Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ORGANOGENESIS TURUNAN EKTODERM

OLEH

GROUP 7:

1. SEREN REGINA WILHELMINA BUPU MAME (1901040032 )

2. THEODORUS E. M. NEOT (1901040073)

3. PUTRI BAINTELA (1901040041)

4. CHARLES PAULUS DOY (1701040035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “PERKEMBANGAN
HEWAN”. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
tentang konsep didalamnya. Selain itu tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga
makalah ini bisa diperbaiki menjadi lebih baik.

Kupang, September 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pembentukan organ tubuh mahluk hidup dikenal adanya istilah
organogenesis. Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada
makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-
masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Contohnya :

a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak


(sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.

b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka


(tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat
ekskresi seperti ren.

c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan,


kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu
pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh
pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm
yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.

Suatu organ dikatakan turunan / derivat dari suatu lapisan lembaga, bukan
berarti seluruh bagian organ itu terbentuk dari lapisan lembaga tersebut, tetapi
karena bagian yang terbentuk pertama kali dari organ itu dibentuk pada lapisan
lembaga tersebut.

Kelainan embrionik dapat berakibat pada ketidaknormalan kelahiran bayi sejak


awal sampai tahun 1940-an diduga bahwa cacat lahir hanya disebabkan oleh faktor
keturunan. Akan tetapi kemudian terbukti bahwa faktor lingkungan juga memegang
peranan sebagai faktor penyebab cacat lahir. Walaupun sebagian besar penyebab
cacat lahir belum diketahui dengan pasti, ternyata dari berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa 10% dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan 15%
disebabkan oleh faktor genetik.
Dalam tulisan ini akan diuraikan beberapa faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan cacat lahir, penyakit infeksi, penyakit non infeksi yang menyerang
ibu-ibu hamil, zat-zat kimia lingkungan, obat-obatan, nutrisi, radiasi, dan faktor
mekanis.Untuk memahami derivate ectoderm dan kelainan perkembangan
embrionik tersebut, disusunlah makalah yang berisi berbagai macam literature dan
analisis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan induksi embrionik?
2. Bagaimana pembentukan organ-organ derivate ektoderm?
3. Bagaimana kelainan perkembangan embrionik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan induksi embrionik
2. Untuk mengetahui pembentukan organ-organ derivate ektoderm
3. Untuk mengetahui kelainan perkembangan embrionik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Induksi Embrionik


Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh eksternal dan
internal. Organogenesis merupakan suatu tahap embrio yang memerlukan waktu
paling lama, dan merupakan tahap paling sensitif selama perkembangan embrio.
Organogenesis berasal dari lapisan-lapisan germinal ektoderm, mesoderm dan
endoderm yang berkembang menjadi organ-organ internal.
Pertumbuhan ini di awali dari pembentukan embrio yaitu bentuk primitif
menjadi fetus yaitu bentuk defenitif dan kemudian berdeferensiasi dan memeliki
bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam satu spesies. Lapisan
dalam organogenesis dibedakan menjadi tiga proses: lipatan, perpecahan, dan
kondensasi.
Organogenesis melibatkan peristiwa induksi embrionik. Induksi embrionik
adalah peristiwa berinteraksinya dua macam jaringan pada embrio yang
menyebabkan berdiferensiasinya jaringan yang mendapat rangsangan menjadi sutu
struktur yang baru. Induksi embrionik dibagi menjadi 2 yaitu, induksi primer dan
induksi sekunder. Induksi primer adalah induks notokord terhadap ectoderm
menghasilkan neural tube, yang akan berkembang sumbu tubuh, sedangkan induksi
sekunder adalah induksi yang terjadi setelah hasil induksi primer. Turunan
ektoderm dibagi menjadi 4 yaitu, (1) pembentukan sistem saraf pusat, (2)
pembentukan mata, dan (3) pemebentukan kulit.
Pada vertebrata, gastrulasi menghasilkan tiga lapisan lembaga pada embrio
yaitu lapisan endoderm disebelah dalam, mesoderm dibagian tengah dan ektoderm
dibagian luar. 
 Dalam pembentukan organ selalu diperlukan dua macam lapisan lembaga yang
saling berinteraksi dalam suatu bentuk rangsangan (induksi) sehingga salah satu
lapisan lembaga akan berdiferensiasi menjadi suatujaringan khusus untuk kemudian
membentuk suatu organ. 
Dari ketiga lapisan yang dihasilkan pada saat gastrulasi akan membentuk
sebuah organ turunan dari ketiga lapisan lembaga tersebut, salah satunya yaitu
organ turunan ektoderm. 
Ektoderm sebagai lapisan luar dari embrio terdiri atas bakal bumbung neural,
bakal pial neural, dan bakal epidermis. Bumbung neural merupakan bakal dari
sistem saraf pusat sedangkan pial neural akan membentuk sistem saraf perifer serta
ganglion, medula adrenal, sel-sel pigmen, rawan larinks dan kepala. 
Turunan epidermis dapat dibagi menjadi dua yaitu yang berasal dari penebalan
epidermis (plakoda) meliputi lensa mata, telinga dalam dan kuncup pengecap.
Sedangkan epidermis lain akan membentuk epidermis kulit, rambut, tanduk, kuku,
lapisan permukaan mulut dan anus serta hipofisa anterior. 

