Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONSEP ETNOBOTANI

NAMA : FILOMENA RATNA MULIA

NIM : 2019280197

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS FLORES

ENDE

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatnya yang dilimpahkan kepada saya,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “KONSEP ETNOBOTANI” ini dengan baik.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun segi lainnya.oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya
membuka selebar-lebarnya bagi para pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada
saya sehingga saya dapat memperbaiki makalah saya dikemudian hari.

Ende,14 Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Defenisi Etnobotani
2. Sejarah Etnobotani

3. Ruang lingkup Etnobotani


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etnobotani merupakan ilmu botani mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam
keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani tidak hanya mengenai
data botani taksonomis, tetapi juga menyangkut pengetahuan botani yang bersifat
kedaerahan, berupa tinjauan intepretasi dan asosiasi yang mempelajari hubungan
timbal balik antara manusia dengan tanaman, serta menyangkut pemanfaatan tanman
tersebut lebih diutamakan untuk kepentingan budaya dan kelestarian sumber daya
alam.
Istilah etnobotani sudah lama dikenal dan statusnya sebagai ilmu tidak
mengalami masalah tetapi status objek penelitiannya sangat rawan karena cepatnya
laju erosi sumber daya alam terutama flora atau tumbuhan dan pengetahuan
tradisional pemanfaatan tumbuhan dari suku bangsa tertentu. Hal ini disebabkan oleh
rusak dan berubahnya suku bangsa dan habitat tumbuhan di muka bumi ini.
Pengertian etnobotani terdiri dari dua suku kata, yaitu etno (etnis) dan botani.
Kata etno berarti masyarakat adat/kelompok sosial dalam sistem sosial atau
kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan,adat,
agama, bahasa, dan lain sebagainya. Sedangkan botani adalah tumbuh-
tumbuhan.Etnobotani adalah interaksi masyarakat setempat dengan lingkungan
hidupnya, khususnya tumbuh-tumbuhan serta suatu pengkajian terhadap penggunaan
tumbuh-tumbuhan asli dalam kebudayaan dan agama bagi suatu kaum, seperti cara
penggunaan tumbuhan sebagai makanan, perlindungan atau rumah, pengobatan,
pakaian, perburuan dan upacara adat. Suatu bidang ilmu yangmempelajari hubungan
timbal balik secara menyeluruh antara masyarakat lokal dan alam lingkungannya
meliputi sistem pengetahuan tentang sumber daya alam tumbuhan.
Etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan
pengetahuan masyarakat tradisioal, masyarakat awam yang telah menggunakan
berbagai macam jasa tumbuhan untuk menunjang kehidupannya. Pendukung
kehidupan untuk kepentingan makaan, pengobatan, bahan bangunan, upacara adat,
budaya, bahan pewarna dan lainnya. Semua kelompok masyarakat sesuai karakter
wilayah dan adatnya memiliki ketergantungan pada berbagai tumbuhan, paling tidak
untuk sumber pangan. Dalam kehidupan modern telah dikenal lebih dari seratus jenis
tumbuhan untuk sumber makanan, tetapi sebenarnya telah dipergunakan ribuan jenis
tumbuhan di berbagai belahan bumi oleh berbagai etnik.
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan defenisi Etnobotani
2. Menjelaskan sejarah Etnobotani
3. Ruang lingkup Etnobotani

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi Etnobotani
2. Untuk mengetahui sejarah Etnobotani
3. Ruang lingkup Etnobotani

BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Etnobotani
Etnobotani (dari "etnolog" kajian mengenai budaya, dan "botani" kajian
mengenai tumbuhan) adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara
manusia dan tumbuhan. Penelitian etnobotani diawali oleh para ahli botani yang
memfokuskan tentang persepsi ekonomi dari suatu tumbuhan yang digunakan oleh
masyarakat lokal. Ahli etnobotani bertugas mendokumentasikan dan menjelaskankan
hubungan kompleks antara budaya dan penggunaan tumbuhan dengan fokus utama
pada bagaimana tumbuhan digunakan, dikelola, dan dipersepsikan pada berbagai
lingkungan masyarakat, misalnya sebagai makanan, obat, praktik keagamaan,
kosmetik, pewarna, tekstil, pakaian, konstruksi, alat, mata uang, sastra, ritual, serta
kehidupan sosial.
Kini ilmu etnobotani mengarah kepada sasaran untuk mengembangkan sistem
pengetahuan masyarakat lokal terhadap tanaman obat sehingga dapat menemukan
senyawa kimia baru yang berguna dalam pembuatan obat-obatan modern untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, AIDS dan jenis
penyakit lainnya.
Ilmu etnobotani akan sangat efektif apabila diterapkan pada masyarakat lokal.
Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan terhadap masyarakat setempat. Para ahli
etnobotani terlebih dahulu harus mengetahui nama-nama tumbuhan yang akan
dipelajari, selain nama latin, mengetahui nama sebutan suatu tumbuhan di suatu
daerah juga penting. Setelah itu para ahli dapat mempelajari pemafaatan tumbuhan
tersebut dalam bidang ekonomi tanpa mengabaikan faktor ekologisnya. Setelah itu
studi lanjutan dapat dilakukan dengan lebih spesifik dan terfokus dengan
mengumpulkan sejumlah informasi lain.

