Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ORGANOGENESIS”

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Perkembangan Hewan

Dosen: JUMRODAH, S. Si., M. Pd

Disusun Oleh:

Astri Arum Sari (1301140319)

Nurhidayat Novalis (1301140326)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

2015 / 1436 H

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua,
karenanya dapatlah penulis menghimpun dan menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan sesuai
dengan jadwal. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga
dan sahabat dan orang-orang yang mengikuti jejak langkah beliau samapai hari kiamat.

Pembuatan makalah ini bertujuan antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perkembangan Hewan. Selain itu juga sebagai bahan untuk menambah wawasan penulis tentang
Organogenesis.

Harapan penulis pada makalah sederhana ini dapat berguna bagi pembaca sebagai bahan tambahan
dalam proses belajar mengajar di dalam ruang kuliah dan lainya. Kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penyusun harapkan demi perbaikan makalah sederhana ini. Segala sesuatu yang
benar itu datangnya dari ALLAH SWT, dan yang salah adalah sifat manusia.

Palangka Raya, Maret 2015


Penyusun

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PANDAHULUAN

A.. LATAR BELAKANG

B... RUMUSAN MASALAH

C... TUJUAN

BAB II

PEMBAHASAN

A.. PENGERTIAN ORGANOGENESIS

B... PROSES ORGANOGENESIS

C... TAHAPAN DALAM EKTODERM, ENDODERM DAN MESODERM

BAB III

PENUTUP

A.. KESIMPULAN

B... SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PANDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari tiga lapisan germinal embrio
yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing- masing lapisan yaitu ektoderm,
mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang akan berkembang menjadi sistem
organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain. Pada organogenesis juga terjadi
tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu penyelesaian secara halus bentuk definitif menjadi ciri suatu
individu.

Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing pada saat
dewasa. Misalnya lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka
(tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi
seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan
satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang
keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi
menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu
pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam
pembentukan kelopak mata.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan organogenesis ?

2. Bagaimana proses organogenesis ?

3. Bagaiman tahapan-tahapan dalam ektoderm, endoderm dan mesoderm ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan organogenesis

2. Mengetahui proses organogenesis.

3. Mengatahui tahapan-tahapan dalam ektoderm, endoderm dan mesoderm.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ORGANOGENESIS

Dalam perkembangan hewan, organogenesis (organo-genesis berasal dari kata Yunani όργανον yaitu
dengan mana yang bekerja", dan γένεσις "asal, penciptaan, generasi") adalah proses di mana ektoderm,
endoderm, dan mesoderm berkembang menjadi organ-organ internal organisme. Organ-organ internal
memulai pembangunan pada manusia dalam 3 sampai minggu ke-8 di dalam rahim. Lapisan dalam
organogenesis dibedakan menjadi tiga proses: lipatan, perpecahan, dan kondensasi. Mengembangkan
selama tahap awal pada hewan chordata adalah tabung saraf dan notochord. Semua hewan vertebrata
memiliki proses pembentukan gastrula dengan cara yang sama. Vertebrata mengembangkan pial neural
yang membedakan ke dalam banyak struktur, termasuk beberapa tulang, otot, dan komponen dari
sistem saraf perifer.

Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh. Pertumbuhan ini diawali dari
pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian berdiferensiasi
menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam satu species. Organogenesis
mencangkup proses transformasi atau perubahan bentuk serta proses diferensiasi prosesyang terjadi
secara terus menerus pada sel, jaringan untuk membentuk struktur yang spesifik. Diferensiasi sel terjadi
melalui interaksi sel yang diperantarai oleh molekul signalling yang bervariasi.

Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya
organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya
embryo disebut fetus.

Organogenesis terdiri dari dua periode, yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Pada
periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh
embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki
bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus
bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian
pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap
individu.[1]

B. PROSES ORGANOGENESIS

Dalam berlangsungnya proses organogenesis memiliki dua periode atau tahapan yaitu:

1. Periode Pertumbuhan Antara

Periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio sehingga menjadi bentuk
yang definitif, yang khas bagi suatu spesies. Seperi pada katak adanya tingkat berudu.