2.2 Pembentukan Organ Derivat Ektoderm


2.2.1 Organogenesis Turunan Ektoderm Amfibia
2.2.1.1 Pembentukan Saraf Dan Indera
1.Sistem saraf pusat
Pembentukan sistem saraf pusat diawali dengan pembentukan bumbung
neural atau neurulasi. Neurulasi pada amfibi,aves, dan mamalia secara garis besar
adalah sama dimana setelah notokord terbentuk, notokord akan menginduksi
ektoderm yang ada diatasnya untuk mulai melakukan neurulasi. Sel-sel ektoderm
berubah menjadi panjang seperti palisade sehingga daerah ini menjadi lebih tebal
dan mendatar bila dibandingkan dengan daerah sekitarnya dan disebut sebagai
keping neural. Kemudian bagian tepi keping neuralmenebal serta tumbuh ke atas
membentuk lipatan neural dengan parit neural dibagian tengahnya. Lipatan neural
akan tumbuh sehingga mendekati daerah dorsal-tengah embrio kemudian akan
melebur menjadi bumbung neuralyang diliputi oleh ektoderm di atasnya. Sel-sel
yang terdapat antara bumbung nural dengan ektoderm luar menjadi sel-sel pial
neural yang kelak akan bermigrasi ke seluruh tubuh embrio untuk membentuk
antara lain sel-sel pigmen, sistem saraf tepi, medula adrenal.
Susunan saraf mula-mula teriri dari 3 bagian yaitu Bumbung neural, neural
kress, dan plakode indra. Bumbung neural akan menjadi otak yang terbagi dalam 3
bagian prosenceohalon, mesencephalon, dan rhombencephalon. Sedangkan Neural
kress yang akan membangun saraf spinal. Neurilemma dan selaput schwan berasal
dari spongioblast Neural crest sedangkan durameter dari sel mesenkim.

2.2.1.2 Pembentukan Mata


Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa otak terdiri dari tiga bgian
salah satunya prosencephalon. Pada prosencephalon ini terdapat vesikula optic
yang merupakan bakal mata yang tampak sebagai sepasang penonjolan kearah
latera. Vesikula optic melakukan invaginasi hingga terbentuk cawan optic yang
berdinding rangkap. Bagian dalam adalah bakal lapisan sensoris retina dan bagian
luar adalah lapisan berpigment yang tumbuh menjadi lapisan choroid. Bersamaan
dengan berkembangnya cawan optic, plakoda lensa berinvaginasi pula dan
kemudian terlepa sebagi vesikula lensa yang dicakup oleh cawan optic. Ektoderm
tempat terlepasnya vesicular lensa kelak akan menjadi kornea mata.

