Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“PROSES ORGANOGENESIS PADA HEWAN”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6

ASRABIAH_A22120129
ASNAWAR_A22120140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021-2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua,
karenanya dapatlah penulis menghimpun dan menyelesaikan tugas mata kuliah perkembangan
hewan sesuai dengan jadwal. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Saw, beserta keluarga dan sahabat dan orang-orang yang mengikuti jejak langkah beliau samapai
hari kiamat.

Pembuatan makalah ini bertujuan antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Perkembangan Hewan. Selain itu juga sebagai bahan untuk menambah wawasan penulis
tentang Organogenesis.

Harapan penulis pada makalah sederhana ini dapat berguna bagi pembaca sebagai bahan tambahan
dalam proses belajar mengajar di dalam ruang kuliah dan lainya. Kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penyusun harapkan demi perbaikan makalah sederhana ini. Segala sesuatu
yang benar itu datangnya dari ALLAH SWT, dan yang salah adalah sifat manusia.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang………………………………………………………………………..
2. Rumusan masalah…………………………………………………………………….
3. Tujuan…………………………………………………………………………………

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian organogenesis……………………………………………………………..
2. Proses organogenesis…………………………………………………………………..
3. Tahapan dalam ektoderm, endoderm dan mesodern………………………………..

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan………………………………………………………………………………
2. Saran……………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari tiga lapisan
germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing- masing
lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang akan
berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain.
Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu penyelesaian secara halus
bentuk definitif menjadi ciri suatu individu.

Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing


pada saat dewasa. Misalnya lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak
(sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi
menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan
alat ekskresi seperti ren. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding
tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan
mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak
mata. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan
alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio
dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm
dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan organogenesis ?


2. Bagaimana proses organogenesis ?
3. Bagaiman tahapan-tahapan dalam ektoderm, endoderm dan mesoderm ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan organogenesis


2. Mengetahui proses organogenesis.
3. Mengatahui tahapan-tahapan dalam ektoderm, endoderm dan mesoderm.
BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ORGANOGENESIS

Dalam perkembangan hewan, organogenesis (organo-genesis berasal dari kata


Yunani όργανον yaitu dengan mana yang bekerja", dan γένεσις "asal, penciptaan, generasi")
adalah proses di mana ektoderm, endoderm, dan mesoderm berkembang menjadi organ-organ
internal organisme. Organ-organ internal memulai pembangunan pada manusia dalam 3 sampai
minggu ke-8 di dalam rahim. Lapisan dalam organogenesis dibedakan menjadi tiga proses: lipatan,
perpecahan, dan kondensasi. Mengembangkan selama tahap awal pada hewan chordata adalah
tabung saraf dan notochord. Semua hewan vertebrata memiliki proses pembentukan gastrula
dengan cara yang sama. Vertebrata mengembangkan pial neural yang membedakan ke dalam
banyak struktur, termasuk beberapa tulang, otot, dan komponen dari sistem saraf perifer.

Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh. Pertumbuhan ini diawali dari
pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian berdiferensiasi
menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam satu species.
Organogenesis mencangkup proses transformasi atau perubahan bentuk serta proses
diferensiasi prosesyang terjadi secara terus menerus pada sel, jaringan untuk membentuk struktur
yang spesifik. Diferensiasi sel terjadi melalui interaksi sel yang diperantarai oleh molekul
signalling yang bervariasi.

Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan
berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang
selanjutnya embryo disebut fetus.

Organogenesis terdiri dari dua periode, yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Pada
periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian
tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo
akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir,
penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini
embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis)
serta wajah yang khusus bagi setiap individu.

B. PROSES ORGANOGENESIS

Hewan ada yang berkembang biak secara aseksual dan juga seksual. Cacing adalah hewan yang
berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri. Pada cacing tidak terjadi fase embrionik,
bahkan kita tidak bisa membedakan mana induknya dan mana keturunannya. Namun pada hewan
yang berkembang secara seksual, terjadi perkembangan embrionik. Dilansir dari Organismal
Biology, tahap awal perkembangan hewan dimulai dengan peleburan sel sperma dengan sel telur
tunggal dan menghasilkan sel telur aktif yang disebut dengan embrio. Embrio kemudian
mengalami perkembangan dalam fase morula, blastula, dan gastrula.