B. Sejarah Etnobotani
Sejarah etnobotani berawal pada abad ke-18, Rumphius telah membuat
Herbarium Amboinense yang kemudian mengarah ke ekonomi botani.Kemudian
Hasskarl pada tahun 1845 telah mencatat penggunaan lebih dari 900 jenis tumbuhan
Indonesia.Tahun 1982 dibangun museum etnobotani di Balai Penelitian Botani-Puslit
Biologi, LIPI.Selanjutnya setiap tiga tahun sekali diadakan seminar etnobotani,sampai
akhirnya pada tahun 1998 tercapailah masyarakat etnobotani Indonesia.

C. Ruang lingkup Etnobotani


Ruang lingkup etnobotani masa kini meliputi beberapa bidang studi yang
menganalisis semua aspek timbal balik antara suatu kelompok masyarakat atau etnis
dengan keanekaragaman spesies tumbuhan dan lingkungannya. Ruang lingkup kajian
etnobotani, diantaranya :
1. Etnoekologi, mempelajari sistem pengetahuan tradisional tentang fenologi
tumbuhan, adaptasi dan interaksi dengan organisme lainnya, pengaruh
pengelolaan tradisional terhadap lingkungan alam;
2. Pertanian tradisional, mempelajari sistem pengetahuan tradisional tentang varietas
tanaman dan sistem pertanian, pengaruh alam dan lingkungan pada seleksi
tanaman serta sistem pengelolaan sumberdaya tanaman;
3. Etnobotani kognitif, studi tentang persepsi tradisional terhadap keanekaragaman
sumberdaya alam tumbuhan, melalui analisis simbolik dalam ritual dan mitos
serta konsekuensi ekologinya, organisasi dari sistem pengetahuan melalui studi
etnotaksonomi;
4. Budaya materi, mempelajari sistem pengetahuan tradisional dan pemanfaatan
tumbuhan serta produk tumbuhan dalam seni dan teknologi;
5. Fitokimia tradisional, studi tentang pengetahuan tradisional mengenai penggunaan
berbagai jenis tumbuhan dan kandungan bahan kimianya, contohnya insektisida
lokal dan tumbuhan obat-obatan;

6. Paleobotani, studi tentang interaksi masa lalu antara populasi manusia dengan
tumbuhan yang mendasarkan pada interpretasi peninggalan arkeologi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Etnobotani adalah interaksi masyarakat setempat dengan lingkungan hidupnya,
khususnya tumbuh-tumbuhan serta suatu pengkajian terhadap penggunaan
tumbuh-tumbuhan asli dalam kebudayaan dan agama bagi suatu kaum, seperti
cara penggunaan tumbuhan sebagai makanan, perlindungan atau rumah,
pengobatan, pakaian, perburuan dan upacara adat. Suatu bidang ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik secara menyeluruh antara masyarakat lokal
dan alam lingkungannya meliputi sistem pengetahuan tentang sumber daya alam
tumbuhan.
2. Kini ilmu etnobotani mengarah kepada sasaran untuk mengembangkan sistem
pengetahuan masyarakat lokal terhadap tanaman obat sehingga dapat menemukan
senyawa kimia baru yang berguna dalam pembuatan obat-obatan modern untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, AIDS dan jenis
penyakit lainnya.
3. Sejarah etnobotani berawal pada abad ke-18, Rumphius telah membuat Herbarium
Amboinense yang kemudian mengarah ke ekonomi botani.Kemudian Hasskarl
pada tahun 1845 telah mencatat penggunaan lebih dari 900 jenis tumbuhan
Indonesia.Tahun 1982 dibangun museum etnobotani di Balai Penelitian Botani-
Puslit Biologi, LIPI.Selanjutnya setiap tiga tahun sekali diadakan seminar
etnobotani,sampai akhirnya pada tahun 1998 tercapailah masyarakat etnobotani
Indonesia.
4. Ruang lingkup etnobotani masa kini meliputi beberapa bidang studi yang
menganalisis semua aspek timbal balik antara suatu kelompok masyarakat atau
etnis dengan keanekaragaman spesies tumbuhan dan lingkungannya.
B. Saran
Dengan melalui makalah ini saya selaku penyusun mengharapkan para pembaca
sekalian dapat mengetahui serta memahami Defenisi Etnobotani, Sejarah
Etnobotani,dan Ruang lingkup Etnobotani.

DAFTAR PUSTAKA

Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Badan Litbang departemen


kehutanan.
hidup, K. m. (2000). strategi nasional pengelolaan keanekaragaman hayati. jakarta.
Kartiwa, S. (1985). Berbagai Jenis Bahan Pakaian Tradisional dan. Proyek Pengembangan
Musium Nasional.
martin, g. j. (1995). Etnobotani: sebuah manual pemeliharaan manusia dan tumbuhan.
sabah: Natural Histori Publications(Borneo).
Melalatoa, M. (1995). Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Departemen
kebudayaan RI.
Power, s. (1874). Aboriginal Botany. Calif. Acad. Sci. Proc. 5, 373–379.
Rahayu, M., & Lestari, V. B. (2013, september 26). Serat Kulit Kayu Bahan sandang:
Keanekaragaman jenis dan prospeknya di Indinesia. Berita biologi, 12(3), 269-275.
Rahayu, M., & Sakamoto, I. (2009, Mei 18). Kajian Etnobotani Broussonetia. (Y. Purwanto,
& E. Waluyo, Penyunt.) Prosiding Seminar Nasional Etnobotani IV, 448-504.

Anda mungkin juga menyukai