Gambar 2.2.1.2 Sayatan Embryo katak


1.Oral sucker of adhesive gland 3. Optic cup 4.Lens placode 5.Epidermis 6.Otic
vesicle 7.Somites 8.Endodermal yolk mass
2. Pembentukan mata

Pada daerah otak depan bagian posterior terbentuk vesikula optik yang
merupakan penonjolan ke arah lateral. Vesikula optik menyentuh ektoderm dan
menginduksi ektoderm membentuk plakoda lensa. Induksi ini sangat spesifik, bila
vesikula optik dipindahkan ke daerah lain dari kepala, ia akan menginduksi
ektoderm untuk membentuk jaringan lensa dan bukan epidermis kepala. Setelah
plakoda lensa terbentuk, kemudian vesikula optik akan berinvaginasi dan
menginduksi bali ke vesikula optik dan menyebabkan terjadinya perubahan
pada vesikula optik. Vesikula optik berinvaginasi sehingga terbentuk suatu cawan
optik dengan dinding rangkap. Sambil invaginasi berlangsung lebih lanjut,
hubungan antara cawan optik dengan otak menyempit menjadi tangkai optik,
sedangkan lapisan cawan optik mengalami diferensiasi. Sel-sel pada lapisan luar
menghasilkan pigmen dan disebut lapisan berpigmen retina yang akhirnya menjadi
retina berpigmen. Lapisan dalam memperbanyak diri dengan cepat dan membentuk
neuron yang sensitiv terhadap cahaya, glia, inter-neuron dan sel-sel ganglion,
lapisan ini disebut lapisan sensoris retina yang kelak akan menjadi retina sensoris.
Akson dari sel-sel ganglion bertemu pada bagian dasar mata sepanjang tangkai
optik dan menjadi saraf mata.

Bakal lensa berinvaginasi dan membentuk gelembung, kemudian melepaskan


diri dari ektoderm. Lensa bersentuhan dan menginduksi ektoderm yang
menutupinya untuk membentuk kornea. Diferensiasi jaringan lensa sehingga
menjadi transparan, menyangkut perubahan struktur sel maupun sintesis suatu
protein spesifik yang disebut kristalin. Sel-sel lensa pada sisi dekat retina mula-
mula berubah menjadi panjang berbentuk serabut dan menghasilkan kristalin. Sel-
sel ini tumbuh terus sehingga mengisi rongga lensa dengan demikian lensa terisi
penuh dengan sel-sel kristalin yang jernih atau transparan dan tidak
berinti.pembentukan cawan optic dan lensa. Iris merupakan suatu jaringan ikat
yang berada di muka lensa. Iris berasaldari ektoderm tepi cawan optik yang tidak
berdiferensiasi menjadi retina sensoris. Lapisan koroid dan sklera yaitu lapisan luar
dari mata dan dibentuk dari mesenkim yang berakumulasi mengelilingi bola mata.
Kornea akan menjadi jernih karena pigmen pada sel-sel epidermis hilang.

2.2.1.3 Pembentukan Insang Dan Telinga


Setelah janin memanjang lalu lipatan neural akan menutup dan berubah
menjadi bumbung. Penutupan dari lipatan neural dimulai ditengah-tengah janin dan
berangsur ke anterior dan posterior. Selain itu terjadi pembentukan lengkung insang
yang akan berubah menjadi tunas insang dan insang serta alat pendengaran dari
katak. Pembentukanya sendiri terjadi pada bagian plat anterolateral dimana
ectoderm mengalami penebalan dari ectoderm menjadi plat indera. Plat indera ini
mengalami pelengkungan sebanyak 6 lengkung. Pelengkungan dimulai dari bagian
anterior dan berlanjut menuju posterior. Diantara Lengkung/ lipatan insang ke 3
sampai 6 ini, akan terbentuk lekuk insang dan kantong faring dan diantara lekuk
insang dan kantong faring ini akan terbentuk celah insang sebanyak lima pasang
celah yang pertama akan menjadi rongga telinga dan saluran eustachius. Selain itu
celah insang ini juga akan berubah menjadi tunas insang dan akan berubah menjadi
insang-insang luar pada Sedangkan bagian dalam penebalan ectoderm dari pelat
indera merupakan primodial dari nerves Vagus dan cabang-cabang insang.