Fase Morula Pada fase ini sel telur yang telah dibuahi masih berupa zigot dengan sel tunggal, akan
aktif membelah secara cepat. Sel membelah secara mitosis dan menghasilkan sel jaringan embrio
pertama yaitu blastomer. Sel-sel blastomer bersatu membentuk bola seperti buah arbei dan dinamai
dengan morula. Blastomer terus terbentuk mencapai 100 buah dan mengubah morula menjadi bola
berongga bernama blastula. Blastula adalah jaringan embrio pertama yang terbentuk dalam
perkembangan embrionik. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pembentukan blastula adalah
akhir dari tahap pembelahan di mana sel hanya memperbanyak diri tanpa adanya perubahan bentuk
karena DNA-nya tidak aktif.
Fase Gastrula Pada proses embriogenesis sebagian besar filum hewan, tahapan gastrula ditandai
dengan pembentukan lapisan kuman atau lapisan germinal. Ada hewan yang membentuk dua
lapisan kuman siploblast (hanya endoderm dan ektoderm) seperti ubur-ubur

Namun ada tiga hewan yang membentuk tiga lapisan kuman triploblast (yaitu endoderm,
ektoderm, dan mesoderm) seperti pada mamalia dan sebagian besar filum hewan. Lapisan
germinal merupakan lapisan utama untuk membentuk organ tubuh hewan. Dilansir dari
Organismal Biology, pada hewan yang bertelur albumin atau putih telur menyediakan air dan
energi bagi embrio, dan kuning telur menyediakan lemak dan pasokan energi.

Fase Organogenesis Lapisan germinal pada embrio kemudian berubah menjadi organ-organ tubuh
hewan melalui tahap organogenesis. Organogenesis hewan berbeda-beda sesuai dengan spesies
hewannya. Lapisan ektodermal membentuk berbagai macam organ dan jaringan tubuh sesuai
dengan morfologi spesiesnya. Jadi, walaupun sama-sama terbentuk dari lapisan germinal, anjing
tidak akan memiliki belalai seperti gajah dan sebaliknya.

Dalam berlangsungnya proses organogenesis memiliki dua periode atau tahapan yaitu:

1. Periode Pertumbuhan Antara


Periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio sehingga
menjadi bentuk yang definitif, yang khas bagi suatu spesies. Seperi pada katak adanya
tingkat berudu.
2. Periode Pertumbuhan Akhir
Periode pertumbuhan akhir adalah periode penyelesaian bentuk definitif menjadi suatu
bentuk individu (pertumbuhan jenis kelamin, roman /wajah yang khas bagi suatu
individu). Namun pada aves, reptil dan mamalia batas antara periode antara dan akhir
tidak jelas.

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio
pada fase gastrula yaitu:

a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera.
b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan
alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh
embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan
mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan
kelopak mata

C. TAHAPAN DALAM EKTODERM, ENDODERM DAN MESODERM

1. TURUNAN EKTODERM

a. Pembentukan sistem saraf pusat


Bumbung neural akan berkembang menjadi sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum
tulang belakang.
b. Pembentukan mata
Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan cahaya.
Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita.
Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap cahaya
yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan mengubah impuls
cahaya menjadi impuls saraf. Setelah melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-
sel penyokong informasi penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses.

1) Pembentukan mata embrio manusia terjadi pada usia kehamilan 6 minggu.


