombinasi sifat-sifat yang muncul dalam
keturunannya beraneka ragam.
76
b. Berlaku untuk pembastaran dengan dua sifat beda (dihibridisasi) atau lebih, baik
dominansi maupun intermediet. ( Yatim,1986 ).
III.
METODE PRAKTIKUM
homogen,
Satu butir kancing diambil serta cata hasilnya,
Kancing diambil sebanyak 90x dan 160x, kemudian cata pada lembar pengamatan,
Analisis data menggunakan uji x2,
Kantong dibagian atas dicantumkan kode.
77
IV.
HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil
PERCOBAAN 90X
Karakter Yanag diamati
Hitam
O
Kuning
79
13
16
Jumlah
x 90 = 73,125
11
3
16
x 90 = 16,875
|O-E|2
|O-E|2
28,890
28,890
= 0,398
73,125
E
X2
28,890
28,890
16,875
0,398
X2 tabel
= 1,712
1,712
X2 hitung = 2,107
= 3,84
78
90
90
=
57,78
2,107
2,107
Kesimpulan: X2 hitung < X2 tabel maka pengamatan signifikan atau sesuai dengan
perbandingan.
Percobaan 160 x
Karakter Yanag diamati
Hitam
O
Kuning
120
13
16
x 160 = 130
|O-E|2
(|120-130|)-0,5)2 =
|O-E|2
90,25
90,25
130 = 0,694
E
X2
Jumlah
40
160
x 160 = 30
160
(|40-30|)-0,5)2 = 90,25
180,5
3
16
90,25
30
0,694
= 3,008
3,008
3,702
3,702
Kesimpulan: X2 hitung < X2 tabel maka pengamatan signifikan atau sesuai dengan
perbandingan.
X2 hitung = 3,702
X2 tabel
= 3,84
79
B. Pembahasan
Seorang jenius tahun 1910 T.H. Morgan, seorang sarjana Amerika yang dapat
menemukan sebuah teori dimana teori ini akan menimbulkan penyimpangan hukum
mandel. Penyimpangan ini terjadi pada lalat buah, sampai saat telah diketahui 5.000
gen , sedangkan lalat buah hanya memiliki 4 pasang kromosom.Hal itu membuktikan
bahwa pada sebuah kromosom didalam gamet tidak terdapat sebuah gen.Tetapi
puluhan bahkan ratusan yang dimana gen itu sendiri memiliki pekrjaan atau aktivitas
dalam kromosom untuk menumbuhkan sifat,tetapi ada beberapa gen yang
berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen lain untuk menumbuhkan sifat.
Interaksi gen akan menimbulkan perbandingan fenotip yang ketutrunan akan
menyipang dari hukum mandel. Jika pada persilangan dihibrid menurut mandel
fenotip yang dihaisilkan f2 adalah 9:3:3:1, pada penyimpangan semu perbandingan
tersebut akan menjadi (9:3:4),(9:7) , atau (12:3:1).Penyimpangan semu hukum
Mendel adalah perbandingan fenotip dari persilangan monohibrid dan dihibrid yang
seolah-olah tidak mengikuti pola 3 : 1 ataupun pola 9 : 3 : 3 : 1 . Pola tersebut dapat
80
81
seluruhnya. Itu disebabkan karna adanya suatu pigmen yang berada dalam
bunga(abtosianin).
C. Polimeri
Persilangan yang dilakukan oleh Nelason Ehle pada gandum dengan warna biji
merah dan putih.peristiwa ini mirip dengan persilangan dihibrid yang tidak dominan
sempurna menghasilkan warna peralihan seperti merah muda. Tetapi pada persilangan
ini tidak hanya dikontrol oleh satu gen sifat saja akan tetapi oleh dua gen yang
berbeda lokus, namun masih mempengruhi sifat. peritiwa ini dinamakan dengan
polimeri.