2.2.1.4 Pembentukan Hidung


Pembentukan hidung merupakan organ indera terakhir yang dibentuk
dibandingkan mata dan telinga. Bakal hidung tampak berupa lekuk hidung yang
berasal dari plakoda hidung yang berinvaginasi pada ectoderm dari daerah
telensefalon..

2.2.1.5 Pembentukan Kulit


Kulit terbentuk dari bumbung ectoderm awalnya terdiri dari selapis sel
epidermis kemudian tumbuh menjadi dua lapis sel yaitu periderm berupa sel
gepeng berada disebelah luar dan stratum germanitivum berupa sel kubus berada
disebelah dalam. Lapisan sebelah luar menanduk dan mengelupas terus menerus
disebut stratum corneum.Warna kulit berasal dari chromatophore yang dihasilkan
dari Neural crest.
2.2.2 Organogenesis Turunan Ektoderm Aves

2.2.2.1 Sistem Intergumen


Periderm ditemukan pada semua embrio amniota sebagai sarana adaptasi.
Epidermis berlapis tiga. Bakal lapisan basal aktif berprofilerasi, akan membentuk
lapisan intermedier. Dimulai dari bulan ke lima. Sel-sel bawah lapisan intermedier
mulai membentuk granul-granul kerathohalin yang dikenali pada stratum
granulosum. Kemudian lapisan periderm terkelupas karena gelembung-gelembung
berisi glikogen pecah. kejadian tersebut bersamaan dengan diferensiasi stratum
korneum.

Gambar 2.2.2.1.1: Intergumen burung area berbulu dan tidak berbulu

Gambar 2.2.2.1.2: Penampang melalui kulit burung atau mamalia


Gambar 2.2.2.1.3: Mikrograf lintas-bagian kulit dari Crested Caracara , spesies
dengan daerah tidak berbulu di kepala. (A) Daerah tidak berbulu pada wajah, dan
(B) bulu yang tertutup area pada kepala. Skala : 25 pm . e , epidermis ; c , kolagen ;
er , eritrosit ; bv , pembuluh darah.

2.2.2.2 Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat terdiri atas spinal cold dan otak, disusun oleh beberapa sel,
yaitu neuroepitelium, sebagai sumber dari beberapa sel lainnya, neuroblas, glioblas
yang kemudian akan berdiferensiasi menjadi sel oligodendroglia dan astrosit, dan
sel-sel ependim. Ektoderm lipatan neural dan bumbung neural awal berupa epitel
berlapis banyak semu yang tebal. Sel-sel neuroepitel memiliki aktivitas mitosis
ysng tinggi dan diketahui bahwa inti sel tersebut berada pada posisi yang berbeda-
beda selam hidupnya. Sintesis DNA terjadi pada inti yang teletak dekat membran
kemudian inti bergerak ke lumen bumbung neural dan sel melnjutkan pembelahan
mitosis.
Sebelum bumbung neural menutup, inti dan sel anakan kembali bergerak ke
arah membrane dan mulai mensintesis DNA dan mengulangi siklus germinatif
dengan menutupnya bumbung neural, sel-sel neuroepitel berimigrasi dari lumen
menuju membrane dan akan membuat juluran-juluran hungga terbentuk akson dan
dendrit.
2.2.2.3 Organ Indra
Pembentukan organ indra dimulai dengan penebalan dinding plakoda
ektodermal, sehingga hasil induksi sekunder dari wilayah sistem saraf pusat yang
sedang berkembang. Mata berasal dari ektoderm dan mesoderm, dibagian sefalik
embrio. Perkembangan awal dari berbagai komponen mata tergantung pada
interaksi induktif antar komponen dengan komponen lainnya. Hal ini diikuti dengan
fase diferensiasi intraseluler, dimana dimulai dengan terjadinya mitosis dan
kemudian sintesis RNA yang mengarah pada pembentukan protein intrasluler
spesifik serta serabut matriks ekstraseluler. Pada perkembangan mata pengaruh
matriks ekstraseluler dengan migrasi sel berperan sangat penting.
Telinga dalam berasal dari vesikula otik yang merupakan interaksi wilayah
otak mielensefalon dengan ectoderm di atasnya. Telinga tengah berasal dari hasil
interaksi endoderm kantung faring pertama dengan ektoderm bagian dasar letak
insang pertama. Telinga luar dibentuk dari pertumbuhan jaringan mesenkim
dibentuk insang pertama.