Prosensefalon bakal diensefalon berevaginasi ke arah lateral membentuk vesikula
optic.
2) Vesikula optik menginduksi ektoderm epidermis di hadapannya untuk membentuk
penebalan / plakoda lensa.
3) Plakoda lensa berinvaginasi menjadi vesikula lensa, lalu menginduksi balik
vesikula optik → vesikula optik berinvaginasi menjadi cawan optic.
4) Cawan optik berdiferensiasi menjadi dua lapisan, yaitu sebelah luar: lapisan
berpigmen → menjadi retina berpigmen; dan sebelah dalam: lapisan sensoris →
menjadi retina sensoris.
5) Bagian pangkal cawan optik menyempit, disebut tangkai optik dan berhubungan
dengan diensefalon. Akson sel-sel ganglionik dari retina sensoris bertemu pada
bagian dasar mata sepanjang tangkai optik dan menjadi saraf optic.
6) Vesikula lensa melepaskan diri dari ektoderm epidermis → menjadi lensa. Lensa
akan berdiferensiasi menjadi transparan, berkaitan dengan perubahan struktur sel
dan sintesis protein spesifik yang disebut kristalin.
7) Lensa menginduksi ektoderm epidermis yang menutupinya → menjadi kornea.
Kornea akan menjadi jernih, karena pigmen pada sel-selnya menjdi hilang.
8) Bagian tepi cawan optik yang tidak ikut berubah menjadi retina sensoris akan
berkembang menjadi iris.
9) Lapisan koroid dan sklera dibentuk dari mesenkim yang berakumulasi mengelilingi
bola mata.
10) Ektoderm epidermis di depan kornea akan menjadi kelopak mata. Kematian sel-sel
di tengah-tengah bagian tersebut menyebabkan terpisahnya kelopak mata atas dan
bawah.
c. Pembentukan kulit
Kulit adalah bagian paling luar dari jaringan tubuh kita lapisan terluar tubuh manusia. Kulit
membungkus tubuh kita. Pada saat kulit terkelupas, rasa perih menyengat. Hal itu
menunjukkan betapa kulit, selain membungkus tubuh, juga memberikan perlindungan bagi
jaringan jaringan di bawahnya. Pada tubuh kita, kulit meliputi seluruh jaringan kulit secara
umum, termasuk kulit wajah.[5] Proses pembentukan kulit:
1) Sampai umur 1 bulan, embrio manusia hanya memiliki penutup tubuh berupa selapis
sel ektoderm berbentuk kubus.
2) Sel-sel ektoderm membelah secara mitosis membentuk 2 lapisan, yaitu periderm
(sebelah atas) dan ektoderm (sebelah bawah). Periderm hilang sebelum bayi lahir.
3) Pada akhir bulan ke-2 sel-sel ektoderm berproliferasi membentuk 2-3 lapis sel yang
disebut stratum germinativum (stratum basale).
4) Stratum berikutnya terbentuk di atasnya, yaitu stratum spinosum.
5) Berikutnya terbentuk stratum granulosum yang terdiri dari 3-5 lapis sel; sel-selnya
memiliki granula keratohialin.
6) Berikutnya terbentuk stratum lusidum (pada kulit tak berambut/ kulit tebal) berupa
selapis tipis sel.
7) Selanjutnya terbentuk stratum korneum yang merupakan lapisan epidermis teratas. Sel-
sel mati dari startum korneum secara kontinyu dilepaskan dari permukaan kulit,
digantikan oleh sel-sel lusidum. Sel-sel lusidum digantikan oleh sel-sel dari lapisan
granulosum, dan seterusnya. Hal ini dapat terjadi karena sel-sel pada stratum
germinativum selalu aktif berproliferasi.
8) Dermis kulit dibentuk oleh sel-sel mesenkim yang berasal dari mesoderm somatik
hipomer atau dari dermatom epimer. Sel-sel mesenkim membentuk jaringan ikat,
pembuluh darah, serta otot polos penegak rambut (pada kulit berambut). Saraf dan
ujung-ujung saraf yang terdapat di dermis merupakan cabang dari saraf-saraf yang
memasuki kulit.
d. Pembentukan wajah
Wajah adalah bagian tubuh yang terpenting untuk identitas. Wajah manusia sama dengan
wajah mamalia stadium filotipik. Semula wajah tampak sebagai mulut dan jidat (feon).
Pertumbuhan antara mulut dan jidat yang diatur oleh gen (morfogen) menimbulkan