2. Periode Pertumbuhan Akhir


Periode pertumbuhan akhir adalah periode penyelesaian bentuk definitif menjadi suatu bentuk individu
(pertumbuhan jenis kelamin, roman /wajah yang khas bagi suatu individu). Namun pada aves, reptil dan
mamalia batas antara periode antara dan akhir tidak jelas.

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase
gastrula yaitu:

a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen
(kulit), rambut dan alat indera.

b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi
(testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.

c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam
pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan
ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.[2]

C. TAHAPAN DALAM EKTODERM, ENDODERM DAN MESODERM

1. TURUNAN EKTODERM

a. Pembentukan sistem saraf pusat

Bumbung neural akan berkembang menjadi sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
[3]

[Untitled%255B4%255D.png]

Gambar: pembentukan system saraf pusat

b. Pembentukan mata

Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan cahaya. Cahaya masuk
melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan
oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel
batang dan kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah melintasi suatu
rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke
otak untuk diproses.[4]

1) Pembentukan mata embrio manusia terjadi pada usia kehamilan 6 minggu.

Prosensefalon bakal diensefalon berevaginasi ke arah lateral membentuk vesikula optic.

2) Vesikula optik menginduksi ektoderm epidermis di hadapannya untuk membentuk penebalan /


plakoda lensa.
3) Plakoda lensa berinvaginasi menjadi vesikula lensa, lalu menginduksi balik vesikula optik →
vesikula optik berinvaginasi menjadi cawan optic.

4) Cawan optik berdiferensiasi menjadi dua lapisan, yaitu sebelah luar: lapisan berpigmen → menjadi
retina berpigmen; dan sebelah dalam: lapisan sensoris → menjadi retina sensoris.

5) Bagian pangkal cawan optik menyempit, disebut tangkai optik dan berhubungan dengan
diensefalon. Akson sel-sel ganglionik dari retina sensoris bertemu pada bagian dasar mata sepanjang
tangkai optik dan menjadi saraf optic.

6) Vesikula lensa melepaskan diri dari ektoderm epidermis → menjadi lensa. Lensa akan
berdiferensiasi menjadi transparan, berkaitan dengan perubahan struktur sel dan sintesis protein
spesifik yang disebut kristalin.

7) Lensa menginduksi ektoderm epidermis yang menutupinya → menjadi kornea. Kornea akan
menjadi jernih, karena pigmen pada sel-selnya menjdi hilang.

8) Bagian tepi cawan optik yang tidak ikut berubah menjadi retina sensoris akan berkembang menjadi
iris.

9) Lapisan koroid dan sklera dibentuk dari mesenkim yang berakumulasi mengelilingi bola mata.

10) Ektoderm epidermis di depan kornea akan menjadi kelopak mata. Kematian sel-sel di tengah-tengah
bagian tersebut menyebabkan terpisahnya kelopak mata atas dan bawah.

clip_image024[4]

Gambar: pembentukan mata

c. Pembentukan kulit

Kulit adalah bagian paling luar dari jaringan tubuh kita lapisan terluar tubuh manusia. Kulit membungkus
tubuh kita. Pada saat kulit terkelupas, rasa perih menyengat. Hal itu menunjukkan betapa kulit, selain
membungkus tubuh, juga memberikan perlindungan bagi jaringan jaringan di bawahnya. Pada tubuh
kita, kulit meliputi seluruh jaringan kulit secara umum, termasuk kulit wajah.[5] Proses pembentukan
kulit:

1) Sampai umur 1 bulan, embrio manusia hanya memiliki penutup tubuh berupa selapis sel ektoderm
berbentuk kubus.

2) Sel-sel ektoderm membelah secara mitosis membentuk 2 lapisan, yaitu periderm (sebelah atas)
dan ektoderm (sebelah bawah). Periderm hilang sebelum bayi lahir.

3) Pada akhir bulan ke-2 sel-sel ektoderm berproliferasi membentuk 2-3 lapis sel yang disebut
stratum germinativum (stratum basale).

4) Stratum berikutnya terbentuk di atasnya, yaitu stratum spinosum.