2.2.3 Organogenesis Turunan Ektoderm Mamalia


2.2.3.1 Pembentukan Otak
Diferensiasi bumbung neural menjadi 3 wilayah bakal sistem saraf pusat yaitu
otak dan medula spinalis, terjadi secara simultan. Bumbung neural mengalami
konstriksi sehingga terbentuk tiga ruang. Pada tingkatan jaringan, bumbung neural
akan berdiferensiasi membentuk jaringan fungsional otak dan medula spinalis,
sedangkan pada tingkatan sel, sel neuroepitelial akan berdiferensiasi menjadi
neuron dan sel gila.
Bagian anterior bumbung neural, terbagi menjadi tiga wilayah yaitu otak depan
(prosensefalon), otak bagian tengah (mesensefalon) dan otak belakang
(rombensefalon). Pada waktu bagian bumbung neural posterior tertutup, tonjolan
vesikula optik yang akan menjadi retina, berkembang sepanjang sisi lateral otak
depan. Prosensefalon dibagi lagi menjadi, bagian anterior yaitu telensefalon dan di
bagian kauda disebut diensefalon.
Telensefalon akan membentuk hemispher serebrum, sedangkan diensefalon
akan mementuk vesikula optik yang merupakan bakal retina, terbentuk pula bakal
talamus dan hipotalamus, sedangkan mesensefalon tidak terbagi namun lumennya
menjadi saluran serebral. Rombensefalon berkembang menjadi dua wilayah, yaitu
mielensefalon dan metensefalon. Mielensefalon yang akan membentuk medulla
oblongata kemudian berdiferensiasi menjadi neuron saraf pusat, dan bertanggung
jawab terhadap rasa nyeri di daerah kepala dan leher. Metensefalon akan
berkembang menjadi otak kecil, yang mengkoordinasi gerakan keseimbangan dan
postur tubuh.

Gambar 2.2.3.1: Diagram memperlihatkan peristiwa seluler pada bumbung


neural. Ketika mula-mula terbentuk, bumbung neural merupakan epithelium
berlapis banyak semu dengan membrane luar sebgai basal dan puncak sel disaluran
tengah sebagai apeks. Nukleus sel-sel neuroepitel mulai mensintesis DNA di area
basal. (a) kemudian berimigrasi di dalam sitoplasma menuju bagian apikal dari sel.
(b) Nukleus sel anak kembali ke membran luar, di mana sel mulai berdiferensiasi
sebagai meuroblas. (c) atau kembali ke kumpulan sel-sel neuroepitelium yang
berpoliferasi.
Gambar 2.2.2.3.2: Diagram menggambarkan jalur utama diferensiasi sel pada
bumbung neural.
2.2.3.2 Pembentukan Kulit
Kulit merupakan salah satu dari turunan ektoderm. Pada awalnya epidermis
hanya selapis sel yang selanjutnya berkembang menjadi dua lapis.
a. Lapisan Luar membentuk periderm yang akan menjadi lapisan sel
yang berpengaruh pada diferensiasi lapisan sel dibagian dalam
b. Lapisan Dalam disebut lapisan basal atau stratum germinativum yang
terdiri atas lapisan sel bakal epidermis yang akan melketa pada membran basal
(merupakan hasil sintesis lapisan basal).
Pada perkembangan selanjutnya, lapisan dalam membelah secara asimetris
menghasilkan sel anak yang tetap melekta pada membrane basal, dan berfungsi
sebagai sel induk (stem cell) sedangkan sel anak yang berada di atasnya akan
memulai berdiferensiasi dengan mensintesis keratin (terdiri atas protein dan lipid
yang bersifat kedap air), yang bentuknya semakin memanjang menjadi suatu
filament intermediat, sel penghasil keratin ini dinamakan keratinosit, dengan
membrannya saling terikat satu sama lain dengan keratinosit lainnya. Dalam
perkembangan selanjutnya, sel-sel bakal akan terus menerus membelah sehingga
akan mendorong sel bagian atasnya menuju kea rah permukaan kulit. Setelah
lapisan sel (keratiosit) mensintesis keratin, aktivitas transkripsi mengalami
kematian dengan ciri protein keratin memipih dan mendorong nukleus kebagian
perifer, lapisan sel demikian ini disebut stratum korneum
Gambar 2.2.3.2.1: Tahap-tahap histogenesis kulit manusia.
(a) 1 bulan (b) mendekati 2 bulan (c) 2,5 bulan (d) 4 bulan (e) 6 bulan (f) kulit
dewasa.