perbedaan antara mamalia yang satu dengan yang lain. Terbentuknya lekukan hidung
(nasal pit) identitas wajah mulai Nampak. Di antara kedua lekukan timbul peninggian
(nasal proses) yang akan jadi batang hidung. Di sebelah lateral terjadi 2 alur (naso optic
furrow), antara nasal pit dan calon mata. Di bawah nasal pit, pertemuan calon maksile
kanan-kiri belum bertemu sehingga wajah masih banyak alur tampak seperti orang
sumbing dan hidung pesek.
Perkembangan selanjutnya epiderm kanan dan kiri pada calon rahang atas bertemu dan
melebur, alur yang lain juga menutup, batang hidung meninggi, jarak antara mulut dan jidat
menjauh, mata berposisi kearah depan, mandibule terangkat dari bagian leher, akhirnya
menjadi wajah tetap manusia. Perkembangan tersebut dimulai dari kehamilan minggu ke
14-19.
e. Pembentukan hidung
Proses pembentukan hidung dimulai dari pembentukan wajah pada akhir minggu ke-4 yang
ditandai dengan adanya tonjol- tonjol wajah yang dibentuk oleh pasangan lengkung faring
pertama. Selanjutnya tampak tonjol maksila dan mandibula, kemudian dan di sisi kanan
kiri prominensia frontonasalis muncul penebalan dari ektoderm permukaan yaitu placode
nasal (olfactorius).
Pada minggu ke-5 plakoda-plakoda hidung mengalami invaginasi membentuk lubang
hidung, dalam hal ini plakoda membentuk rigi jaringan yang mengelilingi masing-masing
lubang dan membentuk tonjol hidung. Tonjol yang berada ditepi luar lubang adalah tonjol
hidung lateral dan yang ada ditepi dalam adalah tonjol hidung medial. Selama dua minggu
selanjutnya tonjolan maxila terus bertambah besar ukurannya, tonjolan ini tumbuh ke arah
medial sehingga mendesak tonjol hidung ke arah garis tengah kemudian celah antara tonjol
hidung medial dan tonjol hidung maksila hilang dan keduanya bersatu membentuk bibir
atas. Mula-mula tonjol hidung lateral terpisah oleh suatu alur yang dalam (alur
nasolakrimal).ektoderm dilantai alur ini membentuk sebuah tali epitel membentuk ductus
nasolacrimalis, ujung atasnya melebar membentuk saccus lacrimalis, setelah lepasnya tali
tersebut, tonjol maksila dan tonjol lateral menyatu. Hidung yang terbentuk dari tonjol
frontal membentuk jembatannya, gabungan tonjol-tonjol hidung medial membentuk
lekung cuping dan ujung hidung, dan tonjol hidung lateral membentuk sisinya (alae).
f. Pembentukan telinga
Telinga terbagi menjadi tiga yaitu: telingan dalam, tengah dan luar. Telinga dalam
merupakan perkembangan dari plakoda otika yang mengalami invaginasi ke arah
rhombensefalon. Telinga tengah merupakan sisa perkembangan katung faring II. Lubang
telinga merupakan sisa perkembangan celah faring II, sedang daun telinga merupakan
pertumbuhan lengkung faring I dan II. Telinga tengah merupakan rongga derivate dari
kantung faring berisi osikulus. Osikulus terdiri dari maleus, inkus, dan stapes. Maleus
kontak dengan membrane timpani, meneruskan getaran ke inkus lalu ke stapes. Antara
telinga dalam dan tengah terdapat jendela (fenestra). Berhubungan dengan ronnga mulut
melalui pipa eustachius.
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pina) berasal dari peninggian lengkung faring I dan
II. Lubang telinga merupakan derivate celah faring I. Membran timpani merupakan lapis
mesodermal yang tidak tembus sehingga membentuk membrane sebagai penerima
getaran. Selama minggu ke-6 lubang hidung makin bertambah dalam,karena tumbuhnya
tonjol-tonjol hidung yang ada disekitarnya dan sebagian lagi karena lubang ini menembus
kedalam mesenkim bawahnya. Dan pada saat dan pada saat itu diikuti juga dengan
perkembangan syaraf olfaktori. Pada minggu ke-7 dan ke-8 organ hidung akan terlihat
dengan jelas.