5) Berikutnya terbentuk stratum granulosum yang terdiri dari 3-5 lapis sel; sel-selnya memiliki granula
keratohialin.

6) Berikutnya terbentuk stratum lusidum (pada kulit tak berambut/ kulit tebal) berupa selapis tipis
sel.

7) Selanjutnya terbentuk stratum korneum yang merupakan lapisan epidermis teratas. Sel-sel mati
dari startum korneum secara kontinyu dilepaskan dari permukaan kulit, digantikan oleh sel-sel lusidum.
Sel-sel lusidum digantikan oleh sel-sel dari lapisan granulosum, dan seterusnya. Hal ini dapat terjadi
karena sel-sel pada stratum germinativum selalu aktif berproliferasi.

8) Dermis kulit dibentuk oleh sel-sel mesenkim yang berasal dari mesoderm somatik hipomer atau
dari dermatom epimer. Sel-sel mesenkim membentuk jaringan ikat, pembuluh darah, serta otot polos
penegak rambut (pada kulit berambut). Saraf dan ujung-ujung saraf yang terdapat di dermis merupakan
cabang dari saraf-saraf yang memasuki kulit.

clip_image026[4]

Gambar: pembentukan kulit

d. Pembentukan wajah

Wajah adalah bagian tubuh yang terpenting untuk identitas. Wajah manusia sama dengan wajah
mamalia stadium filotipik. Semula wajah tampak sebagai mulut dan jidat (feon). Pertumbuhan antara
mulut dan jidat yang diatur oleh gen (morfogen) menimbulkan perbedaan antara mamalia yang satu
dengan yang lain. Terbentuknya lekukan hidung (nasal pit) identitas wajah mulai Nampak. Di antara
kedua lekukan timbul peninggian (nasal proses) yang akan jadi batang hidung. Di sebelah lateral terjadi 2
alur (naso optic furrow), antara nasal pit dan calon mata. Di bawah nasal pit, pertemuan calon maksile
kanan-kiri belum bertemu sehingga wajah masih banyak alur tampak seperti orang sumbing dan hidung
pesek.

Perkembangan selanjutnya epiderm kanan dan kiri pada calon rahang atas bertemu dan melebur, alur
yang lain juga menutup, batang hidung meninggi, jarak antara mulut dan jidat menjauh, mata berposisi
kearah depan, mandibule terangkat dari bagian leher, akhirnya menjadi wajah tetap manusia.
Perkembangan tersebut dimulai dari kehamilan minggu ke 14-19.

e. Pembentukan hidung

Proses pembentukan hidung dimulai dari pembentukan wajah pada akhir minggu ke-4 yang ditandai
dengan adanya tonjol- tonjol wajah yang dibentuk oleh pasangan lengkung faring pertama. Selanjutnya
tampak tonjol maksila dan mandibula, kemudian dan di sisi kanan kiri prominensia frontonasalis muncul
penebalan dari ektoderm permukaan yaitu placode nasal (olfactorius).

Pada minggu ke-5 plakoda-plakoda hidung mengalami invaginasi membentuk lubang hidung, dalam hal
ini plakoda membentuk rigi jaringan yang mengelilingi masing-masing lubang dan membentuk tonjol
hidung. Tonjol yang berada ditepi luar lubang adalah tonjol hidung lateral dan yang ada ditepi dalam
adalah tonjol hidung medial.

Selama dua minggu selanjutnya tonjolan maxila terus bertambah besar ukurannya, tonjolan ini tumbuh
ke arah medial sehingga mendesak tonjol hidung ke arah garis tengah kemudian celah antara tonjol
hidung medial dan tonjol hidung maksila hilang dan keduanya bersatu membentuk bibir atas.

Mula-mula tonjol hidung lateral terpisah oleh suatu alur yang dalam (alur nasolakrimal).ektoderm
dilantai alur ini membentuk sebuah tali epitel membentuk ductus nasolacrimalis, ujung atasnya melebar
membentuk saccus lacrimalis, setelah lepasnya tali tersebut, tonjol maksila dan tonjol lateral menyatu.
Hidung yang terbentuk dari tonjol frontal membentuk jembatannya, gabungan tonjol-tonjol hidung
medial membentuk lekung cuping dan ujung hidung, dan tonjol hidung lateral membentuk sisinya (alae).