Gambar 2.2.3.2.2: Lapisan epidermis kulit manusia. Sel bagian basal aktif
bermitosis, sedangkan bagian permukaan sel-selnya mati dengan banyak
mengandung keratin. Pigmen yang terdapat pada keratinosit berasal teransport
melanosom dari melanosit yang terdapat dibagian basal
Beberapa faktor yang mempengaruhi pada perkembanngan epidermis adalah
BMPs (Bone Morphogenetic Proteins) yang menginisiasi transkripsi gen p63 pada
sel basal. Protein p63 dibutuhkan proliferasi dan diferensiasi keratinosit, juga untuk
merangsang produksi ligan Notch. Pembentukan kelenjar keringat dan rambut
membutuhkan suatu interaksi antara mesenkim dermal dengan epitelium
ektodermal, yang menghasilkan epithelium menebal disebut plakoda yang
berfungsi sebagai prekusor folikel rambut. Daerah epidermal yang akan mengalami
penebalan, terjadi sekresi protein Wnt dan terjadi signaling Wnt untuk inisiasi
perkembangan folikel rambut.

Pada mamalia, indikasi bagian epidermal akan membentuk rambut adalah


dengan adanya agregasi dengan fibroblas yang terletak di dermis, hasilnya bentuk
sel epidermal memenjang, membelah dan bergerak masuk kelapisan dermis.
Fibroblas merespon ingresi ini sehingga terbentuk nodus kecil disebut papilla
dermis, yang selanjutnya induksi sel epidermal untuk membelah secara cepat dan
berdiferensiasi membentuk sel-sel batang rambauut yang mengalami keratinasi.

Gambar 2.2.3.2.3: Tahap-tahap utama pembentukan rambut manusia. (a)


primordium rambut umur 12 minggu (b) tonjolan rambut awal 15-16 minggu (c)
bulbus folikel rambut 18 minggu (d) rambut dewasa.
2.2.3.3 Organ Indra
Pembentukan organ indra dimulai denngan penebalan plakoda ektodermal,
sebagai hasil induksi sekunder dari beberapa wilayah sistem saraf pusat yang
sedang berkembang. Organ indra vertebrata yang paling komplek adalah mata dan
telinga. Mata vertebrata berasal dari ektoderm dan mesoderm, dibagian sefalik
embrio. Telinga mamalia dewasa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam. Primordium labirin membran, atau telinga dalam
adalah bagian pertama telinga yang dibentuk. pembentukan vesikula otik
distimulasi oleh induksi otak belakang pada ektoderm diatasnya.

2.3 Kelainan Pembentukan Organ Derivat Ektoderm


Perkembangan pada pembentukan organ-organ derivate ectoderm adalah kulit
dan turunannya, dijelaskan proses pembentukan periderm yang dilanjutkan dengan
pembentukan kulit terutama bagian epidermis. Pembentukan organ indera yang
dijelaskan pembentukan mata dan telinga. Mata merupakan turunan ectoderm dari
wilayah otak diensefalon sedangkan telinga dari mielensefalon.