2. TURUNAN ENDODERM

a. Pembentukan Saluran Pencernaan


Saluran pencernaan primitif terbagi menjadi 3 bagian, yaitu usus depan (fore gut), usus
tengah (mid gut), dan usus belakang (hind gut).
1) Usus depan: terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian anterior,
yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik. Usus depan akan menjadi rongga mulut,
faring, esofagus, lambung dan duodenum.
2) Usus tengah: daerah arkenteron antara usus depan dan usus belakang. Usus tengah
akan menjadi yeyunum, ileum dan kolon.
3) Usus belakang: terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian
posterior, yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik. Usus belakang akan menjadi
rektum dan kloaka atau anus.

Epitel saluran pencernaan terbentuk dari endoderm, kecuali epitel mulut dan anus–dari
ektoderm. Jaringan-jaringan / struktur-struktur lain penyususn saluran pencernaan
dibentuk oleh mesoderm splanknik.

1) Pembentukan Mulut
Mulut terbentuk pada bagian anterior usus depan. Invaginasi ektoderm (= lekuk
stomodeum) yang diikuti dengan evaginasi endoderm usus depan menyebabkan
terbentuknya keping oral. Keping oral makin lama makin menipis, akhirnya pecah
→ menjadi lubang mulut.
2) Pembentukan Anus
Anus terbentuk pada bagian posterior usus belakang. Invaginasi ektoderm (= lekuk
proktodeum) yang diikuti dengan evaginasi endoderm usus belakang menyebabkan
terbentuknya keping anal. Keping anal makin lama makin menipis, akhirnya pecah
→ menjadi lubang anus.
b. Pembentukan Hati
Tunas (divertikulum) hati timbul sebagai evaginasi ke arah ventaral dari endoderm di
antara bakal lambung dan duodenum. Tonjolan endoderm tersebut dilapisi oleh
mesenkim dan mesoderm splanknik. Tunas hati kemudian bercabang-cabang
membentuk hati, percabangan bagian distal membentuk sel-sel parenkim sekretori,
bagian proksimal membentuk sel-sel duktus hepatikus.
1) Sel-sel hati (perenkim hati) dan sel-sel duktus hepatikus terbentuk dari endoderm.
2) Jaringan-jaringan lain dari hati dibentuk oleh mesenkim dan mesoderm splanknik.
3) Dari bagian akar tunas hati timbul tonjolan yang lain, yaitu tunas kantung empedu.
c. Pembentukan Pancreas
Pankreas tunggal berasal dari dua buah tonjolan endoderm di dekat tunas hati (1 diventral
dan 1 di dorsal). Kedua tonjolan tersebut kemudian bercabang-cabang dan berfusi
membentuk pankreas tunggal.
1) Sel-sel pankreas sekretori (asini pankreas) dan sel-sel duktus pankreatik dibentuk
dari sel-sell endodermal.
2) Pulau-pulau Langerhans dibentuk dari sel-sell endodermal. Pada awal
perkembangannya, kelompok sel-sel endodermal ini menjadi terpisah dan
terperangkap dalam mesoderm di antara asini pankreas. Kelompok-kelompok
tersebut termodifikasi menjadi sel-sel pulau Langerhans. Di dalam pankreas
manusia dewasa terdapat 200.000 sampai 1.800.000 pulau Langerhans.
d. Pembentukan Trakea dan Paru-paru
Pembentukan trakea dan paru-paru berkaitan dengan saluran pencernaan.
1) Pada usus depan di perbatasan faring dan esofagus terjadi evaginasi endoderm ke
arah ventral membentuk lekuk laringo trakea.
2) Lekuk laringotrakea memanjang, kemudian memisahkan diri dari usus depan dan
akan tumbuh ke arah posterior sebagai trakea yang terletak di sisi ventral esofagus.
Endoderm yang berasal dari usus depan membentuk bagian epitel trakea,
sedangkan tulang rawan, jaringan ikat dan ototnya berasal dari mesenkim
disekitarnya.
3) Sementara memanjang, kedua ujung trakea menggelembung → menjadi tunas
paru-paru.
4) Mesoderm akan menginduksi tunas paru-paru untuk terus tumbuh dan membentuk
percabangan bronkus dan bronkiolus. Di akhir percabangan, epitel akan menipis
dan terbentuklah alveolus.
5) Epitel bronkus sampai dengan alveolus terbentuk dari endoderm, demikian pula
dengan kelenjar-kelenjarnya; sedangkan jaringan ikat dan otot pada paru-paru
terbentuk dari mesenkim. Pleura yang membungkus paru-paru berasal dari
mesoderm splanknik.
e. Pembentukan Kandung Kemih
Kandung kemih terbentuk dari sinus urogenitalis, yang merupakan hasil pemisahan kloaka
menjadi dua bagian: sinus anorektal dan sinus urogenital. Sinus urogenital sendiri terdiri
dari tiga bagian: bagian atas membentuk kandung kemih, bagian berikutnya membentuk
sinus urogenitalis bagian panggul (pada pria membentuk uretra) dan bagian terakhir
membentuk sinus urogenitalis (bagian penis)
f. Pembentukan Uretra
Uretra terbentuk dari endoderm (bag. epitel) dan mesoderm spanknik (bag. jaringan
penyambung dan otot polos). Akhir bulan ke-3, epitel uretra membentuk tonjolan keluar,
yang pada laki-laki akan membentuk kelenjar prostat sedang pada perempuan membentuk
kelenjar uretra dan parauretra.
g. Pembentukan Alat Reproduksi
1) Pembentukan testis
Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif
menjadi testis. Ciri khas dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian medula
yang lebih pesat dibandingkan dengan bagian korteks yang menghilang. Bagian
medula akan berkembang menjadi tubulus seminiferus, sedangkan di bagian perifernya
akan muncul tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan ikat fibrosa.
Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal dari epitel permukaan kelenjar) dan sel
Leydig (berasal dari rigi kelamin) pada korda testis. Tubulus seminiferus akan
terhubung ke duktus mesonefros melalui saluran duktus eferens.
Kemudian pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih
turun (mendekati posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini masih
belum jelas, namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang begitu
pesat akan mendorong turun testis.Pembentukan duktus genitalis.
Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan duktus
paramesonefros menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan tubulus
seminiferus (testis) melalui duktus eferens, sedangkan bagian duktus mesonefros yang
masih melekat di testis namun tidak membentuk hubungan dengan testis disebut
epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros berbentuk panjang dandisebut
duktus deferens yang berujung ke vesikulaseminalis. Daerah duktus lain di luar
vesikula seminalis disebut duktus ejakulotorius.
2) Pembentukan duktus genitalis dan vagina
Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembang menjadi
duktus adalah duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang.
Tuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian
kaudalnya akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral,
menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan
serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang
disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina.
Pelebaran pada lempeng vagina akan membentuk forniks vagina yang terdapat lumen
di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara (himen).
4. TURUNAN MESODERM
a. Pembentukan Ginjal
Ginjal merupakan turunan dari mesoderm intermedier (mesomer). Pembentukan ginjal
embrio vertebrata ditandai dengan adanya penonjolan pada mesoderm intermedier di
daerah anterior embrio, yang disebut nefrotom. Selanjutnya perkembangan ginjal
berlangsung dari anterior ke posterior, dimulai dengan pembentukan ginjal tipe
pronefros, kemudian mesonefros, dan terakhir metanefros. Semua tahapan terjadi pada
pembentukan ginjal hewan amniota. Perkembangan ginjal hewan anamniota hanya
sampai tahap mesonefros.
Tahap-tahap perkembangan ginjal embrio vertebrata adalah sebagai berikut:
1) Nefrotom membentuk pronefros, yang terdiri dari nefrostom yang berhubungan
dengan coelom, tubulus pronefros, dan duktus pronefros yang berjalan ke arah
posterior. Bagian anterior mesoderm intermedier bersegmen, tetapi bagian
posteriornya bersatu membentuk jaringan nefrogenik. Pada embrio amniota
pronefros sangat vestigial dan segera berdegenerasi.
2) Pada umur embrio yang lebih tua, jaringan nefrogenik di sebelah posterior
pronefros akan membentuk mesonefros yang terdiri dari: tubulus-tubulus
mesonefros yang akan bermuara di dalam duktus pronefros bagian posterior yang
disebut duktus mesonefros (saluran Wolff), dan kapsula yang akan diisi oleh
glomerulus. Mesonefros merupakan ginjal definitif pada hewan anamniota,
sedangkan pada amniota hanya berfungsi sebelum terbentuknya ginjal metanefros.
3) Pada umur embrio yang lebih lanjut, dari bagian posterior saluran Wollf timbul
tunas mesonefros yang akan memanjang menjadi ureter, bagian ujungnya melebar
dalam jaringan nefrogenik yang tersisa untuk menginduksi pembentukan
metanefros, yang merupakan ginjal definitif pada amniota. Metanefros merupakan
ginjal yang paling sempurna, masing-masing ginjal mengandung ribuan nefron.
b. Pembentukan Gonad
Gonad merupakan turunan mesoderm intermedier, dibentuk sebagai suatu penebalan
pada permukaan ventromedian mesonefros, yang disebut pematang genital. Pematang
genital terdiri atas mesenkim di bagian dalam dan epitel di bagian luar yang disebut
epitel germinal.
1) Primordial germ cells (bakal sel kelamin = BSK) yang berasal dari endoderm
kantung yolk dibawa mendekati pematang genital,melalui aliran darah (pada aves),
atau oleh aliran sel-sel di sekitarnya, kemudian memasuki pematang genital secara
aktif dengan gerakan pseudopodia → menempati lapisan epitel pematang genital.
2) Setelah BSK tertanam di epitel germinal, epitel germinal mencembung ke arah
coelom, dan menumbuhkan pita-pita seks primitif ke arah dalam. BSK juga
bermigrasi ke pita-pita seks primitif. Mesenkim di sela-sela pita-pita seks primitif
diisi oleh pembuluh darah yang mensuplai gonad. Bagian bakal gonad yang
tersusun atas epitel germinal disebut bagian korteks, sedangkan bagian yang
mengandung pita-pita seks primitif disebut medula. Gonad pada tahap ini disebut
gonad indiferen.
3) Pembentukan testis
a) Bagian korteks gonad indiferen tereduksi. BSK dari bagian korteks akan
bermigrasi ke pita-pita seks primitif di medula.
b) Pita-pita seks primitif akan membentuk rongga → menjadi tubulus
seminiferus; BSK di dalamnya akan menjadi spermatogonium, epitelnya akan
menjadi sel Sertoli.
4) Pembentukan ovarium
a) Bagian medula gonad indiferen tereduksi; pita-pita seks primitif direduksi,
kemudian medula diisi oleh sel-sel mesenkim dan pembuluh darah.