Selama minggu ke-6 lubang hidung makin bertambah dalam,karena tumbuhnya tonjol-tonjol hidung
yang ada disekitarnya dan sebagian lagi karena lubang ini menembus kedalam mesenkim bawahnya.
Dan pada saat dan pada saat itu diikuti juga dengan perkembangan syaraf olfaktori. Pada minggu ke-7
dan ke-8 organ hidung akan terlihat dengan jelas.[6]

f. Pembentukan telinga

Telinga terbagi menjadi tiga yaitu: telingan dalam, tengah dan luar. Telinga dalam merupakan
perkembangan dari plakoda otika yang mengalami invaginasi ke arah rhombensefalon. Telinga tengah
merupakan sisa perkembangan katung faring II. Lubang telinga merupakan sisa perkembangan celah
faring II, sedang daun telinga merupakan pertumbuhan lengkung faring I dan II.

Telinga tengah merupakan rongga derivate dari kantung faring berisi osikulus. Osikulus terdiri dari
maleus, inkus, dan stapes. Maleus kontak dengan membrane timpani, meneruskan getaran ke inkus lalu
ke stapes. Antara telinga dalam dan tengah terdapat jendela (fenestra). Berhubungan dengan ronnga
mulut melalui pipa eustachius.

Telinga luar terdiri dari daun telinga (pina) berasal dari peninggian lengkung faring I dan II. Lubang
telinga merupakan derivate celah faring I. Membran timpani merupakan lapis mesodermal yang tidak
tembus sehingga membentuk membrane sebagai penerima getaran.

2. TURUNAN ENDODERM

a. Pembentukan Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan primitif terbagi menjadi 3 bagian, yaitu usus depan (fore gut), usus tengah (mid
gut), dan usus belakang (hind gut).

1) Usus depan: terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian anterior, yang
akan diikuti oleh mesoderm splanknik. Usus depan akan menjadi rongga mulut, faring, esofagus,
lambung dan duodenum.
2) Usus tengah: daerah arkenteron antara usus depan dan usus belakang. Usus tengah akan menjadi
yeyunum, ileum dan kolon.

3) Usus belakang: terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian posterior, yang
akan diikuti oleh mesoderm splanknik. Usus belakang akan menjadi rektum dan kloaka atau anus.

Epitel saluran pencernaan terbentuk dari endoderm, kecuali epitel mulut dan anus–dari ektoderm.
Jaringan-jaringan / struktur-struktur lain penyususn saluran pencernaan dibentuk oleh mesoderm
splanknik.

clip_image028[4]

Gambar: pembentukan saluran pencernaan

1) Pembentukan Mulut

Mulut terbentuk pada bagian anterior usus depan. Invaginasi ektoderm (= lekuk stomodeum) yang
diikuti dengan evaginasi endoderm usus depan menyebabkan terbentuknya keping oral. Keping oral
makin lama makin menipis, akhirnya pecah → menjadi lubang mulut.

2) Pembentukan Anus

Anus terbentuk pada bagian posterior usus belakang. Invaginasi ektoderm (= lekuk proktodeum) yang
diikuti dengan evaginasi endoderm usus belakang menyebabkan terbentuknya keping anal. Keping anal
makin lama makin menipis, akhirnya pecah → menjadi lubang anus.

b. Pembentukan Hati

Tunas (divertikulum) hati timbul sebagai evaginasi ke arah ventaral dari endoderm di antara bakal
lambung dan duodenum. Tonjolan endoderm tersebut dilapisi oleh mesenkim dan mesoderm splanknik.
Tunas hati kemudian bercabang-cabang membentuk hati, percabangan bagian distal membentuk sel-sel
parenkim sekretori, bagian proksimal membentuk sel-sel duktus hepatikus.

1) Sel-sel hati (perenkim hati) dan sel-sel duktus hepatikus terbentuk dari endoderm.

2) Jaringan-jaringan lain dari hati dibentuk oleh mesenkim dan mesoderm splanknik.