2.3.1 Kulit Dan Turunannya


Pada semua mamalia epidermis mengalami diferensiasi yang khas
selama hidup embrionik. Satu lapisan ectoderm berkembang menjadi struktur
epidermal berlapis dua yang berupa lapisal sel periderm pipih di permukaan tubuh.
Periderm ditemukan pada semua embrio amniota, termasuk reptile sebagai sarana
adaptasi embrio. Terdapat tiga jenis sel yang berinvasi masuk kedalam epidermis
embrio dan tetap terdapat selama hidup individu dewasa yang pertama adalah
melanoblas. Diferensiasi melanoblas menjadi melanosit berhubungan dengan
pembentukan granul-granul pigmen dari premelanosom. Terdapat perbedaan rasial
yang besar dalam pigmentasi kulit disebabkannya jumlah melanosit dalam kulit.
Pada kulit albino terdapat melanosit dengan jumlah yang normal tetapi
gagal mengakumulasi pigment karena kekurangan enzim tirorsinase yang
mengubah asam amino tirorsin menjadi melanin. Pada ras yang banyak
terpigmentasi melanosit memasuki epidermis embrionik lebih awal daripada yang
lain.
2.3.2 Sistem Saraf Pusat
Badan otak merupakan suatu wilayah yang sangat dekat dengan bumbung
neural. Wilayah ini adalah tempat yang dilalui oleh jalur serabut saraf yang menuju
atau berasal dari otak, tumbuh kearah bawah dan masuk spinal cord. Melalui
keeping alar, kelompok serabut saraf sensoris bergerak ke atas dan memasuki
wilayah otak.
Kelainan pada perkembangan otak yaitu:
1) Gangguan pada induksi dorsal
2) Gangguan pada induksi ventral
3) Gangguan pada proliferasi sel
4) Gangguan pada migrasi saraf

2.3.2.3 Organ Indera


Pembentukan organ indera dimulai dengan penebalan plakoda ektodermal,
sebagai hasil induksi sekunder dari beberapa wilayah sistem saraf pusat yang
sedang berkembang. Organ indera vertebrata yang paling penting dan paling
kompleks adalah mata dan telinga.
Mata
Mata vertebrata adalah organ yang sangat kompleks, berasal dari ectoderm dan
mesoderm, dibagian sefalik embrio. Perkembangan awal dari berbagai komponen
mata tergantung pada interaksi induktif antara satu komponen dengan komponen
lainnya.
Pada embrio, sel-sel lapisan ganglion pertama kali berdiferensiasi. Diferensiasi
lapisan-lapisan yang lain terjadi berikutnya, dengan lapisan batang dan kerucut
berdiferensiasi paling akhir. Apabila terdapat kelainan saat diferensiasi, sel kerucut
dan sel batang tidak berkembang.
Telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga dalam, telinga tengah dan telinga
luar. Telinga luar dibentuk oleh pertumbuhan jaringan mesenkim di lekuk insang
pertama pada embrio muda. Selama bulan kedua beberapa nodul membesar,
beberapa nodul berasal dari jaringan lengkung mandibular dan yang lain berasal
dari lengkung hyoid sepanjang tepi kaudal lekuk insang. Pada telinga luar terdapat
kelainan yang disebut mikrotia. Pada Mikrotia, daun telinga bentuknya lebih kecil
dan tidak sempurna.Mikrotia adalah kelainan kongenital berupa malformasi daun
telinga yang memperlihatkan kelainan bentuk dengan derajat kelainan dari ringan
sampai berat, daun telinga berukuran kecil sampai tidak terbentuk
sama sekali (anotia).Pada kelainan ini daun telinga mengandung sisa kartilago yang
tidak terbentuk dengan baik yang melekat pada jaringan lunak lobul dan posisinya
tidak sesuaidengan telinga normal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
 Induksi embrionik adalah peristiwa berinteraksinya dua macam jaringan pada
embrio yang menyebabkan berdiferensiasinya jaringan yang mendapat
rangsangan menjadi sutu struktur yang baru. Induksi embrionik dibagi menjadi
2 yaitu, induksi primer dan induksi sekunder.
 Pembentukan organ-organ derivat ektoderm
Sistem Saraf Pusat
 Amfibia
Bumbung neural akan menjadi otak yang terbagi dalam 3 bagian
prosenceohalon, mesencephalon, dan rhombencephalon
 Aves
Sistem saraf pusat terdiri atas medula spinalis dan otak, disusun oleh beberapa
sel, yaitu neuroepitelium, sebagai sumber dari beberapa sel lainnya, neuroblas,
glioblas yang kemudian akan berdiferensiasi menjadi sel oligodendroglia dan
astrosit, dan sel-sel ependim
 Mamalia
Diferensiasi bumbung neural menjadi 3 wilayah bakal sistem saraf pusat yaitu
otak dan medula spinalis. Bagian anterior bumbung neural, terbagi menjadi
otak depan (prosensefalon), otak bagian tengah (mesensefalon) dan otak
belakang (rombensefalon). Prosensefalon dibagi menjadi, bagian anterior yaitu
telensefalon dan di bagian kauda disebut diensefalon. Rombensefalon
berkembang menjadi dua wilayah, yaitu mielensefalon dan metensefalon
Sistem Organ Indera