D. Epistasis dan hipostasis
Interaksi ini yaitu dimana salah satu gen bersifat menutupi baik terhadap alelnya
dan alel lainya.epistasis adalah sifat yang menutupi, sedangkan hipostasis adalah sifat
yang ditutupi.
E. Komplementer
Salah satu tipe interaksi gen-gen pada organisme adalah saling men- dukung
munculnya suatu fenotipe atau sifat.
Penyimpangan hukum mandel adalah sebuah penyimpangan dimana sebuah
persilangan menghasilkan data atau sifat yang tak sesuai dengan hukum
mandel.Pembelajaran penyimpangan hukum mandel yaitu untuk menemukan sifat
baru dalam penyilangan sesuai keinginan peneliti.selain itu dengan adanya
penyilangan hukum mandel akan menemukan sebuah interaksi gen yang akan
menimbukan sebuah hukum baru.
82
Hasil yang diperoleh dalam praktikum ini yaitu pengambilan kancing warna
pada kantong plastik dengan epistasis dominan Resesif yaitu bahwa semua data
menunjukan hasil signifikan yaitu pengambilan 90x yaitu x2 tabel > x2 hitung dengan
hasil perbandingan 13 :3. Dan pada pengambilan 160x hasil data yaitu x2 tabel > x2
hitung,maka hasilnya juga signifikan (sesuai literatur), dengan perbandingan 13 : 3.
Untuk hasil dari pengamatan dan percobaan lain dapat dilihat pada lampiran.
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyimpangan semu hukum Mendel adalah perbandingan fenotip dari persilangan
monohibrid dan dihibrid yang seolah-olah tidak mengikuti pola 3 : 1 ataupun pola 9 :
3 : 3 : 1 . Pola tersebut dapat berupa 9 : 3 : (3+1), (9+3) : 3 : 1, atau 9 :
(3+3+1).Contoh penyimpangan hukum mendel 2 antara lain : Komplementer
Kriptomeri Epistasis Hipostasis Polimeri. Hasil percobaan menunjukan ada Ho
yang ditolak dan dierima. Ditolak karena X2hitung> X2tabel. Diterima karena
X2hitung < X2tabel.
B. Saran
Sebaiknya praktikan untuk lebih teliti dalam melakukan pengambilan kancing
baju agar tidak terjadi kegalatan.
83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
84
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola pewarisan sifat tidak hanya dapat dipelajai melalui sebuah uji percobaan
persilangan buatan.Pada tanaman keras atau hewan-hewan dengan daur hidup
panjang seperti halnya gajah, misalnya, suatu persilangan baru akan memberikan
85
hasil yang dapat dianalisis setelah kurun waktu yang sangat lama. Demikian pula,
untuk mempelajari pola pewarisan sifat tertentu pada manusia jelas tidak mungkin
dilakukan percobaan persilangan.Pola pewarisan sifat pada organisme-organisme
semacam itu harus dianalisis menggunakan data hasil pengamatan langsung pada
populasi yang ada.
Keanekaragaman adalah sifat beda dari suatu organisasi spesies. Dengan adanya
sifat beda akan terjadi variasi, maka dari itu perlu bagi mahasiswa mengadakan
percobaan dan pengamatan ini untuk mengetahui faktor faktor serta sifat secara
genetik atau pengaruh lingkungan yang mempengaruhi keanekaragaman dan
keseragaman pada makhluk hidup. Meskipun terdapat keseragaman pada makhluk
hidup , tetapi tidak ada manusia yang tepat sama sekalipun kembar identik , Setiap
manusia memiliki keunikan masing-masing , individu yang satu dengan yang lainnya
mempunyai persamaan dan perbedaan sifat yang menurun , baik sifat kualitatif
maupun kuantitatif .