3) Dari bagian akar tunas hati timbul tonjolan yang lain, yaitu tunas kantung empedu.

clip_image030[4]

Gambar: pembentukan hati

c. Pembentukan Pancreas

Pankreas tunggal berasal dari dua buah tonjolan endoderm di dekat tunas hati (1 diventral dan 1 di
dorsal). Kedua tonjolan tersebut kemudian bercabang-cabang dan berfusi membentuk pankreas tunggal.
1) Sel-sel pankreas sekretori (asini pankreas) dan sel-sel duktus pankreatik dibentuk dari sel-sell
endodermal.

2) Pulau-pulau Langerhans dibentuk dari sel-sell endodermal. Pada awal perkembangannya,


kelompok sel-sel endodermal ini menjadi terpisah dan terperangkap dalam mesoderm di antara asini
pankreas. Kelompok-kelompok tersebut termodifikasi menjadi sel-sel pulau Langerhans. Di dalam
pankreas manusia dewasa terdapat 200.000 sampai 1.800.000 pulau Langerhans.

clip_image032[4]

Gambar: pembentukan pancreas

d.

Pembentukan Trakea dan Paru-paru

Pembentukan trakea dan paru-paru berkaitan dengan saluran pencernaan.

1) Pada usus depan di perbatasan faring dan esofagus terjadi evaginasi endoderm ke arah ventral
membentuk lekuk laringo trakea.

2) Lekuk laringotrakea memanjang, kemudian memisahkan diri dari usus depan dan akan tumbuh ke
arah posterior sebagai trakea yang terletak di sisi ventral esofagus. Endoderm yang berasal dari usus
depan membentuk bagian epitel trakea, sedangkan tulang rawan, jaringan ikat dan ototnya berasal dari
mesenkim disekitarnya.

3) Sementara memanjang, kedua ujung trakea menggelembung → menjadi tunas paru-paru.

4) Mesoderm akan menginduksi tunas paru-paru untuk terus tumbuh dan membentuk percabangan
bronkus dan bronkiolus. Di akhir percabangan, epitel akan menipis dan terbentuklah alveolus.

5) Epitel bronkus sampai dengan alveolus terbentuk dari endoderm, demikian pula dengan kelenjar-
kelenjarnya; sedangkan jaringan ikat dan otot pada paru-paru terbentuk dari mesenkim. Pleura yang
membungkus paru-paru berasal dari mesoderm splanknik.

clip_image034[4]

Gambar: pembentukan trakea dan paru-paru

e. Pembentukan Kandung Kemih

Kandung kemih terbentuk dari sinus urogenitalis, yang merupakan hasil pemisahan kloaka menjadi dua
bagian: sinus anorektal dan sinus urogenital. Sinus urogenital sendiri terdiri dari tiga bagian: bagian atas
membentuk kandung kemih, bagian berikutnya membentuk sinus urogenitalis bagian panggul (pada pria
membentuk uretra) dan bagian terakhir membentuk sinus urogenitalis (bagian penis)

f. Pembentukan Uretra
Uretra terbentuk dari endoderm (bag. epitel) dan mesoderm spanknik (bag. jaringan penyambung dan
otot polos). Akhir bulan ke-3, epitel uretra membentuk tonjolan keluar, yang pada laki-laki akan
membentuk kelenjar prostat sedang pada perempuan membentuk kelenjar uretra dan parauretra.

g. Pembentukan Alat Reproduksi

1) Pembentukan testis

Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif menjadi testis. Ciri khas
dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian medula yang lebih pesat dibandingkan dengan
bagian korteks yang menghilang. Bagian medula akan berkembang menjadi tubulus seminiferus,
sedangkan di bagian perifernya akan muncul tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan ikat
fibrosa.

Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal dari epitel permukaan kelenjar) dan sel Leydig (berasal dari rigi
kelamin) pada korda testis. Tubulus seminiferus akan terhubung ke duktus mesonefros melalui saluran
duktus eferens.

Kemudian pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih turun (mendekati
posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini masih belum jelas, namun diperkirakan
perkembangan organ-organ abdomen yang begitu pesat akan mendorong turun testis.Pembentukan
duktus genitalis.

Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan duktus paramesonefros
menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan tubulus seminiferus (testis) melalui duktus
eferens, sedangkan bagian duktus mesonefros yang masih melekat di testis namun tidak membentuk
hubungan dengan testis disebut epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros berbentuk
panjang dandisebut duktus deferens yang berujung ke vesikulaseminalis. Daerah duktus lain di luar
vesikula seminalis disebut duktus ejakulotorius.

2) Pembentukan duktus genitalis dan vagina

Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembang menjadi duktus adalah duktus
paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang. Tuba uterina terbentuk dari bagian
kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian kaudalnya akan bertemu dengan duktus
paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga
terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami
penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina. Pelebaran
pada lempeng vagina akan membentuk forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak
berkembang menjadi selaput dara (himen).

3. TURUNAN MESODERM

a. Pembentukan Ginjal
Ginjal merupakan turunan dari mesoderm intermedier (mesomer). Pembentukan ginjal embrio
vertebrata ditandai dengan adanya penonjolan pada mesoderm intermedier di daerah anterior embrio,
yang disebut nefrotom. Selanjutnya perkembangan ginjal berlangsung dari anterior ke posterior, dimulai
dengan pembentukan ginjal tipe pronefros, kemudian mesonefros, dan terakhir metanefros. Semua
tahapan terjadi pada pembentukan ginjal hewan amniota. Perkembangan ginjal hewan anamniota
hanya sampai tahap mesonefros.

Tahap-tahap perkembangan ginjal embrio vertebrata adalah sebagai berikut:

1) Nefrotom membentuk pronefros, yang terdiri dari nefrostom yang berhubungan dengan coelom,
tubulus pronefros, dan duktus pronefros yang berjalan ke arah posterior. Bagian anterior mesoderm
intermedier bersegmen, tetapi bagian posteriornya bersatu membentuk jaringan nefrogenik. Pada
embrio amniota pronefros sangat vestigial dan segera berdegenerasi.

2) Pada umur embrio yang lebih tua, jaringan nefrogenik di sebelah posterior pronefros akan
membentuk mesonefros yang terdiri dari: tubulus-tubulus mesonefros yang akan bermuara di dalam
duktus pronefros bagian posterior yang disebut duktus mesonefros (saluran Wolff), dan kapsula yang
akan diisi oleh glomerulus.

Mesonefros merupakan ginjal definitif pada hewan anamniota, sedangkan pada amniota hanya
berfungsi sebelum terbentuknya ginjal metanefros.

3) Pada umur embrio yang lebih lanjut, dari bagian posterior saluran Wollf timbul tunas mesonefros
yang akan memanjang menjadi ureter, bagian ujungnya melebar dalam jaringan nefrogenik yang tersisa
untuk menginduksi pembentukan metanefros, yang merupakan ginjal definitif pada amniota.
Metanefros merupakan ginjal yang paling sempurna, masing-masing ginjal mengandung ribuan nefron.

clip_image036[4]

Gambar: pembentukan ginjal

b. Pembentukan Gonad

Gonad merupakan turunan mesoderm intermedier, dibentuk sebagai suatu penebalan pada permukaan
ventromedian mesonefros, yang disebut pematang genital. Pematang genital terdiri atas mesenkim di
bagian dalam dan epitel di bagian luar yang disebut epitel germinal.

1) Primordial germ cells (bakal sel kelamin = BSK) yang berasal dari endoderm kantung yolk dibawa
mendekati pematang genital,melalui aliran darah (pada aves), atau oleh aliran sel-sel di sekitarnya,
kemudian memasuki pematang genital secara aktif dengan gerakan pseudopodia → menempati lapisan
epitel pematang genital.

2) Setelah BSK tertanam di epitel germinal, epitel germinal mencembung ke arah coelom, dan
menumbuhkan pita-pita seks primitif ke arah dalam. BSK juga bermigrasi ke pita-pita seks primitif.
Mesenkim di sela-sela pita-pita seks primitif diisi oleh pembuluh darah yang mensuplai gonad. Bagian
bakal gonad yang tersusun atas epitel germinal disebut bagian korteks, sedangkan bagian yang
mengandung pita-pita seks primitif disebut medula. Gonad pada tahap ini disebut gonad indiferen.