 Amfibia
Prosencephalon terdapat vesikula optic yang merupakan bakal mata. Penutupan
dari lipatan neural terjadi pembentukan lengkung insang yang akan berubah
menjadi tunas insang dan insang serta alat pendengaran dari katak. Bakal
hidung tampak berupa lekuk hidung berasal dari plakoda hidung yang
berinvaginasi pada ectoderm dari daerah telensefalon.
 Aves
Mata berasal dari ektoderm dan mesoderm, dibagian sefalik embrio.
 Mamalia
Pembentukan organ indra dimulai denngan penebalan plakoda ektodermal,
sebagai hasil induksi sekunder dari beberapa wilayah sistem saraf pusat yang
sedang berkembang.
Sistem Integumen
 Amfibia
Kulit terbentuk dari bumbung ectoderm awalnya terdiri dari selapis sel
epidermis kemudian tumbuh menjadi dua lapis sel yaitu periderm berupa sel
gepeng berada disebelah luar dan stratum germanitivum berupa sel kubus
berada disebelah dalam.
 Aves
Epidermis berlapis tiga. Lapisan intermedia - stratum granulosum - stratum
korneum.
 Mamalia
Lapisan Luar membentuk perid, lapisan dalam disebut lapisan basal atau
stratum germinativum.
 Kelainan perkembangan
 Kulit albino terdapat melanosit dengan jumlah yang normal tetapi gagal
mengakumulasi pigment karena kekurangan enzim tirorsinase yang
mengubah asam amino tirorsin menjadi melanin
 Kelainan pada sistem saraf pusat: gangguan pada induksi dorsal,
gangguan pada induksi ventral, gangguan pada proliferasi sel, gangguan
pada migrasi saraf
 Kelainan pada mata saat diferensiasi, sel kerucut dan sel batang tidak
berkembang. Pada telinga luar terdapat kelainan yang disebut mikrotia
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima.


Jakarta: Erlangga
Djuhanda, Tatang. 1981. Embriologi Perbandingan.
Bandung: Armico
Lestari, Umie; Tenzer, Amy; Handayani, Nursasi; Gofur, Abdul. 2013.
Struktur Perkembangan Hewan II. Malang: UM Press.

DISKUSI
1. Pertanyaan dari kelompok 9 yaitu dari teman Reni Yuniati Tafuli :
Pada pembentukan kulit, ada 2 lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam
yang mana pada lapisan luar akan menjadi lapisan sel yang berpengaruh
pada diferensiasi lapisan sel dibagian dalam. Kira-kira lapisan apa yang
berpengaruh?

2. Yang menjawab yaitu Seren Regina Wilhelmina Bupu Mame dari


kelompok 7 :
Jadi pada saaat proses pembentukan kulit, lapisan luar akan membentuk
periderm yaitu suatu jaringan yang berfungsi melindungi lapisan di
dalamnya. Jadi disini lapisan luar yang telah membentuk periderm ini akan
berpengaruh terhadap diferensi lapisan sel di bagian dalam karena berfungsi
melindungi lapisan dalam agar tidak terkena serangan organisme bahaya
lain yang dapat menghambat proses pembentukan kulit.

Anda mungkin juga menyukai