b) Bagian korteks menebal, BSK di dalamnya menjadi oogonium. Sel-sel epitel
korteks membentuk sel-sel folikel. Oogonium memasuki tahap awal oogenesis
dan berkembang menjadi oosit. Oosit beserta sel-sel folikel membangun folikel
telur.
c. Pembentukan Rangka
Pembentukan sitoskleton berawal dari diferansiasi mesenkim, yaitu terjadi
pembentukan substansi antar sel (matrik). Sel mesenkim yang membentuk serabut
(fibril) membentuk fibroblast struktur antar sel yang mengandung fibril menjadi
jaringan ikat fibrosa. Sel mesenkim yang tidak membentuk serabut berkembang jadi
kondrosit dan osteosit. Struktur antar sel yang tidak berserabut akan jadi kartilago
hialin.
1) Pembentukan jaringan ikat
Jaringan ikat embio berupa jaringan yang longga atau seperti lender (mucoid).
Perkembangan selanjutnya menjadi seperti jala (reticuler). Sel mesenkim makin
jarang dan membentuk serabut, substansi-substansi antara sel makin lebar. Sel
mesenkim menjadi fibroblast yang dapat berkembang jadi sel lain yaitu kondrosit,
miosit, osteosit. Jaringan ikat dapat dibedakan tipe fibrosa dan adipose atas dasar
beda struktur matrik. Tipe fibrosa dibedakan: retikuler (seperti jaring), fibrosa
(serabut kolagen), dan elastic (serabut elastic). Tipe adipose atau jaringan lemak,
selnya besar, serabutnya terdesak oleh sel.
2) Pembentukan tulang rawan
Kartilago sebenarnya termasuk jaringan ikat, tetapi matriknya keras. Kartilago
berasal dari mesenkim menjadi kondropblast dan mengeluarkan secret sel atau
substansi antara sel: kolagen, kondroitin sulfat, kondromukoprotein atau disebut
kondrin. Karena matrik yang besar maka kondrosit terdesak dan berada dalam
rongga. (lacunae).
Tonjolan sel mesenkim yang akan membentuk kartilago mengalami reduksi dan
akhirnya menghilang atau sebagai prekartilago. Selanjutnya mengalami
diferensiasi menjadi kartilago hialin, fibrosa, dan elastic. Satu sama lain berbeda
karena struktur matriknya. Kartilago hialin dengan substansi antar sel homogeny,
amorpus, terdapat pada sendi tulang panjang. Kartilago fibrosa dengan substansi
antar selnya terdapat serabut , terdapat pada antar ruas vertabra. Kartilago elastic
dengan substansi antara sel berupa serabut elastic yang bergelombang, terdapat
pada daun telinga.
3) Pembentukan tulang
Tulang terbentuk dari proses klasifikasi, yaitu pengendapan garam kalsium pada
matrik. Ada 2 proses yaitu klasifikasi intermembran dan endokondral. Penulangan
intramembran terjadi pada ruang sempit (osein) yang dikelilingi oleh serabut
kolagen, juga terdapat sel tulang (osteoblast). Endapan kalsium terjadi pada osein,
sehingga mengeras sebagai tulang. Osein punya lanjutan sebagai specula juga
menjadi keras karena endapan kalsium dan membentuk trabekula. Sel tulang
(osteosit) sendiri berada dalam lacuna. Penulangan intra membrane terjadi pada
tulang pipih seperti tengkorak. Ada bagian periosteum yang belum menulang
sehingga memungkinkan tengkorak dapat tumbuh besar sebelum masa
pertumbuhan selesai. Pembentukan tulang secara endokondral dan perikondral
terjadi pada tulang panjang anggota badan. Semula mesenkim mengalami
kondensasi akhirnya menjadi kartilago. Selanjutnya kartilago mengalami erosi
karena enzim dari sel osteoklas. Kemudian kartilago disubsitusi oleh garam
kalsium menjadi tulang. Kalsium dibawa oleh aliran darah yang masuk kartilago.
Proses penulangan dimulai dari bagian tengah tulang rawan. Bagian ujung atau
sendi masih ada sel tulang rawan yang memungkinkan untuk pertumbuhan
memanjang. Bagian lingkaran luas sebagai perikondrium juga belum menulang.
Proses penulangannya disebut perikondrial yang memungkinkan tulang tumbuh
membesar.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh. Pertumbuhan ini
diawali dari pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif)
kemudian berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga
hewan dalam satu species. Organogenesis mencangkup proses transformasi atau perubahan
bentuk serta proses diferensiasi prosesyang terjadi secara terus menerus pada sel, jaringan
untuk membentuk struktur yang spesifik. Diferensiasi sel terjadi melalui interaksi sel yang
diperantarai oleh molekul signalling yang bervariasi. Proses Organogenesis, Pertumbuhan
antara Periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio
sehingga menjadi bentuk yang definitif, yang khas bagi suatu spesies. Seperi pada katak
adanya tingkat berudu. Pertumbuhan akhir Organogenesis yaitu proses pembentukan
organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini
berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula yaitu
ectoderm, endoderm dan mesoderm. Tahapan dalam Ektoderm, Endoderm dan
Mesoderm Ectoderm meliputi. Pembentukan system saraf pusat, pembentukan mata,
pembentukan kulit, pembentukan wajah, pembentukan hidung dan pembentukan telinga.
Endoderm meliputi, pembentukan saluran pencernaan, pembentukan hati, pembentukan
pancreas, pembentukan trakea dan paru-paru, pembentukan kandung kemih, pembentukan
uretra, dan pembentukan alat reproduksi. Mesoderm meliputi, pembentukan ginjal,
pembentukan gonad, pembentukan rangka.