3) Pembentukan testis

a) Bagian korteks gonad indiferen tereduksi. BSK dari bagian korteks akan bermigrasi ke pita-pita seks
primitif di medula.

b) Pita-pita seks primitif akan membentuk rongga → menjadi tubulus seminiferus; BSK di dalamnya
akan menjadi spermatogonium, epitelnya akan menjadi sel Sertoli.

3) Pembentukan ovarium

a) Bagian medula gonad indiferen tereduksi; pita-pita seks primitif direduksi, kemudian medula diisi
oleh sel-sel mesenkim dan pembuluh darah.

b) Bagian korteks menebal, BSK di dalamnya menjadi oogonium. Sel-sel epitel korteks membentuk
sel-sel folikel. Oogonium memasuki tahap awal oogenesis dan berkembang menjadi oosit. Oosit beserta
sel-sel folikel membangun folikel telur.

clip_image038[4]

Gambar: pembentukan gonad

c. Pembentukan Rangka

Pembentukan sitoskleton berawal dari diferansiasi mesenkim, yaitu terjadi pembentukan substansi
antar sel (matrik). Sel mesenkim yang membentuk serabut (fibril) membentuk fibroblast struktur antar
sel yang mengandung fibril menjadi jaringan ikat fibrosa. Sel mesenkim yang tidak membentuk serabut
berkembang jadi kondrosit dan osteosit. Struktur antar sel yang tidak berserabut akan jadi kartilago
hialin.

1) Pembentukan jaringan ikat

Jaringan ikat embio berupa jaringan yang longga atau seperti lender (mucoid). Perkembangan
selanjutnya menjadi seperti jala (reticuler). Sel mesenkim makin jarang dan membentuk serabut,
substansi-substansi antara sel makin lebar. Sel mesenkim menjadi fibroblast yang dapat berkembang
jadi sel lain yaitu kondrosit, miosit, osteosit.

Jaringan ikat dapat dibedakan tipe fibrosa dan adipose atas dasar beda struktur matrik. Tipe fibrosa
dibedakan: retikuler (seperti jaring), fibrosa (serabut kolagen), dan elastic (serabut elastic). Tipe adipose
atau jaringan lemak, selnya besar, serabutnya terdesak oleh sel.

2) Pembentukan tulang rawan

Kartilago sebenarnya termasuk jaringan ikat, tetapi matriknya keras. Kartilago berasal dari mesenkim
menjadi kondropblast dan mengeluarkan secret sel atau substansi antara sel: kolagen, kondroitin sulfat,
kondromukoprotein atau disebut kondrin. Karena matrik yang besar maka kondrosit terdesak dan
berada dalam rongga. (lacunae).

Tonjolan sel mesenkim yang akan membentuk kartilago mengalami reduksi dan akhirnya menghilang
atau sebagai prekartilago. Selanjutnya mengalami diferensiasi menjadi kartilago hialin, fibrosa, dan
elastic. Satu sama lain berbeda karena struktur matriknya. Kartilago hialin dengan substansi antar sel
homogeny, amorpus, terdapat pada sendi tulang panjang. Kartilago fibrosa dengan substansi antar
selnya terdapat serabut , terdapat pada antar ruas vertabra. Kartilago elastic dengan substansi antara sel
berupa serabut elastic yang bergelombang, terdapat pada daun telinga.

3) Pembentukan tulang

Tulang terbentuk dari proses klasifikasi, yaitu pengendapan garam kalsium pada matrik. Ada 2 proses
yaitu klasifikasi intermembran dan endokondral. Penulangan intramembran terjadi pada ruang sempit
(osein) yang dikelilingi oleh serabut kolagen, juga terdapat sel tulang (osteoblast). Endapan kalsium
terjadi pada osein, sehingga mengeras sebagai tulang. Osein punya lanjutan sebagai specula juga
menjadi keras karena endapan kalsium dan membentuk trabekula. Sel tulang (osteosit) sendiri berada
dalam lacuna. Penulangan intra membrane terjadi pada tulang pipih seperti tengkorak. Ada bagian
periosteum yang belum menulang sehingga memungkinkan tengkorak dapat tumbuh besar sebelum
masa pertumbuhan selesai.