Keanekaragaman yang tampak secara fenotip pada tumbuhan dan hewan juga
mempunyai variasi antara lain : bentuk, warna, dan ukuran, sedangkan pada manusia
dengan adanya pengaruh lingkungan
kemungkinan akan mempunyai fenotip yang berbeda. Adanya pewarisan sifat, dalam
populasi dapat dilihat adanya sifat yang sangat bervariasi sehingga kecil
kemungkinan persamaannya
B. Tujuan
86
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung frekuensi alel dan frekuensi genotip;
membuktikan hukum hardy-weinberg, serta mengukur sifat sifat kualitatif dan
kuantitatif.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Genetika populasi ialah cabang ilmu yang mempelajari gen gen dalam
populasi,yangmenguraikan secara sistematik dan matematik akibat dari keturunan
dari tingkat suatu populasi.Populasi adalah suatu kelompok organisasi dari suatu
keturunan spesies. Dan dari situ dapat dapat diambil semple.Semua makhluk hidup
merupakan masyarakat dalam suatu populasi dimana merupakan hasil dari
87
perkawinan antar spesies dan memiliki lengkang gen yang sama.Lengkang gen (gen
pool) yaitujumlah dari semua alel yang berlainan atau keterangan genetik dalam
anggota dari suatu populasi secara kawin (suryo, 1986).
Dalam tahun 1908 G.H. Hardy ( seorang ahli matematik bangsa inggris ) dan W.
Weinberg ( seorang dokter bangsa jerman ) secara terarah menemukan dasar dasar
yang ada hubunganya dengan frekuensi da dalam populasi.prinsip yang terbentuk
pernyataan
teoritis
itu
dikenal
sebagai
prisnsip
Ekuilibrum
Hardy-
88
Sifat kualitatif adalah sifat yang secara kualitatif berbeda sehingga mudah
dikelompokkan dan biasanya dinyatakan dalam kategori, Sifat ini yang menjadi
obyek penelitian Mendel sehingga tercipta hukumnya yang yang terkenal dengan
Genetika Mendel menyangkut segregasi, rekombinasi, linkage, interaksi non alel dan
lain-lain yang dapat menyebabkan berhasil tidaknya hibridisasi.Banyak sifat penting
seperti produksi, kadar protein dan kualitas dikendalikan oleh kegiatan banyak gen
yang masing-masing mempunyai pengaruh kecil pada sifat itu. Dengan adanya
pengaruh
lingkungan,
akan
menambah
pengaburan
perbedaan
genetika
tersebut(Stanfield, 1991)
Teori Mendel tidak dapat diterapkan untuk mempelajari proses menurunnya sifat
ini, tetapi digunakan teori lain yakni genetika kuantitatif. Untuk sifat kualitatif
pekerjaan seleksi akan lebih efisien bila didasarkan atas variasi genetik. Akan tetapi
untuk menyeleksi sifat kuantitatif tidak lagi mendasarkan pada variasi genetik, tetapi
pada variasi fenotipe individu-individu dalam populasi. Sifat kuantitatif yang
dipelajari dinyatakan dalam besaran kuantitatif bagi masing-masing individu tanaman
yang selanjutnya digunakan pendekatan analisis sejumlah ukuran sifat itu (Crowder,
L.V. 1986).
89
III.
METODE PRAKTIKUM
90
B. Prosedur Kerja
Pecobaan 1.
Misal suatu populasi yang sudah keadaan seimbang,tersusun dari individu
individu dengan warna merah (GG), putih(gg), dan merah muda (Gg).
1. Sebanyak 200 individu diambil secara acak
2. Individu yang dipilih dicatat warnanya
3. Frekuensi genotip dan frekuensi alel G dan alel g dihitung.
Percobaan 2.
Siapkan kantong yang sama ukuranya
1. Setiap kantong dengan 2 macam warna kancing baju diisi dengan perbandingan
2.
3.
4.
5.
91
6. X2 sebagai analisis.
Percobaan 3.