B. SARAN
Pembahasan tentang Organogenesis dalam makalah ini, masih sangatlah jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu jika ada kesalahan dan kekurangannya, penulis memohon
untuk di benarkan, karena penulis sangat membutuhkna saran yang membantu penulis
demi kemajuan dan keluasan ilmu pengetahuan dan untuk perbaikan penulisan makalah
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/KULIT%20%20PENGERTIAN%20KULIT.htm (Rabu, 04 Maret 2015)http://goth-
id.blogspot.com/2012/04/organogenesis.html (Rabu, 04 Maret 2015)http://joogee2-
chocohazenut.blogspot.com (Senin, 02 Maret 2015)

https://swahiyuni.wordpress.com/2014/02/25/proses-pembentukan-mata-pada-hewan-
vertebrata/ (Rabu, 04 Maret 2015)http://www.slideshare.net/FirahAlam/proses-pembentukan-
organ-penciuman-dan-organogenesis (Rabu, 04 Maret 2015)

[1] http://joogee2-chocohazenut.blogspot.com (Senin, 02 Maret 2015 )

[2] http://joogee2-chocohazenut.blogspot.com (Senin, 02 Maret 2015 )

[3] http://goth-id.blogspot.com/2012/04/organogenesis.html (Rabu, 04 Maret 2015)

[4] https://swahiyuni.wordpress.com/2014/02/25/proses-pembentukan-mata-pada-hewan-
vertebrata/ (Rabu, 04 Maret 2015)

[5] file:///D:/KULIT%20%20PENGERTIAN%20KULIT.htm (Rabu, 04 Maret 2015)

[6] http://www.slideshare.net/FirahAlam/proses-pembentukan-organ-penciuman-dan-
organogenesis (Rabu, 04 Maret 2015)

Anda mungkin juga menyukai