Pembentukan tulang secara endokondral dan perikondral terjadi pada tulang panjang anggota badan.
Semula mesenkim mengalami kondensasi akhirnya menjadi kartilago. Selanjutnya kartilago mengalami
erosi karena enzim dari sel osteoklas. Kemudian kartilago disubsitusi oleh garam kalsium menjadi tulang.
Kalsium dibawa oleh aliran darah yang masuk kartilago.

Proses penulangan dimulai dari bagian tengah tulang rawan. Bagian ujung atau sendi masih ada sel
tulang rawan yang memungkinkan untuk pertumbuhan memanjang. Bagian lingkaran luas sebagai
perikondrium juga belum menulang. Proses penulangannya disebut perikondrial yang memungkinkan
tulang tumbuh membesar.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pengertian Organogenesis
Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh. Pertumbuhan ini diawali dari
pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian berdiferensiasi
menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam satu species. Organogenesis
mencangkup proses transformasi atau perubahan bentuk serta proses diferensiasi prosesyang terjadi
secara terus menerus pada sel, jaringan untuk membentuk struktur yang spesifik. Diferensiasi sel terjadi
melalui interaksi sel yang diperantarai oleh molekul signalling yang bervariasi.

2. Proses Organogenesis

a. Pertumbuhan antara

Periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio sehingga menjadi bentuk
yang definitif, yang khas bagi suatu spesies. Seperi pada katak adanya tingkat berudu.

b. Pertumbuhan akhir

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase
gastrula yaitu ectoderm, endoderm dan mesoderm.

3. Tahapan dalam Ektoderm, Endoderm dan Mesoderm

a. Ectoderm meliputi. Pembentukan system saraf pusat, pembentukan mata, pembentukan kulit,
pembentukan wajah, pembentukan hidung dan pembentukan telinga.

b. Endoderm meliputi, pembentukan saluran pencernaan, pembentukan hati, pembentukan


pancreas, pembentukan trakea dan paru-paru, pembentukan kandung kemih, pembentukan uretra, dan
pembentukan alat reproduksi.

c. Mesoderm meliputi, pembentukan ginjal, pembentukan gonad, pembentukan rangka.

B. SARAN

Pembahasan tentang Organogenesis dalam makalah ini, masih sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu jika ada kesalahan dan kekurangannya, penulis memohon untuk di benarkan, karena penulis
sangat membutuhkna saran yang membantu penulis demi kemajuan dan keluasan ilmu pengetahuan
dan untuk perbaikan penulisan makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

file:///D:/KULIT%20%20PENGERTIAN%20KULIT.htm (Rabu, 04 Maret 2015)

http://goth-id.blogspot.com/2012/04/organogenesis.html (Rabu, 04 Maret 2015)


http://joogee2-chocohazenut.blogspot.com (Senin, 02 Maret 2015)

https://swahiyuni.wordpress.com/2014/02/25/proses-pembentukan-mata-pada-hewan-vertebrata/
(Rabu, 04 Maret 2015)

http://www.slideshare.net/FirahAlam/proses-pembentukan-organ-penciuman-dan-organogenesis
(Rabu, 04 Maret 2015)

[1] http://joogee2-chocohazenut.blogspot.com (Senin, 02 Maret 2015 )

[2] http://joogee2-chocohazenut.blogspot.com (Senin, 02 Maret 2015 )

[3] http://goth-id.blogspot.com/2012/04/organogenesis.html (Rabu, 04 Maret 2015)

[4] https://swahiyuni.wordpress.com/2014/02/25/proses-pembentukan-mata-pada-hewan-vertebrata/
(Rabu, 04 Maret 2015)

[5] file:///D:/KULIT%20%20PENGERTIAN%20KULIT.htm (Rabu, 04 Maret 2015)

[6] http://www.slideshare.net/FirahAlam/proses-pembentukan-organ-penciuman-dan-organogenesis
(Rabu, 04 Maret 2015)

Anda mungkin juga menyukai