Pengamatan karakter kuantitatif dan kualitatif menggunakan kacang tanah:
1. Individu secara acak diambil dan timbang dari populasi kacang tanah yang tersedia
2. Pekerjaan tersebut diulang sebanyak 100x
3. Warna dan bobotnya diamati dan buat grafiknya.
IV.
A. Hasil
Percobaan 1
Misal
GG = 39 X
Gg = 50 Y
Gg = 111 Z
Z
populasi
1
111
200
= 0,555
92
p+ q = 1
( p + q ) = 1
p +2pq + q = 1
q = 0,555 = 0,745
Jika p + q = 1
Maka
p=1q
P = 1 0,745
P = 0,255
= GG + Gg + gg
: 37,995 : 55,502
1 : 5,843
: 8,53
Observasi (O)
Harapan (E)
GG(merah)
Gg(putih)
Gg(merah muda)
39
50
111
2
200=100
4
1
20=50
4
1
200=50
4
93
jumla
h
200
200
( |OE| )2
(|0E|) 2
(|3950|)
(|50100|)
121
2500
(121)
=2,42
50
(2500)
=25
100
E
X2
2,42
25
(|11150|)2
6342
3721
(3721)
=74,42
50
74,42
107,8
4
107,8
4
X table = 5,99
X hitung = 107,84
X table < X hitung jadi bersifat tidak signifikan atau tidak sesuai dengan teori.
Percobaan 2
Misal
HH = 24 X
Hk = 53 Y
kk= 23 Z
Z
populasi
23
= 100 = 0,23
q = z = 23
q =
23
100
0,23
94
= 0,47
Jika p + q = 1
Maka p = 1 q
P = 1 0,47
P = 0,53 g
Perhitungan frekuensi genotip
HH = p = (0,53) x 100% = 28,09
Hk = 2pq = 2 (0,53) (0,47) x 100 % = 49,82
kk = q = (0,47) x 100% = 22,09
p : 2pq : q
28,09
: 49,82 : 22,09
1,27
: 2,25
:1
:2
= HH + Hk + kk
:1
Observasi (O)
Harapan (E)
( |OE| )2
HH
Hk
kk
24
53
23
2
100=50
4
1
100=25
4
1
100=25
4
(|2425|)
(|5350|)
95
(|2325|)2
4
jumla
h
100
100
14
(|0E|) 2
E
X2
(1)
=0,04
25
(9)
=0,18
50
0,04
0,18
(4 )
=0,16
25
0,38
0,38
0,16
X table = 5,99
X hitung = 0,38
X table > X hitung jadi bersifat
96
0,3
10
Jumlah 30
Jumlah
20
10
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
Bobot (gram)
B. Pembahasan
Populasi Mendel meruapakan suatu kelompok organisme yang bereproduksi secara
seksual dengan derajat hubungan keluarga yang relatif dekat yang berada di dalam
batas-batas geografis dimana terjadi antar-perkawinan (interbreeding). Jika semua
gamet yang dihasilkan oleh suatu populasi Mendel ditetapkan sebagai campuran
hipotesis unit-unit genetik yang akan menimbulkan generasi berikutnya, kita
mempunyai konsep suatu kelompok gen (gen pool).
Jika kita memperhatikan akan sepasang alel (A dan a), kita akan menemukan bahwa
persentase gamet-gamet pada pusat gen yang mengandung A atau a akan bergantung
pada frekuensi-frekuensi genotipe dari generasi parental yang gamet-gametnya
membentuk pusat gen ini. Misalnya, jika sebagian besar populasi itu bergenotipe
97
resesif aa, maka frekuensi alele resesif dalam pusat gen itu akan relatif tinggi, dan
persentase gamet-gamet yang mengandung alele dominan A secara bersesuaian akan
rendah. Perkawinan antar anggota dalam suatu populasi yang terjadi secara acak
maka frekuensi zigotik yang diharapkan pada generasi berikutnya dapat diramalkan
dari pengetahuan tentang frekuensi gen (alelik) dalam pusat gen dari populasi
parental, (Stanfield, 1991).
Bahwa p + q = 1, yaitu persentase gamet-gamet A dan a harus menjadi 100% umtuk
memperhitumgkan semua gamet dalam pusat gen. Frekuensi-frekuensi genotipe
(zigotik) yang diharapkan pada generasi berikutnya dapat diringkas seperti berikut:
(p + q)2 = p2 + 2pq + q2 = 1,0
AA
Aa
aa
98
Hukum hardy weinberg berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu populasi.
Bila frekuensi gen dalam suatu populasi selalu kontan dari generasi,maka populasi
tersebut tidak mengalami evulasi. Jika salah satu salah satu syarat tidak terpenuhi
maka gen akan berubah,yang artinya populasi tersebut sedang atau akan mengalami
evolusi atau perubahan.
Frekuensi genotipe didefinisikan sebagai proporsi atau persentase genotipe tertentu di
dalam
suatu
populasi.
Frekuensi
genotipe
dapat
pula
diartikan
sebagai
lokus tertentu pada suatu kromosom beserta gen yang menduduki lokus tersebut
99
2.
suatu populasi berjumlah N individu yang membawa n lokus pada tiap-tiap sel
somatik mereka (contohnya dua lokus pada sel spesies diploid yang mengandung dua
set kromosom)
3.
4.
100
Sifat kuantitatif adalah penyusunan genotip dari suatu kultivar agar lebih
bermanfaat. Juga dapat diartikan sebagai ilmu genetika yang mempelajari model
pewarisan sifat sifat kuantitatif. Beberapa prinsip diantaranya:1. Merubah susunan
genotip, 2. Harus ada keragaman genotip, 3. Kebanyakan sifat agronomis
dikendalikan oleh gen minor.
perkawinan terjadi apabila
terpenuhi maka frekuensi alele dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan yang
stabil, yaitu tidak berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tipe gamet yang
berbeda (gamet dengan alele berbeda) akan terbentuk sebanding dengan frekuensi
masing-masing alelenya dan frekuensi tiap tipe zigot akan sama dengan hasil kali dari
frekuensi gamet-gametnya.
Asumsi untuk keseimbangan Hardy-Weinberg:
1.
101
102
V.
A. Kesimpulan
Hukum hardy heimberg yaitu di bawah suatu kondisi yang stabil, baik
frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan tetap (konstan) dari generasi ke
generasi pada populasi yang berbiak secara seksual.Berdasarkan praktikum yang
telah kami lakukan pada percobaan kedua yaitu hasil perhitungan frekuensi genotip
dengan perbandingan 1,27;2,25;1 = 1:2:1. Dengan x2 tabel 5,99 dan x2 hitung 0,38
sehingga x2
tabel
> x2
hitung
mandel).
B. Saran
1. Mahasiswa dalam praktikum harus lebih teliti dan serius.
2. Asisten harus benar benar meperhatikan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
103
University
LAMPIRAN
104
BIODATE .
Muhammad Ikhsan Dilahirkan di Kendari 4 Juli 1995, anak pertama dari dua
bersaudara( adik laki laki) keluarga Bapak Widayadi
dan Ibuk Astuti. Penulis menyelesaikan Pendidikan
Dasar SD Negeri 02 Wuura KENDARI. Pada tahun
2007 penulis menyelesaikan Sekolah pendidikan
Menengah MTs Al-Muhajirin Konsel Sulawesi
Tenggara. Pada tahun 2010 penulis menyelesaikan
pendidikan Menengah Akhir MA MAARIF NU
BLITAR pada tahun 2013, dan meneruskan jenjang kuliah di Universitas Jenderal
Soedirman fakultas Pertanian (S1) Jurusan Agroteknologi 13 Purwokerto Bayumas
Jawa Tengah.
105
106